"Saki~ pinjam handphonemu?" Karin- gadis berambut merah menggunakan nada memelasnya, Sakura tersenyum kecut lalu mengambil handphonenya yang berada di dalam saku. "Ini, berikan aku handphonemu juga" ucap Sakura dengan nada memerintah yang mau tak mau dituruti Karin.
"Ha'i, ada di laci mejaku" Karin berucap malas, tangannya dengan segera merebut benda yang diinginkannya dari Sakura.
The Book Of Witch
Rating: M
[EDITED]
Warning : Typo,OOC,Gaje,etc.
Happy Reading ! (^w^)/
Sakura memutar video kesukaannya di handphone karin, drama yang belum sempat ditontonnya menjadi tujuan saat meminjam handphonenya Karin. Terlalu menghayati moment antara peran wanita dan pria membuat dirinya lupa waktu kalau ia sudah menonton kurang lebih 2 jam. Yah, jam kosong membuatnya terlena.
Mengucek mata, lalu ia beranjak dari kursinya dan merengggangkan tubuh kakunya. Bersiap untuk mengembalikan handphone Karin yang ternyata si empunya sama sekali tak menunjukkan batang hidungnya di dalam kelas. Gadis itu mengangkat bahu, dalam benaknya ia akan mengembalikannya saat bertemu dengan gadis merah itu.
Matanya menangkap ramainya meja Shion layaknya semut mengerubungi makanan manis. Rasa penasaran hadir, dengan semangat ia pergi bergegas ke tempat itu. "Wah, ada apa?" gadis gulali itu bertanya, membuat kelas yang tadinya ramai menjadi senyap.
"Kau bertanya? Yang benar saja" Shion berucap dengan nada angkuhnya, matanya menatap tajam ke dalam emerald Sakura yang balas menatapnya dengan polos. "Aku kan bertanya" Sakura mengerucutkan bibirnya, secepat kilat ia menerobos kerumunan orang orang itu yang anehnya mereka memberi jalan dengan sukarela.
Objek yang menjadi topik adalah handphone Sakura sendiri, gadis itu berdecak antara kagum dan heran. "Sakura, kau sering menonton ini?" Kiba, si badung bertanya dengan raut tidak yakin. Sakura terdiam sejenak, memikirkan arti dari pertanyaan Kiba. Tak berapa lama ia mengangguk yakin berulang kali, membuat kelas kembali ramai dengan bisikan antar sesama wanita dan pertanyaan yang tidak bisa dicerna Sakura.
Tapi tunggu, bukannya Video dikunci dengan kata sandi? Sakura berpikir keras, ia mengetuk ngetukan jarinya di atas meja. Oh, tentu saja dikunci karena di dalamnya terdapat film dewasa.
Hah! Film dewasa, apa itu yang mereka maksudkan? Sakura mengangguk paham.
Tunggu, film dewasa.
What The-
Jantung berdentum tak karuan, ia mengambil begitu saja handphonenya yang berada di tangan Kiba. Wajahnya memerah menahan malu, semua murid menatapnya dengan pandangan hina ada juga yang mengolok dirinya dengan kejam. Sakura memunndurkan langkahnya, ia berlari keluar kelas dengan bantingan pintu yang keras.
Tujuannya saat ini atap sekolah, tempat aman dan rahasia yang menjadi markas dirinya dikala sedang bosan maupun sedih. Sakura membuka pintu, lalu berlari di perbatasan atap sekolah. Saat ini suasana hatinya aneh, antara sedih atau marah dan bisa juga malu. Jadi, gadis merah muda itu berteriak dengan kencang untuk memusnahkan perasaan menyebalkan ini.
"Bodoh!" Teriakan lantang dari Sakura sedikit mampu memperbaiki hatinya, ia terduduk di lantai. Wajahnya ia tutup dengan kedua tangan, badannya bergetar tak karuan.
Haruno Sakura, Siswi dari A MIRAI HS yang terkenal dengan sekolah elitnya dan terpandangnya dikalangan masyarakat. Murid dari sekolah ini rata rata berasal dari keluarga pejabat atau semacamnya, kelas sekolahnya terbagi dua yakni High Class dan Low Class atau biasa dipanggil HC dan LD. Sebenarnya, tidak ada pembagian kelas semacam itu tapi layaknya peraturan tak tertulis yang wajib dipatuhi semua siswa tanpa kepedulian guru.
Gadis ini tinggal sendirian di apartemennya, orang tuanya telah meninggal karena umumnya, Orang tua Sakura telah mewariskan harta dan perusahaan mereka terhadap anak anak yang mereka miliki. Keluarga Haruno? Semua orang mengenali mereka dalam perusahaan di berbagai bidang yang mendunia, bersaingan dengan perusahaa lainnya untuk menjadi yang terbaik. Tentu saja hal itu dilakoni di berbagai perusahaan.
Tidak terasa suasana menunjukkan sore, dengan cepat sakura turun dan pulang dari sekolah menuju apartemennya.
Sakura memencet tombol 10 pada lift, pikirannya melayang entah kemana dan seketika buyar karena pintu yang tadinya hendak menutup kembali terbuka diakibatkan ganjalan dari tangan seseorang.
Di sana, berdiri seorang pemuda yang sialnya luar biasa tampan bak dewa yunani. Sakura tidak pernah melihat pemuda ini di sebelumnya, rata rata penghuni apartemen ini ibu tua dan paman yang kerap saling sapa jika berjumpa. Mungkin penghuni baru, pikir Sakura.
Pemuda itu berdiri disampingnya, berdua dengan orang yang tak dikenal rasanya sungguh canggung. Ingin menyapa, tapi kembali mengurungkan niatnya karena melihat raut pemuda itu yang menyiratkan tak ingin diganggu.
Sakura membuka handphonenya, berusaha untuk mencairkan suasana namun yang diperbuatnya justru malah menghancurkan suasana. Gadis itu tanpa sengaja membuka video hentai yang ada di handphonenya, akibat terburu burunya dalam bertindak ia jadi kehilangan keseimbangan yang membuat handphonenya hampir saja terjatuh jika ia tidak cekatan.
"Sial " gumam sakura yang cukup didengar oleh pemuda disampingnya.
Volume suara tersebut cukup tinggi, terlebih suara desahan seorang wanita bergema di lift. Huh, sungguh memalukan. Dengan cepat sakura mematikan handphonenya, ia lirik pemuda disampingnya -
Datar
"Maaf " ucap sakura, bersamaan permintaan maaf pintu lift terbuka.
Dengan cepat sakura pergi meninggalkan pemuda itu yang sedang menatapnya dengan pandangan aneh dan seringai tampan yang melekat di wajahnya.
Pria itu terkekeh kecil, membuat nenek nenek yang kebetulan berpapasan dengannya menatap aneh dengan tingkah si pria. Sakura berjalan dengan santai, sesekali ia menyenandungkan nada nada yang menjadi kesukannya dengan semangat.
Seakan mempunyai radar kewaspadaan, dirinya langsung menyentuh lehernya dengan perasaan tak menentu. Gadis itu menarik nafas perlahan lalu mengeluarkannya dengan perlahan juga. Paling itu roh penasaran, sakura tertawa hambar dengan pemikiran absurdnya.
Terasa beribu tahun hanya untuk sampai ke ruangannya, gadis itu mempercepat langkah kakinya ketika ia merasakan pergerakan lamban dari arah belakang. Oke, Sakura kau bisa menendang itunya jika ia berniat macam macam atau kau bisa berteriak sekencang mungkin Sakura walau hasilnya kecil kemungkinan bisa selamat.
TAP
TAP
TAP
Sakura tidak tahan dengan ini semua, dengan cepat ia membalikkan badannya. Itu – itu – itu aish, kenapa harus pria itu yang mengikutinya. Gadis itu benar benar malu walau hanya untuk bertatap muka dengan si tampan yang baru saja mendengar des – des, aish. Sejenis itulah, Sakura tidak sanggup untuk berkata kata.
Uh – oh atau ia orang mesum yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan, wah Sakura harus mengatasi pria tidak tau diri ini. Menguatkan tekad dan batin ia menarik nafas untuk mengatasi jantungnya yang berdetak dan tangannya yang bergetar ketakutan. "Kenapa kau mengikutiku!?" teriak Sakura, sesungguhnya ini suatu keajaiban mendapati dirinya bisa seberani ini.
"Baka" Pria itu bergumam kecil, Sakura tersenyum sinis mendengar umpatan yang diberikan pria aneh ini untuk dirinya. Gadis itu membuka mulutnya lalu mengeluarkan nafas dari mulut itu dengan tatapan mematikan.
"Hei! Pria-Tidak-Tau-Diri! Jaga ucapanmu! Seenak rambutmu kau membilangku BAKA!" bantah Sakura dengan emosi yang meluap luap, hilang sudah rasa takutnya terhadap pria aneh ini.
Pria itu memutar bola matanya jengah, ia berjalan ke arah ruangan 305 tanpa membuka pintu, sepertinya ia masih ingin bersenang senang dengan gadis merah muda ini. Kedua mata emerald Sakura masih setia mengamati setiap pergerakan pria aneh itu. Ah, kamar itu bersebelahan dengan Sakura. Eh!?
"Diamlah nona mesum, atau kau mau aku menekan bibirmu dengan bibirku agar kau diam?" Ucapnya tanpa beban, gadis gulali itu tertawa meremehkan lalu sedetik kemudian terdiam menatap pria di depannya. Wajah memerah menahan amarah, tangan mengepal siap meninju wajah jelek di hadapannya. Tidak berpendirian sekali dirimu, Sakura.
"Ha-ha, coba ulangi lagi" Sakura berkata dengan nada semanis mungkin, matanya menatap lucu terhadap mata onyx pria di depannya. Pria itu menyeringai, dengan pandangan tak kalah polos ia balas berkata "Kau mesum" yang dihadiahi pelototan tak terima dari Sakura.
Sakura menendang pintu yang ada dihadapan pemuda itu, dengan sekali hentakan pintu itu langsung terbuka, bodoh amat dengan tetangga, toh kamar ini ada diujung.
"Terimakasih bantuannya nona mesum, aku kesusahan membuka pintu ini" Sakura menangkap adanya nada berlebihan dalam ucapannya kali ini.
Gadis itu benar benar tidak tahan, tanpa berpikir secara rasional ia mendorong pemuda itu masuk kedalam kamar pemuda itu sendiri, lalu sakura memojokkan pemuda itu dan memukul dinding yang ada disampingnya.
"Namaku Haruno Sakura, bukan nona mesum !" desis gadis gulali itu.
Tak berapa lama, keadaan berbalik. Pemuda itu mengubah posisi, Sasuke mengunci pergerakan Sakura dengan kedua tangannya. Ia menatap lekat bola mata emerald mempesona itu.
"Kalau begitu namaku Uchiha Sasuke" pria itu berucap tepat di telinga Sakura, berat dan manis membuat dirinya merinding seketika.
Sasuke membuat ruang jarak antara dirinya dan Sakura, walau hanya beberapa saat gadis itu sempat merasakan kosongnya kehangatan yang sempat menempel erat di dirinya.
Mereka berdua menegakkan tubuhnya, Sakura menggaruk kepalanya yang tidak gatal sedangkan Sasuke memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Siapa yang peduli dengan namamu" Sakura berucap, ia menatap Sasuke dengan pandangan malas.
Sasuke yang mendengar itu tersenyum, dan mengangkat bahu acuh. "Lalu, kenapa kau masih berdiri di sini? Mau mampir ke dalam?" pria itu bertanya dengan nada ramah yang dibuat buatkan.
"Aku mampir ke dalam? Tidak, terimakasih" Sakura mundur perlahan untuk keluar dari ruang pria itu, Sasuke mengangguk pelan lalu membanting pintu di depan wajah Sakura.
"Hah! Lihat! Dia memang brengsek!" ucap gadis itu dengan kesal, ia menunjuk nunjuk pintu di depannya dengan kasar.
Sakura mendesah berat, ia berjalan cepat ke ruangannya. Membuka pintu dengan kunci, ia langsung masuk begitu saja dengan bantingan yang tak kalah kerasnya dari si pria aneh itu.
Pagi ini terlihat cerah bersinar, tidak seperti suasana hati gadis merah muda yang satu ini. Lihatlah dirinya, saat ini dia sedang malas malasan di kasurnya walau hari sudah menunjukkan jam 7 tepat yang berarti kurang lebih setengah jam lagi bel sekolah akan berbunyi.
Kamar itu terlihat gelap, hanya televisi sebagai sumber penerangannya saat ini. Beberapa siluet cahaya menerobos masuk ke dalam kamar dikarenakan terhalangnya jalan cahaya oleh gorden besar itu, sedangkan gadis itu tengah menutupi dirinya dengan selimut tebal.
Merasa bosan, ia membuang begitu saja selimut tebal yang tadinya menjadi sumber kehangatan dirinya. "Apa aku masuk sekolah saja?" Sakura bergumam sendiri, ia menggembungkan pipinya bingung.
Tanpa sengaja matanya menatap arah pigura foto keluarga miliknya, berbagai kenangan melintas cepat di pikirannya. Seperti mendapat kekuatan semangat, ia mengangguk yakin lalu bergegas menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah.
Sakura melangkahkan kakinya dengan lesu, ia pasti akan dikucilkan setelah ketahuan menonton hal tidak senonoh seperti itu. Ah, jika dia dikucilkan Sakura akan membalas mereka satu persatu dengan kejam. Dibukanya pintu kelas dengan perlahan, membuat semua murid yang berada di sana mengalihkan atensinya terhadap Sakura.
Semua orang er – semua laki laki memandangnya dengan sinis dan sebagian memandangnnya dengan tatapan yang sulit dimengerti. Sakura mendudukkan dirinya dibangku, ia mengambil bukunya lalu memakai headset agar mengalihkan perhatiannya dari gosipan tentang dirinya.
Yah, biarkan dirinya menyendiri untuk sementara waktu atau mungkin untuk selamanya.
OOO
Tidak terasa bel pulang berbunyi, selama disekolah hari harinya hanya sendirian. Seperti dugaannya, makan sendirian tidak seperti dulu yang makan bersama dengan teman teman akrabnya. Sekarang, dia bisa tau sifat asli mereka. Bahkan Lee, teman paling akrabnya tidak mau berbicara dengannya. Sakura tidak mau ambil pusing, toh mereka akan dating jika sedang membutuhkan dirinya.
Ah, dirinya benar benar pusing. Sakura memukul mukul kepalanya berkali kali lalu menghela nafas dengan panjang.
Selama perjalan pulang kerumahnya Sakura hanya memandang lurus kedepan, tapi pikirannya pergi kemana dengan tatapan kosong sepanjang waktu.
Dia ingin melewati jalan yang sepi saja, rasa rasanya ia tidak sanggup untuk berada di tengah keramaian. Sakura memutar haluan, dengan memasuki gang sempit yang berada di ujung jalan.
Seram, mencekam itulah yang Sakura rasakan ketika berjalan di sana. Gadis itu benar benar bodoh, bagaimana jika ia diculik lalu organ tubuhnya dijual atau yang lebih mengerikan ia akan dimutilasi dan badannya dipotong potong dengan mengenaskan.
Berhenti di tengah jalan, ia memeluk dirinya sendiri dan sedikit memberi elusan kecil di lengannya. Tidak, tidak ada hal seperti itu jika ada ia akan melawan dengan brutal.
Sakura kembali berjalan, angin kecil menerpa tengkuknya membuat ia kehilangan minat untuk melanjutkan perjalanan. Sakura memundurkan langkahnya dengan perlahan, yah lebih baik ia melewati jalan ramai saja.
BRUK
Sesuatu menghantam kepalanya. Sakura meringis kesakitan, ia berpikir apa ini sebuah batu berat yang akan membuatnya pingsan. Gadis itu panik, ia menjerit dengan lengkingan memekik lalu terjatuh duduk dengan mata menutup.
Menarik nafas dengan dalam lalu membuangnya dengan perlahan itulah yang dilakukan gadis gulali itu, ia membuka matanya dengan perlahan untuk melihat keadaan sekelilingnya. Ia melihat apa penyebab dirinya meringis kesakitan, dan itu -
Buku?
Sakura mengambil buku itu, ia membukanya dengan hati hati bahasanya sungguh tidak dimengerti, ini lebih mirip seperti bahasa Yunani er- mungkin. Ia kembali melangkahkan kakinya dengan matanya yang terus terusan melihat isi buku itu, ia mengucapkan sebuah kata yang cukup menarik.
Laviosa
Seketika tubuhnya menghilang transparan, ia mengambil cermin dari tasnya dengan cepat dan mendapati dirinya benar benar menghilang. Sakura mengernyitkan alisnya sebagai tanda ia bingung, lalu ia menyeringai dengan penuh arti. Pikirannya sudah penuh dengan hal hal menarik yang akan ia lakukan dengan si Uchiha aneh itu, yah lihat saja.
Sakura kembali mengucapkan mantra itu, namun nihil Sakura tidak kembali ke wujud aslinya.
Tarik nafas Sakura, konsentrasi , hembuskan nafas-
Laviosa
Tubuhnya kembali, dia tidak transparan kembali.
Aneh, tapi Hebat
RnR?
Pucoled, love
