Assassination Classroom – Yuusei Matsui
WARNING : humor garing, OOC, gaje, typo, bahasa kasar, dll.
.
Masih pemula, jadi mohon maaf bila bahasa dan tanda baca amburegul, dan cerita yang kurang menarik.
.
Mohon maaf bila ada kesamaan cerita. Cerita ini murni imajinasi saya, tidak ada niatan untuk meniru ataupun menjiplak.
.
Kehidupan Sehari-hari Warga Kunugigaoka
.
.
Enjoy!
.
.
Satu untuk bersama.
Hari yang begitu cerah. Warga Kunigugaoka pun memulai kegiatan sehari-harinya dengan ceria. Begitu pula dengan murid kelas 3-E. Walaupun mereka harus mendaki bukit untuk mencapai gedung kelas, namun, mereka tetap menikmatinya.
Mari kita perhatikan salah satu murid 3-E, Nagisa Shiota. Nagisa berjalan menuju kelas dengan ceria. Wajahnya dihiasi senyuman lebar, diiringi pula dengan senandung pelan. Namun, ekspresi berubah ketika melihat suasana kelasnya. Berantakan, semua orang panik. Persis seperti ada kebakaran di ruang kelas mereka. Tidak juga sih.
"INI ADA APA, OI!" teriak Nagisa panik, dikiranya ada kebakaran beneran. Tidak ada yang menjawab pertanyaan Nagisa. Merasa dikacangin, Nagisa pun menjadi geram.
"DAFUQ! JAWAB, OI! GUA JANGAN DIKACANGIN!" teriak Nagisa geram.
"Eh, anjir, nih orang. Ini ada PR fisika! Pelajaran fisika, kan, jam pertama, dan gua belom ngerjain! Jangan teriak-teriak, cuwk!" balas Sugino kelewat sewot. "Belum ada yang selesai ngerjain, nih, kan jadi gak ada contekan," lanjut Sugino tak tahu malu.
Nagisa bengong. Dia juga lupa ngerjain rupanya.
"Karena kelas kita adalah kelas yang solid," sang ketua kelas ikemen tiba-tiba saja berujar dengan nada bicara yang dramatis. Seketika, seluruh murid 3-E menoleh ke arahnya. "Maka, satu PR dikerjakan bersama! Satu untuk bersama!" Isogai kembali berteriak seraya mengangkat kepalan tangannya ke udara.
Seperti dibakar api semangat, seluruh murid kelas 3-E kecuali Nagisa pun berteriak, "Satu untuk bersama! YEAY!"
Nagisa sweatdrop, tidak bisa berkata apa-apa.
Solid, sih, solid, tapi gak gini juga, kan!
Pada akhirnya, Nagisa mengikuti teman-temannya mengerjakan PR bersama. Daripada dihukum karena tidak mengerjakan, begitu pikirnya.
.
.
Nonton Bareng.
"Eh, kayaknya pelajaran kedua nanti jam kosong, deh," ucap Maehara tiba-tiba.
"Sumpah? Asik, nih! Enaknya ngapain, ya?" ucap Kayano sambil menatap langit-langit kelas, terlihat berpikir.
"Gimana kalau main truth or dare?" tanya Okano seraya mengangkat tangannya.
"Setuju!" teriak Karma dan Nakamura bersamaan, diikuti seringaian lebar di wajahnya. Perasaan Nagisa jadi tidak enak.
"Aku menolak!" teriak Nagisa penuh penderitaan. Ia mengetahui apa yang dipikirkan si surai merah dan si surai pirang.
Gua gak mau disuruh cross-dressing an lagi! Batin Nagisa dalam hati. Nagisa memang selalu menderita, yha.
"Kalau begitu.. mm.. bagaimana kalau nonton bareng aja? Aku lagi bawa laptop, nih," usul Kimura. Seluruh murid 3-E langsung mengangguk setuju, entah mengapa.
"Ya udah aku sama Terasaka akan mengambil proyektor," ucap Takebayashi sambil menoleh ke arah Terasaka. Terasaka hanya memasang wajah 'kok-nama-gua-dibawa-bawa'.
"Betewe, mau nonton apaan?" Kurahashi angkat suara.
"Gimana kalau Frozen?"
"Beauty and the Beast, aja!"
"Sleeping Beauty!"
"Cinderella!"
"INI KENAPA DISNEY PRINCESS SEMUA, SEH?!"
"NONTON BOKEP AJAH!" sudah bisa diduga siapa yang mengatakan ini. Okajima pun dilempar keluar kelas lewat jendela.
Kimura pun membanting meja secara tiba-tiba. Spontan saja, semua langsung menoleh ke Kimura. "Karena gua yang bawa yang bawa laptop, gua yang mutusin!" ucap Kimura egois. Entah kenapa, bahasanya berubah menjadi 'lo-gue'. Terbawa suasana mungkin.
"Kita nonton.." jeda sesaat, suasananya pun menjadi dramatis. "Interstellar, aja," lanjut Kimura dengan mata bling-bling gitu. Untungnya pilihan Kimura tidak aneh-aneh, jadi tidak ada yang protes.
Terasaka dan Takebayashi pun memasuki kelas dengan membawa proyektor yang entah didapat dari mana. Mereka bertiga Takebayashi, Terasaka, dan Kimura pun mulai menyambungkan beberapa kabel ke laptop dan proyektor. Setelah beberapa menit berkutat dengan kabel, laptop pun sukses tersambung dengan proyektor. Acara nobar pun siap dimulai!
Film Interstellar pun mulai terputar di depan kelas. Semua melihat dengan ekspresi serius. Suasana kelas mendadak hening, karena terlalu serius dengan filmnya. Saat adegan seru-serunya, Fuwa Yuzuki pun membuka pembicaraan.
"Ingat waktu buku-buku di raknya si anak cewek jatuh?" tidak ada jawaban. "Dia, kan, bilang kalau jatuhnya buku-buku itu gara-gara hantu, tapi, sebenernya 'hantu'nya itu ayahnya sendiri. Soalnya nanti ayahnya masuk ke " mulut Fuwa dibekap paksa oleh Maehara.
"DIA TELAH SPOILER, TEMAN-TEMAN! APA HUKUMAN YANG PANTAS UNTUKNYA, TEMAN-TEMAN?" tanya Maehara dramatis, seolah ia adalah hakim.
Semua menatap horror ke arah Fuwa. Yang ditatap hanya bisa bergidik ngeri. "ORANG SPOILER PANTAS DIBAKAR DI LAPANGAN SEKOLAH," ucap semua murid korban spoiler secara serempak.
Ya Tuhan, ampuni dosa Yuzuki. Yuzuki cuma spoiler, kok.
Ahaha.. cuma katanya..
Setelah itu, Fuwa Yuzuki di bakar bareng-bareng di lapangan depan kelas 3-E.
Pesan moral dari cerita diatas : Jangan sekali-kali spoiler saat nonton bareng. Jika tidak, kau akan mendapatkan hukuman yang pantas.
.
.
Kesepian.
Asano Gakushuu sedang bersantai-santai di ruang keluarga. Jarang-jarang ia bisa bersantai seperti ini. Biasanya, sih, ia akan disuruh oleh ayahnya untuk mengerjakan setumpuk dokumen, yang rasanya mati satu tumbuh seribu gak habis-habis maksudnya. Mau menolak pun juga tidak bisa. Perintah Ayahnya itu sudah absolut, gak bisa dibantah lagi. Sebagai anak yang ehemberbaktiehem kepada orang tua, Asano pun terpaksa mengerjakan dokumen tersebut.
"Asano-kun.." yaelah, panjang umur. Baru aja dibicarain, orangnya malah muncul.
"Ada apa?" nada bicara Asano muda sudah kelewat ketus. Mungkin masih sebal dengan perlakuan ayahnya kepadanya.
Asano Gakuhou tersenyum lembut sebelum berkata, "ya ampun.. jangan ketus-ketus amat gitu, dong.. nanti gak dapet pacar, loh.."
Gakushuu merinding. BAPAK GUA KESAMBET APAAN?!
Gakushuu tambah emosi. Apalagi, ayahnya mengungkit masalah statusnya yang masih menjomblo. Gakushuu, kan, jadi baper. Sudah, lupakan.
"Ada apa?" Gakushuu memutuskan untuk mengulang pertanyaannya.
Gakuhou pun duduk di sebelah anaknya. Wajahnya berubah jadi sendu. Gakushuu tambah merinding.
"Asa ah, tidak. Gakushuu-kun, ayah boleh curhat?" tanya Gakuhou lembut.
EEDAAN! BAPAK GUA PASTI UDAH GILA!
Gakushuu tidak menjawab. Ia justru mengeluarkan ponselnya dari saku celana, bersiap menelpon psikiater bila ayahnya sudah menunjukkan tanda kegilaan.
"Sepertinya.. ayah mulai merasa kesepian. Ayah butuh belaian, nak," ucap Gakuhou memulai curhatannya kepada sang anak. Gakushuu tetap terdiam, tidak mengerti arah pembicaraan ayahnya.
"Ayah ingin menikah lagi," lanjut Gakuhou dengan wajah tertunduk. Gakushuu akhirnya paham dengan arah pembicaraa ayahnya.
Aelah.. minta restu, toh? Aku, sih, setuju-setuju saja, batin Gakushuu dalam hati.
"Tapi, guru-guru dan karyawan-karyawan cewek di Kunugigaoka gak ada yang mau menikah sama ayah, yang notabene adalah seorang duda," ucap Gakuhou masih dengan wajah yang tertunduk.
Gakushuu rasanya ingin mengkapokkan ayahnya, namun, disisi lain, ia juga merasa kasihan. Bagaimana pun, Gakuhou tetaplah ayahnya. Gakushuu pun memutuskan untuk menepuk pelan punggung ayahnya, sebagai bentuk simpati.
"Apalagi kalau sama murid, nanti dikira pedo malahan, ahaha.." Gakuhou tertawa hambar.
"Ayah yang sabar, ya.. Ayah pasti bisa melewati cobaan ini, kok.." hibur Gakushuu seraya menepuk-nepuk punggung ayah tertjintahnya.
Gakuhou tersenyum kecil, kemudian ia berkata, "Gakushuu-kun, kau lah harapan terakhir ayah,"
Gakushuu bingung. Apakah ayahnya memintanya untuk mencarikan wanita yang cocok untuk ayahnya?
"Gakushuu-kun.." Gakushuu menolehkan kepalanya ke arah ayahnya yang berada di sampingnya. "Kita nikah aja, yuk."
Hening seketika.
Gakushuu pun memutuskan untuk menempelkan smartphone yang sedari tadi berada di genggamannya ke telinga kirinya.
"Halo, psikiater?"
.
.
T.B.C
.
.
Halo.. saya author baru di sini, jadi ceritanya masih ancur begini :"))
Para senpai yang sudah berpengalaman, berbaik hatilah untuk memberi kritik dan saran yang membangun ;)
.
.
Mind to Review?
