Dahulu, di dunia ini hanya ada kekosongan. Hanya ada kekacauan. Awal dari segalanya adalah Chaos. Makhluk immortal pertama yang menjelajah bumi yang kala itu masih berupa kumpulan gas dan ketiadaan. Penampilannya berupa wanita cantik dengan rambut keabuan melambai bagai awan dan kulit yang seolah bertabur bintang.
Suatu ketika, Sang Dewi—mari kita asumsikan ia adalah 'Dewi' karena wujudnya yang berupa wanita— memutuskan ia akan menciptakan sesuatu yang lain. Untuk memulai kehidupan di dunia ini. Sebab Yang Maha Kuasa bertitah.
Ia membuat bumi. Bumi yang lembut yang bersosok bagaikan ibu. Tempat di mana seluruh makhluk hidup dan tumbuh di bawah perlindungan sang Mother Earth. Gaea. Dewi jelita yang mengasuh anaknya dengan penuh kasih.
Kemudian ia membuat Tartarus. Neraka, gelap tak berdasar. Kejam dan penuh siksaan. Sane Dewa begitu murung dan penuh kebencian sehingga Chaos merasa bersalah akan nasib yang ia timpakan pada putrannya tersebut.
Setelah neraka terbentuk, Chaos mulai membuat langit. Kelak akan mendampingi bumi sebagai pasangan hidup. Ouranos adalah sang Dewa yang kala itu begitu berwibawa, bagaikan langit itu sendiri. Sifatnya bagai raja yang kelak akan mewarisi tahta dunia. Namun di saat yang bersamaan berwajah tampan.
Menyusul setelahnya, adalah dua macam kegelapan. Kegelapan malam, Nyx, Dewi yang begitu mengagumi bintang yang muncul tatkala gelapnya menutupi dunia. Dan kegelapan neraka, Erebos. Dewa yang sifatnya sulit ditebak, bahkan bagi Chaos sendiri.
Yang terakhir, adalah Eros. Hasrat, nafsu, cinta. Kau mungkin tidak akan percaya, tetapi Eros adalah Dewa yang cantik. Bukan tampan. Ia sering sekali menggoda bukan saja perempuan, laki-laki pun tak dapat menghindar dari Sang penebar nafsu satu ini.
Begitulah mereka hidup dalam damai. Sesuai kata-kata saya tadi, Gaea akhirnya bersanding dengan Ouranos, kemudian Sang Dewi diam-diam berhubungan pula dengan Tartarus. Oh, hanya Chaos dan Eros— tak ada yang bisa luput dari pengawasannya kalau sudah mengenai cinta— yang tahu. Nyx menikah dengan Erebos.
Masing –masing hidup bahagia. Sampai anak mereka lahir.
Gaea memiliki banyak sekali anak. Salah satunya, yang kalian-kalian pastilah kenal, adalah Para Titan dan Titanida. Beserta kakak-kakak mereka, Hekhatonkheir yang bertangan banyak dan Cyclops, raksasa bermata satu. Kemudian, Chaos memperbolehkan Ouranos menjadi raja dunia, yang mengatur alam. Semuanya setuju dan bahagia.
Sebuah ramalan yang menghancurkan kehidupan tersebut.
"Suatu saat, kau akan dihancurkan. Akan ada yang mengambil alih posisimu sebagai Raja Alam ini."
Ouranos gelisah. Tak mempercayai siapapun. Ia mengasingkan ponakan-ponakannya, menjebloskan anak-anaknya, bahkan menjebak Chaos juga, sehingga mereka berdiam di Tartarus. Terjebak.
Ketika mendengar ini, Gaea begitu marah. Namun perasaan sedih jua ia rasakan dalam lubuk hatinya. Bagaimana kalau Ouranos juga menjebaknya? Maka Sang Dewi memohon,
"Oh, suamiku yang gagah perkasa, tolonglah, ampuni keluarga kita, biar kita hidup berdampingan seperti dulu lagi."
Jawab Ouranos,
"Tidak! Pergilah! Kau juga bisa menyebabkan jatuhnya aku! Terkutuklah Eros yang telah membangkitkan hasratku pada wanita rendah sepertimu!"
Sang Dewi berlalu dengan sedih. Matanya sembab akibat menangis dalam waktu lama. Hari-hari ia lewati dengan duduk berdiam diri di sebuah tebing yang menghadap laut. Setelah kurang lebih sebulan, Gaea mulai merasa marah, sakit hati. Sungguh bejat perbuatan suaminya.
Maka, pergilah ia menuju Tartarus dengan rasa dendam meluap-luap. Ia mendatangi putranya, Kronos. Yang memiliki kekuatan persis denag sang penjaga waktu, Chronos.
"Jatuhkan Ayahmu, wahai Kronos, putraku. Ambil sabit ini, kemudian jatuhkan ia!"
Pergilah Kronos untuk menjatuhkan Sang Ayah. Setelah lama berperang, akhirnya, Ouranos kalah dan dijebloskan ke Tartarus. Kronos menikahi Rhea, saudarinya., yang kemudian melahirkan Para Olympia.
Sementara semua itu berlangsung, Chaos selalu mengawasi. Ia mengawasi, bagaimana Gaea, putrinya berubah. Dari seorang ibu, menjadi wanita kejam yang penuh kegetiran. Semua selalu tak berkenan di hatinya. Chaos khawatir, bahwa kelak, Gaea akan menghancurkan manusia— ya, Para Olympia sudah membuat manusia menggunakan tanah liat— dan seluruhnya yang telah susah payah ia bangun.
Maka Chais berkeputusan,
"Biarlah kekuatanmu, Gaea, terbagi dalam beberapa personifikasi. Setiap individu merepresentasikan tanahmu, mencegahmu menghancurkan dunia."
Maka setiap Negara, memiliki personifikasi. Gaea yang kekuatannya ; energinya berkurang drastis, terpaksa mengalami tidur panjang. Tak bisa berontak. Sekalipun ingin.
Chaos merasa lega. Namun ia masih was-was. Takut Gaea kelak akan menyerang salah satu personifikasi yang ia buat. Maka ia membuat representasi emosi. Kebahagiaan, Kesedihan, Cinta, dan Amarah. Keempatnya mengabdi hanya pada Chaos, bertugas membimbing para personifikasi.
Seiring waktu, Para Olympia berpindah-pindah menuju Negara yang saat itu menjadi pusat Budaya Barat. Chaos dan abdi-abdinya selalu mengikuti. Mereka berfungsi bagai penghubung antara Olympia dan Chaos.
Sampai hal ini, sampai akhirnya, di sebuah Negara, The United States of America. Semuanya kembali terulang.
1
1 Prologue 2! Akhirnya bisa update juga. Maaf halamannya pendek. Chap selanjutnya baru kita mulai cerita yang sebenarnya. :D
Oh, soal Kronos sama Chronos itu beda! Kronos itu titan yang memang punya 'sedikit' kuasa akan waktu, sedangkan Chronos itu pemjaga waktu. Jadi yang berwenang sebenarnya Chronos.
Ngomong-ngomong, adakah author baik yang bisa bikin tragedy USUK? Siapapun? Di manapun? Tapi yang happy end, ya! THx!
I DO NOT OWN HETALIA!... sadly… T-T
