Disclaimer: Cuma fic nggak jelas yang rencananya mau dijadikan fic untuk hari 'Valentine'.
Warnings: typo, gaje,bingung mau dikasih judul apa. Nggak tw harus dijadikan one-shot nggak ya?. Fic ini seram dan Romancenya sedikit(malah kagak ada kli ya?)
Coklat untuk Ginny(Coklat Terkutuk)
Harry's POV:
Hari ini Harry berencana untuk melamar Ginny. Tapi apa tidak terlalu berlebihan melamar di hari kasih sayang ini?. benar sekali, hari ini hari Valentine, hari dimana para wanita dan anak perempuan memberikan coklat ke laki-lakinya.
Rencananya sih Harry ingin memberikan coklat untuk Ginny yang isinya nanti adalah cincin pertunangan mereka. Tapi ini kan bukan 'White Day' bodoh!. Semakin lama dipikirkan semakin kemana-mana.
'apa aku harus tanya Ron ya?' batin Harry dalam hati. 'tidak mungkin Ron itu tidak romantis sama sekali!' ujar Harry lagi.
Harry sedang berjalan ditengah 'London-nya Muggle' sambil memikirkan tentang rencananya itu sepanjang hari.
Diapun akhirnya memilih duduk disebuah bangku tua, disebelah seorang wanita penjual permen dan gerobaknya(A/N menyelip: kesannya gimana gitu ya?). setelah berlama-lama akhirnya Harry jadi seram duduk dengan wanita itu. Karena mungkin dia ingin orang membeli coklatnya, jadi terpaksa Harry membeli beberapa.
Beberapa lama setelah itu seorang anak perempuan berambut pirang datang menghampiri mereka. Dengan pakian lusuh yang terobek sana-sini dan dua buah koin terselip di jari-jarinya, dia mulai bernyanyi.
"terimakasih!" kata anak itu, dia berhenti sebentar dan menatap Harry.
Harry yang tidak tega melihat anak itu pun memberikannya dua buah permen yang dia beli dari wanita penjual permen tadi. Tanpa mempedulikan perasaan wanita tadi bila coklatnya ternyata tidak dimakan.
"jangan memakan coklatnya, tapi lihat yang ada didalam bungkusan itu, kau akan mendapat suatu 'sihir' didalamnya. Jadi berhentilah menagis."kata Harry dengan lembut.
"bagaimana kau tahu aku menangis, sir?"tanya gadis kecil itu.
"karena aku punya kekuatan 'sihir'" kata Harry lagi.
Anak perempuan itu pergi meninggalkan Harry dan wanita penjual permen. Dia membuka kedua bunngkus permen itu. Isinya uang 2 Pound!. 'sunguh menakjubkan! Masih ada yang mau memberikan uang sebesar itu untuk seorang anak pengemis!' batin beberapa orang yang lewat di jalanan kota London itu.
Anak itu itu sendiri sampai tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia sungguh berterima kasih pada Harry.
"kata-kata yang sangat bijak anak muda" akhirnya wanita penjual permen itu mengucapkan beberapa kata.
Harry hanya terdiam, tidak tahu apa yang harus dikatakan pada orang yang tidak dikenalnya sama sekali.
"um... maaf?" akhirnya dua buah kata dapat diucapkan Harry.
"kau punya beberapa sifat yang mencerminkan seorang ayah yang baik." Ucap wanita itu lagi.
"tapi, aku belum menikah, apa lagi mempunyai anak" kata Harry tersipu.
"semua pria akan menjadi ayah baik bagi anaknya kelak, itu adalah takdir mereka" wanita itu mulai membungkus permen-permen lolly-nya lagi.
"aku sudah pernah melihat masa depanmu" kata wanita itu.
"jadi kau penyihir?"
"tentu saja bukan! Di dunia ini tidak ada yang namanya penyihir!" seru wanita itu.
'ternyata muggle biasa' batain Harry.
Wanita itu mengambil sebuah toples yang berisi banyak sekali kertas berwarna pink.
"ambil salah satu dari kertas ini" kata wanita itu.
Harry mulai mulai ragu untuk mengambil kertas itu. Tapi tetap saja dia mengambilnya. Harry membuka lipatannya dengan perlahan, "kau akan mmelamar seseorang,namun kau tidak tahu bagaimana cara dan waktu yang pas. Tapi kau akan menjadi ayah yang sangat baik kelak" kata tulisan dikertas itu.
"aku memberikanmu coklat spesial ini, coklat yang sangat spesial untuk orang yang ingin melamar" bentuk coklat itu hati dengan tulisan 'Happy Valentine' diatasnya. "didalamnya dapat kau isi dengan cicin tunaganmu" kata wanita itu lagi.
"um, kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Harry.
"uh, aku tidak tahu apa harus menceritakan ini, tapi..." wanita itu diam sejenak "Ramalan kertas itu selalu benar, kau adalah orang pertama yang mendapat ramalan bagus. Kebanyakan orang yang mengambil kertas itu dihari Valentine maka orang itu atau kekasihnya akan mati."
Rasa seram mulai menylubungi Harry. Dia ingin sekali pulang cepat dan memberikan coklat itu pada Ginny.
Dengan sangat cepat Harry ber-apperate ke The Burrow. Dia menemukan Ginny sedang bermain dengan Teddy. Tanpa ragu Harry memberikan coklat itu pada Ginny.
"cowlat, cowlat" ujar Teddy.
"Trims harry!" betapa bahagianya Ginny akhirnya Harry memberikan sesuatu padanya disebuah hari penting. Ciuman diberikannya ke pipi Harry dan dia memakan coklat itu.
Dalam hitungan sedetik, Ginny tergeletak di lantai dengan wajah yang sangat seram.
"GINNY!" Hermione baru turun dari atas, melihat apa yang terjadi pada adik kekasihnya ini Hermione langsung bertanya pada harry.
"Harry apa yang terjadi pada Ginny?"
"aku... aku... aku memberikan coklat itu, betapa bodohnya aku!" ujar harry, wajahnya mulai berlinang air mata.
"GINNY!" Ron ikut turun setelah mendengar teriakan hermione, wajahnya horror sekali, ketika melihat adiknya sudah diam tak bernyawa. "kau membunuhnya!" Ron kembali lagi menyalahkan Harry.
"Ron! Harry tidak tahu kalau coklat yang diberikannya beracun!" kata Hermione yang baru ingin melarang Ron untuk memukul/menonjok Harry.
Tapi sudah terlambat, Ron sudah menonjok wajah Harry keras-keras. Sampai kepala Harry membentur meja makan keluarga Weasley.
Harry terjatuh disamping Ginny, dia telah menyusul Ginny keatas(A/N meyelip: kemana aja boleh yang jelas ikut menyusul orang tuanya juga Sirius).
"RON! Kau tidak sadar kalau kau juga membunuh Harry?" kata Hermione, matanya sudah merah lantaran menagis.
"Hari Valentine yang paling kubenci!" ujar seseorang dari belakang mereka, mngintip dengan wajah glap bagai bayangan, Wanita penjual permen tadi. Bisakah kalian tebak siapakah dia?.
(The End?)
A/N: huuu..huu...huu(nangis). Nggak tahu bakal buat Fic serem dan tragis begini, ceritanya endingnya menyedihkan ya. Nggak sebanding untuk hari kasih sayang, untuk halloween aja kli ya? Walau begini, aku masih pengen kalian menjawab pertanyaan di cerita tadi dan pendapat kalian, juga 'apakah aku harus lanjutin fic ini ato nggak. Jadi Review ya! *readers: iya-iya aja biar cepet*
