Cinta segi empat

"Atsushi yang tersayang, Akutagawa yang ditinggalkan atau Chuuya yang menggantung bagai jemuran. Mana yang akan kau pilih Dazai-san?" / kisah cinta segi empat dimana lelaki maniak bunuh diri yang jadi rebutan. Warning : OOC, Typo, tidak sesuai EYD dan shou-ai.


Suasana kafe sore itu memanas, bahkan AC di sudut ruangan tak mampu untuk mendinginkannya. Para pelanggan diam-diam menyelinap keluar untuk kabur dari situasi yang menakutkan ini. Seorang laki-laki remaja berambut light grey bersikap layaknya kucing siap bertarung. Ia menatap lelaki tanpa alis namun bermata tajam dengan sengitnya meski dengan perjuangan melawan rasa takut di dalam diri.

Tak mau dikacangin, seorang pria pendek bersurai sewarna senja dengan topi konyol menatap keduanya malas. Namun kentara bahwa ia juga siap bertarung dengan segenap kekuatan yang ia punya. Ketiganya sedang diselimuti ketegangan. Takdir buruk mempertemukan mereka dalam satu tempat meski itu tak direncanakan sekalipun.

"hyaho Atsushi~ rasanya lega sekali setelah memenuhi panggilan alam." Seseorang dengan wajah tanpa dosa melenggang dari arah kamar mandi di pojokan. Ia tetap tersenyum mengabaikan tiga ekspresi berbeda yang ditujukan padanya. "Ah, baru saja kutinggal sebentar ke kamar mandi kenapa suasana menjadi berbeda sekali?" Tanya dazai dengan nada polos.

"Dazai-san.." Panggil Atsushi penuh harap.

"Bagaimana mungkin kau bisa lebih memilihnya daripada diriku!?" Teriak Akutagawa setengah frustasi.

"Kesempatanmu habis Dazai, kupastikan kau akan mati kali ini!" Ujar chuuya lalu melancarkan sebuah tendangan telak kearah Dazai. Dengan sigap dan lincahnya Dazai menghindar dengan lompatan tinggi lalu mendarat diatas meja dengan mulusnya. Meski begitu, sepandai-pandainya dia melakukan prediksi. Ini sudah diluar kendali, jadi inikah yang dinamakan kuasa takdir?. Kini ia hanya bisa berusaha memikirkan cara untuk mengatasi ini tanpa menimbulkan masalah lain.

"Baiklah" Dazai berbicara dengan serius "Atsushi laporkan kenapa ini bisa terjadi, jelaskan kronologinya." Perintah Dazai. Atsushi dengan cepat menceritakan kejadiannya.

"Setelah memesan makanan, Dazai-san pergi ke kamar mandi. Dan disaat saya menunggu pesanan dan kedatangan Dazai-san, tanpa sengaja saya melihat dua orang dari port mafia ini. Dan tiba-tiba mereka langsung masuk dan berniat bertarung." Kata Atsushi dengan terburu-buru. Dazai hanya menghela nafas panjang mendengarnya.

"Lalu kenapa kalian mendadak masuk dan ingin menyerang bawahan kesayanganku?" Pertanyaan itu membuat telinga Akutagawa panas.

"Bagaimana mungkin kau lebih memilih dia!? Apa yang spesial darinya selain dia hanyalah seekor harimau liar!?" Komentar Akutagawa dengan pedasnya, Atsushi yang mendengar itu hanya bisa terhenyak lalu terdiam dalam keheningan.

"Alasanku sederhana. Sekarang dimana ada dia, disitu ada dirimu. Jadi tentu saja yang kuincar disini adalah nyawamu." Jawab Chuuya dengan nada kesal. Setelah mendengar itu Dazai malah tersenyum santai diiringi tawa kecil.

"Jadi inti dari seluruh masalah disini adalah diriku bukan?"

'Kenapa harus bertanya jika sudah jelas jawabannya!?' Pikir ketiganya kompak.

"To The Point saja, pasti kalian cemburu pada Atsushi kan?"

Menohok dan nylekit, dua kata itulah yang mampu mendeskripsikan ucapan Dazai saat itu.

"Kalau begitu aku juga To The point saja" Seseorang masuk ke kafe sepi itu, Kilauan kacamata dan buku saku ditangannya tentu saja Dazai amat mengenalinya. "Pekerjaan menumpuk dan kau malah asik bermain drama sabun disini? Cepat pilih salah satu" Dazai tersenyum mengetahu cara kunikida berpikir cepat.

"Atsushi yang tersayang, Akutagawa yang ditinggalkan atau Chuuya yang menggantung bagai jemuran. Mana yang akan kau pilih Dazai-san?"

TBC

Karena asupan BSD kurang mencukupi kebutuhan gizi, akhirnya buat sendiri deh. Apalah-apalah, apapun itu semoga terhibur :v /