Pada tahun 2025, Game Virtual Reality Massively Multiplayer Role Playing Game, atau disingkat VRMMRPG, Night Raid (NR) diluncurkan. Game ini adalah game yang mengirim kesadaran seseorang kedalam Game dengan menggunakan otak sebagai Media Control.
Dengan kata lain, kau memainkan karakter milikmu dengan pikiranmu sendiri. Night Raid, merupakan Game pertama yang menggunakan sistem ini, sehingga memicu antusias para gamer sejati.
Night Raid, mengambil setting dunia Fantasy bernama [Arcadia], Benua yang terdiri dari tiga Benua besar sebagai pusatnya dan beberapa Pulau berukuran sedang yang mengelilingi Benua Utama. didalam game ini terdapat Sistem Class, namun tidak seperti kebanyakan game RPG yang memiliki keterbatasan pada Sistem Class, Night Raid memiliki kebebasan dalam menentukan Class, selama itu memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan maka Class apapun bisa didapatkan, sebagai contoh... Ada seorang Player dengan Class [Swordmaster] namun ia memenuhi syarat untuk menjadi seorang [Saint] maka ia bisa menggabungkan kedua Class tersebut dan menjadi [Sword Saint]. Jika dijelaskan secara sederhana, kau dapat membuat Karakter dengan Class apapun yang kau inginkan...
Juga selain kebebasan memilih Class yang diinginkan, Game ini juga memiliki satu lagi hal unik, didalam Game Night Raid, tidak terdapat batasan Level, dengan kata lain mereka dapat menaikkan Level mereka banyak yang mereka mampu.
Pada tahun 2035, tepat sepuluh tahun sejak peluncurannya, Game Night Raid akan ditutup, perusahaan yang menciptakan Game ini mengalami kebangkrutan karena jumlah orang yang memainkan Night Raid kian tahun kian merosot tajam, namun sebelum pengumuman Server ditutup, Perusahaan [Lucia Dream], perusahaan yang meluncurkan Game Night Raid mengupdate [Patch] terakhir mereka yang berisi [Last Event] dari Main Story Night Raid.
[Penaklukan Boss Terakhir]
Big Event itu diluncurkan untuk memenuhi permintaan dari beberapa pemain setia yang mengirim surat permohonan pada perusahaan [Lucia Dream], surat itu berisi permintaan mereka pada perusahaan untuk membiarkan mereka menamatkan [Quest Main Story] yang merupakan alur dari Night Raid, melihat permohonan tulus itu, perusahaan mengabulkannya permohonan mereka.
Dan Event penaklukan Boss Terakhir dimulai, namun sayangnya Boss terakhit itu sangat kuat, kemampuan Regenerasi super-cepat, serangan Area yang akan langsung membunuh secara instant, dan ketahanan tinggi pada magic... Dengan semua itu, Boss terakhir itu adalah lawan yang benar-benar mustahil untuk dikalahkan, banyak Player yang membentuk Raid Party untuk menaklukannya namun mereka dikalahkan dengan mudah.
Disaat hampir semua Player menyerah untuk mengalahkan Boss Terakhir itu, seseorang berhasil mengalahkan Boss terakhir itu. hanya dengan seorang diri, player itu berhasil menaklukan Boss terakhir yang membuat hampir semua Player menyerah untuk mengalahkannya.
Dia, adalah seorang Player dengan Nickname [Nanashi], seorang Player yang menempati posisi sebagai Top Rank Player dalam Game Night Raid, dia adalah seorang legenda diantara para legenda... Tidak banyak yang tahu mengenai identitas sebenarnya dari [Nanashi] karena dia selalu bermain solo, tidak pernah membentuk Party dengan siapapun, dia juga tidak pernah masuk kedalam Guild manapun, dia benar-benar seorang independen player...
[-]
[-]
[-]
The Dark Territory-,
Sebuah tempat yang sesuai dengan namanya, tempat yang diselimuti kegelapan yang bahkan cahaya matahari sulit untuk menembusnya, ditempat itu terlihat seseorang tengah duduk diatas puing-puing bangunan dengan santai selagi pandangannya menatap datar kearah bangkai seekor monster berukuran super besar dengan bentuk yang tidak memiliki rasa persatuan, memiliki tujuh kepala dengan sepuluh tanduk, setiap kepala merupakan kepala hewan yang berbeda-beda, singa, macan tutul, beruang bahkan seekor naga, orang itu menatap datar bangkai monster yang berada tak jauh dari posisinya.
"Fiuh~, seperti yang diharapkan dari Develover Game Night Raid, mereka benar-benar membuat Boss dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi... [Trihexa], [666], sang malapetaka, nama yang sangat cocok untuk Boss terakhir."
Orang itu, dia adalah player yang berhasil mengalahkan Last Boss, Player terkuat dalam Game Night Raid, [Nanashi]. Nanashi menghela nafas dan mengalihkan pandangannya dari bangkai monster dan membuka [Menu] miliknya, ia ingin tahu [Reward] apa yang ia dapatkan setelah mengalahkan Last Boss, mengingat dari tingkat kesulitannya, ia berharap [Reward] yang ia dapat berada pada Grade tinggi, Legendary atau Mythology.
Name: Nanashi [Title: Apocalypse Beast Slayer]
Job:
[Lord Shadow]
Level: 2312
HP: 231200 / MP: 327350
STR: 17892
AGI: 41256
INT: 59192
VIT: 35034
"Hmm~ selain title tidak ada yang berubah semua sama seperti biasa..."
Nanashi menatap layar menu dengan serius sebelum ia menutup menu dan membuka inventory miliknya, dan disana ia melihat beberapa Item bagus, mulai dari berbaga macam Crystal] dengan Grade [Legendary], [Gold Pouch], dan sebuah senjata berbentuk sepasang Dagger dengan warna hitam dan merah dengan Grade [Mythology], ia mengulas senyuman tipis melihat [Item] yang ia dapatkan.
"Ya setidaknya [Item] yang aku dapatkan sesuai dengan usaha yang telah aku kerahkan, meski aku tidak terlalu mengharapkan [Item] langka dari Game yang hendak ditutup, tapi setidaknya aku mendapatkan pengalaman yang memuaskan..."
Ia tersenyum ketika ia mengingat pengalamannya melawan Last Boss, Trihexa, sudah lama ia tidak berjuang mati-matian saat bertarung melawan Boos Raid, terakhir kali ia berjuang mati-mati saat melawan Boss adalah saat Event musim dingin dimana ia harus bertarung melawan Boss Event, [The Dawn of Dragon Emperor: Osiris] demi mendapatkan beberapa [Item] menarik dari misi penaklukan itu, Nanashi tersenyum sedikit mengingat hal itu sebelum ia mengalihkan pandangannya kearah kesudut kanan pandangan dimana disana terlihat jam telah menunjukan pukul 02:47AM.
"Gawat sudah hampir jam tiga pagi, aku harus segera log out dan pergi tidur, siang nanti ada meeting penting dikantor..."
Nanashi bergumam panik dan mencari tombol Log Out, ia lupa jika hari ini ada meeting penting dengan para atasan untuk membahas projek baru yang akan mereka lakukan tahun baru nanti. Nanashi bertambah panik ketika seberkas wajah bossnya yang marah terlintas dikepalanya.
Kuso! Apapun asal jangan sampai ia dimarahi oleh Bossnya yang terkenal menakutkan jika sedang marah itu. Nanashi sedikit tenang ketika ia menemukan tombol Log Out dan tanpa menunggu waktu lagi, Nanashi mengarahkan telunjuknya ketombol Log Out namun ketika sedikit lagi ia akan menekan Tombol Log Out, tiba-tiba sebuah suara menghentikannya.
[Tidak bisa dimaafkan...]
Nanashi terdiam mendengar suara yang berisi kebencian kuat tepat dibelakangnya, perlahan Nanashi menoleh kebelakang dan seketika itu juga ia terkejut, tepat didepannya saat ini, Last Boss, Trihexa diselimuti aura gelap yang sangat menakutkan.
[Akan kubunuh kau, akan ku lenyapkan kau dari dunia ini...]
"Apa yang terjadi, Event masih berlanjut?! Tidak... Perasaan mencekam yang kuat ini... Ini rasa takut..."
Nanashi melebarkan matanya, Shock. setahunya didalam Game ini memang terdapat setting yang mengatur berbagai macam emosi manusia, namun itu hanya mencangkup pada emosi bahagia, sedih, marah dan juga rasa sakit, tapi ia tidak pernah mendengar sesuatu seperti rasa takut ada didalam game ini, sebab jika ada maka bagaimana mungkin para Player dapat bertarung melawan Monster berukuran super besar dengan wujud yang dapat membuat seorang pria sejati mengompol dicelana dan lari terbirit-birit.
[Kutukan dari simbol [666] akan dilimpahkan padamu! Kau, orang yang telah membunuhku! Kau harus membayar mahal atas semua ini!?.]
Suara kebencian dan wujud yang dipenuhi aura jahat dan kedengkian yang kental memaksa Nanashi mengambil langkah mundur, Top Player dalam Game Night Raid, Legenda diantara Para Legenda dibuat ketakutan oleh Last Boss yang sudah dikalahkan olehnya...
"Ini, Mustahil... Bug! Ini pasti Bug! Bagaimana mungkin Last Boss yang telah kukalahkan hidup kembali, ada batas untuk menjadi keterlaluan!?-,"
Tepat setelah mengatakan kalimat itu, hal yang terakhir kali di-ingat oleh Nanashi adalah kilauan cahaya yang memenuhi pandangannya...
~[∆]~
26 Desember 2035-,
Di hari itu, jasad seorang pria yang diperkirakan berusia 25 tahun ditemukan tewas didalam kamarnya, tidak ada yang tahu kenapa atau bagaimana pria itu tewas. Pihak berwajib sudah melakukan penyelidikan namun tidak peduli berapa lama mereka melakukan penyelidikan, penyebab kematian pria itu tetap menjadi misteri, bahkan sampai beberapa waktu berlalu.
~[∆]~
Unknown Place-,
Ditempat yang merupakan hutan belantara, dimana pepohonan tumbuh dengan lebat, ditempat itu terlihat seorang pemuda yang diperkirakan baru berusia menginjak awal dua puluhan tak sadarkan diri diatas tanah berumput.
Pemuda itu memiliki ciri seperti orang asia kebanyakan, satu-satunya pembeda adalah surai pirang acak-acakan yang cukup panjang hingga membingkai kedua sisi wajahnya, pemuda itu, adalah Avatar dari Game VRMMORPG, Night Raid, Nanashi.
Nanashi, perlahan membuka matanya dan terlihatlah sepasang permata shappire yang menyapa dunia, Nanashi menatap kearah langit cerah dengan beberapa awan yang menghiasinya, Nanashi menatap hal itu sejenak sebelum ia bangkit dari posisi terlentangnya, Nanashi sedikit meringis saat nyeri hebat menyerang kepalanya.
"Ugh, kepalaku sakit... Apa yang terjadi padaku... Beberapa saat yang lalu seharusnya aku ada didaerah [Dark Territory] untuk mengalahkan [Last Boss] Game Night Raid, dan setelah aku mengalahkannya tiba-tiba Bug terjadi dan aku... Ugh."
Nanashi meringis merasakan rasa nyeri semakin hebat menyerang kepalanya saat ia mencoba mengingat apa yang terjadi setelah itu, namun tidak peduli seberapa kerasnya ia mencoba, ia tetap tidak dapat mengingatnya dan membuat ia menyerah. Nanashi menghela nafas saat merasakan rasa nyeri yang menyerang kepalanya mulai mereda.
Setelah tenang, Nanashi mengalihkan pandangannya kesekitar dan yang dapat ia lihat sejauh ini, ia berada dihutan belantara dan melihat dari lebatnya hutan ini maka kemungkinan ia berada dihutan yang merupakan Territory dari Ras Elf, Nevetra.
Tapi, nampaknya Nanashi harus menelan bulat-bulat permikiranbya sebab ketika ia mengangkat kepalanya, ia melihat dua planet sedang menghimpit matahari, Planet pertama berukuran sebesar Venus dengan warna biru-hijau yang cukup elegan, sementara Planet yang kedua berukuran sebesar Mars dengan warna merah-muda yang terlihar cukup cantik.
"Oi, Uso Darou... Tempat ini, bukan Game Night Raid..."
Ini jelas bukan Game Night Raid, sebab Nanashi tahu betul jika Setting dunia Night Raid tidak memiliki dua Planet seperti yang ia lihat saat ini yang menghimpit Matahari, memang ada pulau besar yang melayang dan bergerak dengan bebas menjelajahi Benua Arcadia layaknya, [Maisan Carnuim], tapi itu hanyalah Pulau melayang yang digunakan untuk menekankan unsur klasik didalam game bertemakan Fantasy.
"Tidak mungkin... Jika ini bukan [Nevetra] maka tempat apa ini..."
Nanashi mengalihkan pandangannya kesekitar dengan gelisah, ini adalah tempat asing yang tidak pernah ada didalam game... Tunggu, Game?. Seolah mengingat sesuai Nanashi melihat sekujur tubuhnya.
Ia saat ini tengah menggunakan pakaian yang didominasi oleh warna hitam, jubah hitam dengan tudung yang menutupi kepala hingga wajahnya sedikit tidak terlihat, dibalik punggung-nya terdapat sepasang Blade merah, [Osiris Blade], senjata dengan Grade [Legendary] yang ia dapatkan setelah mengalahkan Boss Event, [The Dawn Of Dragon Emperor: Osiris].
Tidak salah lagi, ini adalah Avatar Nanashi yang ia gunakan saat memainkan Game Night Raid, Nanashi terdiam sejenak, jika ini adalah tubuh Avatar Nanashi, maka..
"Status Open... Uwaa!?."
Melihat layar status yang tiba-tiba muncul didepannya, Nanashi sedikit terkejut namun nampaknya itu tidak berlangsung lama sebab sedetik kemudian rasa terkejut itu berubah menjadi shock saat melihat layar status miliknya.
Name: Nanashi [Title: Apocalypse Beast Slayer]
Job:
[Lord Shadow]
Level: 4612
HP: 461200 / MP: 654700
STR: 35784
AGI: 82512
INT: 118384
VIT: 70068
"Semua Status-ku meningkat dua kali lipat, aku hampir sekuat GM..., apa yang sebenarnya terjadi disini..."
Ping!
Ditengah kebingungan yang melanda Nanashi, suara pesan privasi masuk berdering dikepalanya, Nanashi mengalihkan pandangannya dari layar Status miliknya dan menatap Icon surat.
"Ohh! Sebuah pesan-, tidak tunggu sebentar... Ini bukan lagi Game Night Raid, lalu kenapa aku bisa menerima pesan?."
Nanashi berguman pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari Icon surat(!) itu, Nanashi menatap icon surat(!) itu selama beberapa saat sampai rasa penasaran miliknya mengambil alih dan membuatnya membuka pesan baru itu. Namun ia langsung menyesali perbuatannya jtu.
[Hello! Senang bertemu denganmu! Aku adalah Usagi No Kami, Otsutsuki Kaguya!]
"Aku memiliki firasat buruk tentang hal ini..."
[Pertama aku memiliki hal yang harus aku katakan padamu, kau telah mati dibunuh oleh Makhluk jahat yang kau kenal sebagai Sang Malapetaka, Trihexa. Selamat untuk itu!]
"... Bangsat!? Apa maksudmu dengan memberi selamat untuk orang yang sudah mati!?."
[... Sayangnya Makhluk Jahat yang sekarang mengambil nama, [666] yang kau bunuh itu akan bangkit lagi dalam kurun waktu beberapa tahun dari sekarang.]
[Apa kau yang telah menamatkan [Quest Main Story] game itu? Aku akui aku cukup terkesan... Namun sayang dia berhasil membunuhmu disaat-saat terakhir, aku bersimpati... Hiks... (T^T).]
"Jangan bersimpati padaku! Juga jangan gunakan emoticon untuk membodohiku!?."
[Sebenarnya banyak hal yang ingin aku katakan namun aku tidak memiliki banyak waktu. Itulah kenapa ketika aku berniat untuk menolongmu kau ternyata sudah mati terkena kutukan Makhluk jahat itu, tapi sebelum itu menggerogoti rohmu, aku memisahkan rohmu dari tubuhmu dan melem-, ehem maksudku membawa kedunia ini.]
"Oi!? Ini hanya firasatku saja atau kau tadi berniat mengatakan sesuatu tentang 'melemparku' atau semacamnya kan!, Kan!?."
[Dunia ini adalah hal kerja kerasku dan kedua putra-ku, yang didasari dari Game yang kau sukai itu. Beruntungnya dirimu karena aku berhasil menarik rohmu dan mengamankan data karaktermu itu untuk membentuk ulang tubuhmu itu. Aku juga entah bagaimana meningkatkan keseluruhan data karaktermu menjadi dua kali lipat daripada sebelumnya. Itu luar biasa dan kau tidak bisa mengeluh atau protes padaku karena aku tidak mendengarkannya.]
[Hmm~ yap, aku telah mengatakan semuanya. Baiklah semoga beruntung untuk bertahan hidup diduniamu yang baru itu, hanya itu saja dariku, Usagi no kami, Otsutsuki Kaguya-sama~ Bye-Bye~]
"Ini... Bagaimana mengatakannya, tidakkah Dewi ini bersikap semaunya sendiri? Kenapa dia menghidupkan dan melemparku kedunia laib tanpa menanyakan pendapat orang yang bersangkutan terlebih dahulu!?."
Nanashi mengeratkan kepala tangannya dengan sangat erat hingga terdengar suara sendi yang dilemaskan. Alis dan sudut bibir Nanashi berkedut pertanda jika ia sedang kesal saat ini.
"Dewi itu, akan aku tinju wajahnya... Memperlalukanku seperti Benda, aku akan tinju kuat-kuat wajahnya jika aku bertemu dengan dia nanti... Apa menurutmu pendapatku tidak penting untukmu!?."
Nanashi mengeram sebelum ia berbalik dan dengan cepat memukul pohon besar yang ada didekatnya.
Duakh!
Booom!?
Pukulan kuat yang dilepaskan Nanashi membuat Pohon besar itu remuk dan retak besar seketika, Nanashi menghela nafas, ia harus tenang, saat ini ia tidak tahu dimana atau hutan apa ini, ia harus segera keluar dari hutan ini secepat yang ia bisa.
"Langkah terbaik disituasi seperti ini adalah menemukan desa atau jika memungkinkan kota yang bisa aku tinggali, lalu mengumpulkan informasi tentang dunia ini... Ya, mari lakukan itu..."
Nanashi mengangguk dalam hatinya namun baru saja ia akan mengambil langkah pertama suara retakan yang menyebar membuatnya mengalihkan pandangannya kesamping dan ia dibuat terkejut ketika melihat pohon besar yang menjadi sasaran kekesalannya tadi perlahan mulai patah dan tumbang kesamping.
Doom!
Suara dentuman keras bergema dihutan itu, Nanashi terdiam menatap pohon yang tumbang didepannya dengan mata berkedip-kedip, sebelum ia menatap kearah tangan kirinya yang tadi ia gunakan untuk memukul pohon itu... Tadi, ia hanya mengayunkan pukulan ringan dan pohon besar itu tumbang dengan begitu mudahnya...
"Ah... Mungkin, sebelum mencari desa pemukiman, aku harus mencari tahu sekuat apa aku sekarang ini...,"
Sebagai Top Player yang menempati puncak sebagai Player terkuat didalam Game Night Raid, Nanashi cukup kuat untuk bertarung sendirian melawan Boss Raid yang biasanya diperlukan Party dalam jumlah besar yang berisikan banyak Pemain Raid berpengalaman. Dan sekarang ini dia jadi dua kali lebih kuat dari dirinya yang sebelumnya, lalu bolehkah ia berharap jika ia memiliki kekuatan yang cukup kuat untuk melindungi dirinya dari marabahaya yang mungkin ada dihutan ini, Nanashi berdoa dalam hatinya semoga apa yang ia harapkan menjadi kenyataan.
Krasak!
Krusuk!
Nanashi yang sedang berpikir bagaimana cara untuk mengukur kekuatan miliknya tiba-tiba terintrupsikan oleh suara semak-semak dibelakangnya, perlahan Nanashi mengalihkan pandangannya kebelakang dan ia terkejut saat seekor monster berbentuk Serigala berbulu merah dengan rahang baja yang terlihat mampu untuk meremukkan tulang manusia dengan mudah, Nanashi menatap Monster itu yang juga menatap dirinya dengan buas.
[Stealth]
Tepat setelah mengatakan itu dalam sekejap tubuh Nanashi lenyap seolah tak pernah ada, melihat Mangsanya menghilang Serigala itu terkejut, ia berusaha mengendus keberadaan mangsanya tadi namun serigala itu tidak dapat menemukannya, ia mengeram sedih dan masuk kedalam hutan. Tak lama setelah kepergian Serigala itu, perlahan wujud Nanashi mulai muncul kembali, sepertinya ia tidak bergerak sedikitpun dari posisinya.
"Hampir saja! Aku pikir jantung sempat berhenti berdetak, apa-apaan serigala itu tadi, bagaimana ia bisa muncul tanpa terdeteksi oleh kemampuanku."
Nanashi menghela nafas lega."aku harus segera keluar dari hutan ini dan mencari tempat yang cocok untuk mengetahui kekuatanku-,"Nanashi menghentikan kalimatnya ketika ia mendengar suara geraman rendah tepat dibelakangnya, perlahan Nanashi menggerakan lehernya kebelakang dan terkejutlah dia saat melihat gerombolan Monster serigala yang sama seperti yang sebelumnya sedang berkumpul dan menatap kearah dirinya dengan tatapan lapar, Nanashi menatap gerombolan serigala lapar yang sepertinya berjumlah lebih dari tiga puluh ekor itu...
Serigala adalah makhluk yang berburu mangsanya secara berkelompok, mereka adalah hewan cerdas yang menjatuhkan mangsa yang lebih besar dari mereka dengan memanfaatkan jumlah mereka, dan bagi mereka, Nanashi adalah seekor kelinci besar yang terlihat sangat lezat...
"Sial... Tadinya aku berniat untuk mengukur kekuatanku ditanah lapang, tapi sepertinya hal itu tidak bisa kulakukan... Mou ii, dimanapun aku melakukannya tidak akan ada bedanya..."
Nanashi perlahan menarik sepasang Blade yang menggantung dipunggungnya, suara gesekan antara Bilah Blade dengan sarungnya membuat gerombolan serigala itu menjadi waspada... Nanashi menatap datar gerombolan serigala itu, memutar Blade miliknya seolah senjata itu adalah bagian tubuhnya sendiri dan membuat fighting stance.
"Maaf tapi kalian akan menjadi bahan percobaanku... Mari kita lihat, sekuat apa aku sekarang..."
Setelah mengatakan itu, Nanashi mengambil langkah pertama namun sedetik setelah kaki itu menapak ditanah, Nanashi lenyap dari tempatnya dan muncul didepan serigala yang berada paling depat, dengan cepat Nanashi menusuk rahang Serigala didepan dengan Blade miliknya yang langsung mati seketikaz Nanashi mencabut Blade miliknya dan membiarkan Serigala itu jatuh ketanah, tak berhenti sampai disana, Nanashi kembali menghilang dari tempatnya dan menebas serigala selanjutnya yang tewas seketika saat Nanashi memisahkan kepala dari tubuhnya, Nanashi kembali menghilang dan menebas serigala selanjutnya.
Menghilang, tebas, menghilang, tebas, menghilang, tebas... Hal itu terulang beberapa kali sampai tersisa lima serigala dibelakang, Nanashi mencabut Blade miliknya dari kepala serigala yang ada didepannya dan membiarkan serigala itu jatuh ketanah.
Nanashi menatap Serigala yang tergeletak dibawah kakinya sebelum ia melirik kearah samping dimana lima ekor serigala yang tersisa sedang meringkuk ketakutan, Nanashi menatap datar hal itu sebelum ia dengan tenang melangkah mendekati kelima serigala itu, namun baru saja ia mengambil langkah yang ketiga, kelima serigala itu langsung berbalik dan berlari sekuat yang mereka bisa, melihat hal itu Nanashi langsung menaruh kembali Blade miliknya dan mengulurkan tangan kanannya kearah para serigala yang kabur itu.
[Black Thunder]
Tepat setelah mengatakan itu, kilatan petir hitam melesat cepat dari tangan Nanashi dan membunuh kelima serigala itu tanpa ampun, Nanashi menatap kelima serigala yang hangus itu sejenak sebelum ia menatap kearah tangan kanannya yang masih memercikkan petir hitam.
"Sepertinya tidak ada masalah dengan kemampuanku, mereka bisa digunakan seperti biasa."
Nanashi mengatakan itu dengan datar, ia memasukkan tangan kanannya kedalam saku celananya dan berbalik menatap mayat gerombolan serigala yang tergeletak disembarangan tempat, Nanashi menatap mereka dengan datar.
"Aku akan mencoba salah satu skill unik dari sistem Class-ku..."
Nanashi menarik nafas sejenak lalu dengan suara pelan yang tak ubahnya suara bisikkan, ia melantunkan nama skill Unik-nya.
[Shadow Extraction: Rise Up]
Tepat setelah ia mengatakan itu dalam sekejap geombolan Mayat serigala itu tertelan kedalam bayangan mereka sendiri dan sedetik kemudian Bayangan itu perlahan naik dan mengambil bentuk Serigala... Nanashi menatap 25 serigala bayangan didepannya.
"Sepertinya sistem Skill masih berfungsi dengan baik..."
[Shadow Wolf Leader: Lv.47]
[Rank: Rare]
[Shadow Wolf: Lv.43]
[Rank: Normal]
"Jadi, Kau adalah pemimpin mereka..."
Nanashi mengatakan itu selagi menatap Serigala terbesar yang berada dibarisan paling depan. Nanashi menatap serigala bayangan itu sesaat lalu menepuk kepala serigala bayangan itu...
"Anak baik, sekarang masuklah kedalam bayanganku..."
Mematuhi perintah Nanashi, gerombolan serigala bayangan itu dengan cepat masuk kedalam bayangan Nanashi.
[Bayangan tersimpan: 3728/10000]
"Nah, sekarang aku sudah mengetahui jika Skill-ku bisa digunakan didunia ini, dan sepertinya aku juga bisa membayangkan sekuat apa aku ini... Hah~, sekarang saatnya pergi mencari desa terdekat dari sini..."
Nanashi mengumamkan itu dengan pelan sambil berbalik dan melangkah masuk kedalam hutan.
[-]
[-]
[-]
Another Place-,
"Gabriel... Apa kau mau sepotong roti?."
Didalam kereta kuda dengan dekorasi cukup mewah yang melaju dengan kecepatan sedang, seorang pria yang berada dipertengahan usia lima puluhan tengah menawarkan sepotong roti kepada perempuan didepannya, perempuan yang memiliki nama lengkap Celestina Gabriel itu mengeleng pelan dan tersenyum tipis, senyuman yang terlihat sangat dipaksakan itu membuat pria tua didepannya bersedih.
"Tidak, Kakek. Aku tidak lapar..."
"Tapi Gabriel, kau belum makan apapun sejak dari ibukota kerajaan... Tolong jangan buat kakek khawatir dan makan roti ini..."
"Tidak apa, Kakek. Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir pada cucumu yang tidak berguna ini..."
"Gabriel..."
Pria tua yang dipanggil Kakek oleh perempuan didepannya menatap sedih cucunya itu, meski cucu-nya mencoba menipu dirinya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan itu, tetap saja sebagai kakek yang menyayangi cucu satu-satunya ini, ia mengkhawatirkan kondisi cucu kesayangannya ini.
'Kau mengatakan jika kau baik-baik saja, tapi aku tahu semenjak ayah dan ibumu menolak keberadaanmu, hatimu saat ini sedang terluka...'
Pria tua itu tersenyum sedih, sejak hari dimana Gabriel diusir dari kediaman Bangsawan [Celestina], dia diusir hanya karena ia tidak memiliki bakat sedikitpun dibidang sihir, sangking tidak berbakatnya Gabriel pada sihir, ia tidak bisa menggunakan sihir yang sangat mudah seperti sihir dasar.
Bagi keluarga Bangsawan [Celestina] yang menjunjung tinggi sihir, memiliki anak yang tak bisa menggunakan sihir adalah suatu aib yang lebih memalukan daripada dihina didepan bangsawan lain.
Karena itulah, kepala keluarga Celestina yang tak lain adalah ayah Gabriel sendiri mengusir Gabriel dari kediaman utama Celestina, hal itu menyakiti hati kecil Gabriel, ia tidak menyangka jika Sang Ayah yang sangat ia sayangi tega mengusirjya dari rumahnya sendiri hanya karena dirinya tidak bisa menggunakan sihir sedikitpun...
"Kakek... Kenapa aku tidak bisa menggunakan sihir... Apa artinya darah Sage agung yang mengalir dalam tubuhku jika aku tidak bisa menggunakan sihir..."
Gabriel berujar dengan sedih, ia adalah cucu dari kakek yang merupakan seorang Sage yang dihormati banyak orang, darah sang Kakek mengalir dalam tubuhnya namun meski begitu ia tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan sihir, bahkan yang paling mudah sekalipun Gabriel tidak bisa menggunakannya, ia adalah aib bagi keluarganya yang dikenal luas sebagai keluarga penyihir.
"Banyak orang mengatakan jika Darah dari orang yang berbakat akan menurun pada keturunan-nya, tapi faktanya darah yang mengalir didalam tubuhku tidak ada artinya... Aku... Tidak memiliki Bakat sihir sama sekali..."
"Gabriel... Jangan berkata seperti itu, kau adalah cucuku, kau pasti bisa menggunakan sihir suatu saat nanti, karena itu jangan bersedih dan terus berlatihlah, aku yakin suatu hari nanti kau akan bisa menggunakan sihir..."
Mendengar ucapan tulus dan penyemangat dari sang Kakek, Sang Sage Agung rasa percaya Gabriel meningkat sedikit, ia menatap sang kakek dan mengangguk pelan.
"Mungkin... Kakek benar, aku akan belajar lebih keras lagi, dan dengan begitu suatu saat nanti aku pasti bisa menggunakan sihir..."
Ucap Gabriel seraya mengambil buku tebal yang dapat menandingi buku telepon itu dan membaca isi buku itu dengan serius, melihat cucunya yang telah mendapatkan kembali semangatnya membuat sang Sage Agung mengulas senyuman tipis.
"Begitu... Semangat yang bagus, Cucuku. Tapi jangan lupa istirahat juga penting untuk menjaga kesehatanmu..."
"Ya, aku mengerti, Kakek."
Gadis yang diusir oleh keluarganya karena dianggap tidak memiliki Bakat sihir suatu hari nanti akan dipertemukan oleh orang yang akan memberikannya Bakat sihir tersebut, dia akan dilatih dengan keras dibawah pengawasan orang itu, dan suatu hari nanti Gadis yang dianggap aib itu akan membuat nama-nya dikenal banyak orang sebagai, [Archangel]. Namun itu hanya kisah dilain waktu...
And Cut~
Hallo, saya adalah Author Baru, [Blaze Hell]. Ini adalah Fanfic pertama saya, jadi tolong dimaklumi jika terdapat banyak kecacatan karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Saya, adalah seorang Author yang sudah lama berada difanfiction sebagai seorang Silentreader, awalnya saya hanya membaca fanfic yang menurut saya menarik namun setelah membaca Note dari salah satu Author Legendaris didunia Fanfiction saya jadi termotivasi untuk mencoba membuat setidaknya satu Fanfic.
Nah, karakter utama difanfic ini adalah Nanashi atau [Namae Nashi] yang jika dibaca dalam bahasa indonesia maka akan menjadi [Tanpa Nama], [No Name], atau [Kuuhaku].
Nah, untuk saat ini Nama Karakter akan jadi Nanashi, namun kedepannya Nanashi akan memiliki banyak nama mulai dari Kanzaki, Naruto, dan Satoshi, yang jelas nama akan ditetapkan tergantung situasi dan kondisi, dalam kondisi orang terdekat maka akan menggunakan nama [Naruto], karena ya identitas sejati Nanashi adalah Uzumaki Naruto-sama.
Juga Avatar Nanashi mengambil wujud dari Naruto dengan kemampuan dari sistem Class, Lord Shadow. Jadi aku harap tidak akan ada pertanyaan yang mengatakan...
[Lah, Naruto-nya mana, masa tokoh utama-nya nama-nya Nanashi.]
Maaf jika tema-nya Isekai, saya adalah penggemar genre Isekai dan kebetulan panutan saya itu adalah Author yang spesialis dibidang Genre ini, saya berharap karya pertama saya ini diterima dengan baik oleh para pembaca... Dan jika tidak, maka ya sudahlah...
Ya itu saja perkenalan dari saya, sampai jumpa nanti... Dadah...!
B-H kabur~
