1. Felix Felicis

Aku akan memberikan sebotol ramuan keberuntungan ini kepada salah seorang dari kalian yang dapat membuat ramuan cacar paling baik, atau bahkan berhasil membuatnya sampai selesai!" ujar Prof. Slughorn di salah satu kelas ramuan anak-anak kelas 6. "OK! Silakan mulai buat ramuan itu, SEKARANG!!"

Murid-murid di dalam kelas itu langsung beranjak dari kursinya untuk mengambil bahan-bahan ramuan di lemari.

Wah, aku harus mendapat ramuan itu… harus!! batin Hulk sambil mulai memasukkan bahan-bahan ramuan ke dalam kuali. Bagaimanapun aku salah satu murid favorit Slughorn di kelas ini. Lagipula, Felix itu tentu saja akan berguna untukku.

Sudah satu jam berlalu, di dalam kelas mulai mengepul asap-asap dari kuali murid-murid. Tapi menurut Hulk yang paling parah adalah asap dari kuali anak Slytherin kurus itu, yang mengeluarkan asap berwarna hitam pekat berbau karet terbakar, karena di buku seharusnya asapnya menjadi hijau muda. Sedangkan yang lain mulai banyak yang mengeluarkan asap berwarna biru dan betapa lega dirinya melihat hanya kualinya yang mengeluarkan asap berwarna hijau tua.

"Usaha yang bagus, tapi sayang kau terlalu berlebihan dalam memberikan ekor gajah itu", ucap Prof. Slughorn yang sedang berkeliling melihat hasil ramuan murid-muridnya. "Dan, yeah, waktu pelajaran kita telah usai, setelah berkeliling melihat hasil ramuan kalian, akhirnya kuputuskan Felix ini kuberikan kepada….. Mr. HULK BOTTLE!!"

"Terima kasih, Professor!" ujar Hulk senang, betapa senangnya dia sampai hampir menumpahkan kualinya sendiri.

"Hati-hati anakku, ini terimalah sebotol kecil Felix Felicis ini! Kuharap kau tidak menggunakannya dalam ujian atau ketika bertanding dalam turnamen ya! OK, kelas telah selesai, kalian semua boleh keluar. Dan jangan lupa PR-nya dikerjakan!"

- - - - - - - -

"Wah, Hulk! Kira-kira kau akan menggunakannya untuk apa?" tanya Primus Finnigan yang merupakan teman sekamarnya. "Sebentar lagi kan Valentine, apa mungkin kau akan menggunakannya supaya bisa jalan dengannya?"

"Hahaha, niatku sudah ketahuan ya? Dari dulu aku tidak berani untuk mendekatinya… Mudah-mudahan dengan Felix ini…"

"Kau bisa jalan dengannya dan mencumbunya!" potong Primus sambil tertawa terbahak-bahak.

- - -- - - - - -
14 Februari, pukul 8.25 WIB (Waktu bagian Inggris Barat :p)

Great Hall sudah mulai banyak anak-anak yang sarapan di mejanya masing-masing. Hulk sendiri sudah selesai memakan semua yang ada di piringnya, dan kini sedang memandang seorang gadis di meja Ravenclaw, sepertinya berharap dia akan menjadi teman kencannya. Yang Hulk tahu dia bernama Bon Shang, gadis keturunan Asia.

"Hulk!!" panggil Primus yang langsung mengagetkannya. "Kurasa sudah saatnya kau meminum ramuan itu, sepertinya dia juga sudah mau berangkat ke Hogsmeade"

"Oh, iya… Errr… satu sendok saja cukup untuk beberapa jam ke depan kukira", gumam Hulk seraya menuang sebagian isi botol kecil itu ke atas sendoknya dan langsung meminumnya. Beberapa saat tubuhnya terasa menghangat dan dia pun merasa lebih percaya diri. "Okey, aku pergi sekarang!"

Hulk langsung melenggang melewati meja-meja asrama lain masih dengan percaya diri. Tetapi sebelum dia pergi menyusul targetnya, ada suara yang sudah tak asing lagi memanggilnya.

"HULK… TUNGGU!!" panggil Nabil Shortbottom sambil berlari ke arah Hulk dengan terengah-engah seperti dia telah berlari bermil-mil saja. "Hah.. hah.. hah… Maaf… Hulk, tadi aku bertemu Prof. Slughorn, dan katanya kau harus menemuinya sekarang."

"Oh, Nabil kukira ada apa, Oke aku akan ke sana. Trims"

Setelah Hulk berkata begitu, dia langsung menuju kantor Slughorn. "Silakan masuk anakku!! Dan silakan duduk, anggap saja rumah sendiri", ucap Slughorn ramah. "Kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini?"

"Tentang keahlianku dalam pelajaran ramuan?", jawab Hulk santai dan yakin.

"Yeah, benar sekali anakku!" ujar Prof. Slughorn sepertinya heran karena Hulk sudah tahu. "Kurasa setelah melihatmu dalam kelasku, yang selalu bisa membuat ramuan dengan sangat baik, maka kau akan kubebaskan dari semua tugas PR-mu yang telah kuberikan di kelasku."

Hulk masih tenang, tidak terlihat kaget atau senang. "Terima kasih, Sir, atas kebaikan Anda. Saya bisa keluar sekarang kan Professor?"

"Oh, iya, tentu… Silakan!"

Hahaha, Felix ini benar-benar manjur, sekarang waktunya mencarinya, ucapnya dalam hati.

Sesampainya di tanjakan di dekat Hogsmeade, ada uang satu Knut di jalan dan dia membungkuk dan mengambilnya. Lalu seketika setelah Hulk membungkuk dari atas punggungnya meluncur batu yang langsung mengenai jidat Professor Sinistra. Hulk langsung berbalik ke belakang dan melihat musuh bebuyutannya dari asrama Slytherin lah pelakunya. "Mr SOTOY!! Kurasa kau harus menjalani detensi denganku selama sebulan ke depan!"

Hulk tertawa melihatnya, jika tanpa si Felix mungkin aku yang terkena lemparan batu dari Drako Sotoy.

Akhirnya Hulk melihat sederetan toko di desa itu. Hulk merasa dia harus berbelok dan dengan mantap dia memasuki Toko Honeydukes yang menjual berbagai macam permen beraneka rasa yang kini sedang ramai oleh hiruk-pikuk anak-anak yang akan membeli cokelat untuk pasangannya. Tetapi Hulk heran karena melihat ada permen berwarna merah berbentuk mirip bibir yang sama sekali tidak dilirik oleh anak-anak itu. "Hmm… Permen apa ini ya?" tanya Hulk kepada penjaga toko.

"Ini adalah permen yang membuat si pemakan permen menjadi 'Good Kisser'" papar si penjaga itu. "Dan karena kau orang pertama yang tertarik akan produk ini, --salahku juga sih karena telat mempromosikannya--, maka kau akan kuberikan sepasang permen ini gratis!"

"Terima Kasih", ujar Hulk sambil nyengir memikirkan seandainya dia sedang mencium Bon Shang. 'Terima kasih untukmu juga Felix"

Tak berapa lama Hulk keluar dari toko itu, setelah membeli permen lainnya juga yang ternyata diberi diskon lagi oleh penjaga tokonya. Hulk melihat jam di tangannya, tak terasa sekarang sudah pukul 2 siang. Tetapi Hulk masih berjalan santai tanpa takut dia kehilangan cewek incarannya. Dan benar saja, ketika Hulk membelok menuju jalan yang akan ke Three Broomstick, dia melihat Bon Shang sedang sendiri sedang duduk di bangku. Hulk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia langsung datang menghampirinya sampai-sampai dia sempat tersandung batu di tengah jalan.

"Hai… Sendirian saja nih!" sapa Hulk yang langsung menerima tatapan dingin dari Bon. "Perkenalkan namaku, Hulk… Hulk Bottle! Dari asrama Gryffindor"

"Hmmm," Bon masih ragu, "Namaku Bon, Bon Shang.. Ravenclaw"

"Wow, nama yang cantik, seperti orangnya!!"

"Terima kasih" ucap Bon sambil tersipu malu.

Kurasa Felix-ku sudah mulai bekerja, kalau begitu langsung saja deh, kata Hulk dalam hati. "Hmm… Kamu mau jalan denganku tidak?"

Hulk langsung melihat ekspresi Bon yang pipinya memerah yang membuatnya tambah cantik. Bon masih belum menjawab pertanyaan Hulk. Sampai tiba-tiba datang sosok jangkung menghampiri Bon.

"Maaf, Darling! Aku kebanyakan makan cokelat sih, di toiletnya jadi lama deh.." kata sosok jangkung itu, yang Hulk tahu dia adalah anak Hufflepuff. Betapa kagetnya Hulk, anak ini memanggil Bon dengan sebutan 'Darling'.

"Tidak apa-apa… Lagipula aku ditemani olehnya mengobrol.." kata Bon sambil menunjuk ke arah Hulk.

"Well, terima kasih!! Aku Patrick Chidori, pacar Bon," ujar Patrick seraya mengulurkan tangannya. Hulk hanya bisa melongo beberapa detik, karena kaget mendengar 2 kata terakhir yang dikatakan Patrick.

"Err… Yeah.. Hmmm… A.. Aku Hulk, Gryffindor! Sen..nang berkenalan denganmu," Hulk heran karena sepertinya kepercayaan dirinya sudah hilang lagi.

"OK.. Senang bertemu denganmu juga! Darling, ayo kita jalan sekarang"

"Maaf, Hulk! Kurasa ini jawaban pertanyaanmu yang sebelumnya… Err.. Seandainya saja kau lebih cepat… Sampai ketemu lagi!" kata Bon, melambaikan tangannya.

Hulk masih terbengong-bengong tidak percaya, "Bagaimana mungkin dengan Felix ini, aku masih saja sial. Jangan-jangan… Ketika aku tadi tersandung waktu akan menghampirinya, efek ramuan itu telah pudar! Ber.. Berarti…Tadi aku menghadapinya sendirian, tanpa bantuan Felix", gumam Hulk dengan ekspresi antara senang dan kecewa.

"Tapi, tunggu… Tadi Bon mengatakan juga, seandainya aku lebih cepat… Err.. berarti dia masih memberi kesempatan padaku mungkin bila dia sudah putus dengannya, lalu aku akan langsung mengajaknya tanpa bantuan si Felix ini! Aduh, lama-lama aku seperti orang gila dari tadi berbicara sendiri saja", setelah berkata itu Hulk langsung bangkit dan pergi menuju Three Broomstick menyusul temannya dengan perasaan yang lebih lega… "Permen 'Good Kisser' ini kusimpan saja untuk lain waktu"