Tittle: Dragon baby love [Chapter 1]
Cast: Choi Ahra (oc) , Kwon Jiyong, beberapa member EXO K, Super Junior, and many more
Genre: Romance—maybe.
Rate: T+ sajalah
Summary: ketika orang yang kau benci harus bersama sama selama setahun penuh! apa yang akan terjadi?
Disclaimer: Bigbang milik YG ent, gue hanya VIP B) EXO K dan Super Junior milik SM Ent, Ahra character milik author
Warning: OOC, OOT (?) flashback on-off(?)
A/N: ff pertama yang setting kpop yang dipublish di akun baru gue, setelah akun lama gue di ffn ini hiatus dua tahun. Tadinya gue nggak akan pake G Dragon di ff ini, berhubung ada yang request, jadi gue pake G Dragon wkwk xD. Gue tempatkan Youngbae oppa a.k.a Taeyang oppa sebagai narator *lempar naskah cerita ke Taeyang oppa* (?)
I've lived and tried to forget for a long time
For a while, it seemed like it was okay
But as time passes by, I come to realize
That without you, I can't go on (Jessica ft Onew – One year later)
Ahra menatap namja disebelahnya yang sibuk memainkan pulpennya sambil sesekali menguap bosan. Ahra menghela nafas kesal. Lalu melempar tipe x kearah kepala namja itu begitu dia tertidur.
"Ya kau!" namja itu terbangun lalu menggerutu kesal pada Ahra.
"Kau tahu tidak sih kita akan ujian praktek berpasangan. Tolong kau serius sedikit! Aku tidak mau nilaiku jelek karena kau-" Ahra menatap namja disebelahnya dengan tatapan mematikannya yang menakutkan semua siswa. Tapi tampaknya namja disebelahnya tidak ada rasa takut sama sekali pada tatapan mematikan Ahra.
Namja itu merebahkan kepalanya diatas meja. "Telingaku tetap berfungsi meskipun aku tertidur. Ayolah. Aku peringkat tertinggi disekolah ini-"
Ahra menatap namja itu tajam.
"Oke, tertinggi setelah kau tentunya. Jadi apa yang kau khawatirkan? Kau tentunya sudah tahu kita akan mendapatkan nilai tinggi bukan begitu?"
Ahra hanya bisa diam. Oke, dia tidak bisa melawan sekarang. Tidak apa apa.
"Jadi?"
"Jadi apa?"
"Aku mau tidur lagi. sudahlah"
Ahra mendengus. Namja nappeun. Dasar.
Sudah rahasia umum kalau kedua ketua siswa SMA Inha tidak akur. Entah apa yang membuat mereka berdua terpilih menjadi ketua siswa setahun penuh. Yang jelas, tinggal satu asrama dan bertugas bersama sama membuat mereka stress. Lebih tepatnya Ahra yang merasa stress.
Sabtu pagi yang indah. Tidak ada pelajaran apapun hari ini. Siswa bebas melakukan apapun dihari libur. Dan Ahra bersantai di beranda asrama ketua siswa sambil memakan biskuit gandum camilannya dipagi hari. Matanya langsung menangkap seorang namja yang datang lalu duduk disebelahnya.
"Babo Jiyong kenapa menatapku seperti itu?" sewot Ahra ketika melihat namja yang dipanggilnya 'babo Jiyong' itu duduk disebelahnya sambil membawa segelas susu.
"Tidak boleh? Siapa juga yang menatapmu- geer. Aku menatap biskuit disebelahmu, aku minta" tangan Jiyong terulur untuk mengambil biskuit disebelah Ahra. Lalu memakannya dengan santai. "Ada tugas mengecek asrama siswa hari ini. Cepat siap siap, arra?"
Ahra menggerutu. "Ini hari sabtu! Mereka tidak bisa memberiku tugas dihari sabtu. Jawabannya tidak. Kau cek saja sendiri. Siapa sih yang memberi tugas?"
Jiyong mencelupkan biskuit ketiga nya kedalam susu lalu memakannya. "Chanyeol seonsaengnim. Kau berani melawannya?"
"Aku berani, tapi aku takut pada istrinya yang galak itu. Siapa namanya? Menyusahkan-" Ahra berdiri lalu berjalan santai kekamarnya.
"Ya Choi Ahra! Aku juga tidak mau mengerjakan tugas itu sendirian, memangnya asrama siswa hanya satu atau dua kamar?" Jiyong mengejar Ahra dan menarik tangan yeoja itu kencang. "Kau mau segera mandi dan bersiap siap sendiri atau perlu aku membantumu?" Jiyong memasang senyum nakalnya membuat Ahra bergidik. Oke, Jiyong bukan cuma menyebalkan, juga playboy pikir Ahra.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Balas Ahra ketus lalu masuk kekamarnya.
Dan akhirnya ketua siswa berjalan bersebelahan menyusuri lorong asrama siswa.
"Menyebalkan" Gerutu Ahra.
"Siapa yang menyebalkan?"
"Kau, babo Jiyong"
Jiyong mendengus kesal. Kalau orang disebelahnya ini bukan yeoja, mungkin Ahra sudah terlempar keluar jendela. Karena Ahra yeoja, maka—
"Bagaimana kau bisa sebal pada manusia tampan seperti aku?" kata Jiyong setengah kesal menanggapi kata kata kata Ahra barusan.
"Karena kau kita jadi dapat tugas dihari libur-"
"Ya! Kau menyalahkan aku?"
"Memangnya aku tidak tahu tugas ini ada karena apa? Aku tahu kau membuat pelanggaran, aku juga yang kena. Kau menyusahkan!"
Jiyong hanya bisa menahan kesal habis habisan. Sabar Jiyong, yeoja memang suka membuat onar pada namja ganteng. Batinnya narsis. *Author langsung pasang banner "HIDUP GD!"* ini apaan lagi author ikut ikutan-,- mentang mentang authornya dragons ye, jadi soulmates kek thor-_-
Berisik dah si Taeyang oppa-_-
Abaikan dialog diatas, readers.
Karena harus bertanggung jawab kepada tugas, Ahra membuka satu persatu asrama siswa dan mengecek kegiatan mereka. Bukan apa apa, kepala sekolah bilang pengedaran obat obatan sudah mulai merebah kesekolah sekolah. Maka dari itu, kedua ketua siswa diminta mengecek kegiatan siswa ke asrama mereka dan menggeledah asrama mereka. Dan Jiyong? Dia berjalan dibelakang Ahra, sesekali memelototi siswa yang melintas disebelahnya. Dua ketua siswa ini memang kompak perihal judes dan galak.
"Selesai. Aku mau diam di asrama Eunmi. Kalau ada yang mencariku, suruh saja mereka ke asrama Eunmi. Arra?"
Jiyong menatap yeoja didepannya dengan pandangan nista.
"Kenapa?" tanya Ahra dingin.
"Aniya, sudahlah. Jiyong yang tampan ini mau istirahat dulu-" Jiyong akhirnya memutuskan berbalik badan dan pergi ke asrama ketua siswa.
Ahra menggerutu kesal. Andai nilainya tidak jadi yang paling tinggi, pasti dia tidak akan menjadi ketua siswa bersama si menyebalkan itu. Kwon Jiyong.
Tiga tahun lalu tidak seperti ini.
"Oppa! Berhentilah bermain dengan kamera itu! Kau lebih suka pada kamera itu daripada aku?" Ahra memberengut kesal. Pipinya menggembung tanda kesal.
"Chaegiya, aku merekammu dengan kamera ini, kalau aku sedang rindu padamu, aku bisa memutar video ini-"
"Ya, babo Jiyong! Kau bisa bertemu denganku setiap hari, apa yang kau takutkan?" Ahra tertawa lalu menarik tangan namja dibelakangnya, Jiyong.
Jiyong tertawa lalu menarik Ahra kedalam dekapannya. Dibaliknya lensa kamera menghadap dirinya dan Ahra. "Aku selalu mengkhawatirkan libur panjang, chaegi. Karena orangtuamu pasti langsung membawamu kabur ke Mokpo, bahkan dihari pertama liburan, kekeke" Jiyong mengacak acak rambut Ahra gemas.
"Astaga, baiklah baiklah. Kau boleh merekamku, oppa" Ahra tertawa lalu menghadapkan wajahnya tepat didepan lensa. "Kamera, kau harus tahu aku sangat sangat menyayangi jelmaan naga ini haha"
"Mwo? Naga apa?" Jiyong menatap Ahra dengan tatapan tajamnya.
"Aigoo, aku takut~" Ahra melepaskan dirinya dari dekapan Jiyong lalu berlari menjauhi Jiyong dan- mehrong. "Kejar aku kalau kau bisa!"
Jiyong tersenyum senang. Lalu mematikan kameranya. "Kemari kau, naughty Ahra!" dan mengejar Ahra.
Jiyong masuk kedalam asrama ketua siswa lalu duduk sebentar diberanda—dan melihat Ahra dan 2 temannya diam di taman belakang. Bermain perahu kertas dikolam ikan. Untuk beberapa saat, Jiyong betah memandangi Ahra.
"Anak kecil dasar—" gumam Jiyong sambil tersenyum kecil. Ketika matanya bertemu dengan mata Ahra, Jiyong cepat cepat pergi dari beranda dan masuk kekamarnya.
Mata Jiyong menangkap kamera diatas meja kecil dikamarnya. Jiyong menyalakan kamera itu dan menyalakan video—matanya mulai fokus pada video itu.
"Oppa! Berhentilah bermain dengan kamera itu! Kau lebih suka pada kamera itu daripada aku?"
"Chaegiya, aku merekammu dengan kamera ini, kalau aku sedang rindu padamu, aku bisa memutar video ini-"
"Ya, babo Jiyong! Kau bisa bertemu denganku setiap hari, apa yang kau takutkan?"
"Aku selalu mengkhawatirkan libur panjang, chaegi. Karena orangtuamu pasti langsung membawamu kabur ke Mokpo, bahkan dihari pertama liburan, kekeke"
"Astaga, baiklah baiklah. Kau boleh merekamku, oppa""Kamera, kau harus tahu aku sangat sangat menyayangi jelmaan naga ini haha"
Jiyong tersenyum kecil. andai kesalahannya tidak pernah terjadi
To be continued.
Hiyah, kependekan._. dibuat berhimpitan(?) dengan tugas agama yang harus dikumpulin besok wakakaka.
RnR, everybody~
With miracle,
Choi Hye-in
