- High School in Love -
Cast:
Mark, BamBam
Other(s)
Pairing: MarkBam slight! JJ
Length: Oneshoot
Disclaimer:
GOT7JYP Entertainment
High School in Love ©byuncrackers
Warning! Typo bertebaran! BoysLove! School life! Anak polos/? Perubahan umur!
Happy reading! Don't forget to review ^^
ㅡo00oㅡ
Cinta itu, simpel.
Hanya dua orang yang saling mencintai.
Tapi, apakah menurut Mark, Cinta itu simpel?
Mark Tuan. Lahir pada tanggal 4 September 1995. Pemuda berambut merah, memiliki wajah imut dan tampan serta cool disaat yang bersamaan. Yang diidam-idamkan para wanita disekolahnya. Namun, siapa sangka bahwa ia ternyata seorang gay?
"Jangan bercanda, Tuan. Aku sungguh tidak bisa percaya." Kata sahabat Mark, Jaebum.
"Aku serius, Jaebum. Memang aneh kalau dipikir-pikir. Tapi inilah yang kurasakan." Ucap Mark sambil mengusap wajahnya. Jaebum yang mendengar penuturan idiot dari sahabatnya yang terbilang cukup tampan itu.
Mark menghela nafas. Cintanya tidak sesimpel yang orang-orang bayangkan. Dia suka seorang laki-laki. Bahkan adik kelasnya. Mark yakin sekali bahwa adik kelas yang ditaksirnya itu seratus persen masih normal. Ia mengutuk dirinya sendiri. Mimpi apa ia semalam sampai ditakdirkan gay? Padahal, mantan pacarnya semasa SMP saja, cantik-cantik. Sooji, misalnya?
Adik kelas yang ditaksirnya itu, katanya sih, dari Thailand. Tapi semenjak SMP, ia pindah ke Korea. Sayang sekali, Mark tidak satu SMP dengannya.
Namanya Kunpimook Bhuwakul. Kalau boleh jujur, Mark menghapal namanya itu selama satu mingguan. Namanya sangat susah dihafalkan. Bahkan ditulis saja masih membingungkan. Mark tau namanya berkat bantuan Jaebum. Tapi Jaebum tak menyangka bahwa adik kelasnya itu adalah orang yang ditaksir Mark.
Sejujurnya, Jaebum sedikit kecewa mendengar Mark yang tiba-tiba menjadi gay karena adik kelasnya yang memang terlihat sangat-sangat-sangat kelewat imut itu. Pipinya chubby. Rambutnya berwarna cokelat muda dengan poni yang ia cat light gold. Memberikan kesan manis pada orang yang melihatnya. Tubuhnya juga terbilang langsing untuk ukuran seorang laki-laki.
"Oh iya, Tuan. Aku baru ingat. Kemarin adik kelasku bilang kalau Kunpimook siapalah itu, nama panggilannya BamBam." Kata Jaebum.
"Terimakasih untuk informasinya, dan berhentilah memanggilku Tuan, Jaebum! Atau aku akan memanggilmu JB!"
"Jika kau berani memanggilku seperti itu, akan kupenggal kepalamu."
"Coba saja, JB!" Kata Mark sambil memeletkan lidahnya.
"Dasar." Dengus Jaebum sambil menyeruput Vanilla Milkshake-nya yang masih tersisa. Mark terkekeh melihat reaksi sahabatnya.
Setelahnya, pikiran Mark berpencar kemana-mana. Entahlah. Ia hanya takut jika perasaan cintanya untuk kali ini ditolak. Pertama. Wajah BamBam begitu cute. Terlihat sangat polos. Pastinya ia tidak pernah pacaran. Bahkan jatuh cinta pun, mungkin belum pernah.
Dan yang kedua. Ia takut dibilang freak. Seorang gay. Hello! Mana ada jaman sekarang yang menerima pria gay?
"Mark Tuan."
"Yes, Lim Jaebum?"
Bibir Jaebum mendekati telinga Mark. "kau lihat anak lelaki yang bermata sipit itu?" Kata Jaebum sambil menunjuk sekelompok lelaki yang sedang bercanda gurau.
"Hampir 80 persen dari mereka bermata sipit, bodoh." Tangan Mark terulur untuk menjitak sahabatnya itu. Jaebum meringis.
"Aku baru tahu jika kau hobi menjitak kepala orang." Cibir Jaebum. Mark memutar bola matanya. "Ituloh, yang rambutnya hitam dan ditata agak berdiri. Kurus danㅡah itu! Yang sedang mengacak rambut temannya!" Lanjut Jaebum. Mark mengangguk-angguk.
"Ho'oh. Iya. Dia kenapa?"
"Aku rasa, aku tertarik padanya."
Dan Mark tertawa lepas seketika.
...
Muka Jaebum setelah istirahat usai tadi merengut kesal. Mark benar-benar pintar membuatnya skakmat dan menertawainya. Jaebum mulai berpikir, sebetulnya otak Mark dibuat dari apa?
Mark sedari tadi tertawa lepas. Ia tak bosan mengejek sahabatnya itu. Kesempatan 'mengerjai-Jaebum' itu sungguh langka menurutnya.
"Hey ayolah jangan ngambek, Lim!" Mark menepuk pundak Jaebum dan merangkulnya.
"Berisik." Dengus Jaebum sebal. Mark kembali tertawa.
"Baiklah-baiklah. Maafkan aku. Sebagai gantinya, aku akan membantumu." Ucap Mark.
"Jangan merajuk, Tuan. Aku sebal mendengar omonganmu yang satu itu. Kau tak pernah menolongku dengan benar." Protes Jaebum. Sebetulnya Jaebum ingin Mark mengganti 'hadiah minta maafnya' itu. Mungkin ditraktir makan siang ini? Habisnya ia lapar sekali.
"Aniyo! Kali ini aku serius. Aku akan membantumu. Kau sudah membantuku mencari identitas si imut itu. Ah, memikirkannya membuatku hampir gila~!" Kata Mark sambil meloncat-loncat kecil. Kegirangan.
"Laki-laki imut itu, hebat ya. Bisa membuat orang secuek dirimu, bersikap layaknya fangirl yang baru ketemu biasnya." Jaebum meringis, perkataannya barusan mengundang tangan Mark untuk menjitak kepalanya lagi.
"Jangan mengejek." Dengus Mark. Dan kali ini, Jaebum tertawa. "Jadi, kau mau minta tolong apa?" Tanya Mark. Jaebum tampak berfikir.
"Bagaimana jika kau membantuku mencari identitas laki-laki sipit tadi? Adil, kan?" Kata Jaebum sambil tersenyum.
Mark mengacungkan jempolnya tanda setuju. Menurutnya, itu hal yang terbilang cukup mudah.
"Yasudah, kau mau ikut aku makan atau langsung pulang?" Tanya Mark yang memang terlahir di keluarga konglomerat.
Tepat sasaran! Jaebum tersenyum lebar yang menyiratkan sebuah makna. Mark kembali memutar kedua bola matanya.
"Jangan munafik. Ayo makan."
...
Mark datang pagi hari ini. Entah alarmnya yang rusak atau memang keinginannya sendiri. Atau ia punya rencana lain?
Ia tak langsung ke kelasnya. Melainkan ke ruang guru. Berhubung ia termasuk anggota OSIS disekolahnya, jadi ia dengan mudahnya mendapat informasi tentang laki-laki yang jadi pusat perhatian Jaebum saat ini.
"Bodoh." Tukasnya pada diri sendiri.
Sudah tahu gitu, kenapa ia sampai memohon kepada Jaebum agar mencarikannya identitas Kunpimook Bhuwakul yang imut kelewat batas itu? Bodoh.
Sayang sekali. Data didalam buku tersebut hanyalah foto, beserta nama asli, tanggal lahir dan nilai ujian nasional SMP. Atau nama bekennya, Nem.
Nama laki-laki itu Park Jinyoung. Kelas 1A ditahun ini. Lahir tanggal 22 September 1996.
Baru saja ingin menutup buku data-data itu, tiba-tiba matanya menangkap foto orang yang ditaksirnya saat ini.
- 1A -
1) xxx
2) xxx
.
.
9) xxx
10) Kunpimook Bhuwakul, 2 May 1997, Nilai akhir: 37
11) xxx
.
.
15) Park Jinyoung, 22 September 1996, Nilai akhir: 36,8
.
.
20) xxx
Biarkan Mark menenggelamkan dirinya sekarang di sungai Han.
Jaebum adalah tipe orang yang nekat. Apa yang ingin dipunyainya, harus ia punyai. Apapun caranya. Seperti contohnya, pada waktu itu, ia menginginkan sebuah PSP baru. Uang tabungannya kurang. Sehingga ia dengan sangat tidak elitnya berdandan seperti gelandangan dan mengemis. Parahnya, ia selalu mengajak Mark.
"Buat pengalaman. Seru, kan?" Begitulah alasan Jaebum untuk meluluhkan hati Mark dalam melaksanakan ide yang kelewat tololnya itu.
Dan sekarang?
Pasti Jaebum akan mengejar Park Jinyoung itu.
Otomatis,
Ia akan bertemu si Kunpimook Bhuwakul itu dikelas 1A.
Oh astaga.
Mark susah mendeskripsikan perasaannya kali ini. Harus senang atau merasa kecewakah?
Yang jelas sekarang perasaannya campur aduk.
Setelah Mark benar-benar menutup bukunya, ia menyerahkan pada guru yang ada dan pamit menuju kelasnya.
Dalam perjalanan(?) menuju kelas, pikirannya tidak fokus. Akibatnya, ia menabrak seseorang.
"Aduh!" Keluh Mark dan orang yang ditabraknya secara bersamaan. Mark bangkit dan mengusap bokongnya yang sukses berciuman mesra dengan lantai porselen sekolah yang selalu dipel namun jarang bersih itu.
Setelah itu, Mark membantu laki-laki yang masih meringis itu untuk bangun, dengan cara mengulurkan tangannya.
Mark mulai gugup saat melihat model rambut coklat dengan poni light gold yang menghiasi kepalanya. Ia kenal model rambut itu. Mark juga merasa jika ia gemetaran saat tangan dingin laki-laki itu mulai menggenggam tangannya. Dan benar saja, orang yang ditabraknya tadi adalah...
Kunpimook Bhuwakul.
Anak kelas 1A.
Yang sedang ia taksir.
Yang sedang ia pikirkan saat ini.
Rasanya Mark ingin terbang jauh, menghindari si imut ini sebelum dirinya tertangkap basah jika ia gugup. Mark meraba hidungnya. Memastikan bahwa ia tidak mimisan. Atau belum? Entahlah.
"Terimakasih sudah menolongku, maaf aku membuat kakak jatuh, hehe." Kata BamBam sambil berbow-ria didepan Mark. Mark tersenyum canggung. Tangan yang tadi digenggam oleh BamBam ia usapkan ke tengkuknya.
"Nde. Gwenchana. Aku yang menabrakmu. Harusnya aku yang minta maaf." Kata Mark.
Mark merutuk dirinya sendiri, karena nada bicaranya tadi sungguh gugup.
"Ah tidak apa-apa, kak." Jawabnya lagi sambil tersenyum manis. "Namaku Kunpimook Bhuwakul. Kakak bisa memanggilku BamBam. Atau terserah kakak saja. Nama kakak?" BamBam mengulurkan tangannya kearah Mark dengan senyum yang masih terpahat manis dibibirnya.
Mark ingin berteriak saja rasanya. Jika ini mimpi, ia rela bolos sekolah berhari-hari demi melanjutkan mimpinya ini. Tapi jika dipikir-pikir, ini nyata. Mark lalu tersenyum canggung dan membalas jabatan tangan dingin BamBam.
"Mark Tuan. Panggil saja Mark." Jawab Mark, masih dengan suara gugup. Dan Mark ingin memotong pita suaranya sekarang. Kenapa suara yang tak diinginkan itu keluar?!
"MARK TUAAAAN!"
Dengan cepat, Mark melepas jabatan tangannya dengan BamBam. Wajah BamBam yang tadinya tersenyum manis jadi agak kaget juga bingung, seakan bertanya ada apa.
Suara teriakan melengking Jaebum benar-benar merusak moment berharga ini! Terkutuk kau, Lim Jaebum! Rutuk Mark dalam hati.
"Ada apa sih? Berisik sekali." Ketus Mark sambil melipat tangannya.
"Kau kenapa tidak menyamperku sih? Aku jadi hampir telat!"
"Tadi aku berangkat jam enam. Dan aku yakin kau masih berenang dalam mimpimu yang mesum itu."
"Enak saja!" Elak Jaebum sambil mempoutkan bibirnya. Mark yang melihatnya ingin muntah.
"By the way, kau kenapa masih disini? Masih bawa tas pula." Tanya Jaebum. Matanya mendongak ke papan yang terpajang didepan pintu kelas, dan seringaian licik muncul dibibir Jaebum. "Kelas 1A, kau men-stalker-i Kunpimook, ya?!" Tebak Jaebum yang hampir tepat sasaran.
"Tidak! kau sok tau banget."
Tapi, sebenarnya, Mark memang tidak mengikuti BamBam kan? Itu hanya kebetulan saja.
"Bohong! Hey, wajahmu tidak bisa bohong, Tuan~!" Goda Jaebum. Mark susah payah menahan aliran darah untuk tidak mewarnai pipinya.
"Jaebum. Anak lelaki yang kemarin itu namanya Park Jinyoung. Kelas 1A juga." Ujar Mark, berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Dasar, kau mencoba mengaliㅡEH APA KAU BILANG?!"
"Kau seperti fangirl yang baru ketemu biasnya, tahu!" Ejek Mark sambil berjalan menuju kelasnya.
"YAK MARK~!"
"BERISIK SEKALI KAU JAEBUM!"
...
Mark menggosok-gosok telinganya dengan telapak tangannya. Telinganya terasa sakit setelah mendengar teriakan melengking Jaebum. Jaebum dari tadi hanya menyengir dan memasang V sign di jarinya.
"Kau itu setiap hari makan peluit ya? Muka sangar, tapi suaramu seperti tokoh anime wanita." Dengus Mark.
"Maaf, Tuan. Aku juga tak tahu kenapa aku bisa sesenang itu. Padahal aku merasa biasa saja."
"Kau bohong, Jaebum. Kau menyukai Park Jinyoung, kan?" Goda Mark. Tanpa Jaebum sadari, pipinya memerah dan itu mengundang tawa Mark.
"Terserah kau saja, Mark. Aku juga belum tahu perasaan apa ini."
"Hahaha Lim Jaebum sekarang sudah jadi gay. Hahahaha!" Tawa Mark.
Rasanya, Jaebum ingin mengubur Mark hidup-hidup. Tapi, ia urungkan niatnya itu. Berhubung kantin sangat ramai sehingga suara Mark mungkin tidak akan terdengar oleh orang lain.
"Aku lapar." Keluh Mark setelah ia puas tertawa.
"Tidur." Tanggap Jaebum malas. "Tidak lucu, sialan!" Jawab Mark lagi, kemudian mereka menuju kelas. Tumben sekali. Padahal waktu istirahat masih ada sekitar 10 menit lagi.
"Kak Mark!"
Mark bersama dengan Jaebum menoleh kearah sumber suara, dan mendapati si imut BamBam tengah berlari menghampirinya. Jaebum menahan tawa melihat wajah Mark yang seketika gugup. Sial sial sial! Batin Mark sebal.
"Iya, BamBam?" Tanggap Mark gugup.
"Ah anniya~ aku hanya memanggil, hehe." Kata BamBam sambil tersenyum, menampakan gigi-gigi putihnya dengan manis. Jantung Mark berdetak lebih kencang lagi. Bocah kecil didepannya begitu, manis.
"Ah? Kakak temannya kak Mark?" Ucap Mark pada Jaebum yang sedari tadi menahan tawa. Jaebum mengangguk sambil terus menahan tawa. Wajah Mark betul-betul lucu. Rasanya ia ingin mengabadikan wajah Mark hari ini dengan kameranya. Sayangnya, sekolah ini tidak memperbolehkan membawa alat elektronik sekalipun itu hanya earphone.
"Oh, wajah kakak tampan sekali. Namaku Kunpimook Bhuwakul. Kakak bisa memanggilku BamBam. Nama kakak?" BamBam mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Jaebum ikut tersenyum dan menjabat tangan BamBam. "Lim Jaebum. Panggil saja Jaebum."
Wajah Mark yang tadi gugup langsung berubah masam plus terkejut. Malas sekali. BamBam bilang wajah Jaebum tampan? Ya Tuhan, rasanya Mark ingin sekali memukul mata kecil si manis BamBam agar matanya dapat melihat bahwa Mark lah yang lebih tampan.
10 menit yang seharusnya sebentar malah terasa lama. Mark kesal, Jaebum dan BamBam mengobrol dan tertawa bersama. Bahkan mereka terlihat begitu akrab. Cemburu? Entahlah. BamBam bukan kekasihnya. Teman saja bukan.
Mark tidak tahu pasti apa yang di obrolkan mereka. Yang jelas mereka terlihat begitu antusias. Telinga Mark terasa panas. Ia takut si kecil-nya menyukai Jaebum yang menyebalkan.
Tak lama, bel Istirahat usai berbunyi. Mark menghela nafas lega. Walaupun masih kesal, tapi setidaknya ia tidak menjadi obat nyamuk yang harus menahan rasa cemburu karena melihat BamBam bersama Jaebum tertawa riang.
Setelah BamBam benar-benar pergi, Mark mendengus lalu meninggalkan Jaebum yang tersenyum-senyum sendiri. Mark memiliki firasat, bahwa Jaebum akhirnya juga menyukai si manisnya, BamBam. Bukan Park Jinyoung.
...
"Tuan, anterin aku ke kelas 1A dulu yuk~!" Kata Jaebum sambil menepuk pundak Mark yang tiba-tiba meninggalkannya keluar kelas.
Jaebum tahu. Mark cemburu. Mark kesal padanya. Tapi Jaebum sengaja tidak meminta maaf. Mengerjai sahabatnya sekali-sekali, tak apa kan?
"Maaf, Jaebum. Hari ini sepupuku datang. Jadi aku harus pulang lebih cepat. Maaf." Kata Mark, meninggalkan Jaebum yang masih berteriak-teriak, memaksanya untuk ikut ke kelas 1A. Jaebum mengacak rambutnya lalu berjalan pelan ke kelas 1A.
Sesampainya didepan kelas 1A, Jaebum menggigit bibirnya dan dengan ragu ia mengetuk pintu kelas itu.
"Ah, itu pasti kak Jaebum!"
Terdengar teriakan familiar dari dalam kelas.
Cklek.
Pintu terbuka, dan berdirilah BamBam dengan senyum manisnya. "Loh, kak Mark mana?" Tanya BamBam, senyumnya sedikit pudar.
"Ah, Mark pulang duluan. Sepupunya datang, katanya." Jawab Jaebum seadanya. Sejujurnya ia tak enak, karena tadi dikantin, Jaebum sudah mengatakan janji pada BamBam.
"Oh.." Wajah kecewa BamBam terlihat jelas, dan Jaebum makin merasa bersalah. Namun tak seberapa detik kemudian BamBam tersenyum lagi.
"Yasudah tak apalah, kak Jaebum masuk yuk~ ada Jinyoung~ katanya dia penasaran banget sama kakak!" Ucap BamBam antusias, dan Jaebum tidak percaya bahwa mood BamBam dengan mudahnya berubah.
Jaebum masuk kedalam ruangan kelas 1A yang tahun lalu juga ia tempati. Rasa canggung juga gugup menyelimuti hatinya.
"Nah, Jinyoung-ah~ ini kak Jaebum. Dia tampan, kan?" Kata BamBam kepada laki-laki sipit, yang menarik hati Jaebum.
"Annyeong haseyo, hyung. Namaku Park Jinyoung. Senang bertemu denganmu. Dan benar kata BamBam. Kakak tampan." Ucap si laki-laki sipit, Park Jinyoung pada Jaebum. Jaebum terkejut bukan main. Ia harus apa?
"Namaku Jaebum. Hehe." Jawab Jaebum sambil mengusap tengkuknya. BamBam memasang wajah gregetan, tangannya menarik tangan Jinyoung dan Jaebum agar berjabat tangan.
Setelah itu, suasana canggung benar-benar terasa. Sampai akhirnya BamBam mencairkan suasana. BamBam benar-benar baik, ramah, dan mudah bergaul.
"Ah jemputanku sudah datang. Jinyoung-ah, kak Jaebum, aku pulang duluan ya~ selamat bersenang-senang!"
BamBam menyambar tas berwarna kremnya lalu berlari keluar sambil cekikikan. Tanpa perlu Jaebum bilang, pertanyaan-pertanyaan tadi sudah membuktikan bahwa Jaebum menyukai Jinyoung. Ia tak menyangka bahwa ada pria gay disekolah ini selain dirinya.
Eh? Apa?
BamBam gay?
Jawabannya iya. Dan Mark belum tahu.
BamBam segera masuk ke dalam mobil jemputannya, dan menuju ke rumahnya.
to be continuedㅡ.
byuncrackers's cuap-cuap /? :
Annyeong Haseyooo~ ^^
Pada akhirnya, Fic perdana /apaan/ GOT7 by byuncrackers ke publish juga hahahaha /ketawa bangga/
Gimana menurut kalian? Menarik apa enggak sih? Aku ga pede ngepost ini masa -_-
Thanks to Nadya Ramadhana as hoseokid yang udah ngedit fic gembelan ini huhuhu.
Jadi, mau dilanjut apa enggak? Review tetap ditunggu. Kira-kira ada yg baca gak ya? MarkBam oh MarkBam :(
Segitu ajah kali ini :3
Akhir kata,
Mind to review?
I need 5 until 8 review for continued next chapt!
Mwah! Salam manis,
byuncrackers
