KHR © Amano Akira
—
Our True Fate
—The Truth is...—
G27, A18, U80, 0259, 7933, Dae69 ( Family ) Family / Adventure
Warning: OOC, semi-AU, Maybe Shonen Ai
—
Vendice | 1
—
"Nee Reborn, apakah benar kalau Vongola Primo adalah kakek buyutku?"
Reborn menatap kearah Tsuna yang sedang berada di ruangannya saat itu. Sawada Tsunayoshi—24 tahun, Vongola Decimo Sky Guardian, menjabat sebagai Vongola Decimo saat berusia 17 tahun, tiba-tiba saja menanyakan hal tidak jelas seperti itu, membuat sang mantan tutornya terdiam sebelum menyerup kembali Espresso ditangannya.
"Sudah lupa dengan silsilah keturunan Vongola yang kuberikan padamu?" Reborn tidak menatap boss muda itu karena menganggap hal yang ia tanyakan itu sudah jelas jawabannya.
'Bagaimana aku bisa lupa kalau saat usiaku 14 kau selalu memperlihatkan silsilah itu—' Tsuna hanya bisa bersweatdrop ria mendengar perkataan Reborn itu. Menghela nafas panjang, menatap kearah Reborn yang berada dalam wujud dewasanya itu sebelum tersenyum tipis, "aku hanya berfikir, sepertinya sebuah kebetulan yang sangat jelas—ketika aku memiliki banyak kemiripan dengan Vongola Primo."
"Kecuali ke-dame-anmu itu Tsuna," perkataan Reborn sukses menancap ke ulu hati Tsuna dan beriringan dengan tawa sadistik milik tutornya itu.
"Aku hanya merasa—Vongola Primo itu, aku memiliki hubungan lebih dekat dengannya."
...
"Setiap menatap lukisannya—seolah sesuatu memasuki tubuhku, seakan ada rasa rindu dan juga sedih—" menghela nafas berat—berjalan kearah luar ruangan diikuti oleh Reborn dengan tetap membawa espressonya. Berhenti di sebuah sisi lorong dimana tampak sebuah lukisan besar bergambar seorang pria berambut emas dengan mata berwarna biru, "—seperti aku mengenalnya sejak dulu, tetapi aku tidak bisa mengingatnya..."
"Apakah itu menurut intuisimu, Dame-Tsuna?"
"Begitulah—" Tsuna tertawa kecil melihat kearah Reborn, "—lagipula, aku merasakan hal yang sama seperti ketika bersama otou-san dan kaa-san..."
"Mungkin karena ikatan keluarga kalian?"
"Mungkin saja—tetapi apa kau tidak aneh, mengingat Hayato-kun yang mirip dengan G-san, Takeshi-kun yang mirip dengan Ugetsu-san, onii-san juga mirip dengan Knuckle-san, Lambo tentu sangat mirip dengan Lampo, Mukuro mirip dengan Spade dan Kyouya mirip sekali dengan Alaude..."
...
"Jika memang begitu, apakah mereka juga keturunan langsung dari semua guardian pertama Vongola? Bagaimana bisa kami berada didalam generasi yang sama, dan memiliki wajah yang mirip dengan generasi yang berada di waktu yang sama juga?"
Reborn hanya bisa diam ketika mendengar semua spekulasi dari Tsuna. Ia juga sempat memikirkan itu, tetapi karena tidak memiliki kerugian untuk Tsuna memiliki wajah yang mirip dengan Vongola Primo, ia tidak memikirkannya lebih jauh lagi.
"JUUDAIME!" Mendengar suara yang ia kenal—Tsuna dan Reborn menoleh untuk menemukan Gokudera, dan juga Yamamoto yang berlari menghampiri sang Don Vongola.
"Ada apa Hayato-kun?"
"Vendice—mereka datang kemari, dan—" aura gelap tampak terasa dibelakang mereka, dan menemukan dua orang memakai jubah hitam dan topi hitam dengan tubuh yang diselimuti perban. Melemparkan rantai yang akan mengikat tangan Gokudera, Yamamoto tampak menyadarinya dan segera mendorong Gokudera menjauh dari rantai itu.
"Hayato!" Mendorong Gokudera dan Tsuna serta Reborn, mengakibatkan Yamamoto terkena rantai itu yang langsung mengikat leher dan juga tangannya, serta menariknya perlahan kesebuah lubang hitam dibelakangnya.
"Takeshi/Takeshi-kun!" Tsuna dan Gokudera menatap kearah Yamamoto dan mencoba menggapainya, tetapi terlambat dan Yamamoto sudah tertelan oleh kegelapan itu.
"Yamamoto Takeshi, Hibari Kyouya, Sasagawa Ryouhei, dan Rokudo Mukuro sudah tertangkap—" Tsuna terkejut mendengarnya, bahkan begitu juga dengan Reborn, "—Gokudera Hayato, dan Sawada Tsunayoshi, kami mendapatkan perintah untuk menangkap kalian..."
"APA!"
"Tunggu Vendice—apa yang kau lakukan, mereka tidak melakukan pelanggaran apapun!" Reborn tampak sedikit berekspresi ketika mengetahui mantan muridnya dan juga semua guardiannya akan dibawa oleh Vendice.
"Kau tidak perlu tahu arcobalenno—dan mereka memang bukan melakukan kesalahan, tetapi kami harus mengembalikan mereka ketempat yang seharusnya mereka berada," Reborn, Tsuna, dan juga Gokudera tampak menanikkan alisnya sebelah mendengarkan perkataan itu.
"Apa maksudnya? Aku dan juga yang lainnya memang harusnya berada disini bukan?"
"Juudaime, awas!" Gokudera kali ini mendorong Tsuna menjauh saat sebuah rantai tampak melayang kearah Tsuna yang saat ini langsung mengikat leher dan tangan Gokudera, membuatnya ikut tertarik kearah lubang hitam itu.
"Hayato-kun!"
"Vendice, hentikan sekarang juga!" Reborn mengacungkan pistol kearah kedua orang itu, dan hanya keheningan yang ada di ruangan itu, saat Tsuna hanya bisa menundukkan kepalanya dan terduduk melihat Storm Guardiannya, tangan kanannya, sahabatnya, dan keluarganya itu menghilang perlahan-lahan.
"Kau fikir bisa melukai kami dengan itu?"
"Tidak—tetapi setidaknya aku bisa memberikan waktu untuk dame-Tsuna pergi dari kalian," Reborn menurunkan topi fedoranya dan menatap kebelakang, "kau dengar itu bukan—cepat lari dari sini sementara aku akan menahan mereka..."
"Kalau kau menghalangi, kami terpaksa membawamu ke penjara Vendicare, Arcobalenno—" Tsuna tampak terkejut mendengarnya, menatap kearah kedua petugas Vendice itu dengan tatapan terkejut.
"Asalkan dame-Tsuna bisa bebas, aku akan mengambil resiko i—"
DHUAK!
Dengan kecepatan luar biasa, Tsuna langsung muncul dibelakang Reborn dan memukul tengkuk belakangnya, hingga sang arcobalenno tampak tersungkur dan tidak bisa bergerak.
"Apa yang kau lakukan dame-Tsuna—"
"Bawa saja aku, aku tidak akan melawan—asalkan kalian melepaskan Reborn," Tsuna berjalan mendekati kedua orang itu.
"Dame-Tsuna, apa-apaan—!"
"Tidak apakan," rantai tampak melilit dileher dan tangan Tsuna, dan ia hanya menatap Reborn sambil tersenyum sedih, "sesekali aku tidak menurutimu—untuk yang terakhir kalinya..."
Reborn menatap Tsuna yang menghilang perlahan, mencoba untuk bergerak tetapi percuma karena perlahan kesadarannya tampak memudar.
"Selamat tinggal—Reborn," hanya satu kata itu yang terdengar ditelinga Reborn sebelum akhirnya kegelapan menguasai tubuhnya, dan Vongola Decimo—Sawada Tsunayoshi menghilang di kegelapan itu.
...
Alarm tanda bahaya tampak berbunyi, tetapi semuanya tahu seberapapun banyaknya orang yang melawan, tidak akan bisa membuat para penjaga Vendice itu kalah dan melepaskan sang Vongola Decimo beserta Guardiannya.
"Sekarang—"
—
Gelap—semua yang mereka lihat hanyalah kegelapan. Seakan tubuh mereka melayang ditengah angkasa, Tsuna dan semua guardiannya tampak hanya bisa diam dan tak bisa bergerak. Semua memori mereka tampak berjalan mundur—saat inheritance ceremony yang sebenarnya, saat pertarungan Arcobalenno, saat penyerangan Shimon dan juga kesalah pahaman mereka begitu juga dengan pertarungan melawan Spade.
Semakin mundur—hingga akhirnya memori itu terpisah ketika menampakkan satu per satu memori mereka saat kecil. Ketika Tsuna bersama dengan Iemitsu dan Nana, saat Yamamoto bersama dengan Tsuyoshi, saat Gokudera masih belajar piano bersama ibunya, begitu juga dengan Hibari, Lambo, dan juga Mukuro. Hingga pada akhirnya, memori itu terhenti saat mereka masih bayi.
"Sawada Tsunayoshi, Gokudera Hayato, Hibari Kyouya, Sasagawa Ryouhei, Lambo Bovino, Yamamoto Takeshi, dan Mukuro Rokudo—kalian berada di tempat yang salah selama ini," Tsuna dan juga semua guardiannya hanya bisa terdiam menatap kearah depan dengan tatapan kosong, "dan sekarang kami akan mengembalikan ketempat dimana kalian semua seharusnya berada..."
'Dimana seharusnya kami berada?' Suara itu seakan semakin mendekat, hingga pada akhirnya Tsuna bisa mendengar seolah suara itu berada didepan telinganya.
"Kau sudah mengetahuinya—Vongola..."
—
Pagi hari, disuatu tempat yang bisa dikatakan sebagai markas dari kelompok mafia terbesar di Italia itu tampak tenang. Tidak seperti biasanya, semua guardian tampak tertidur dengan pulas tanpa ada satupun yang mengerjakan pekerjaan mereka hingga lembur.
Baiklah, mari lihat salah satu kamar yang ada diujung lorong—sebuah kamar dengan pintu berukirkan lambang Sky Guardian Vongola. Yap, tempat tidur para boss Vongola sejak dulu hingga sekarang—hanya renovasi di dalamnya beberapa kali tanpa mengubah letak dari ruangan itu.
Ketika masuk kedalam, ruangan bergaya klasik dengan cat berwarn krem dan sebuah ranjang berukurang king size tampak terlihat. Dan saat ini, sang Don Vongola—Taru Giotto, sedang tertidur dengan pulasnya. Ya, ini adalah markas Vongola saat 400 tahun yang lalu. Dan saat ini, tampak juga seorang anak laki-laki tengah tertidur disebelah sang Don Vongola. Pergerakannya membuat sang Don Vongola mengira bahwa tangan kanannya sedang membangunkannya. Sementara sang anak kecil juga tampak sedikit terganggu dengan pergerakan Don Vongola itu.
"Hng—G/Hayato-kun, aku sudah menyelesaikan pekerjaanku—biarkan aku beristirahat sebentar," suara mereka tampak bersamaan. Dan keheningan tercipta beberapa detik sebelum mereka menyadari suara asing yang terdengar bersamaan dengan mereka. Bangkit dan menyibakkan selimutnya, menoleh kesamping untuk bertatap muka antara Primo Vongola dengan Decimo Vongola—tunggu, ukuran tubuhnya tampak mengecil seperti anak berusia 4 tahun.
...
"AAAAAA!" Suara yang besar itu tampak terdengar menggema diseluruh manshion. Bukan hanya berasal dari kamar sang Sky Guardian, tetapi berasal dari Storm, Sun, Thunder, dan Mist Guardiannya—termasuk suara 5 anak kecil lainnya.
"Juudaime/Giotto!" Pintu tiba-tiba langsung terbuka dan menampakkan seorang pria berambut merah yang tidak lain tidak bukan adalah Storm Guardian Primo—G, bersama dengan sosok berambut perak yang mirip dengan pria disebelahnya itu—Gokudera, sang Storm Guardian Decimo, yang juga berwujud anak berusia 4-5 tahun, "Ada apa!"
"G/H—Hayato-kun!" Sama seperti para Storm Guardian, Giotto dan Tsuna tampak berbicara disaat yang bersamaan, membuat mereka saling bertatapan. Tsuna langsung berlari dan berhenti didepan Gokudera.
"A—Apa yang sebenarnya terjadi—kenapa kau bersama dengan G-san?"
"Aku juga tidak mengerti—saat aku bangun aku sudah berada diatas tempat tidur disebelah pria itu," berdecak sambil melirik kearah G yang berjalan kearah Giotto, Tsuna hanya tertawa datar, "tetapi—bukankah kita tertangkap oleh Vendice? Kenapa bisa berakhir dimasa Vongola Primo?"
"Aku tidak mengerti—tetapi, mereka sempat mengatakan kalau mereka mengirim kita ketempat dimana kita seharusnya berada..."
"Tetapi—bahkan ini bukan masa kita bukan," Gokudera tampak menatap Tsuna yang berfikir keras. Sementara mereka berdua sedang berdiskusi, Giotto dan G tampak menatap mereka dengan tatapan heran.
"G, siapa anak laki-laki itu?"
"Aku juga menanyakan hal yang sama padamu Giotto," G menatap kearah Tsuna yang sedang berbincang dengan Gokudera. Tampak lucu ketika mereka berusia 4 tahun tampak bercakap-cakap sedikit berbisik seperti itu. Tetapi, G bukan orang seperti itu—ia akan curiga pada semua orang yang muncul tiba-tiba seperti mereka. Dengan segera ia menghampiri dan memegang kedua tangan mereka dan mengajaknya keluar.
"Oke, untuk penjelasan—aku akan membawa kalian pada Alaude," Tsuna hanya bisa berface palm ria mengingat bagaimana kejamnya Cloud Guardian Primo itu, sama dengan Cloud Guardian miliknya.
"G, mereka hanya anak kecil—" Giotto keluar dari kamarnya dan menghentikan langkah G, "—dan ada yang lebih penting, tadi aku juga mendengar suara Lampo dan juga Daemon..."
"Apakah—"
"Ah, ternyata benar—apakah itu teman-temanmu Takeshi?" Suara yang tampak familiar itu terdengar dan mereka berempat menatap kearah sumber suara—menemukan bahwa Ugetsu Asari bersama dengan Yamamoto Takeshi yang tampak berusia 4-5 tahun.
"Ya—terima kasih Ugetsu-san!" Yamamoto berjalan kearah Tsuna dan Gokudera sambil menaruh tangannya dibelakang kepala, "Yo Tsuna, Hayato—apa yang terjadi disini, kenapa kita bisa bertemu Ugetsu-san, G-san, dan juga Vongola Primo? Apakah ada game lagi bersama mereka?"
'Selama 10 tahun bahkan sekarang kau masih menganggap ini hanya game?' Tsuna dan Gokudera berfikiran yang sama saat melihat Yamamoto.
"Jadi, anda juga terbangun dengan anak kecil disebelah anda?" Ugetsu mendekati Giotto dan juga G, dan Giotto menjawabnya dengan anggukan, "apakah hanya perasaanku, atau mereka sangat mirip dengan—"
"Jangan bodoh Ugetsu," G memotong perkataan Ugetsu dan memukul topi panjangnya itu, G tidak menatapnya dan hanya menatap Giotto yang menatap Tsuna, "kita tahu kalau—mereka tidak akan mungkin kembali bukan?"
...
"Kau benar G—" Giotto menghela nafas, beberapa saat yang lalu, ia juga berfikir hal yang sama dengan Ugetsu, "—mereka tidak mungkin kembali..."
Saat ini, yang diinginkan oleh G hanyalah membenturkan kepalanya kebenda yang sangat keras. Bagaimana ia bisa lupa kalau tidak seharusnya ia menyangkal—ya, ia juga berfikiran sama dengan Giotto dan juga Ugetsu, tentu ia akan sadar kalau Giotto juga merasakan hal yang sama, dan tidak seharusnya ia menyangkalnya didepan Giotto.
"SAWADA/GIOTTO!" Dan suara lain yang tentu saja sudah bisa ditebak oleh mereka berenam adalah ketika mereka menengok dan menemukan Knuckle dan juga Ryouhei ( tentu dalam usia 6 tahun-an ) yang berlari kearah mereka. Ryouhei langsung menghampiri Tsuna, Gokudera, dan juga Yamamoto sementara Ryouhei ketempat Giotto dan juga yang lainnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi—kenapa kita jadi menge—" suara besar dari Ryouhei langsung terhenti ketika Gokudera menutup mulutnya.
"Diamlah Tuft-Head—kita tidak mungkin bisa mengatakannya didepan Primo Vongola!"
"Tapi—bukankah aku ditarik kembali oleh mumi yang sama saat melawan Koyo?" Ryouhei tampak bingung dan lebih memelankan suaranya. Sepuluh tahun berlalu, tentu ia bisa sedikit mengontrol volume suaranya.
"Itulah yang tidak aku ketahui—yang pasti jangan sampai membuat mereka curiga maupun mengetahui semua hal tentang masa depan..."
"Demi Tuhan—pagi tadi aku mengira melihat hantu Giotto," Knuckle tampak berbisik pada Giotto. Giotto sendiri hanya menghela nafas dan mengangguk.
"Melihat rambut cokelatnya memang membuatku mengira melihat hantu," G dan Ugetsu juga tampak mengiyakan apa yang dikatakan oleh Giotto.
"Siapa sebenarnya mereka?"
"Entahlah—itulah sebabnya aku ingin mereka tidak dibawa ketempat Alaude—atau mereka tidak akan selamat walaupun mereka masih kecil," Giotto menghela nafas dan menatap kearah Tsuna dan juga yang lainnya, "ngomong-ngomong tentang Alaude, apakah ia juga—"
"Herbivore—jelaskan apa yang terjadi sekarang juga," suara dan aura gelap yang ditimbulkan sudah cukup untuk membuat mereka langsung menebak siapa yang ada dibelakang mereka. Menoleh, menemukan Hibari yang siap dengan tonfanya—yang tampak membesar ditangannya karena ukkuran tangannya yang mengecil, pakaiannya masih berupa kemeja ungu yang mengecil juga sesuai ukuran badannya.
Dan ya—begitu juga dengan Tsuna dan juga Gokudera serta Yamamoto dan Ryouhei yang semua masih memakai pakaian mereka saat berada di masanya—hanya saja ukurannya yang berbeda.
"Ma—Maaf Kyouya, aku juga tidak mengerti kenapa kita berada disini," Tsuna menatap Hibari yang berjalan mendekati mereka dengan tonfa yang posisinya lebih naik keatas, "kumohon—jangan sampai mereka curiga pada kita..."
Ber-'hn' ria, Hibari tampak menurunkan tonfanya—menutup matanya sebelum menyilangkan tangannya didepan dada tidak mendengarkan mereka bicara dengan suara kecil.
...
Bahkan Giotto dan juga yang lainnya tampak tidak bisa berkata apapun ketika melihat Hibari.
"Apakah menurutmu kali ini Alaude?"
"Boss—" secara tiba-tiba tanpa diketahui oleh semua guardian dan juga Giotto, Alaude sudah berada dibelakang mereka sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Alaude, sepertinya kau juga menemukan anak itu—" Giotto melihat beberapa luka di wajah Alaude begitu juga dengan Hibari. Yang ia tahu, tidak bisa Cloud Guardiannya terluka sekecil apapun, "—kenapa wajahmu terluka?" Giotto mengusap luka di pipi Alaude, dengan tampak uhuksuperukeuhuknya, membuat guardian lainnya berwajah merah merona, sementara Giotto—tampak menatap mereka dengan tatapan bingung.
'Tidak menyangka Vongola Primo bisa begitu terlihat girly seperti itu,' Tsuna dan juga yang lainnya tampak berfikiran yang sama dan hanya diam melihat bagaimana semburat merah tampak di pipi Alaude.
"Giotto!" Suara langkah yang berlari tampak terdengar dan menampakkan pucuk nanas—ralat, pucuk semangka—ralat lagi, seorang Daemon Spade yang menggendong Mukuro berwujud 5 tahun itu seakan menggendong karung beras. Ketika melihat semua guardian menatapnya dan tangan Giotto masih berada di pipi Alaude, membuat yang bersangkutan langsung membatu, "G—Giotto, tidak kusangka kau akan berselingkuh dibelakangku..."
"T—Tunggu Spade, aku tidak berselingkuh dengan—tunggu, kenapa aku terdengar seperti perempuan yang ingin menjelaskan pada kekasihnya kalau ia tidak selingkuh?" Giotto tampak menatap kearah Mukuro yang sudah terlepas dari genggaman Spade setelah Spade terlihat shock karena melihat keadaan tadi.
'Oh, tidak—satu pucuk nanas sudah buruk, dan sekarang ada dua!' Pemikiran semua guardian Primo sama dan hanya menatap Daemon dan juga Mukuro.
"Kufufu, Tsunayoshi—bisa jelaskan kali ini bagaimana kita bisa berakhir ditempat ini?"
"Ma—Maaf Mukuro, aku juga tidak mengerti kenapa kita bisa berada disini, yang pasti—jangan berbicara macam-macam tentang masa depan..." Tsuna tampak takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Mukuro, terlebih melihat Daemon Spade yang ada dihadapannya—membuatnya satu jam saja tenang dihadapan Spade itu sama saja dengan menenangkannya bertarung dengan Hibari selama 1 hari tanpa henti.
"Kufufu—baiklah kalau itu yang kau katakan..."
Sementara para guardian decimo berdiskusi tentu dengan bahasa Jepang, Guardian Primo tampak menatap mereka satu per satu, melihat mereka dari atas hingga bawah.
"Mereka benar-benar mirip dengan kita—"
"Apakah menurutmu mereka adalah mata-mata keluarga lain?" G berbisik kearah Giotto dengan menggunakan bahasa Italia, karena yang mereka kira adalah Tsuna dan yang lainnya tidak mengerti jika mereka menggunakan bahasa Italia.
"Menjadikan anak kecil sebagai mata-mata, aku akan menghukum mereka—" Alaude menatap mereka dengan tatapan tajam terutama pada Hibari.
"Yare-yare—ada apa ribut-ribut Giotto," suara pemalas itu tampak terdengar dan memunculkan sang Thunder Guardian Primo—Lampo, "hm? Siapa anak-anak itu?"
"Kami menemukan mereka disamping kami saat terbangun," melihat sekeliling Lampo, menemukan tidak adanya anak kecil seperti yang terjadi pada mereka, "apakah kau tidak menemukan anak kecil?"
"Tidak—" menatap Tsuna dan yang lainnya, Lampo memperhatikan dengan seksama, "—tidakkah kalian fikir mereka mirip dengan..."
"Tidak juga," semua guardian menjawab serempak, tetapi mereka tahu apa yang mereka fikirkan itu berbeda dengan apa yang mereka ucapkan. Sementara Tsuna, tampak menatap Lampo dan menyadari bahwa tidak ada Lambo disana.
"Kenapa Lambo tidak muncul?"
"Apakah mungkin karena beda usia?" Gokudera tampak memikirkan kemungkinan yang terjadi, "usia kita sekarang kira-kira 4 tahun—untuk tuft head dan Mukuro 5 tahun, dan Kyouya 6 tahun. Lambo baru akan lahir 1 tahun lagi saat usia kita bertiga 5 tahun bukan?"
"Benar juga—" tidak terasa, mereka berjalan hingga sampai di sebuah aula yang tidak pernah berubah sejak zaman Primo hingga decimo. Menatap sekelilingnya sebelum tiba-tiba masing-masing dari mereka diangkat tinggi dan diletakkan diatas kursi yang ada ditengah ruangan. Menatap kearah masing-masing guardian dengan tatapan penuh tanya.
"Baiklah—siapa namamu?" Tanya Giotto dengan memakai bahasa Jepang—mengetahui bahwa anak-anak didepannya itu memakai bahasa itu untuk berkomunikasi, "kenapa kalian bisa masuk kemari sendirian? Dan yang lebih penting—darimana asal kalian?"
...
'Berfikirlah Tsuna, kita tidak mungkin mengatakan kalau kita berasal dari masa depan bukan? Tetapi—hyper intuition Vongola Primo tidak akan bisa dibohongi...' Fikiran Tsuna tampak bertarung, menatap kearah semua guardiannya yang juga menatap kearahnya menunggu jawaban.
"Na—Namaku adalah Sawada Tsunayoshi, k—kau bisa memanggilku Tsuna, yang berambut perak bernama Gokudera Hayato, lalu Yamamoto Takeshi, Sasagawa Ryouhei, Hibari Kyouya, dan juga Rokudo Mukuro..."
"Darimana asalmu?"
"Jepang—yah, Mukuro berasal dari Italia—tetapi ia tinggal di Jepang bersama kami," jawab Tsuna sambil menunjuk Mist Guardiannya yang masih dalam keadaan bad mood karena berada didepan Daemon Spade.
"Lalu—"
"Kami tidak tahu bagaimana bisa berakhir disini—disebelah kalian, maaf kalau kami mengganggu kalian!" Tsuna membungkukkan kepalanya dengan tatapan berkaca-kaca, membuat semua guardian baik Primo maupun Decimo berfikiran sama.
'Lucunya...'
"Dimana orang tua kalian—?" Kali ini G yang bertanya pada Tsuna.
"Semua orang tua kami—sudah tidak ada," kali ini ia tidak berbohong, ayahnya tewas satu tahun yang lalu dan ibunya tewas dua tahun yang lalu. Ayah Yamamoto baru meninggal beberapa bulan yang lalu dan orang tua Ryouhei juga tewas beberapa tahun yang lalu.
Kali ini Giotto dan yang lainnya tampak terdiam mendengar perkataan Tsuna. Ia dan juga yang lainnya memang seorang yatim piatu—tetapi tidak dalam usia semuda mereka. Dan lagi mereka datang jauh dari Jepang.
"Satu pertanyaan lagi—" satu jeda tercipta diantara perkataan Giotto sebelum ia melanjutkan perkataannya, "Apakah kalian ingin tinggal bersama kami disini?"
...
"E—eeeeh!"
—To Be Continue—
