Title : U [don't] KNOW about Me

Chapter : 1/?

Author : Inchangel ( kurniaaprinta)

Pairing : YunJae

Author Note : Annyeong. Aku bawa FF baru yg aku ambil dr komik yaoi yg judulnya hampir sama, "U don't know about me". Itu manhwa sih sebenernya. Trus karakternya itu bener-bener Yunjae banget! Nama uke nya Seyun, trus seme nya Jung Yoojin. Uke nya Jaejoong banget, semenya (hampir) Yunho banget. Dan dari alurnya... yah, kalian liat aja bakalan mirip atau enggak (bagi yang udah baca). Mungkin permasalah awal bakalan beda, tapi ya intinya sih gitu-gitu aja.

6 years ago, Jung's house

Seorang anak berambut hitam tengah menggenggap tangan sahabatnya. Keduanya tampak bersitegang. Yang satu terlihat siap meninggalkan, yang berambut hitam menahan anak itu hingga ia tak bisa melangkah lebih.

"Kau tak harus ikut ayahmu kan? Kau bisa saja tinggal di rumahku. Bahkan eomma sudah menawarimu tinggal bersama kami. Lagi pula kalau kau pindah, kita bisa beda sekolah, Kim Jaejoong!" ucap sang rambut hitam.

"Apa aku bodoh? Kenapa aku harus satu sekolah denganmu terus menerus? Dan lagi, kalau aku tinggal bersamamu, berarti aku harus satu sekolah denganmu. Dari SMP, SMA, lalu kuliah. Haih, membeosankan!" ucap sang anak yang tangannya ditahan serta dipanggil Kim Jaejoong itu.

Namun setelahnya, wajahnya melembut. Kedua matanya menatap intens laki-laki muda yang tengah mengharapkan lebih darinya. Ia mendesah.

"Dengar, aku akan sering main ke rumahmu. Kita akan sering berbagi cerita tentang sekolah kita masing-masing. Bagaimana?" tawar anak cantik yang namanya Kim Jaejoong itu.

Si anak berambut hitam diam saja. Sepertinya ia tengah memikirkan matang-matang penawaran yang sebenarnya mau tak mau harus ia terima. Hei, siapa dirinya dimata keluarga anak itu? Hanya sahabat karib yang tetanggaan. Tak lebih. Jadi kalau ia menolak pun malah mereka benar-benar akan hilang komunikasi dan tak pernah bertemu kembali.

"Tapi...," ucapnya mulai menyadarkan Kim Jaejoong.

"Tapi apa, Yun?" tanya Jejoong melembut. Ia mengelus pipi anak berambut hitam yang kini sudah 5 senti lebih tinggi darinya, padahal ia yang lebih tua.

"Tak apa. Tak jadi. Yang penting kau mau berkunjung, itu sudah lebih dar cukup," ucap anak berambut hitam yang dipanggil oleh Jaejoong dengan nama Yun itu.

"Ah, begitu. Baiklah. Toh aku hanya pindah tak jauh dari sini. Sekitar tiga atau empat kali ganti bus sudah sampai."

"Baiklah. Hehehhe," tawa puas seorang Jung Yunho atau yang tadi dipanggil Yun itu terdengar aneh.

"Yun, berhenti. Caramu tertawa sangat aneh."

.o0o. U [don't] KNOW about Me .o0o.

Present time, School.

BRUAKKK!

Sebuah suara dentaman tubuh seberat 83kg yang baru saja dibanting keatas lantai dojo yang dingin itu membuat seluruh raga kehidupan disana gemetar. Seorang Jung Yunho, pemegang sabuk hitam Judo tercepat dan paling diantisipasi se Korea tengah melakukan pemanasan.

"Waah, Yunho sunbaenim sangat hebat. Tak heran ia langsung menjadi juara nasional Judo tingkat SMA saat masih tahun pertama dulu. Dan selama dua tahun berturut-turut tak pernah mengalami sekalipun kekalahan. Kemenangan mutlak, dengan teknik dan tubuh yang sempurna. Kereeen," puji salah satu anggota yang tengah di pinggir menyaksikan pertandingan latihan antar anggota.

Sebagai seorang ketua, Jung Yunho sangat disiplin. Semenjak ekskul itu ia yang pegang, telah terdapat banyak kemajuan dibanding saat periode sebelumnya. Perkelahian antar sekolah berkurang, tingkat nilai rata-rata meningkat, kelulusan meningkat, peserta ulangan susulan dan kelas tambahan berkurang. Tak disangka bahwa sekitar 86% masalah sekolah berasal dari ekskul ini. Tapi sudah setahun ini banyak terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Selamat, Jung Yunho!

Setelah latihan sore itu, ia berjalan ke rumahnya. Ia merasa kepanasan hingga membuka dua kancing teratasnya hingga menampilkan dada bidangnya yang terbalutkan kaus putih ketat. Tak lupa ia menggulung se siku dari lengan kemejanya.

"Huaaah, padahal sudah bulan September, tapi kok masih panas begini ya?" terdengar seperti pertanyaan pada diri sendiri mengingat tak ada orang dari radius 200m.

DRRT, DRRRTTT..

Sebuah SMS. Yunho mengambil benda berbentuk kotak di saku celananya dan membuka penguncinya.

From : Jaejoongie

Hei, aku sedang di rumahmu. Ibumu menyuruhku mampir untuk makan malam. Jangan terlalu lama ya. Kau tahu kan kamarmu sangat membosankan.

Yunho tersenyum. Sepertinya rumahnya akan menghangat.

Sampailah ia di rumahnya yang sudah menjadi tempatnya bersinggah selama 17 tahun hidupnya. Ia disambut oleh kedua orangtuanya.

"Yun, Joongie udah di kamarmu dari jam 4 tadi," ucap ibunya masih dengan spatula di tangan kirinya dan apron menggantung indah di lehernya.

"Jeongmal? Eum, gomawo!" ucapnya dengan tak sopan dan langsung ngelacir ke kamarnya.

CKLEK.

Terbaringlah sesosok pria mungil tengah tertidur diatas lantai dengan kaos tanpa lengan dan celana sepertiga paha nya. Diatas wajahnya terdapat sebuah komik yang terbuka namun menutupi seluruh wajahnya. Yunho menggelengkan kepalanya dan mendesah pelan.

"Jangan tiduran di lantai. Kalau masuk angin gimana?" ucapnya sambil menutupi tubuh yang lebih kurus darinya itu.

Lelaki yang mirip wanita namun masih terlihat kelelakiannya itu terbangun dan menggaruk belakang kepalanya yang memang terasa gatal. Matanya mengerjap pelan menandakan untuk mengumpulkan kembali seluruh kesadarannya adalah hal yang cukup sulit dilakukan. Mulut mungil yang dibingkai bibir merekahnya membulat menandakan ia tengah berusaha menghilangkan rasa kantuknya, menguap.

"Yunnie~ Kok lama? Kan aku dah bilang jangan lama-lama," ucap namja itu dengan wajah ditekuknya.

"Aku sudah pulang secepat yang aku bisa. Bahkan tadi aku meninggalkan dua hoobaeku yang terlambat datang latihan dan berkelahi dengan SMA sebelah," ucap namja kekar itu sedikit memanipulasi keadaan. Agar maafnya bisa diterima agaknya.

"Haaah, sudahlah. Ayo kita makan malam! Yunnie mandi dulu, aku bantu Ahjumma menyiapkan makan," ucap Jaejoong dengan penuh semangat. Sangat menggemaskan. Yunho tak ingin sekalipun senyum itu pergi dari wajah putih namja itu.

.o0o. U [don't] KNOW about Me .o0o.

"Aaaah, makanan Ahjumma memang yang paling enak! Terima kasih santapannya! Aku yang akan mencuci piring!" Ketiga ornag lain yang berada di meja makan itu menggeleng pasrah melihat keaktifan dari namja mungil satu itu.

"Jaejoong nginep aja ya? Udah malem loh, bentar lagi bis terakhir berangkat," ucap Appa Yunho. Dan namja cantik yang tengah melepas apron dan sarung tangan untuk mencuci piring pun menepuk jidatnya.

"Omo! Joongie hampir lupa!" dan disusul oleh kikikan tawa dari beberapa yang masih disitu.

"YUN!" teriak ibunya dari ruang keluarga pada anaknya yang sudah masuk kamar mandi.

"HNN?" jawab sang anak dengan suara yang agak menggema karena ia tengah mencuci mukanya di kamar mandi.

"Nanti antarkan Jaejoongie ke halte bus!"

"Neeee!"

Sepertinya kita tahu kebiasaan keluarga Jung ini. Berteriak.

Jaejoong masih asyik membaca komik di kamar Yunho ketika namja kekar itu mengubek-ubek lemari pakaiannya.

"Yunnie cari apa?" agak heran juga ia melihat sahabatnya tengah berkutat pada lemari pakaian. Secara malam itu Yunho sudah berpakaian, lumayan tebal pula. Seingatnya Yunho juga tak ada acara pergi keluar malam ini. Untuk apa menggeledah lemarinya?

"Ini!" ucapnya sambil menunjukkan sebuah kemeja.

"Kemeja?"

"Tentu. Kau mau pulang dengan kaus tanpa lengan dan celana pendek doang?" oooh, Jajeoong paham.

Yunho mulai membuka pintu kamarnya untuk bersiap keluar saat...

"Yun...,"

"Hmm?"

"Kau yakin menyuruhku pakai pakaian ini? Bahkan tanganku tak terlihat! Dan hei, aku seperti tak memakai celana karena bajumu terlalu panjang untukku!" protes namja cantik itu.

Kaki jenjangnya yang paling terekspose. Oh, bahunya juga, tapi sedikit tertutupi dengan kaos tanpa lengannya. Yunho memahami keadaan itu, lalu ia mengambil celana pendeknya yang dirasa cukup. Dan kenyataannya, masih kebesaran untuk Jaejoong.

"Haah, sepertinya aku harus meninggalkan satu atau dua bajuku disini. Kalau keadaannya begini kan lebih baik aku pakai bajuku sendiri," protes namja itu selama perjalanan ke halte.

"Kalau begitu, salahkan dirimu sendiri yang memakai baju minim seperti itu di cuacca dingin seperti ini," ucap Yunho sambil menyentil hidung Jaejoong dan otomatis itu membuat pout namja cantik itu makin merekah.

Yunho tertawa kecil. Lalu menggenggam tangan dari Jaejoong.

"Eh? Waeyo?" tanya Jaejoong yang kaget. Tapi ia tak melepaskan tangan Yunho. Hangat.

"Kau kedinginan kan? Akan kualirkan kehangatan dari tubuhku," ucap Yunho sambil tersenyum manis pada Jaejoong. Sontak Jaejoong pun makin berseri-seri.

"Yunnie yang tersenyum seperti tadi lebih membuat badanku hangat! Tapi aku juga menerima genggaman ini," ucapnya sambil mengayun-ayunkan tangan yang saling menggenggam dengan tangan Yunho selayaknya anak kecil yang diajak pamannya ke taman bermain.

Keduanya tampak menikmati posisi maisng-masing. Tanpa disadari ada sepasang mata yang melihat keakraban dari keduanya.

.o0o. U [don't] KNOW about Me .o0o.

"Jung Yunho!"

Yunho yang merasa dirinya dipanggil menolehkan mukanya mencari asal suara.

"Ah, Jungtae. Annyeong," sapanya pada orang yang baru saja menyapanya dari jauh itu.

"Ah, ne annyeong Yunho ssi," ucapnya sambil sedikit membungkuk karena tadi Yunho juga membungkuk padanya. Keheningan datang. Keduanya bingung apa yang akan mereka lakukan.

'AH! Aku kan mau tanya sesuatu pada Yunho ssi!' sadar Jungtae setelah keheningan beberapa saat.

"Oh, sialakan," jawab Yunho santai

"Ah, itu. Kalau kau ada waktu, bisa temani aku beli buku tidak nanti sore?"

"Sore? Hmm, sepertinya bisa. Nanti aku ikut denganmu," jawab Yunho.

"Oke. Tapi tokonya di XY (sebuah daerah yang gue males mikir dimananya =.=). Jauh kan dari sini? Yakin nggak papa?"

"XY?" Yunho berpikir sebentar. Daerah itu kan hanya 2 blok dari rumah Jaejoong. Mungkin main sebentar ke rumahnya nggak masalah, begitu pikir Yunho.

"Kalau nggak bisa aku nggak maksa kok. Lagi pula aku bisa ber...,"

"Aku bisa. Mungkin nanti aku pulangnya mampir ke rumah temanku. Kalau setelahnya kau mau langsung pulang, ya pulang saja," begitu simpul Yunho. Dan Jungtae menyetujuinya.

"B-baiklah. Ah, jam pertama sudah dimulai. Aku masuk kelasku ya. Nanti hubungi saja aku kalau kau sudah mau berangkat!" ucapnya yang mengeras karena mulai menjauh dan dijawab dengan lambaian tangan dari Yunho.

Di perjalanannya menuju kelas yang berjarak sekitar 10 meter dari tempat bertemu Jungtae tadi, ia mengirim pesan singkat pada teman semasa kecilnya itu.

To: Jaejoongie

Message: Jae, nanti aku akan mampir ke rumahmu sekitar pukul 4. Aku mau mengantar temanku beli buku di daerah XY.

Tak lama berselang, Jaejoong membalas pesan itu.

From: Jaejoongie

Message: Tentu ^^ Tapi aku menginap di rumahmu ya nanti malam. Orang tuaku dapat kerja shift malam lagi.

To: Jaejoongie

Message: Oke. Tapi jangan ganggu aku belajar ya.

From: Jaejoongie

Message: Sip :)

Dan Yunho mulai tersenyum sendiri dengan sangat menawannya.

*TBC

*Kotak Curhat Author*

Oke, gini. FF ini ada unsur Rape nya di chap 2 ntar. Buat yang nggak kuat, nggak maksa baca loh. Pokoknya gue udah ngasih tau. Deal? Deal. Doain aja ni FF nggak terbengkalai kayak beberapa project FF gue yang udah mateng2 dikonsep ga taunya nggak kelar gitu aja.

Oia, aku emang nggak bisa bales satu per satu review kalian. Bukannya aku sombong, tapi ada satu dua hal yang bikin aku ga bisa mbales. Understand? Understand? Thank you \m/

Sekali lagi, aku nggak maksa buat review, buat nge like, buat komen, buat allert, buat fav, buat apa-apain itu hak kalian ^^ yang penting jangan curi cerita ini dan jadiin ini cerita kalian. Please. Nulis itu bukan hal yang mudah meskipun yang cuman nge-cover dari komik. Okey?