-Your Love is All I Need-

a YunJae fanfiction

©Cherry YunJae

Pairing : YunJae. Slight!ChunJae

Genre : Mystery-Romance

Rate : T-M

Length : 1/?

WARN! Out of characters, misstype.

Better you out from my home, if u don't like.. I've warned u… :)

Inspirated from a manga which I read when I sat in elementary school, such an old one ? hahaha..

Tidak semua isi fanfic ini menjiplak citu karena pada dasarnya saya juga lupa… kekeke~

Ok, hope u like it, readers.. enjoy reading..

.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

."Kepada seluruh siswa harap berkumpul sekarang juga di aula gedung utama.."

seorang siswi cantik tampak tengah tergesa-gesa, berlari di lorong melewati kelas-kelas kosong.. Rambut hitam panjangnya melambai lembut saat diterpa angin, kaki jenjangnya melangkah lincah menapaki langkah demi langkah di sepanjang lantai koridor itu..

"ah, akan tetap terlambat kalau begini.." ia pun mencoba mencari inisiatif lain ketika melihat Jendela di sebelah kanannya.. Setelah menyingsing rok seragamnya, gadis itu melompat hendak melewati jendela berkusen putih itu, namun sialnya kaki itu tak tepat berpijak hingga ia terhuyung dan refleks berteriak

"HYAAAA~!"

hup~!

Gadis itu merasa ada yang janggal, bukankah harusnya ia merasa sakit karena menghantam tanah.. Kenapa tidak terasa apa-apa ?

Ia pun membuka mata dan melihat seorang pria yang kini tengah mendekapnya, menggendong tubuhnya yang sempat terjatuh tadi..

"akhh~! Jwesonghamnida~" Gadis itu bergerak, berisyarat minta diturunkan..

Pria-seseorang yang menangkapnya tadi- mengerti dan menurunkan gadis cantik itu perlahan.. "Jwesonghamnida~ yongsohaseyoo~" berulangkali, Jaejoong si gadis cantik itu meminta maaf..

"Its ok.. Sebaiknya kau lebih berhati-hati.. Bahaya bila seorang 'lady' cantik sepertimu melompat dari jendela.." Pria itu tersenyum sebelum kemudian berbalik, berjalan menjauh.. Jaejoong malu bukan main... Ia pun memukul pelipisnya sendiri ketika sadar pria itu melihat kecerobohannya..

Siangnya, ruangan kelas riuh ramai karena pelajaran pertama hampir usai.. Dan waktunya istirahat begitu pula dengan Jaejoong, gadis cantik itu kini tengah merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku karena lumayan lama duduk diam..

Sebelum tiba-tiba "Jaejoongie~" Gadis itu menoleh ke pintu kelas dan mendapati seorang pria yang sangat ia kenal.. Ia tersenyum lalu menghampiri pria itu..


"jadi setelah ini kau akan kemana, Jaejoongie ?"

"uhmm~ entahlah aku masih belum memikirkannya.. kau sendiri ?" Jaejoong melahap potongan terakhir roti-nya.. Saat ini, Kim Jaejoong dan Park Yoochun-sahabat dekatnya-tengah duduk berdampingan di atap sekolah mereka, mendiskusikan tujuan mereka setelah beberapa jam lalu Kepala Sekolah dan segenap guru mengumumkan kelulusan mereka-siswa kelas akhir ShinKi-Yoochun menaruh kaleng minuman ringan-nya lalu menatap lurus ke pemandangan di bawah sana..

"aku mungkin akan ke Paris, mengikuti sekolah seni disana.." Jaejoong menatap sahabat baiknya itu.. Terdiam dengan sinar redup di matanya sebelum kemudian kembali fokus dengan Yoguhrt Strawberry-nya.. "ne, kurasa kau akan cocok disana, itu bidangmu kan.." Jaejoong melempar tatapan kearah lain, tak ingin pria disampingnya mengerti kesedihannya saat ini..

"kalau begitu kau sendiri juga, carilah tujuanmu berikutnya, araa ?" Yoochun merangkul bahu kecil Jaejoong, memberi semangat pada gadis cantik itu.. tak menyadari perubahan ekspresi di wajah cantiknya.

"aku.. Akan merindukanmu.. Kau pergi terlalu cepat..." lirih Jaejoong yang akhirnya menyuarakan pikirannya..

Yoochun diam sesaat, "Mianhae Jaejoongie.." raut pria itu berubah sedih saat mengetahui apa yang dirisaukan sahabat cantiknya itu.. Ya, tak sempat terfikir olehnya bahwa kini mengejar cita-citanya di Paris sama dengan meninggalkan sekolah ini, asrama, panti asuhan yang membesarkan mereka.. Terutama meninggalkan Kim Jaejoong.. Mereka berdua memang sudah terlalu lama bersama, mereka sama-sama tahu bahwa saat-saat seperti ini pasti akan terjadi, tapi bagi Jaejoong ia tak ingin secepat ini.. Ia belum siap sendiri lagi seperti tahun-tahun awal ia berada di panti asuhan ini sebelum Yoochun datang.. Jaejoong kadang menyalahkan sifatnya sendiri yang terlalu bergantung pada pria itu.. Tapi bagaimana lagi ? Jika Yoochun sudah menjadi satu-satunya orang yang ia anggap sebagai saudaranya... Saudara ? Ia bohong, ia memiliki perasaan lebih dari sekedar sahabat atau saudara pada pemuda itu.. Ia yakin itu..

Ok, untuk yang satu itu Jaejoong belum berani menyampaikannya.. Bahkan sampai hari ini, saat Yoochun bilang padanya bahwa ia akan pergi ke Paris.. Entah itu Kebodohan atau memang hal yang sebaiknya ia lakukan..

"Mianhae, Jaejoongie.." Yoochun mengusap surai hitam Jaejoong, seperti biasa..

"panggilan untuk Kim Jaejoong dari kelas 3-2, ditunggu kehadirannya diruang kepala sekolah sekarang juga.."

Jaejoong tersentak ketika mendengar pengumuman itu, dan 2 kali pengulangan, memang namanya-lah yang disebut.. Ruang kepala sekolah ? "Aku pergi dulu.."pamit Jaejoong buru-buru pada Yoochun.

'astaga ! Apa ini ? Apa kepala sekolah memergoki ku saat melompat dari jendela tadi ?' Jaejoong khawatir, sepertinya ini bukan urusan main-main..


"permisi.."Jaejoong mengetuk pelan pintu ruangan kepala sekolah Shinki yang memang agak terbuka sedikit sebelum ia masuk,

"oh, Kim Jaejoong.. Kemarilah.. Ada yang ingin bertemu denganmu.." Jaejoong melangkah pelan dan sempat menunduk hormat pada pimpinan sekolahnya itu..

Jaejoong menghampiri meja kepala sekolah dan berdiri disamping seseorang yang duduk di hadapan pimpinan sekolahnya itu.. "sudah saatnya kau bertemu dengan wali-mu selama ini, Jaejoonga.. Bukankah kau selalu ingin mengetahuinya ?" Kepala sekolah tersenyum menatap pria yang sejak tadi duduk di hadapannya, 'Jadi..'

Jaejoong buru-buru melihat pria itu ketika tahu dia-lah walinya selama ini... pria itu juga menatapnya, tatapan lembut yang mampu meneduhkan hati siapapun, dan sebuah senyum manis di wajah tampan pria itu...

"a-anda..?" kaget Jaejoong..

"ne, kita bertemu lagi, Lady~" Ya, pria yang selama ini menjadi walinya adalah pria yang tadi pagi menangkapnya ketika hampir jatuh dari jendela.. Jaejoong semakin malu rasanya..

"oh, kalian sudah bertemu ?" tanya sang kepala sekolah, Jaejoong mengangguk canggung sementara pria itu masih tersenyum "ne, kami bertemu beberapa waktu lalu, Kim Jaejoong seorang lady yang luar biasa.."

Blushh~!

Jaejoong benar-benar merasa perlu memembenturkan kepalanya ke dinding.

"Nah, tuan Jung kalau begitu tugas saya sudah selesai.." ucap kepala sekolah "Jaejoonga, Tuan Jung hari ini akan mengambilmu karena kau juga sudah lulus..." Jaejoong menatap pria itu sesaat.. Mengambilnya ? Artinya keluar dari panti asuhan ? "tetaplah jadi anak baik, Jaejoonga.. Aku pasti akan merindukan anak kesayanganku ini.." goda kepala sekolah.. Jaejoong tersenyum paksa.. Ada yang ingin dia tanyakan tapi lidahnya kelu, yang jelas sekarang ia masih belum bias menerima jika harus meninggalkan panti

"baiklah, saya akan pamit terlebih dulu.. Terima kasih banyak, pak kepala sekolah.. Kim Jaejoong kajja kemasi barang-barangmu.." Jaejoong tersentak

"se..sekarang juga ?" ia menatap tak percaya pada pria tegap yang tingginya sekitar 20cm diatasnya itu.. Pria itu mengangguk..

Aniya, sungguh Jaejoong belum siap untuk kepindahannya yang tiba-tiba ini.. Ia belum siap untuk meninggalkan... Yoochun ?

"Ah! Ne, sebentar tuan aku ada sedikit urusan.." Jaejoong membungkuk sesaat kearah Yunho dan kepala sekolah, lalu berlari tergesa meninggalkan ruangan itu, ia harus bertemu Park Yoochun..!


"Yoochunaa~" Pemuda itu menoleh ketika mendengar suara nyaring Jaejoong memanggilnya.. "bagaimana Jae ? Kenapa kepala sekolah memanggilmu ? Kau tidak apa-apa ?" tanya Yoochun setelah mereka berhadapan di koridor kelas ini..

"waliku datang.."

"eh ? Jincha ? Lalu bagaimana wajahnya ? Wah, akhirnya orang yang membuatmu penasaran bertahun-tahun datang juga.. Cheukkae, Jae.." Yoochun menepuk kepala Jaejoong yang terunduk

"aku akan diambil hari ini.."

Yoochun pun mendadak terdiam.. "..dia datang untuk mengambilku.." mata bening gadis itu mulai berkaca-kaca saat melihat Yoochun terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.

Yoochun menghela nafas sambil tersenyum tipis, "kalau itu yang terbaik, kenapa kau tidak terima ? 18 tahun di panti asuhan cukup untukmu, aku juga ingin melihatmu hidup diluar.. Apa wali-mu terlihat seperti orang baik ?"

Jaejoongmengangguk "ne, kurasa dia orang yang sangat baik.. Tapi.. Aku belum bisa pergi dari sini.. Berpisah denganmu.. Aku idak mau.." Jaejoong hanya mampu mengenggam erat ujung blazer sahabatnya itu..

Yoochun mengerti kesedihan Jaejoong..

"dengar aku, Jae.. Kau juga pasti punya impian diluar sana kan ?" Yoochun meluruskan bahu gadis itu, memaksa agar Jaejoong menatapnya.. "kau harus cari impianmu juga diluar sana.. Kita tidak terpisah.. Jika kita mau kita masih bisa bertemu, ini bukan akhir segalanya, Jae.." Yoochun mencoba meyakinkan Jaejoong, ia tidak tega melihat sahabatnya sedih seperti ini.

Jaejoong menunduk lagi, persis seperti anak kecil yang sedang merajuk..

Namun tiba-tiba ide bagus melintas di pikirannya.. "Yoochuna ! Kau benar ! Kalau begitu aku juga akan ikut kau ke paris !" pekiknya histeris..

"mwo ?"

"ne, aku akan menjelaskan pada waliku itu kalau aku akan sekolah ke Paris.. Dia pasti mengerti, tapi untuk saat ini aku harus tetap ikut dengannya , dia menungguku.."

"kau yakin itu akan berhasil..?" Yoochun memandang ragu.

"ung! Dia sangat baik, aku yakin dia akan mendengarkanku .." Yoochun tersenyum lalu mengangguk..

"geurae.. Kalau begitu aku akan menunggumu nanti.." pemuda itu kembali mengusap sayang surai hitam Jaejoong..


Suara halus dari mesin mobil menemani Jaejoong yang tertidur di samping walinya itu..

Setelah bercakap-cakap singkat di awal perjalanan mereka tadi Jaejoong tampaknya kelelahan..

Dan walinya, Jung Yunho hanya mampu tersenyum mengamati wajah innocent Jaejoong yang terlelap itu.

"Jja~ Lady Jaejoongie, kita hampir sampai.." ucap Yunho ketika membangunkan gadis cantik itu.. Jaejoong membuka matanya dan menoleh kekanan-kiri saat otaknya meloading situasinya kini.. Ia menatap keluar..

Oh my~ sebuah puri besar.. Apa zaman sekarang masih ada yang mau tinggal di puri sebesar dan se-dingin itu ?

'dia orang kaya..' batin Jaejoong, ia menatap kagum pada rumah besar bercorak kuno itu

"i-ini rumah anda, tuan Jung ?" pria itu tertawa, "hentikan bahasa formal-mu itu, Lady.. Cukup panggil aku Yunho dan yah... Seperti yang kau lihat, kita sudah sampai."

Jaejoong membuka seat-belt nya ragu.. Ia tak habis fikir jika walinya adalah orang kaya-raya..

"kajja.." ajak Yunho sambil membawa beberapa barang milik Jaejoong.

Jaejoong mengamati detil demi detil halaman dan bangunan itu, tersirat di pikirannya untuk apa yang membuat pria semapan Yunho tertarik membiayai hidup seorang gadis yatim-piatu selama 18 tahun.. Apa ia juga melakukan hal yang sama pada beberapa anak panti lain ? Hobi ? Atau semacamnya mungkin ?

Jaejoong menatap rumah 3 lantai itu..

"eh ?" ia sempat kaget saat melihat sosok perempuan berambut hitam kelam di jendela lantai 3, meski tidak terlihat wajahnya dengan jelas tapi perempuan itu terlihat begitu anggun dengan dress biru pastel.

perempuan itu melihatnya sebentar lalu pergi, Jaejoong bertanya-tanya dalam hati.

"istri tuan Jung ?" ia pun menatap punggung pria yang berjalan beberapa meter di hadapannya itu.. berpikir bahwa that's out of her bussiness, Jaejoong berusaha mengabaikannya.


"kamarmu ada di sebelah sana.." tunjuk Yunho pada sebuah pintu di samping ruangan berisi piano putih

"kau boleh memakai semua yang ada disini sesukamu tapi, tidak di lantai 3.. Lantai 3 milikku, jangan pernah kesana araa ?" Yunho menatap wajah cantik Jaejoong.

Jaejoong memgangguk faham meski permintaan terakhir Yunho itu agak...

Aneh, tapi Jaejoong kembali mengingat perempuan yang melihatnya tadi, mungkin Yunho ingin lantai 3 menjadi privasinya dan istrinya..

"kalau butuh apa-apa kau bisa panggil maid yang ada disini, mereka akan mengurus kebutuhanmu.." Jaejoong mengangguk lagi, "geunde.. Apa kau tinggal sendiri Yunho-sshi ?" Yunho menatap Jaejoong, hingga 2 pasang bola mata itu bertemu tatap, tak ada jawaban sampai 5 detik berikutnya

"ne.. Aku sendiri disini.." Jaejoong yang berniat memancing dengan pertanyaan itu justru mengernyit bingung..

"eh ?"

Lalu siapa wanita itu ?

Yunho mengantar Jaejoong ke ruangan yang akan menjadi kamarnya "istirahatlah dulu, biar maid yang membereskan barang-barangmu.. Aku ada urusan, kita akan bertemu lagi makan malam nanti.." pelan, Yunho mengusap kepala Jaejoong..

Jaejoong terkesiap, lalu setelah pria tampan itu menjauh, Jaejoong menyentuh kepalanya sendiri..

memandang sosok yang menghilang di balik pintu kamar itu, ia menatap lembut dan menggumam

"hangat.."


pukul 07.23 pm di kediaman Jung, Jaejoong sibuk di dapur rumah megah itu.. Melihat ada bahan makanan yang lengkap, ia meminta pada maid yang menyiapkan makanan mengijinkannya membantu..

"aku cukup bisa kok.." ia meyakinkan maid itu ketika mereka khawatir tuannya akan memarahi mereka.. Jadilah Jaejoong yang sibuk berkutat dengan panci sup sekarang..

Tak lama Yunho datang.. Sepertinya Jaejoong terlalu sibuk dengan sup-nya sehigga tak peduli pada sekitarnya..

"Kau sedang apa disitu, lady ?" dan suara itu sukses mengintrupsi kegiatan Jaejoong, "kau sudah kembali..? Aku.. Hanya ingin memasak untukmu, meski tak banyak yang bisa kulakukan tapi aku ingin membalasmu.." ucap Jaejoong

Yunho berdiri tak jauh dari Jaejoong, memperhatikan bagaimana Jaejoong sibuk dengan kegiatannya itu, ia tersenyum mendengar kalimat Jaejoong tadi.

Makan malam pun selesai, Jaejoong dan Yunho berbincang banyak Jaejoong bersyukur Yunho lah yang mengadopsinya.. Dan ketika melihat peluang untuk bicara serius, Jaejoong ingat akan misinya..

Ne, ia ingat untuk apa ia datang kesini.

"umh~ Yunho-sshi ? Boleh aku bicara ?" tanya Jaejoong, Yunho pun menangguk, "surely,lady.. Bicaralah..

" pria itu tersenyum ramah mengusir kecemasan di hati Jaejoong..

"be-begini.. Sebenarnya aku akan bersekolah di paris bersama temanku.. Itulah tujuanku datang kesini, aku ingin membicarakannya baik-baik dengan anda..." jelas Jaejoong

trak~!

Yunho menaruh gelas wine-nya dengan sedikit kasar, membuat Jaejoong gentar karena gelagat negatif dari Yunho.

mendadak nyali Jaejoong ciut karena perubahan sikap Yunho ini..

"mm-mianhae.. Lupakan saja soal itu, aku akan membereskan ini semua dahulu..." Jaejoong membereskan beberapa piring lalu membawanya ke dapur..


Jaejoong hanya mampu menghela nafas, ia terperangkap dalam situasi sulit kini. Entah mengapa Jaejoong sangat takut ketika melihat raut tidak suka dari wajah Yunho yang ramah itu..

'aishh~ Jung Yunho, orang seperti apa kau sebenarnya, kenapa semudah itu kau berubah ekspresi..' rutuk Jaejoong yang masih meneruskan kegiatan mencuci piringnya, ia menyuruh maid istirahat dan membiarkannya menyelesaikan urusan terakhir itu.. isi kepalanya masih dipenuhi dengan ekspresi Yunho yang sungguh berbeda dari sebelumnya itu.

GREP~!

Jaejoong tercekat saat mendapat pelukan hangat dari belakang tubuhnya, bisa ia rasakan hangat nafas seseorang yang menyentuh tengkuk putihnya..

"Kau ingin aku mengizinkanmu sekolah di Paris bersama Park Yoochun uhm ?" bisik orang itu, Jung Yunho !

"le-lepaskan aku.. Bagaimana kau tahu tentang Yoochun..?!" Jaejoong berusaha melepas lengan Yunho yang melingkari pinggang rampingnya.

"kau berpikir aku tidak tahu apa-apa Kim Jaejoong ? Tentang kedekatanmu dengan Park Yoochun ? Atau perasaanmu padanya ? Aku tahu semua tentangmu, sayang~" Pria itu dengan berani mengecupi tengkuk Jaejoong

"GEUMANN~!" pekik Jaejoong ketakutan karena sikap aneh Yunho ini..

"Hentikan! Ngh.." Yunho membawa tubuh ramping itu berbalik menghadapnya dan memeluk erat pinggang gadis itu agar tidak kabur.

"asal kau tahu, Jaejoongie.. 18 tahun aku menunggumu tumbuh, dan itu tidak sia-sia.. Kau tumbuh menjadi seorang lady yang sungguh menawan, kau berhasil membuatku takjub.. 18 tahun aku menunggu saat seperti ini, jangan harap aku akan melepasmu.. Kau milikku.." dan kalimat Yunho berakhir pada ciuman ganas antara kedua bibir itu, meski terus meronta Jaejoong tak mampu membuat pria itu menyingkir.

"hmfff~ nghh.."

Oh well, takdir apa yang sebenarnya menunggumu, Kim Jaejoong ?

.

.

.

To Be Continued..


Yaps.. Chapter 1 done

So tell me ada yang tau manga ini ? :)

Masih banyak kekurangan dalam penulisanku, harap maklum ya and please give me some review to let me know how much you liked this story…

Last, Gomawo all… ;)