Cast : Kyuhyun, Changmin, Yang lain menyusul,

Brothership

Dibaca boleh, tidak dibaca juga tak apa.. review tidak diwajibkan^^

Happy reading~

"mianhae.. mianhae.. jeongmal mianhae"

Seorang wanita tampak berkali-kali membungkukkan tubuhnya dihadapan seorang pemuda pucat yang memandang penuh amarah kepadanya.

"aku tidak butuh permintaan-maaf mu! Aku butuh umma! aku ingin ummaku! Kembalikan ummaku! hiks..kembalikan.. Kembalikan umma sekarang !"

Seorang pemuda tampan lainnya yang terlihat lebih tua dari pemuda pucat itu segera berlari memeluk pemuda pucat tersebut. Berusaha menenangkan pemuda berstatus adik sepupunya yang mulai hilang kendali akan dirinya sendiri.

"j-jika aku bisa, a-ak..."

"Pergi! Pergi bodoh! Pergi!" Kyuhyun, pemuda pucat itu berteriak sekeras yang dia bisa,mengusir wanita dihadapnnya yang telah membuat ummanya terbujur kaku disampingnya sekarang ini, Kyuhyun juga berusaha memberontak dari kukungan tangan sepupunya.

"mianh-"

"PLAAKK!" tangan mulus pucat itu melayang cepat dan mendarat dengan keras pada pipi wanita yang sejak tadi berusaha meminta maaf padanya.

" Apa kau juga tuli hah? Aku bilang padamu untuk pergi! Kenapa kau masih disini? Pergi bodoh! PERGI !"

Kyuhyun jatuh terduduk di lantai, tenaganya serasa menguap hilang setelah dia berteriak-teriak. Tubuhnya bergetar hebat, pundak tegap nya naik turun dengan tidak teratur, menandakan dia sedang menangis.

"Aku mohon pergilah, dongsaengku hanya sedang shock saat ini, Kyuhyun hanya butuh ketenangan."

Sepupu Kyuhyun meminta dengan halus kepada wanita dihadapannya untuk meninggalkan rumah duka tersebut. Mata pemuda tampan itu memerah menahan tangis, hanya sesekali air mata jatuh dari mata beningnya yang akan dengan cepat dihapusnya.

"ye~ aku sungguh menyesal. jeongmal mianhae"

setelah beberapa kali membungkukkan badannya, wanita tersebut melangkahkan kaki jenjang nya keluar rumah duka dari wanita yang kehilangan nyawanya karena kecelakaan mobil yang dialaminya.

"Tenanglah Kyunnie, kau masih punya hyungmu ini.. ummamu akan menangis melihatmu begini. Umma akan sangat sedih melihat air matamu.. kau tau kan ummamu tidak suka melihat kau menangis."

Sepupunya memeluk tubuh Kyuhyun yang masih saja terisak. Mengusap-usah punggung dongsaengnya berharap keadaan sepupunya lebih baik.

"Hiks.. biar saja! Biar saja umma sedih.. ini salah umma! Kenapa umma pergi meninggalkanku! Umma pergi dan tidak kembali, kenapa umma tidak mengajakku pergi bersamanya hyung? Aku ingin umma, aku ingin menyusul umma!"

Kyuhyun dan sepupunya tidak sadar jika sedari tadi mereka berdua menjadi perhatian beberapa orang yang ada disana untuk melayat. Mereka hanya memandang iba keduanya tanpa tahu harus berbuat apa untuk menghiburnya.

"Eh? menyusul umma ? Benar. Menyusul umma! jika umma tidak mau mengajakku, aku yang akan mengikuti umma."

Serasa mendapat kekuatan baru,dia mendorong sepupunya hingga terjengkang kebelakang, dia berlari menuju dapur berharap menemukan benda yang dipikirannya dapat mengantarkannya menemui ummanya.

Tidak butuh waktu lama, benda berkilat yang dicarinya kini sudah menempel indah dipergelangan tangannya, hanya tinggal menekannya dan menariknya dengan keras hingga...

"PRANG!"

Pisau yang digengamnya terlempar jauh, menimbulkan suara keras di telingganya,dia gagal memutuskan urat nadi pada pergelangan tangannya. Belum sempat kekagetannya hilang, sebuah tangan melingkar erat di tubuhnya, lagi- lagi tubuh sepupunya memeluknya erat, mengukungnya, memberikan kehangatan dan keyakinan padanya.

"Kyuhyunnie.. ssttt.. kyunnie, hiks.. apa yang kau lakukan, huh ? Hiks.. Ummamu tidak akan menginginkan ini.. jebbal Kyunnie.. tenanglah.. hiks" bahkan sekarang sepupunya tidak sadar telah menangis terisak.

"eomma, hyung.. Kyu mau.. eommaa.. " Kyuhyun merasakan kelelahan yang sangat pada tubuhnya, kakinya seolah tidak bertulang. Jika bukan karena pelukan sepupunya, dia yakin dia sudah merosot jatuh ke tanah. Kyuhyun juga merasakan matanya memberat, dia mengerjap pelan sekali, kemudian ingin untuk mengerjap untuk yang kedua kalinya, namun sayang mata indah itu tidak mampu terbuka lagi.

Keduanya jatuh ditanah sedetik setelah Kyuhyun hilang kesadaran.

.

.

.

'DUGG.. BRAKK'

"Aaakh.. Shit "

"Hehe.. Jangan melamun terus, Kyu. Aku takut otakmu yang melalang buana itu tidak akan kembali sehingga kau tidak memiliki otak nantinya." Seorang pemuda yang mempunyai tinggi diatas rata-rata tampak sedang menunjukkan cengirannya pada pemuda pucat dihadapannya seraya membuat tanda V' sigh dengan jadi telunjuk dan jari tengahnya.

"Yak Shim Changmin ! kau cari mati, huh ?"

"Hahahaa.." Changmin, pemuda tiang listrik itu tertawa kecil kemudian tersenyum singkat minta maaf, kemudian tanpa rasa bersalah dia menarik paksa tangan putih pucat pemuda bernama Kyuhyun itu, dan mengabaikan mata yang melotot marah padanya karena telah membangunkan Kyuhyun dari dunia lamunannya dengan sangat tidak manusiawi.

Bagaimana bisa disebut manusiawi jika Kyuhyun yang sedang melamun dengan tangan menyangga kepala itu tiba-tiba ditarik tanpa aba-aba dan mau tak mau harus membuat dagunya mendarat tidak etis pada papan kayu datar yang setia menumpu sikunya.

Bahkan kemudian Kyuhyun harus rela pinggang dan kakinya menabrak meja disekitarnya karena tarikan tangan sahabatnya itu.

Sungguh, Kyuhyun ingin meledak saat itu juga.

"Minho dan yang lain sudah menunggu kita Kyunnie, mereka memintaku untuk menyeretmu, tapi aku masih punya hati untuk tidak melakukannya. Jadi kau harus berterima kasih padaku."

Masih dengan wajah polosnya dan senyum manisnya menoleh pada Kyuhyun yang sedang menahan amarahnya karena tindakan tidak sopan tadi.

Dan, oh ayolah.. tidak menyeretnya? Lalu apa yang sedang dia lakukan dari tadi hingga sekarang jika tidak menyeret? Terkadang Kyuhyun merasa heran terhadap sahabatnya itu, dia genius, tapi juga bodoh dalam waktu bersamaan.

"Aku tidak ingin makan Changmin-ah. Aku tidak lapar." Ucap Kyuhyun halus.

Keduanya sudah tidak dalam suasana seret- menyeret. Changmin menatap Kyuhyun sekilas, kemudian tersenyum singkat.

"Kau harus makan Kyu, apa kau sudah lupa kejadian seminggu lalu? Kau yang harus dirawat di UKS saat jam pelajar-"

"Hentikan Changmin-ah. Aku tahu, tidak perlu diingatkan lagi. Aku akan makan."

Changmin memang selalu tahu bagaimana cara membujuk Kyuhyun yang tidak ingin makan.

.

.

Kyuhyun berdiri di depan gerbang sebuah rumah mewah yang hampir dua tahun ini menjadi tempat tinggalnya. Rumah mewah bergaya Eropa ini bukan rumahnya, tapi dia diharuskan tinggal didalamnya. Dia tidak menyukainya, tapi dia tidak bisa pergi. Ingatannya kembali kemasa saat dimana sang pemilik rumah memintanya untuk ikut tinggal bersama.

"Kyuhyun, dengarkan hyung ne ? mulai sekarang kau akan tinggal bersama kami. Kami akan merawatmu, kau maukan ?"

"ne kyu.. tinggalah bersama kami.. kami akan sangat senang karena bisa tinggal bersama denganmu lagi."

Dua orang lelaki yang sudah lama tidak ditemuinya datang ke rumah sederhana nya dan memintanya untuk pindah bersama mereka.

Kala itu, Kyuhyun yang memang sedang tidak sehat, ditambah mental nya yang masih terguncang atas kematian umma nya hanya diam. Tidak berontak ketika salah satu dari mereka menggendongnya menuju mobil mewah yang terparkir bebas di halaman rumahnya.

Dia juga tidak begitu mengingat perjalanan seperti apa yang dilaluinya dari desa kecilnya hingga sampai di kota besar Seoul.

"Haaahh" Kyuhyun menghela nafas panjang. Raut sedih tampak jelas diwajahnya. Dia sangat merindukan eommanya.

Tidak ingin berlama-lama berdiri dibawah terik matahari, Kyuhyun segera melangkahkan kakinya masuk kerumah.

"Hyung, Kyuhyunnie pulang,"

.

.

.

TBC