" The Meaning Of Your Stare "

PROLOG :

" Kau suka K-POP ya ?, wahhhh . . . aku benar-benar tidak menyangka ? " tanya seorang laki-laki dengan ekspresi kelewatan antusias, saat melihat wallpaper seorang artis korea yang terpampang dilaptop temannya yang berstatus Anime Freak.

" Aku hanya suka dengan bias ku bukan K-Pop ". Jawab sang pemilik laptop dengan ketus.

" Padahal kau itu penggila anime, kenapa bisa jadi fans artis korea " . Kata laki-laki antusia yang bernama Al-Zain Nugroho yang terbiasa dipanggil Zain.

" Apa salahnya menjadi fanboy, lagipula aku menyukai ini sudah lama ". Jawab sang pemilik laptop yang bernama Syahreza Dwi Anggara "

" Aku hanya tidak menyangka teman Anime Freak ku sangat menyukai K-Pop ". Kata Zain sambil mengacak rambut Reza yang menyebabkan style rambutnya jadi agak berantakan.

" Terserahku mau berbuat apa, ini kan pilihanku untuk menyatakan diriku juga orang normal "

" Kau ini, benar-benar bawel ". Zain memukul ringan kepala Reza.

" Hoi, jangan memukul kepala orang sembarangan ". Reza hanya membalas dengan perkataan berhubung dia tipe orang yang tidak suka memperpanjang masalah jadi dia menanggapi biasa saja.

" Oke, oke . . . , tapi boleh aku tau, awal dirimu jadi fans dengan K-Pop ? ". Kata Zain mencoba mengabaikan masalah kecil yang dibuatnya tadi.

" Oh . . , Soal itu karena orang-orang kujadikan bias itu memiliki . . . " . Reza terdiam seprti memikirkan sesuatu tapi langsung tersadar saat Zain menariknya kembali ke dunia nyata.

" Oi, bias mu itu memiliki apa ? ". Zain merasa penasaran dengan alasan Reza.

" Sudahlah, Yang terpenting aku kagum dengan bias ku itu saja intinya "

" Yang benar saja alasanmu kurang jelas, tadi kau bilang . . . ". Ucapan Zain langsung terputus karena teriakan dari teman sekelas imigran korea mereka.

" Wahai teman-temanku hari ini berhubung para guru ada urusan kecil jadi kita semua PULANG CEPATTTT ". Ucapnya dengan teriakan melengking di akhir kalimat.

" Berisik Park Gyn-gun, suaramu bisa membuat telingaku pecah tau ". Dengan setengah berteriak Reza langsung memberikan tatapan tajam andalannya ke arah Gyn-gun, membuat yang ditatap langsung bergidik ngeri.

" Ehehehe, maaf ". Yang ditatap hanya bisa cengengesan.

Mengabaikan adegan tadi beberapa murid Miracle High School sudah pergi duluan bertepatan selesainya konflik kecil mereka, dan menyadari bahwa hanya tinggal mereka bertiga yang tertinggal.

" Kau tidak pulang Reza ? " . Tanya Zain mencoba mencairkan suasana.

" Itu benar, kenapa kita tidak pulang, bagaimana kalau kita pulang bersama Reza ". Tawar Gyn-gun yang sudah siap dengan tasnya yang entah kapan tiba-tiba berada di hadapan Reza yang masih memasukan barang-barangnya.

" Tidak, aku ada urusan sedikit dan berhubung pulang cepat jadi aku ingin menyelesaiklannuya sekarang " . Jawab Reza sambil tersenyum, senyuman yang hanya akan ditampilkan pada saat terntentu dan orang tertentu.

" Baiklah kalau begitu, ayo kita keluar bersama sampai gerbang". Zain langsung mengambil tasnya. Dan langsung melangkah menuju keluar kelas.

Gyn-gun dan Reza pun mengejar Zain dan mensejajarkan langkah mereka.

Sesampainya di gerbang sekolah mereka langsung berpisah menuju kerumah masing-masing kecuali Reza yang seperti katanya ingin melakukan sesuatu sebelum pulang.

Dalam perjalanan Reza hanya menatap kosong pada jalanan yang dilaluinya sedangkan pikiran melayang ke percakapannya dengan Zain yang menanyakan alasannya menjadi fans K-Pop, berhubung dia tidak pernah menampilkan dirinya sebagai fans K-Pop melainkan dirinya yang penggila dunia Anime, yang membuat dirinya disebut Anime Freak, padahal kalau dia ditanyai tentang K-Pop pasti akan mudah di jawab apalagi jika berhubunggan dengan biasnya, tapi akhir-akhir ini Reza mulai menampakan bahwa dirinya fans dengan K-Pop tapi tidak meninggalkan dunia Animenya seperti yang selalu dia ucapkan pada temannya saat ditanya sebab dia menjadi Anime Freak dan jawabanya hanya " Because AniManga is my life " benar-benar freak kan.

" Mencoba menyelidiki lagi ? ".

Pikiran Reza yang melayang langsung tertarik kembali kedunia nyata karena suara tadi.

" Memangnya tidak boleh ". Jawab Reza sambil menatap laki-laki yang entah kapan sudah berdiri dihadapannya.

" Tidak, hanya ingin tau sampai mana kau akan menyelidiki ini, dan juga lagipula bias mu itu tidak terlihat rishi dengan nya ". Orang itu menyenderkan tubuhnya pada pagar lapangan basket didekatnya dengan tangan bersedekap.

" Aku tau itu, tapi tatapannya menyiratkan sesuatu pada bias ku ". Reza mencoba mengigat bagaimana teman dari bias nya itu menatap bias nya dengan tatapan yang sulit diartikan tapi seperti menampilkan sesuatu yang akan membuat orang tercengang jika mengertahui arti tatapan itu.

" Lagipula bias mu, Park Jimin itu sudah terlalu lama kau perhatikan, apa kau tidak bosan " . Sahut laki-laki yang tengah bersandar itu yang sebenarnya bernama Yoshitoki Koname.

" Kau tidak mengerti Koname-kun, mungkin di depan layar tidak masalah, tapi kita tidak tau apa yang terjadi setelah nya dibalik layar itu, dan juga aku tidak seperti yang lain yang selalu berganti idola , aku tetap pada pendirian dan aku tidak akan melupakan orang yang ku idolakan sampai akhir ". Kata Reza dengan nada yang terdengar tegas.

" Tapi apa kau tidak lelah dengan ini semua, kau selalu memperhatikan Jimin-Hyung dan temannya itu apa kau tidak muak ". Sebenarnya rasa jenuh Koname mulai muncul karena 2 tahun terakhir ini temannya hanya melakukan kegiatan yang sama untuk waktu kosongnya yaitu menyelidiki bias nya.

" Aku tidak pernah lelah dan tidak pernah muak ". Kata Reza mencoba meyakinkan Koname.

" Lalu setelah sekian lama kau menyelidiki kau menemukan sesuatu ? " Tanya Koname dengan nada ketus.

" Aku tidak menemukannya . . . ". Koname mulai membuka mulutnya untuk mengomeli temannya untuk mengubah kebiasaannya, tapi niat itu ia urungkan karena Reza melanjutkan kalimat yang dikira Koname adalah jawaban pertanyaannya.

" Tapi aku menyadari . . . " . Koname mendengarkan seksama perkataan Reza.

" Tatapan seorang Jeon Jungkook yang tertuju pada bias ku Park Jimin, gelagat kecil Jungkook-hyung yang tertangkap kamera, menggingatkan ku sesuatu bahwa tatapan itu . . . ". Koname mulai tenang dan tidak berencana memutus kalimat Reza.

" Tatapan Jeon Jungkook adalah . . . ". Reza terdiam sebentar.

Koname tetap diam menunggu kalimat selanjutnya.

" Tatapan sesorang yang . . . "

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Hehehehe maaf keputus kalimatnya karena memang sengaja saya putus hehehe, berhubung ini cuma prolog hehehe . . . (ditabok Readers). Btw saya butuh dukungan anda yang membaca ini untuk menyelesaikan cerita ini berhubung saya tipe orang stress dan akan langsung menghentikan segalanya jika ide kosong. So kritik dan saran anda saya butuhkan untuk ini. Pai-pai minna-san, doakan saya bisa menyelesaikan cerita ini.