Dandelion
Cast : Byun Baekhyun, Lu Han
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Rated : K+
Disclaimer : this ff is mine
Warning : typo(s), EYD tidak sesuai, gaje, de el el, de el el -_-v
Happy Reading guys ^^
Seperti Dandelion.
Memori yang tumbuh.
Mekar dengan indah.
Kembali menjadi kuncup.
Mekar kembali.
Dan pada akhirnya hilang tertiup angin.
HanBaek
~~Dandelion~~
Aku membuka mataku ketika kurasa sebuah cahaya memaksa masuk ke irisku. Apa yang ku lihat sekarang memang terasa asing. Langit-langit berwarna baby blue, jendela besar disebelah kananku, sebuah meja nakas dan lemari berwarna soft cream disebelah kiriku.
Aku bangkit dari tidurku, sedikit memijat pelipisku agar rasa pening yang menyerang kepalaku sejak aku bangun tadi hilang. Bingung. Ya, aku bingung. Aku bahkan tak tahu aku berada dimana saat ini dan bagaimana bisa aku berada ditempat asing ini.
Cklek.
Aku menoleh dan kudapati sebuah kepala menyembul dari pintu disudut ruangan ini. Sosok itu lalu masuk dan berjalan ke arahku.
Bisa kulihat senyum lembut yang terpasang dibibirnya. Dan entah mengapa, dada ini terasa bergemuruh melihat senyum itu.
"Sudah bangun, Baekhyun-ah? Apa kau tidur nyenyak?" senyum itu terus ia perlihatkan. Aku hanya mengangguk sambil terus memasang tampang bingung. Sungguh, aku tak mengenalnya.
"Err.. Kau siapa? Dan aku ada dimana?" pertanyaan itu lolos dari bibirku. Yah, aku cukup penasaran dengan semua ini. Siapa dia? Kenapa aku berada disini bersamanya? Dan lagi, kenapa dia tau namaku?
"Ah.." gumamnya pelan, tangannya yang lentik namun tampak kuat itu tergerak menggaruk tengkuknya. Terlihat bingung juga, bingung menjawab pertanyaan dariku mungkin. Ia lalu duduk ditepi ranjang yang ku tempati sekarang. Matanya yang sehitam blackpearl menatapku lembut. Sebuah senyum terukir lagi dibibir plumpnya.
"Aku Lu Han dan ini flatku" senyum itu nampak sedikit dipaksakan sekarang. Mulutku membentuk lingkaran kecil dan aku menganggukkan kepalaku
"Kenapa aku ada disini?"
"Kau.. semalam dalam kondisi yang tidak baik. Jadi aku membawamu kesini. Tapi tenang saja, aku tidak berbuat macam-macam padamu. Sungguh" ia membuat huruf v dengan tangan kanannya, wajahnya berusaha meyakinkanku bahwa ia bukan orang jahat. Aku tertawa pelan dan mengangguk, dia lucu. Dilihat sekilas saja namja berambut merah maroon ini tampak sangat baik.
"Aku percaya padamu" senyum cerahnya kembali, diacaknya rambut unguku dan beranjak dari tepi ranjang.
"Mandilah. Ku tunggu di meja makan. Kita sarapan bersama" lalu Luhan meninggalkanku. Aku menyentuh dada kiriku, merasakan detak jantung yang kurasa tak normal. Sebenarnya dia siapa? Mengapa berada didekatnya membuatku merasa sangat nyaman dan hangat?
HanBaek
Aku keluar dari kamar mandi dengan handuk tersampir disekeliling pinggang. Bisa kulihat sebuah t-shirt merah dan celana jeans hitam diatas ranjang yang tadi kutempati. Yah, mungkin Luhan yang menyiapkannya. Aku jadi merasa istimewa sampai baju saja ia yang menyiapkan, haha.
Setelah selesai mengenakan pakaianku, aku berjalan keluar ruangan yang menjadi kamarku. Tepat didepanku adalah sebuah ruang tengah untuk bersantai. Bisa dilihat sebuah sofa panjang dan satu sofa kecil disebelahnya, sebuah meja persegi panjang yang tidak terlalu besar, tv dan playstation beserta kabel-kabel lain -yang sebenarnya aku tak tau kabel apa-, juga beberapa ponsel dan sebuah ipad yang berserakan dimeja. Hm, berantakan.
Memilih tidak perduli, aku berjalan ke sebuah ruangan tanpa pintu. Oh, dapur. Kulihat Luhan membelakangiku, sepertinya sedang memasak. Aku memilih duduk diam, tanpa menimbulkan suara.
"Oh, kau sudah selesai Baekhyun?"
Luhan bertanya tanpa menoleh padaku. Dia tampak sibuk dengan teflon dan spatulanya. "Ya" jawabku singkat. Dia tak menjawab sementara aku mulai bosan dengan suasana hening diantara kami.
"Lulu~ apa kau melihat ponselku? Aku benar-benar harus berangkat sekarang" sebuah suara tenor dari -mungkin- ruang tengah terdengar. Bisa kupastikan dia orang china mengingat aksen chinanya sangat kental walau ia berbicara dalam bahasa korea. Luhan tampak berdecak lalu mematikan kompor, setelah itu meletakkan sesuatu dari dalam teflon ke dua buah piring di dekat kompor. Oh, Ommurice.
"Makanlah, ByunBaek" Luhan meletakkan salah satu piring didepanku. Aku tersenyum canggung dan dia hanya duduk disebrangku dan mulai memakan Ommuricenya.
"Lulu~" kali ini bukan hanya suara namun pemiliknya juga kulihat. Namja berambut blonde itu tampak mengerucutkan bibir -tampak merajuk- dan kedua tangannya terlipat didepan dada. "Ponselku~" lanjutnya, oh menggemaskan.
"Aku tidak tahu, Lay. Dan berhenti memanggilku Lulu. Itu menggelikan" Luhan mencibir, lalu mulai makan lagi. Bibir namja bernama Lay itu semakin maju. Dia lalu menoleh padaku, "Apa kau tahu, Byun?"
Pletak. Trang.
"Aww. YA!" Lay berteriak keras, membuatku sedikit menutup telinga. Dia lalu mengusap dahinya yang kurasa terasa sakit sambil terus menyumpahi Luhan. Tentu sakit bila kau dilempar dengan sendok dan sendok itu mengenai dahimu.
"Jangan bertanya padanya. Baekhyun sedang 'kambuh'" Luhan mengambil sendok lagi dan kembali makan. Kambuh?
"Jjinja? Mianhae, Baekhyun. Ah, kau pasti tidak mengenalku. Aku Zhang Yixing. Panggil saja Lay"
Lay tersenyum manis, menampakkan lesung pipi yang membuatnya tampak cantik. "Byun Baekhyun imnida" aku membalas senyumnya. Kulihat Luhan memutar matanya lalu menatap Lay dingin.
"Pergi kau. Kau mengganggu acara sarapanku dengan Baekhyun"
"Ponselku dulu" Lay tampak menadahkan tangannya pada Luhan. Luhan berdecak lagi, "I don't know and I don't care" jawaban dari Luhan membuat Lay tampak kesal.
"Lulu, please~~"
"Chagiya, aku menemukan ponselmu" sebuah suara lagi, dan pemiliknya ikut bergabung dengan kami. Namja berambut kecoklatan, wajahnya lembut dan menenangkan dengan senyum angelicnya, dan sebuah ponsel putih ditangannya.
"Huwaaaa, kau menemukannya. Gomawo Myunnie" Lay memeluk namja itu sedangkan namja itu hanya bergumam 'cheonma', itu membuatku sedikit tersenyum. Aku juga tidak tau kenapa aku tersenyum, haha.
"Get a room, please" Luhan bersuara membuat dua namja yang sedang berpelukan itu mengalihkan pandangan mereka pada Luhan.
"Oh, Baekhyun. Ini namjachingu ku, Kim Joonmyun" Lay mengenalkan namja angel itu padaku. "Ho, kenapa dia?" namja bernama Joonmyun tadi menunjukku lalu memandang aku, Luhan dan Lay bergantian.
"Kau tau dia kenapa" Lay berucap lembut, "Ayo pergi hyung" Lay lalu menepuk bahu Joonmyun dan meninggalkan dapur. Joonmyun masih memasang wajah bingungnya, dia menatapku sesaat.
"Hm…"
"Aku Baekhyun. Byun Baekhyun" aku menyebutkan namaku, wajahnya berubah agak serius lalu menjetikkan jarinya.
"Oh, ne Baekhyun. Aku tau kau kenapa. Baiklah, aku pergi dulu. Annyeong" Joonmyun mengacak rambutku lalu pergi menyusul Lay. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, bingung. Ada apa denganku?
"Tak usah kau pikirkan. Cepat habiskan makanmu karena kau akan ikut denganku" Luhan berkata datar. Semudah itukah pikiranku dibaca? Aku menurut dan melanjutkan makanku. Kupandangi sesaat wajah mulus Luhan yang setia dengan ekspresi datarnya.
"Kita akan kemana?"
TBC
Need review ya xD
Kalo ada yang review aku lanjut deh :D
