INVISIBLE JAIL
Pairing : Sanada Geniichirou/Yanagi Renji
Genre : Drama, angst, romance
Rating : T-M for violence and rape scene
Disclaimer : all characters belong to Konomi-sensei
Warning : boy's love, violence and rape scene! Rare pair! OOC, typo, don't like don't read!
Chapter 1
Black Aura…
Jurus Sanada Geniichirou yang paling baru itu cukup mencengangkan siapa pun yang menjadi lawan mainnya di lapangan. Dari beberapa pendapat orang, Black Aura ini jauh lebih mengerikan dari jurus andalannya, Fuurinkazan. Bisa jadi, dengan munculnya Black Aura, Fuurinkazan yang sudah ada kekuatannya menjadi lebih besar. 2 kali, bahkan 4 kali lebih mematikan dari yang aslinya. Orang yang pertama kali merasakan serangan Black Aura adalah Yukimura Seiichi. Pada pertandingan seleksi pertama kali pelatihan U-17, Yukimura berhasil memukul mundur Sanada dengan jurus Yips. Kaisar Rikkai yang saat itu sudah hampir putus asa akan dikalahkan oleh Kapten Rikkai itu, kemudian bangkit dengan kekuatan penuh. Meski pada akhirnya dia kalah, bersamaan dengan itu pula Black Aura muncul. Sanada bisa berubah menjadi orang lain dengan kekuatan itu. Aura kegelapan yang berada di sekitarnya membuat semua orang bergidik dan tidak berani mendekatinya.
Setelah mendapat pelatihan super intensif oleh Coach Mifune, Sanada sepertinya tidak bisa lagi menahan diri untuk menunjukkan kehebatannya kepada siapa pun. Dia siap bertanding dengan siapa saja. Bahkan jika perlu, dia akan menunjukkan kekuatan dari Black Aura itu di lapangan. Luka di mata kirinya tidak menyulitkannya untuk bergerak lincah. Luka itu sebagai tanda bahwa berbagai macam pelatihan keras telah diterimanya.
Dia bukan lagi Sanada Geniichirou yang dulu, dia terlahir kembali menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh…
Pelatihan U-17 sudah berjalan hampir 1 bulan. Para siswa SMP yang terpilih telah menunjukkan berbagai macam kemajuan yang sangat pesat. Jurus-jurus andalan mereka mulai terasah lebih baik. Prestasi mereka nyaris mengalahkan petenis SMA yang ada di sana. Mereka tidak takut akan ditandingkan dengan siapa pun di sana. Termasuk Sanada Geniichirou.
"Game end match! Sanada Geniichirou! 6 games to 3!" seorang wasit mengumumkan hasil pertandingan antara Sanada Geniichirou dengan salah seorang petenis SMA paling tangguh di lapangan 3. Selesai pertandingan itu, Sanada enggan menjabat tangan lawannya. Saat dia berjalan melewati lawannya, dia mendengarnya bergumam lirih, "Aura apa itu barusan? Mengerikan sekali…"
Berpura-pura tidak mendengarnya, Sanada kemudian kembali ke tribun untuk bergabung dengan timnya. Dia mendapat banyak pujian, termasuk dari Echizen Ryoma dan Atobe Keigo. Meski banyak orang yang mencoba mengajaknya berbicara, dia tetap tidak mempedulikannya. Sikap Sanada seperti ini membuat King of Hyotei itu kemudian mencoba berbicara padanya. Dia mengajak Sanada keluar dari tribun.
"Ada apa denganmu, Sanada?" tanya Atobe tegas. Sanada tidak menjawabnya, dia hanya menatap Atobe dengan tajam.
Atobe merasakan ada sesuatu yang berbeda dari Kaisar Rikkai ini. Di pelatihan U-17 ini, dia sudah beberapa kali menjadi 1 tim dengannya. Perkembangan sekecil apa pun itu dia pasti akan tahu. Dan perubahan yang terjadi pada Sanada ini sedikit mengganggunya.
"Black Aura, kata mereka? Hmph, omong kosong!" cemoohnya, mencoba memancing Sanada. "Aku tidak tahu pelatihan macam apa yang sudah kau dapatkan di luar sana. Perkembanganmu sebenarnya cukup baik. Namun sayangnya, ada sesuatu yang mempengaruhi kepribadianmu, Sanada."
"Apa maksudmu?" Sanada mulai membuka suaranya.
"Aku sudah pernah melihat Black Aura itu ketika kau tereliminasi melawan kaptenmu. Ore-sama berharap bisa menjajal kekuatanmu itu suatu hari nanti. Tetapi ada satu hal yang menggangguku belakangan ini. Kau berubah, kau bukan Kaisar Rikkai yang kukenal dulu."
Kedua tangan Sanada terkepal dan dia berkata, "Aku tidak peduli dengan komentarmu, Atobe. Kau hanya membuang waktuku saja. Setelah ini masih ada pertandingan lagi. Aku harus bersiap."
Atobe terkekeh, "Oh, Kaisar Rikkai yang kukenal sekarang berubah menjadi sangat angkuh rupanya. Kau merasa hebat, hah? Kau pikir semua petenis SMA di sini bisa tunduk dengan kekuatan barumu itu?"
"Apa yang kau bicarakan, Atobe? Aku tidak mengerti. Kau sungguh telah membuang waktuku!" bentak Sanada.
"Silakan pergi, Kaisar Rikkai," balas Atobe kemudian melipat kedua tangannya di depan dadanya. "Pertandingan berikutnya pasti jauh lebih menantang kan? Aku akan berbicara denganmu lagi setelah semua sesi pertandingan hari ini selesai. Kau tidak akan lari dariku, Sanada."
Entah kenapa Atobe tidak ingin terlibat perdebatan panjang dengan Sanada. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak terlibat adu mulut dengan siapa pun selama mengikuti pelatihan di sini. Di hadapannya, Sanada masih menatapnya dengan tajam. Insight-nya kemudian menunjukkan sekelebat bayangan hitam muncul mengelilingi Sanada.
Sesuatu telah menguasai diri Kaisar Rikkai ini…
-000-
Sesi pertandingan acak hari itu membuat lelah para peserta pelatihan. Tidak sedikit dari mereka yang melewatkan makan malam. Mereka memilih untuk cepat beristirahat dan kembali mengumpulkan tenaga. Masih banyak pelatihan yang harus mereka lakukan besok.
Di saat yang lain beristirahat di kamar, Yanagi Renji memilih menenangkan diri di pemandian air panas. Otot-otot tubuhnya terasa kaku, kepalanya pusing, pertandingan melawan Akuto Mitsuya hari ini benar-benar telah menguras tenaganya. Berada di rendaman air panas ini bisa sedikit melepas bebannya. Dia tidak sendirian, ada beberapa siswa SMP yang dia kenal sedang berendam di sini.
Lamunannya seketika buyar ketika Niou Masaharu mendekatinya dan menegurnya, "Kau mau dengar cerita menarik hari ini, Yanagi?"
Laki-laki berambut cokelat itu kemudian menoleh, "Soal apa, Niou? Kau membuat lelucon lagi dengan Yagyuu? Atau soal trik-trikmu di lapangan?"
"Bukan, ini soal kaisarmu."
Yanagi tertegun sejenak. Sejak kembali dari pelatihan super dahsyat oleh Coach Mifune, dia jarang ditempatkan satu lapangan dengan Sanada. Mereka akan bertemu setiap pagi sebelum pelatihan di mulai, atau ketika makan malam. Kadang mereka saling kunjung ke kamar masing-masing sebelum tidur. Dan kali ini, dia tidak tahu di mana Sanada dan bagaimana keadaannya.
"Ada apa dengannya, Niou?" tanya Yanagi ingin tahu.
"Kau masih ingat ketika dia melawan kapten kita di pertandingan eliminasi?" Niou bertanya balik padanya. "Black Aura. Kau ingat itu, Yanagi?"
"Ya, ada apa dengan Black Aura-nya?"
"Nampaknya dia tidak ragu menggunakan kekuatan barunya itu kalau sedang bertanding. Dia menjadi sangat kuat, nyaris tidak tertandingi oleh siapa pun lawannya."
"Oh, bukankah itu bagus?"
"Soal dia menjadi petenis paling tangguh, aku sama sekali tidak masalah dengan itu, Yanagi. Yang sedikit menggangguku adalah dia menjadi sedikit ambisius."
"Aku masih tidak mengerti di mana masalahnya, Niou," Yanagi kemudian benar-benar duduk menghadap Niou. "Berambisi untuk menjadi yang lebih baik, harusnya itu bukan sesuatu yang dipersoalkan. Kita tahu Geniichirou selalu ingin menjadi yang terbaik, aku yakin semua pun mempunyai ambisi yang sama dengannya."
"Dengarkan aku dulu, Yanagi," balas Niou sedikit tidak sabar. "OK, soal ambisi, memang benar. Tetapi ambisinya itu, err…bagaimana ya menjelaskannya?"
"Kau tidak sedang membuat cerita tentangnya kan, Niou?"
"Sungguh aku tidak bohong! Maka itu dengarkan aku! Sanada mengalahkan semua lawannya tanpa ampun. Kau mengerti maksudku kan?"
"Seperti Akaya?"
"Bahkan menurutku, jauh lebih mengerikan daripada si Wakame itu."
Yanagi mengenal Sanada jauh lebih baik daripada siapa pun, termasuk Yukimura. Menurutnya, amarah Sanada masih jauh lebih menakutkan daripada keganasan Kirihara Akaya di lapangan tenis. Sanada adalah orang yang paling ditakuti di klub tenis, bahkan Kirihara pun masih takut berhadapan dengannya.
"Apa yang terjadi padanya, Niou?" tanya Yanagi.
"3 orang siswa SMA dikalahkan habis-habisan oleh Sanada," jawab Niou. "Luka fisik, tekanan batin, semua itu didapatkan oleh mereka setelah kalah. Sampai ada salah satu di antara mereka mengatakan untuk berhati-hati terhadapnya."
"Apa kau sempat melihat salah satu pertandingannya? Andaikan aku berada di satu lapangan dengannya…"
"Bahkan kami yang melihat pertandingannya pun sampai merinding. Pukulan-pukulan Sanada terasa sangat kuat dan mengerikan. Orang-orang yang bertanding melawannya seperti mendapat mimpi buruk di lapangan. Black Aura itu mulai menguasai dirinya, Yanagi."
"Aku masih belum paham dengan konsep Black Aura itu, sebenarnya. Bahkan ketika kita mengikuti pelatihan di gunung pun, Geniichirou tidak menunjukkan apa pun soal kekuatannya itu. Yang aku tahu, dia bisa membuat putaran bola di setiap pukulannya berubah arah. Bisa melukai, seperti pedang."
Niou mengangkat bahu, "Aku memang tidak tahu menahu soal tehnik apa pun di balik Black Aura itu. Tetapi menurutku, jika dia tetap memakai jurus itu di setiap pertandingan, dia bisa melukai banyak orang. Ikat kepala Yukimura adalah saksi bisunya. Bola itu melesat tidak jauh darinya, tetapi bisa memutuskan ikat kepalanya."
Terus terang sebenarnya Yanagi tidak begitu mempermasalahkan hal ini. Di luar sana, menurutnya, masih banyak orang yang bermain tenis menggunakan segudang tehnik lebih mengerikan daripada Devil Akaya, Yips, Tezuka Phantom, bahkan Black Aura sekali pun. Mungkin dia perlu sedikit penelitian soal kekuatan baru Sanada ini. Dia belum pernah melihatnya, karena mereka belum pernah 1 lapangan sebelumnya.
"Yanagi-senpai! Apa kau di sini, Yanagi-senpai! Ini gawat!" tiba-tiba Kirihara berlari berhamburan memasuki pemandian air panas. Yanagi yang sedang bersantai bersama Niou saat itu sontak langsung keluar dari kolam dan menutupi bagian pinggang ke bawahnya dengan handuk.
"Jangan berisik, Akaya!" seru Yanagi menegur juniornya. "Ada apa sampai kau panik begitu?"
"Ini gawat, Senpai!" jawab Kirihara tidak tenang. "Sanada-fukubuchou, dia…dia…"
"Jawab yang benar, Wakame. Ada apa dengan Sanada?" kali ini Niou yang menegurnya.
"Dia bertengkar dengan Atobe-san di ruang Gym! Sebenarnya mereka sudah beradu mulut sejak di ruang makan. Sanada-fukubuchou kemudian meninggalkan ruang makan dan diikuti Atobe-san. Tidak kusangka mereka masuk ke ruang Gym dan terjadi pertengkaran hebat."
"Apa ada pelatih atau anak SMA yang melihat ini, Akaya?" tanya Yanagi kemudian berjalan terburu-buru ke ruang ganti bersama Niou dan Akaya.
"A-aku harap tidak ada siapa pun dari mereka yang mengetahui hal ini. Yukimura-buchou juga sedang mencoba melerai mereka. Aduh, gawat sekali!"
Tidak perlu banyak bertanya lagi. Selesai mandi dan berganti pakaian, Yanagi, Niou, dan Kirihara langsung berlari ke ruang Gym. Di depan pintu ruangan itu, sudah ada beberapa siswa SMP yang hendak melihat perhelatan seru di dalamnya. Yanagi mengatakan kepada Kirihara untuk membubarkan orang-orang ini sebelum diketahui oleh para pelatih atau siswa SMA yang lain. Dia kemudian masuk bersama Niou dan mendapati pemandangan yang mengejutkan.
Atobe jatuh bersandar di dekat tumpukan besi pemberat, ada tetesan darah dan luka memar di sudut kiri bibirnya. Yang paling mengejutkan lagi adalah dia mendengar Yukimura meronta di bawah tindihan Sanada. Laki-laki berambut biru itu beberapa kali meminta Sanada untuk melepaskan tangannya. Tetapi kekuatan tangan Sanada jauh lebih besar sehingga dia tidak bisa melepaskan diri.
"Geniichirou sialan! Lepaskan dia, dasar kaisar bodoh!" Yanagi kehilangan kesabaran dan langsung berlari menghampiri Sanada. Dia menggunakan satu kakinya untuk menendang kuat perut Sanada sampai Kaisar Rikkai itu terpental sedikit jauh dari Yukimura.
Yanagi yang masih tersengal menahan marah kemudian membantu Yukimura bangun, "Seiichi, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?"
Kapten Rikkai itu mencoba menjelaskan meski sedikit terbata-bata, "Ukh…dia…dia bukan dirinya sendiri…"
Yanagi sontak menoleh ke arah Sanada yang sedang mencoba bangkit setelah tersungkur karena ditentang olehnya. Laki-laki bertopi hitam itu melempar pandangan tajam padanya dan membuat jantungnya seakan berhenti berdetak. Sorot mata itu bukan sorot mata Sanada kalau sedang marah. Bahkan Kaisar Rikkai ini tidak pernah melukai orang secara fisik.
"Niou," panggil Yanagi kepada Niou yang sedang membantu Atobe berdiri. "Aku serahkan Seiichi padamu. Jangan mengatakan kepada siapa pun mengenai kejadian ini."
"Kau yakin, Yanagi?" tanya Niou.
Yanagi hanya mengangguk tanpa melepaskan pandangan matanya dari kedua mata gelap Sanada. Yukimura dipapah oleh Niou keluar dari ruang Gym. Atobe pun mengikuti mereka. Namun sebelum dia pergi, dia berkata kepada Yanagi, "Lakukan sesuatu sebelum ore-sama membalas perlakuannya padaku, Yanagi."
"Aku minta maaf, King of Hyotei," balas Yanagi. "Beri kami waktu. Aku janji akan berbicara padamu setelah ini."
"Seperti yang Yukimura bilang tadi. Sanada bukan dirinya sendiri kali ini…"
Ruang Gym berangsur tenang, tidak ada orang lagi yang berdiri di luar pintu untuk melihat keadaan di dalam. Sekarang hanya ada Yanagi dan Sanada. Tangan Yanagi terkepal menahan marah, sementara Sanada tengah menatapnya dengan tajam. "Cih!" Yanagi sungguh tidak suka dengan tatapan mata seperti itu. "Kau punya masalah dengan Atobe dan Seiichi, Geniichirou?"
Yang diajak bicara nampaknya tidak menghiraukan Yanagi sama sekali. Di mata Sang Master Plan, tubuh Sanada seperti dikelilingi bayangan hitam. Apa yang dikatakan Niou benar. Black Aura itu mulai menguasai Sanada. Hanya saja dia tidak menyangka pengaruhnya sampai separah ini. Ambisi apa yang sebenarnya ada di kepala Sanada sekarang? Mengapa dia bisa melukai Atobe dan Yukimura?
"Jika kau punya masalah dengan Atobe dan Seiichi, katakan kepadaku, Geniichirou," kata Yanagi tegas.
Sanada masih menatapnya tajam, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Yanagi kemudian memberanikan diri untuk berjalan dan mendekatinya. Dia berkata, "Apa yang terjadi padamu? Semua orang membicarakanmu, Geniichirou."
Yanagi tidak mendapatkan jawaban, melainkan seringai tajam dari wajah Kaisar Rikkai itu. Perlahan dia tertawa, suara tawanya seperti mengancam. Dia kemudian berkata, "Akan kutunjukkan padamu."
Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja Sanada melesat ke hadapan Yanagi dan melayangkan tinju paling kuat ke wajahnya. Master Plan itu kemudian jatuh tersungkur di lantai. Belum sempat merasakan sakitnya, Sanada menarik kerah bajunya dan meninju wajahnya sekali lagi. Ketika Yanagi jatuh di lantai untuk kedua kalinya, Master Plan itu kemudian mencoba menendang Sanada. Tetapi kakinya kemudian ditangkap oleh Sanada.
"Cih! Lepaskan!" berontaknya. Namun Sanada tidak melepaskannya.
Tangan Sanada mencengkeram pergelangan kaki Yanagi. Dengan kekuatannya, dia memuntirnya dengan cepat sampai terdengar bunyi 'krek' dari pergelangan kakinya. "Aaaaarrgh! Aaaaargh!" Yanagi menjerit kesakitan. Tidak tahan dengan sakitnya, Yanagi sampai mencengkeram kepalanya. Sanada kemudian berlutut dan menarik kasar rambut Yanagi. Satu tangannya bergerak ke pundaknya, turun ke lengannya.
"Jangan! Jangan lenganku! Hentikan, kumohon!" Yanagi meronta dan memohon kepada Sanada. Namun Kaisar Rikkai itu tidak mendengarkannya. Lengan Yanagi dipuntir dan didorong sehingga bonggol tulang lengan kirinya sedikit bergeser dari engselnya. Yanagi kembali berteriak sambil memegang lengannya, "Huaaaa! Aaaarrgh!"
Tidak puas sampai di situ, Sanada merobek jaket dan kaos seragam U-17 milik Yanagi dengan kasar. Satu tangannya kemudian mencengkeram leher Yanagi. Dia mendekatkan wajahnya sambil menyeringai jahat, "Akan aku tunjukkan padamu…"
-to be continue-
A/N : holaaaaaa~ minna-san apa kabar? Udah lama banget saya gak nulis apa2 di fandom ini. Padahal anime dan manga-nya masih update terus ya? Sasuga Konomi-sensei, kita doain buat beliau semoga bisa cepet selesai ya proyeknya ^^
Anyway, ini pertama kalinya saya nulis adegan rape dan violence. Terus terang beberapa bagian saya perhalus bahasanya demi keamanan dan kenyamanan pembaca. Ide cerita ini saya dapat dari sebuah doujin fandom lain yang kemudian saya kembangkan sendiri. Jika ada cerita serupa, saya anggap kebetulan karena saya belum pernah membaca cerita dengan ide yang sama dan menggunakan karakter yang sama juga. Mohon maaf atas segala kesalahan penulisan dan lain sebagainya di dalam cerita ini.
Yang mau baca silakan. Yang gak suka, gak usah baca dan jangan kirim flame ya. Yang udah baca boleh juga utk reviewnya. Terima kasih ^^
