Yap, saya bikin fic baru lagi. Nyahahaha… Padahal fic-fic saya yang dulu belum selesai, tapi mau gimana lagi. Saya terlalu terinspirasi. Naah, fic kali ini saya buat special untuk L-ThE MyStEriOuS, RaMarU-MoTou'UcHihA, Aiyu2302, Dinnie-Yui, para Reader's dan Auhtor's sekalian yang kami sayangi dan kami cintai. Terinspirasi dari kehidupanku sendiri. Okelaaah, tanpa banyak bacot lagi sekarang ayo kita mulai fic gaje plus abal ini.

Disclaimer:

Ya Masashi Kishimoto lah, masa Kevin.

Rated:

T *rated sewaktu-waktu bisa berubah*

Summary:

Nggak tau, baca ajalah

Warning:

Maaf klo sedikit OOC, OC, gayus 'ralat' jayus, dan gaje. Humor 30%,

Aku persembahkan fic ini untuk kalian semua,

Don't Like, Don't Read. Happy Reading^^

oOo

Hari itu adalah hari yang cerah. Burung-burung berkicau seperti biasa. Suasana yang damai sekali di kota tersebut. Yah, kali ini kita akan fokus pada kota bernama Konohagakuen. Kota yang cukup padat penduduknya, bahkan hampir setiap hari kendaraan bermotor selalu berlalu lalang di kota tersebut. Tapi ajaibnya, udara dikota itu sangatlah bersih, segar, dan menyejukkan. Tak heran banyak sekali orang yang betah tinggal disana. Hal ini mungkin dikarenakan pemerintah kota tersebut yang pandai mengelola kotanya agar tetap bersih. Ditambah lagi dengan program penanaman seribu pohon dan program hari bebas kendaraan. Okelah, langsung saja kita mulai ceritanya…

Di Kediaman Keluarga Aburame…

Jam dinding baru menunjukkan pukul 04.35 AM. Terlihat seseorang yang mengenakan kacamata dan memakai baju berkerah panjang sehingga menutupi sebagian wajahnya sedang asyik mendengarkan sebuah lagu dari handphonenya. Dengan suara yang cukup keras tentunya, itu sudah menjadi kebiasaan darinya.

U maku tobi dase nai

Sonna toki wa

Kanji ru mama ni ha ne wo hiro ge

Togi resou na omoi woko no sora ni

Utsushite

Tanpa terasa Shino mulai menikmati bahkan ikut menyanyikan lagu tersebut. Yah, dia memang sangat menggemari lagu Back-on ini. Entah kenapa?

Clash&dash! Clash&Dash! Kyou teki wo geki ha

I lock the next target like the guerilla

Ma ba taki shiteru mani in your area

Shino mangut-mangut gaje.. Tapi ketenangan dan kenikmatannya terganggu setelah seseorang mengetok pintu kamarnya.

Tok.. Tok.. Tok..

Kiiroi seien marudo sweet vanilla

Sporlight abi tachika ni chance tsukamu

"Shino baka! Ini masih pagi, aku masih mengantuk! Cepat matikan musik itu, baka!" kata seorang yang tak lain tak bukan adalah kakak Shino.

"Ciih, mengganggu saja!" pikir Shino dengan gayanya yang sok misterius. Dengan jahilnya ia memperkeras suara musik tersebut.

You gotta bump it! (YEAH!)

First battle is in count down three two one

Watch out! Watch out! I'm about the…

"Shiinoooo baka! Matikaaan musiknya!"

Dengan terpaksa Shino menghentikan musik yang didengarkannya tadi. Ya, ini semua memang salahnya. Ia tau itu. Lalu dari luar kamar kakaknya Shino berkata, "baguslah! Jangan lakukan hal itu lagi, mengerti?"

"Iya iya," kata Shino malas. Suara langkah kaki terdengar semakin mengecil yang menandakan kakaknya sudah meninggalkan bagian depan kamarnya. Sekarang pria berkacamata hitam itu sedang asyik memainkan handphonenya. Apa gerangan yang sedang ia lakukan? Dengan senyum licik terukir diwajahnya.

Di Kediaman Keluarga Haruno…

"Huuaaahhh," seorang gadis mengusap-usap kedua matanya untuk menghilangkan rasa kantuk yang sedang dia rasakan saat ini. Dengan malas dia melirik sebuah kalender yang berada di sebelah kiri kasurnya. "Wah, ternyata ini hari Sabtu rupanya. Aku sampai lupa," gumamnya pelan sambil perlahan-lahan mengangkat tubuhnya sendiri dan sedikit merenggangkan otot-otot tubuhnya. Tak lama setelah dia melakukan hal gaje tersebut, ia mengambil telepon genggam miliknya yang berada di meja dekat kasur tempat dia duduk sekarang ini.

"Huuh~ Shino selalu saja mengsms ku dengan kata 'banguuun'. Tak ada kata lain apa?" gadis itu tampak kesal tapi terlihat sedikit senyuman menghiasi wajahnya. Tak lama setelah itu sebuah teriakan gaje dari handphone yang sekarang dia genggam tersebut mengagetkannya.

Teee du deeet… Teeet… Teeeduudeeet….

Suara music yang berjudul "Rolling Star" terdengar jelas dari handphone milik gadis tersebut. Oh, ternyata hanya pertanda sms masuk. Author kira itu adalah pertanda telepon masuk.

"Hehe, seperti biasa yah!" senyum aneh terukir di wajah manisnya.

From: Sasu-Kun

Selamat pagi, Saku-Chan. Lagi ngapain?

.

Senyuman gadis tersebut yang ternyata bernama Sakura tambah melebar saat membaca sms tersebut. Dengan lincahnya, ia mengetik-ngetik handphone kepunyaannya. Kalian tau kan siapa yang mengsmsnya itu. Daripada kita melihat kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu bermesraan lewat sms, lebih baik sekarang kita lihat bagaimana Naruto Uzumaki memulai harinya.

Di Kediaman Keluarga Uzumaki…

Kushina terlihat sangat menikmati makanan yang ia buat sendiri. Ya, dia memang ibu yang pintar memasak. Tapi ada sesuatu hal yang membuat Minato, suami Kushina gelisah. Kemudian ia memberanikan diri untuk menanyakan hal yang membuatnya gelisah sedari tadi kepada istri kesayangannya tersebut (?).

"Eeeng… Kushi-chan. Kenapa yah sudah jam segini belum bangun juga? Nanti dia terlambat ke sekolah looh," kata Minato yang membuat Kushina menghentikan aktifitasnya makannya tadi.

"Oh iya, hampir lupa," ibu-ibu yang terlihat masih muda tersebut berdiri dari kursi makan yang sedari tadi dia duduki dan segera berjalan menuju dapur. Kenapa mesti dapur? Memangnya Naruto tidur di dapur! Pertanyaan itulah yang sedari tadi terngiang-ngiang di pikiran Minato. Selang beberapa detik kemudian, Kushina telah keluar dari dapur. Tetapi, ada yang berbeda. Ia membawa segela air putih. Untuk apa kira-kira yaah? Hmm… para readers sekalian pasti sudah bisa menebak apa yang akan Kushina lakukan dengan air tersebut.

"Ooooh, aku paham," Minato tersenyum dengan sedikit menyeringai.

oOo

Kushina berjalan menaiki satu persatu anak tangga yang ada dirumahnya. Hal ini dikarenakan kamar anaknya yang berada di lantai dua. Setelah beberapa detik berlalu akhirnya selesailah ia memijakkan kakinya pada anak tangga kemudian…

Tok.. Tok.. Tok..

"Naruto-Kun, ayo bangun. Nanti kau terlambat sekolah hari ini!" kata Kushina lembut.

….Tak ada jawaban…

"Naruto-Kun, ayo bangun!" ujar Kushina lagi tetapi dengan suara sedikit lebih kasar dari sebelumnya.

….Masih tak ada jawaban…

"NARUTO!" dangan setengah berteriak ibu itu berusaha membuka pintu tersebut.

Klek..

Owh, ternyata tidak dikunci rupanya. Perlahan-lahan Kushina memasuki kamar anak kesayangannya itu. Terlihat jelas Naruto sedang tertidur pulas di kasurnya. Wajahnya begitu polos.

"Naruto-kun, bangunlah nak!" Kushina mengoyang-goyangkan tubuh anaknya tersebut, berharap dengan itu ananya bisa segera terbangun. Tapi, semua itu tampak percuma saja. Masih dengan memegang segelas air ditangannya ia berkata, "Cih, terpaksa."

Byuuuur!

"Aaaa, tsunami… Tsunami… Kaasan, tousan. Cepat selam… Mat… Eeehh. Kaasan?" akhirnya Naruto terbangun dari tidur nyenyaknya, dengan wajah dan rambut yang basah tentunya. Pada tau kan kenapa? Tapi kemudian Naruto terkejut setelah melihat ibu kesayangannya itu menghadiahkan sepotong Deathglare padanya. Tentu saja Naruto mengerti maksudnya.

"Hehe~ Ohayou kaasan. Na.. Naru mandi dulu yaah," Naruto nyengir kuda dan langsung berlari untuk mengambil handuk dan pergi menuju kamar mandi terdekat.

"Dasar.. Dia tidak pernah berubah. Padahal sudah kelas tiga smp, heh," batin Kushina.

~SKIP TIME~

Ckiiit…

"Hey, Naruto. Jangan lupa pesan tousaan yah," kata Minato sambil duduk di kursi kendaraannya.

"Iya, iya. Naru ingat kok. Jangan lupa cuci tangan sebelum makan!" Naruto nyengir yang berakibat deathglare dari Minato.

"Eeeh… Bercanda kok! HAHA," Naruto ngacir memasuki lingkungan sekolahnya. Sedangkan Minato meng'gas' kendaraannya dan pergi dari situ.

"Hhhhhh~," Naruto menarik nafas dalam-dalam dan kemudian berkata, "Inilah saat-saat yang kunanti-nantikan."

Langkah demi langkah telah dilakukannya. Sampai ia melewati sebuah gerbang yang bertuliskan 'SMPN 3 KONOHA'. Setelah beberapa detik melewati gerbang tersebut , seseorang menyapanya.

"Ohayou, Naru-chan!" orang yang menyapa tadi menjitak kepala duren kepunyaan Naruto yang menyebabkan ia meringis kesakitan.

"Aduuuh, bisakah kau berhenti melakukan hal itu kepada ku, Kiba?" kata Naruto sambil mengelus-elus bagian atas kepalanya.

"Ha ha. Sepertinya tak bisa. Karena hal ini sudah menjadi kebiasaanku. Hahahaha…," tawa laknat Kiba. "Huuuh~ Baiklah. Terserah," kata Naruto sambil memonyongkan mulutnya."Ayo cepat absen sidik jari. Kita ini sudah terlambat," lanjutnya lagi. Setelah mereka berdua berjalan bahkan tampak setengah berlari, akhirnya sampailah di depan kelas 9A. Kelas yang menjadi pusat absen sidik jari (disanalah terletak alat absennya, paham?).

"Hey, Kiba, Naruto!" sapa Sakura yang sedang duduk-duduk gaje disebelah alat absen yang disebutkan diatas. Disampingnya juga ada Ino.

"Oh, hey Sakura,Ino." Perlahan Naruto menyentuhkan jari telunjuknya kealat absen tersebut kemudian terdengar suara-suara gaje dari alat itu. Yah, sekarang giliran Kiba untuk mencobanya.

"Ayo Kiba, sebentar lagi pelajaran dimulai," kata Naruto mulai cemas sambil menarik dasi milik temannya itu *Kiba maksudnya*. Tetapi, tanpa dirama-ramal oleh seorang pesulap bernama Dedy Kokmasam dan tanpa diduga-duga oleh Roy Suryo, seseorang menarik 'kacu' dasi pramuka milik Naruto.

"TOBI-BAKA, kau mau berkelahi yaah!" kata Naruto sambil menunjuk-nunjuk seorang anak bermutu *bermuka tua* yang bernama Tobi. Yaah, perkelahian kecil terjadi disana.

Teeeeeeeed…. Teeeeed….

'Seluruh siswa diharapkan segera berbaris di depan kelas masing-masing'

"Naru-chan, aku duluan yah!" kata Kiba sambil berlalu meninggalkan Naruto yang masih terlibat dalam perkelahian kecilnya.

"Aaaa, Kiba! Tunggu aku! Cih, dasar Tobi baka…," dengan sigap Naruto menghadiahkan sebuah cubitan kecil dimuka Tobi yang menyebabkan Tobi meringis kesakitan.

"Hiks.. Hiks.. Tobi anak baek! Tobi anak baek…" Tobi nangis gaje, entah itu pura-pura atau sungguhan. Sedangkan Sakura dan Ino hanya bisa Sweetdrop melihat kelakuan mereka berdua. Tanpa memperdulikan Tobi yang lagi nangis gaje Naruto berlari menuju kelasnya. Tabrak menabrak pun terjadi.

"Hosh.. Hosh.. Hosh… Akhirnya sampai juga," Naruto ngos-ngosan.

"Naruto! Naruto!" seorang pria yang mempunyai model rambut seperti mangkuk ramen berteriak sambari melambai-lambaikan tangannya serta pergi mendekati Naruto.

"Naruto! Sebentar lagi permainan itu akan selesai," lanjut pria tadi yang diketahui bernama Rock Lee.

"Benarkah, bagus! Kau bawa laptopnya tidak?" Naruto berharap.

"Ya tentu saja aku bawa. Ayo kita main!" pria beralis tebal tersebut tampak sangat bersemangat. Naruto mengangkat sebelah alisnya sambil berkata, "kau gila yah?" Lee nyengir, "hahaha, aku bercanda kok!"

"Hey, baris yang benar!" perintah seorang teman Naruto yang mempunyai panjang dagu diatas rata-rata.

oOo

pukul 09.35, di kantin.

"Ahahaha, inilah yang aku tunggu-tunggu karena ini adalah makanan kesukaanku. Haha," seorang gadis teriak-teriak gaje. Lantas hal itu mengejutkan gadis-gadis yang lain.

"Ya ya ya, memang apa enaknya sih pangsit?" Tanya seorang gadis yang satunya lagi.

"Kau tidak tau kenikmatan apa yang terkandung didalam makanan ini! Tenten," kata gadis tersebut kepada Tenten. Dan juga baru saja diketahui bahwa gadis tersebut bernama Temari. "Unyuu~" Sakura bicara gaje. Hening sejenak….

"Ya ya, terserah. Hey, jadi tidak hari minggu ini kita ke café Fullhouse?" kata Ino memecah keheningan yang terjadi.

"Ke Fullhouse yah! Eeeng.. aku tak bisa pastikan. Mungkin aku harus membantu kakakku hari minggu besok," kata seorang gadis yang bernama Hinata. Ia tampak kecewa.

"Ooowwhh, tidak apa-apa Hinata. Kami bisa memakluminya. Kalau kau Sakura?" kata Temari.

"Kalau aku sih mungkin bisa bisa saja. Asalkan tidak malam ini saja, jahahahahha...," Sakura tertawa disusul senyuman licik dari teman-temannya. "Kenapa?" Sakura heran.

"Kami tau, kami tau kok. Sakura," senyuman licik Ino semakin kelihatan licik.

Sakura sweetdrop.

~SKIP TIME, Again~

Teeeeeed… Teeeeeed..

Semua siswa berhamburan keluar dari kelas masing-masing untuk melakukan absen sidik jari biasa, para murid-murid berdesak-desakan agar bisa pulang dengan cepat. Yaah, mungkin ini sudah menjadi bagian dari tradisi.

"Sakura, aku mau nanya. Aku tadi malam membaca sebuah kiriman darimu di facebook. Yang berisi cerita aneh itu looh," kata Naruto kepada Sakura yang sedang asyik membaca buku dan Temari yang berada disampingnya.

"Oh, cerita itu yah. Terus, apa pertanyaannya?" kata Sakura tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedari tadi ia baca.

"Itu kau buat sendiri atau kau dapat dari mana? Aku mau baca lagi yang seperti itu," tanya Naruto dengan cengiran khas dari wajahnya.

"Oh, itu aku yang buat!" Temari tiba-tiba nyambung yang memaksa Naruto untuk mengatakan kata 'oh'.

"Hoh? Tentu saja bukan Temari yang buat Naruto. Itu kudapatkan dari situs yang beralamatkan .com," kata Sakura, Naruto masih mikir, sedangkan Temari nyengir tak tertahankan.

"A.. Apa? .com atau apalah itu tadi? Apa?" kata Naruto dengan lemotnya. Sakura hanya bisa menghembuskan nafas terakhirnya ^ralat, nggak pakai terakhir^.

"Alamat webnya adalah.." belum sempat Sakura menyelesaikan kalimatnya Naruto berteriak, "tu..Tunggu dulu!" Naruto membuka tasnya lalu mengambil secarik kertas dan sebuah pulpen.

"Nah, sekarang katakan. Apa alamat webnya?Hehe…." kata Naruto sambil tertawa, Sakura dan Temari Sweetdrop.

oOo

Jam dinding sudah menunjukkkan pukul 3 siang. Sebuah teriakan histeris terdengar jelas dari sebuah rumah di kota Konohagakuen. Hmm… Ada apakah gerangan?

"Uuaaaa, aku kalah lagi. Sial!" Deidara nampak frustasi gara-gara kekalahannya melawan Naruto dalam sebuah permainan.

"Hahahaha… Kau masih belum setara denganku. Tingkatkan lagi kemampuanmu. Nyahahahaha…" kata Naruto mengejek deidara yang emosinya mulai memuncak.

"Cih sial. Synchronisasi itu curang! Seharusnya kegelapanlah yang menang," Deidara menunjuk-nunjuk Naruto. Tetapi kemudian Shino nyambung dan berkata, "secara teknis, kalau kegelapan lebih hebat dari synchronisasi seharusnya dia tidak dikalahkan oleh manusia karate,"

!

Semua orang yang berada diruangan tersebut tertawa kecuali Deidara yang wajahnya sudah mulai memerah semerah tomat.

"Diamlah, itukan hanya kebetulan…" kata Deidara untuk menghilangkan rasa malunya.

"Nyahaha, ya sudahlah! Akui saja kehebatanku. Dan oh iya, besok siang apakah kalian bisa pergi ke café Fullhouse?" kata Naruto mengubah topik pembicaraan.

"Aku tentu saja bisa, tapii…" Deidara sok misterius. "Tapi apa?" kata Shino dan Naruto serempak.

"Tapi aku masih tidak akan mengakui kehebatanmu Naruto!"

Malam Harinya…

Sakura nampak gelisah. Sepertinya sedang menunggu seseorang. Dia sekarang sedang berdiri di depan sebuah halte bus yang berada di kota Konohagakuen. Dengan jaket yang dipakainya hawa dingin ditempat tersebut dapat sedikit dihilangkan. Tiba-tiba seorang lelaki yang mempunyai rambut bermodelkan pantat ayam datang menghampiri Sakura. Kali ini mereka saling berpandangan. Mata emerald milik Sakura menampakkan kegelisahan dan kesedihan yang sangat mendalam.

"Sakura, kau tidak lelah berdiri disana? Ayo cepat naik ke mobilku!" kata lelaki tersebut.

"Tunggu Sasuke, sebenarnya ada yang ingin kubicarakan. Ini penting," kata Sakura masih dengan nada sedih.

"Hn."

"Sebenarnya, aku akan…."

T.B.C

Nyahahahahaha, satu sampah dari saya. Gomen, kalau jelek. Ini masih Prolognya saja kok *mungkin*, konfliknya akan saya buat di Chapter.2 *mungkin lagi*. Nah, sekarang gimana pendapat kalian tentang fic ini? Anehkah? Keep or Delete? Semua terserah para reader's sekalian. Akan saya lanjutkan jika ada yang memintanya. Oh iya, mengenai lagu yang saya tulis tadi judulnya Blaze Line dari Back-on. Klo belum pernah denger lagunya silahkan download di 4shared atau semacamnya ==". Okelah, jangan pernah berhenti dan bosan memberikan saya.

R.E.V.I.E.W.S