Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Kuro Shiina

Kuro Shiina

Proudly

Present.

NOT JUST SIMPLE MARRIED

Warning : SasuSaku

Genre : Romance, Drama, etc.

Rate : T (Dapat berubah sewaktu-waktu)

D

L

D

R

.

.

.

.

.

.

Chapter 1: Awal yang sederhana.

Selamat membaca,

Terlihat di sebuah ruangan bernuansa klasik yang di dalamnya terdapat meja kerja plus dokumen-dokumen yang menumpuk, seorang lelaki tampan tengah melamun di kursi kerjanya. Sejak pertemuannya dengan sahabat pirangnya beberapa saat lalu, ia menjadi seorang yang suka melamun.

Padahal sebelumnya dia tidak suka dengan orang yang membuang waktunya dengan hal yang tidak penting salah satunya melamun. Kenapa? Karena di usianya yang baru menginjak awal tiga puluhan ini, ia sudah menjadi Presiden Direktur di perusahaan terbesar di negara Hi ini. Baiklah mari kita mundur beberapa saat kebelakang, tepatnya pada waktu istirahat makan siang.

Flashback on

"Hai, Teme. Serius sekali kau,"ucap seorang pria berkulit tan kepada seseorang yang tengah serius menekuni dokumen yang entah apa isinya, yang pasti dokumen itu sangat penting. Meskipun tengah memasuki jam makan siang, sepertinya dia tidak akan beranjak dari sana.

"Bukan urusanmu," jawabnya dingin. Yang di balas dengan cengiran bodoh yang tidak pantas diperlihatkan seorang wakil direktur ini, yang masih cuti dikarenakan dia baru pulang berbulan madu dengan istri tercinta.

"Bagaimana keadaanmu saat aku tidak ada? Apa kau merindukanku, Teme?"

Apa katanya? Merindukannya? Cih demi apapun di dunia ini itu tidak akan terjadi, jawabnya dalam hati. Meskipun sebenarnya dia kesepian saat sahabat pirangnya ini tak ada dikantor, jangan berpikiran macam-macam ini cerita straight kok.

"Cih, omong kosong."

"Yare-yare, aku cuma bercanda," jawab pria yang seminggu lalu resmi menyandang status sebagai suami dari Hyu- Uzumaki Hinata.

"Sasuke."

Sepertinya ada yang tidak beres nih, karena biasanya Uzumaki Naruto memanggil namanya dengan benar saat ada sesuatu yang penting. Ada apa, sebenarnya?

"Hn,"

"Boleh aku bertanya padamu? Tanyanya hati-hati. Karena yang akan ia tanyakan adalah sesuatu yang sensitif bagi sahabatnya ini.

"Jangan buang waktuku," jawabnya sarkastik.

"Apa- kau gay?"

Hening.

"Apa kau ingin mati, Naruto?"

Seketika aura mencekam keluar dari pria yang dijadikan narasumber dadakan oleh Naruto ini. Hawa dingin mulai menyebar di ruangan kerja sang PresDir, ditambah dengan ekspresi wajah Naruto yang seakan persediaan ramen di lemari makanannya telah habis, plus ekspresi menyeramkan sang Presdir. Sepertinya Sasuke tidak senang dengan pertayaan dari sahabatnya itu, meskipun jawabannya hanya satu kata. Ya atau tidak, tapi tidak sesederhana itu. Bagi seorang pria berdarah Uchiha ini, itu sangat melukai harga dirinya yang kelewat tinggi, seperti puncak gunung Everest.

Sebenarnya pertanyaan Naruto itu mungkin juga menjadi tanda tanya besar bagi semua orang yang mengenal bungsu Uchiha satu ini. Kenapa? Karena tidak bisa dibayangkan seorang pria dewasa yang mapan, memiliki paras diatas rata-rata setara dengan aktor hollywood ini, sampai sekarang masih betah dengan kesendiriannya.

Apa dia tak laku? Jangan bercanda, sudah banyak wanita yang berusaha mendekatinya. Tapi ditolaknya mentah-mentah, hei jika boleh aku memberi tahumu? Wanita yang mendekati Sasuke itu bukan wanita sembarangan. Kebanyakan wanita yang mendekati Sasuke itu berasal dari kalangan atas, berparas cantik dan berbody sexy, tapi tetap saja itu bukan alasan Sasuke menerima wanita-wanita itu.

Meskipun Naruto sangat ingin sekali kabur, tapi dia tidak akan gentar. Dengan memasang wajah tak bersalah Naruto melanjutkan pertanyaannya, meskipun nyawanya telah diujung tanduk.

"Santai saja Sas, tidak perlu marah seperti itu. Aku hanya heran padamu, di usiamu sekarang kau masih betah sendiri, apalagi yang ingin kau capai? Harta? Tahta? "

"Sepertinya kau telah mendapatkan kedua hal itu, mungkin dulu aku masih percaya dengan alasanmu yang tidak dulu mendekati wanita sebelum kau menjadi orang sukses yang tidakk perlu lagi meminta uang kepada orang tuamu, tapi sekarang kau mau beralasan apalagi?"

Tidak memberi ruang untuk Sasuke menyela, Naruto kembali melanjutkan,

"memang sih, aku tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam kehidupan pribadimu. Tapi aku peduli padamu, memangnya kau mau mau menjadi bujangan seumur hidup? Dan lagi, bukannya clan uchiha itu sedikit lagi ya di dunia ini, kau mau mereka punah hanya karena ada seorang uchiha yang tidak berkembang biak?- abaikan pertanyaan yang terakhir itu- Kau mau seperti itu?"

"Pernikahan tidak akan menyusahkan mu, malah kau akan sangat terbantu. Tiap malam ada yang menemani tidurmu. Saat kau terbangun ada yang menyapamu dengan senyuman, saat banyak beban yang ada dikepalamu kau bisa membaginya dengan istrimu, dan masih banyak hal lagi,"

"Pokoknya pernikahan itu indah, Teme. Kuharap kau segera menyusulku." Naruto menutup perkataanya dengan cengiran lima jari miliknya.

Laganya kita harus memberikan reward kepada sang orator hebat ini, karena dengan pidato yang amat panjang seperti rel kereta api. Membuat pendengar setianya terhanyut oleh permainan kata yang di ucapakan sang pria betambut pirang.

"Ah sudahlah, lupakan. Hinata-chan pasti sedang menungguku di rumah, sampai jumpa besok," tanpa menunggu jawaban, Naruto segera keluar dari kandang macan itu. Meninggalkan Sasuke yang masih diam tak berkutik.

Perkatan sahabat pirangnya itu, memang benar adanya. Di usianya yang telah matang ini ia masih betah dengan kesendiriannya. Memang apalagi yang ingin ia capai? Harta dan tahta telah ia miliki, wanita? Sebelumnya dia tak pernah memikirkan makhluk tuhan yang satu ini, yang ada dalam pikirannya adalah satu yaitu bagaimana caranya dia bisa sukses dengan usahanya sendiri, dan kini semua itu telah ia dapatkan.

Lalu untuk apa ia memikirkan wanita? Pernikahan? Apa itu penting? Sebenarnya bukan hanya Naruto yang mengajukan pertanyaan seperti ini. Ibunya Mikoto Uchiha yang masih cantik di usianya yang tidak muda lagi, selalu bertanya padanya mengenai pernikahannya. Tidak se eksplisit Naruto, sang ibunda biasanya menyindirnya dengan tidak langsung.

Seperti "Ah beruntungnya temanku itu, dia sudah menikahkan kedua putranya. Hm kalau aku kapan ya bisa seberuntung itu?"

"Wah Sasuke adik kelasmu waktu di SMA kemarin menikah lhoo, kapan ya seniornya menyusul?"

Itu hanya sebagian kecil pertanyaan yang di dapat Sasuke saat kebetulan pulang ke rumah orang tuanya. Karena setelah dia menjadi PresDir dia tinggal di apartement yang tidak jauh dari tempatnya bekerja. Jika kau ingin tau semuanya tanyakan saja langsung kepada Mikoto-sama.

Menikah? Sebenarnya itu bukan masalah bagi Sasuke, yang menjadi masalah adalah berkomitmen dalam penikahan. Karena menurutnya berkomitmen itu sangat menyusahkan. Juga, setelah menikah kebebasan yang ia dapat sekarang akan hilang. Contoh yang paling nyata adalah kakaknya Itachi, setelah menikah Itachi jadi aneh itu menurutnya. kenapa? Setelah menikah Itachi sudang jarang bersenang-senang, dia bilang bersama istri lebih senang. Bodoh 'kan dia?

Orang bilang pernikahan itu suci, tapi sepertinya Sasuke tidak percaya ini. Kalau pernikahan itu suci, tidak akan ada orang yang bercerai karena menodai pernikahan dengan perselingkuhan. Seperti yang di alami Gaara, dia baru saja bercerai dengan istrinya, Matsuri. Kabar yang Sasuke dengar Matsuri selingkuh dengan mantannya di SMA dulu. Kenapa Sasuke bisa tahu? Kalau kau punya teman raja gosip macam Naruto itu bukan hal yang sulit 'kan, jadi jangan berpikir Sasuke tukang gosip. Meskipun aku ragu dengan itu.

Pernikahan itu indah, begitu kata Naruto. Mungkn itu benar, sampai Lee menikah sampai tiga kali. Huh kenapa dari tadi Sasuke selalu membicarakan orang lain, ah ini mungkin gara-gara Naruto yang selalu mencekoki dia dengan gosip panas terbaru.

Jadi Sas apa pilihanmu? Kau ingin menjadi bodoh setelah menikah, menodai kesucian pernikahan dengan perselingkuhan? Atau menikah berkali-kali seperti Lee? Atau kau punya pilihan yang lain?

end of Flashback

.

Itulah kawan-kawan sekalian yang membuat Uchiha tampan kita satu melamun, hal yang tidak Uchiha sekali.

Setelah membuang waktunya yang sangat berharga itu, sang Uchiha bangkit dari kursi kebesarannya. Mengambil jas yang ia sampirkan di punggung kursi, dengan lihai dia memakai jas. Tanpa menunggu lama, dia langsung bergegas keluar dari tempat kekuasaannya itu. Baru beberapa langkah dia keluar para pekerja yang kebetulan berada disana langsung menunduk hormat padanya. Tanpa mengindahkan mereka Sasuke berjalan dengan angkuhnya menuju lift yang akan membawanya ke lantai dasar gedung itu, karena ruangan Sasuke terletak pada lantai paling atas yaitu lantai 23.

Tapi sepertinya bukan hanya Sasuke yang berniat menggunakan lift, sepertinya sesosok makhluk berwarna merah jambu ini juga.

"Hn."

"Oh, silahkan," merasa dia menghalangi jalan menuju lift sang gadis pun menyingkir beberapa langkah.

Tanpa menunggu lama Sasuke langsung masuk kedalam lift, disusul oleh gadis berambut sewarna permen kapas ini. Tanpa babiu lagi Sasuke langsung menekan tombol lift tersebut yang akan membawa mereka berdua ke lantai dasar.

Gadis berambut merah muda ini memperhatikan seorang pemuda yang ada disebelahnya, mulai dari sepatunya yang sangat mahal dan mengkilat sampai kepala yang berambut seperti ekor ayam tersebut. Dalam hati sang gadis memuji betapa indah dan sempurnanya lelaki ini. Wajah yang amat tampan dengan garis wajah yang tegas, mata sewarna batu obsidian yang sekarang ini tengah menatap lurus kedepan, belum lagi bibirnya yang seksi itu uhhh ampun deh, ingin sekali dia mengecupnya.

Tak cukup dengan mengagumi parasnya yang seperti dewa yunani ini, sang gadis menurunkan pandanganya kearah tubuh atletik sang pemuda yang dibalut kemeja berwarna putih yang dilapisi jas berwarna hitam, tak lupa kedua kaki jenjangnya dibalut oleh celana hitam berwarna hitam dengan sepatu kulit sebagai pelengkapnya. Sungguh penampilan eksekutif muda yang sempurna.

"Jangan bertampang bodoh seperti itu," kalimat yang pertama keluar dari sepasang bibir sang Uchiha ini, langsung membuat gadis yang sedari tadi mengaguminya mendadak meruntuhkan kekagumannya terhadap pemu- pria berwajah stoick ini.

Perempatan siku-siku segera muncul di kepala berwarna merah jambu ini, yang ternyata bernama Haruno Sakura yang ternyantum pada Name tag yang tersemat diselah kiri dadanya. Apa katanya? Bertampang bodoh. Demi apapun di dunia ini Sakura sangat tersinggung, biarpun tidak salah juga sihh. Karena Ino bilang jika Sakura sedang memikirkan apapun tampangnya akan berubah konyol.

Apa lelaki ini tidak punya sopan santun? Meskipun tampan tapi Sakura bersumpah dia tidak akan menikahi pria macam dia. Tunggu? Siapa juga yang mau menikah dengan Sakura? Di usianya yang seperempat abad ini, Sakura belum menikah. Jangankan menikah pacar saja tak punya. Alih-alih memarahi pria itu, Sakura malah merenungi nasibnya yang tidak beruntung ini.

Sakura Haruno, begitulah nama yang diberikan oleh orang tuanya yang saat ini ada desa. Sakura memang gadis desa, sejak 7 tahun lalu dia merantau ke kota besar Seperti Konoha. Pada awalnya dia pergi ke Konoha untuk kuliah, setelah lulus dia berencana untuk kembali ke desa, tapi niat itu berubah setelah Sakura berpikir gaji di desa itu tidak sebanding dengan uang yang ia keluarkan untuk biaya kuliah. Makanya setelah lulus Sakura langsung bekerja sebagai karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta di Konoha.

Tapi Sakura tidak betah bekerja disana, bukannya Sakura manja atau apa. Karena di perusahaan itu, gajinya kecil hanya bisa mencukupi kebutuhan makan cukup untuk kebutuhan yang lainya, apalagi di kota Metropolitan seperti Konoha yang biaya hidupnya sangat tinggi.

Itulah alasan Sakura berada disini, setelah melihat iklan di televisi bahwa perusahaan Uchiha Corp sedang membutuhkan posisi seorang sekertaris maka tanpa berpikir lagi Sakura langsung mengirimkan CV dirinya saat itu juga. Biarpun tidak sesuai dengan bidangnya, tapi itu bukan masalah karena dalam persyaratan tidak di cantumkan bahwa pelamar haruslah seoràng lulusan sekertaris(?).

Merasa heran dengan kelakuan seorang perempuan berambut aneh itu Sasuke melihat kearahnya dengan ekor matanya. Kenapa dia? Ku kira dia akan marah, begitu kira-kira pertanyaan yang ada di kepala Sasuke. Ternyata tebakannya salah, yang ada sekarang perempuan berambut aneh Sakura itu menundukkan kepalanya di sudut kanan lift. Sasuke mendengus sambil menaikkan alis kanannya, dasar perempuan aneh, kata Sasuke dalam hati. Apa ia tersinggung?

Sebenarnya sejak tadi Sasuke telah menyadari ada seseorang yang menatapnya dengan tatapan memuja, tapi dia biarkan sampai orang itu puas. Kalau boleh jujur bukan hanya Sakura yang memandang Sasuke, Sasuke sendiri pun sering mencuri-curi pandang kepada Sakura lewat ekot matanya. Karena bisa dibilang Sakura ini memiliki tampang diatas rata-rata, biarpun jidatnya lebih lebar dari orang pada umumnya, dan Sasuke pun mengakui itu.

Saat Sasuke bilang 'bertampang bodoh' itu memang kenyataan, coba saja kau lihat sendiri ekspresi wajah Sakura saat itu, pasti kau akan setuju dengan Sasuke. yaah,lebih bijaksana jika tidak mengatakannya langsung pada orangnya sih, tapi emang dasar Sasuke orangnya kelewat jujur jadi dia ngomong aja langsung.

Ah tapi itu sudah tidak penting lagi, karena waktu tidak bisa diputar lagi 'kan? Yang lebih penting, sepertinya perempuan ini adalah calon karyawannya, dilihat dari penampilannya itu. Membawa map biru yang diapit disisi kiri tubuhnya, mengenakan kemeja merah muda dengan rok span berwarna hitam diatas lutut, sehingga menampilkan kedua kakinya yang jenjang. Di tambah dengan sepatu hak tinggi berwarna coklat muda yang sangat cocok dikedua kakinya itu, membuat perempuan itu semakin menarik saja.

Ah Sasuke sepertinya tidak lama lagi ibumu memiliki menantu baru? Tapi apa akan sesederhana ini ya?

TBC

Pojok author.

Hai Minna-san kshiina kembali lagi dengan fanfic multi chap yang baru, hihi semoga semua terhibur dengan fanfic ini. Terimakasih kepada semua pembaca yang telah menyempatkan waktunya untuk baca fic ini. Fanfic ini saya dedikasihkan kepada para reviewers di fic abal saya sebelumnya, Semoga kalian baca lagii ya.

Bagaimana pendapat kalian tentang fic ini? kasih tau author baru ini yaa biar dapat lebih baik lagi dengan menekan tombol review dibawah ini.

Flame pun boleh kok ^^

Mind to riview?

Sign,

Kshiina