Ini fic perdana di fandom ini. dan fanfic YunJae pertamaku. Kyaaaa~
Jeongmal gomawo buat temen Misa, Desi Lestarini, dan eonnie Misa, Jaehan Kim Yunjae, yang udah ikut membantu dalam penyelesaian maupun pemilihan tema fanfic ini
Pokoknya makasih buat semuanya juga deh xD
Happy reading
.
.
Disclaimer: They is God's
Cast: YunJaeYooSuMin, and the others
Genre: Romance, Drama
Rated: T
Warning: Fluff, Boys Love, typo(s), alur kecepetan, dll
Don't like don't read please!
.
.
White Love's Flowers
By: Misa Yagami Hitsugaya
.
Kim Jaejoong namanya, seorang namja yang tengah berlari kecil menuju gerbang sekolahnya. Ia melirik gelisah kearah jam tangannya, ia hampir terlambat. Namja cantik itu semakin mempercepat langkahnya. Terlebih saat dilihatnya gerbang hampir ditutup.
"Tunggu!" teriaknya ketika seorang namja hendak menutup gerbang.
Tapi tampaknya namja itu tak peduli, dengan kejam ia menutup gerbangnya.
"Ya! Jung Yunho! Buka gerbangnya! Aku bisa terlambat!" ucapnya sambil mengatur nafas.
Sedangkan namja yang dipanggil Jung Yunho itu hanya menatap Jaejoong datar, lalu melirik sekilas jam tangannya.
"Kau terlambat 1 menit 34 detik, Kim Jaejoong." Ia menatap datar Jaejoong, dan berniat meninggalkannya.
"Mwo? Aku baru terlambat satu menit, Jung Yunho! Sekarang, buka gerbangnya!" tampaknya ia mulai tak sabar. Ia mulai merasa kesal pada namja di depannya ini.
"Terlambat tetap terlambat. Meski itu hanya 1 detik." Yunho mulai berbalik dan meninggalkan Jaejoong disana.
"Yunho-ah!" langkahnya terhenti ketika Jaejoong memanggilnya.
"Jebaaal~" ucapnya manja. Namun itu tak berpengaruh bagi namja tampan di depannya.
"Kapan kau akan belajar dewasa, Jaejoong-ah? Kita sudah kelas tiga, dan sebentar lagi kita akan lulus. Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini?" Yunho kembali menghampiri Jaejoong di depan gerbang.
"Bahkan kudengar nilai-nilaimu turun belakangan ini. kau mau tidak lulus ujian? Kau mau tetap jadi murid SMA?" ia menatap Jaejoong yang kini tengah berjongkok di depan gerbang.
*Jaejoong POV*
"Bahkan kudengar nilai-nilaimu turun belakangan ini. kau mau tidak lulus ujian? Kau mau tetap jadi murid SMA?" aku menundukkan kepalaku. Memang benar apa yang dia katakan. Belakangan ini aku kurang konsentrasi belajar. Tapi tetap saja aku kesal. Aku kan jadi begini gara-gara dia!
"Memang apa pedulimu kalau aku tak lulus?" Aku semakin menundukkan kepalaku. Tak peduli dengan tatapan aneh yang ditujukannya kepadaku.
"Tentu saja aku peduli, aku ini temanmu, Jaejoong-ah." Kulihat ia mensejajarkan tubuhnya denganku. Aku membuang muka. Tak ingin menatap wajahnya yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahku. Ah, jangan lupakan pintu gerbang yang menghalangi kami berdua.
"Dengar Jaejoong-ah, kau harus mulai memikirkan masa depanmu! Jangan terus bermain-main! Ubahlah pola pikirmu! Jangan terus bersikap kekanak-kanakan!" aku tetap mengacuhkannya, meski begitu, otakku masih mencerna apa yang diucapkannya.
"Jae-"
"Jung Yunho! Apa yang kau lakukan disitu?" kudengar sebuah suara memotong ucapan Yunho. Namja bertubuh kekar itu mendekat ke arah kami, Siwon-sonsaengnim.
"Seongsangmin." Yunho mulai berdiri menghadap Siwon-sonsaengnim.
"Jung Yunho, kelas sudah dimulai sejak 15 menit yang lalu. Kenapa kau tak masuk ke kelasmu? Seharusnya sebagai ketua OSIS , kau harus memberikan contoh yang baik pada murid yang lain. bukan malah diam di depan gerbang bersama si tukang telat ini!" aku mulai berdiri. Hey, kenapa namaku ikut dibawa?
"Maafkan saya, sonsaengnim. Saya hanya sedang bertanya padanya, alasan ia terlambat. Dan ternyata sudah selama ini. Maaf, ini kesalahan saya. Bukan kesalahan Jaejoong, sonsaengnim." Yunho sedikit membungkukkan badannya. Tanda ia sungguh-sungguh meminta maaf.
"Baiklah, kali ini kau kumaafkan. Sekarang kembalilah ke kelasmu. Biarkan tukang telat itu diurus oleh guru BP."
Yunho menganggukan kepalanya, "Ne, sonsaengnim."
Siwon-sonsaengnim mulai meninggalkan kami berdua. Kulihat Yunho sedikit menghela nafasnya. Kemudian ia kembali mendudukkan dirinya. Aku menatapnya heran.
"Yunho-ah, kenapa tak kembali ke kelas? Nanti kau dimarahi sonsaengnim lagi. cepat masuk kelas!" perintahku. Namun kelihatannya ia tak mau mengubah posisinya.
"Ya! Jung Yunho! Kau-"
"Aku ingin menemanimu." Aku memandang tak percaya ke arahnya. Ia tersenyum lembut padaku. Berbeda jauh dengan wajah datarnya tadi pagi.
Tapi.. hatiku terasa hangat. "Gomawo, Yunho-ah."
*end JJ POV*
.
+misamisa+
.
"Yunho menemanimu di depan gerbang? Si petugas kedisiplinan itu bolos pelajaran hanya untuk menemanimu saja?" pekik Junsu tak percaya. Jaejoong yang duduk di sebelahnya hanya menutup sebelah telinganya, takut-takut tuli mendadak gara-gara pekikan dahsyat dari sahabatnya itu.
"Yah, tidak perlu berteriak begitu kan?" Jaejoong kembali berkutat dengan buku catatan di depannya. Ia mencatat hal-hal penting di papan tulis, karena tadi ia terlambat dan tidak sempat mendengarkan penjelasan dari Heechul-sonsaengnim.
Saat ini Jaejoong sudah masuk ke dalam kelasnya. Tepat ketika jam istirahat berbunyi. Karena itulah ia jadi ketinggalan pelajaran.
"Tapi, tapi, bagaimana mungkin si penggila kedisiplinan itu rela membolos pelajaran hanya untuk menemanimu? Bukankah itu aneh?" namja cantik itu menghela nafas pelan. Bukannya ia tidak merasa aneh, tentu saja. Hanya.. ia tak berani menanyakan alasannya pada Yunho. Karena ia tau pasti jawaban apa yang akan diberikan Yunho, "Karena eommamu sudah mempercayakanmu padaku, jadi aku harus terus mendampingimu." Bukan seperti itu jawaban yang diinginkannya. Bukan alasan yang sama setiap kali ia bertanya, dan menjuruskan pertanyaan itu pada satu pernyataan yang selama ini ditunggunya.
Jaejoong dan Yunho memang sudah bersahabat sejak kecil. Sejak masuk TK hingga SMA saat ini, mereka selalu berada dalam satu sekolah yang sama. Kedua orang tua merekapun sudah saling bersahabat lama. Hal itu membuat Jaejoong dan Yunho seperti saudara yang tak terpisahkan. Sahabat sejati yang takkan terganti. Hanya saja, perlahan-lahan, ada satu perasaan aneh yang menyeruak di hati Jaejoong. Satu perasaan dimana ia tak mau hanya dipandang Yunho sebagai sahabat yang harus selalu dilindunginnya. Tidak ingin hanya sekedar menjadi sahabat lama yang masih terus bersama sampai saat ini. meski ia tak begitu mengerti dengan perasaan itu. hanya satu hal yang pasti, ia ingin terus berada di dekat Jung Yunho.
"Apa mungkin ia menyukaimu?" ucap Junsu menyadarkan Jaejoong dari pikirannya. Ia mulai menatap Junsu tak percaya.
"Kenapa kau bicara begitu?"
"Entahlah. Hanya saja aku merasa ada perlakuan khusus dari Yunho untukmu."
Jaejoong memutar bola matanya, "itu hanya karena aku ini temannya sejak kecil. Lagipula, mana mungkin orang seperti dia menyukaiku?"
"Siapa yang tau.." Jaejoong hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal.
.
+misamisa+
.
"Sekian pelajaran hari ini, silakan kalian pulang ke rumah masing-masing. Jangan mampir-mampir dulu, ya!" Kibum-sonsaengnim mengakhiri pelajaran hari itu dengan senyum mautnya. Tak salah Siwon-sonsaengnim sampai bertekuk lutut pada namja manis itu. Kelas mulai ribut, dan satu per-satu murid mulai keluar dari kelas.
"Jaejoong-ah, kau mau pulang bersama?" ajak Junsu yang sudah memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
"Mianhae, Junsu-ah. Hari ini aku mau pulang dengan Yunho." Jawab Jaejoong yang juga sudah siap untuk pulang.
"Mwo? Jangan bilang kalian mau kencan?" dan satu jitakan pelan mendarat di kening namja cantik itu.
"Jangan ngawur! Sudah ya, aku duluan. Pay pay, Junsu-ah!"
.
.
*Yunho POV*
"Kau lama!" seruku pada namja cantik di depanku ini. Kulihat ia sedikit menjulurkan lidahnya.
"Hehe, mian, Yunho-ah. Tadi Junsu mengajakku ngobrol dulu."
"Dasar! Ya sudah, ayo cepat kita pergi!" kugenggam erat tangannya, mengajaknya berjalan bersamaku. Entah hanya perasaanku saja atau apa, kurasakan tubuhnya sedikit menegang saat tanganku menggengam tangannya.
"Yunho-ah.." panggilnya lirih. Aku menolehkan kepalaku ke arahnya.
"Wae?"
Ia hanya menunduk dan tak menjawab. Aku menghentikan langkahku, menunggu jawabannya.
"A-aku.. menurutmu, aku ini, siapamu?" aku menatapnya heran. Apa yang dia maksud?
"Hm? Kenapa kau tanya begitu?"
"Jawab saja!" bola mata hitamnya menatapku serius. Baru kali ini kulihat keseriusan itu di matanya.
Aku menghela nafas sejenak. "Bagiku, kau ini adalah bunga yang harus selalu aku lindungi. Itu adalah janjiku pada eommamu."
"Bukan itu! tidak ada hubungannya dengan eomma! Ini hanya antara kau dan aku! Siapa aku bagimu?"
"Aku tak mengerti maksudmu, Jae. Aku-"
"Aku menyukaimu, Yunho-ah. Sangat suka! Apa kau tak menyadarinya?" aku tersentak saat kristal hitamnya berkaca-kaca. Apa katanya? Suka? Ia menyukaiku?
"J-jae, aku.."
"Mengapa? Kau tak suka padaku?"
"Aku suka, tapi-"
"Tapi mengapa kau tak menjawab?"
Aku hanya bisa terdiam melihatnya mulai terisak. Aku berusaha menghapus air matanya, dan langsung ditepis olehnya.
"Jangan sentuh aku!" aku memandangnya tidak percaya, kumohon jangan begini Jae. Aku tidak suka melihatmu seperti ini.
"Mianhae.." hanya itu yang bisa keluar dari mulutku. Ia menatapku dengan pandangan sendu.
"Jadi itu jawabanmu?"
"T-tunggu, apa maksudmu-" Ia berlari meninggalkanku, tanpa mendengar apapun dariku lagi. sepertinya ia sudah salah paham. Aku hanya bisa melihat punggungnya menjauh. Aku masih bingung dengan situasi ini.
"Aku.."
*end Yunho POV*
.
+misamisa+
.
Dengan gontai Jaejoong berjalan menuju sekolahnya. Ia tak takut akan terlambat. Karena ia berangkat jauh lebih awal dari sebelumnya. Bukan karena suatu keajaiban Jaejoong bisa bangun pagi. Tapi memang karena dari semalam ia tidak tidur dan terus menangis. Ia mengasumsikan kata "mianhae" dari Yunho kemarin sebagai suatu penolakan dari Yunho atas pernyataan cintanya.
Sesekali ia membuang nafas pelan. Rasanya kalau mengingat kejadian kemarin ia masih merasa sakit. Dadanya terasa perih dan terluka. 'Aku seperti anak perampuan yang cintanya ditolak, deh'pikirnya. Dan tanpa disadari, ia telah sampai di sekolah.
"Anyeonghaseyo!" sapa Jaejoong saat tiba di kelasnya. Tapi yang ia dapati adalah kelas itu masih dalam keadaan kosong. Diliriknya jam dinding, jam 06:02. Hebat, ini bisa jadi rekornya datang pagi seumur hidup, nih.
Jaejoong berjalan pelan ke mejanya. Matanya menyipit ketika ada benda asing di mejanya..
"Apa ini?"
Hari ini.. Setangkai bunga matahari ..
.
TBC
.
Saya sadar fic ini gaje dan membosanka. Masih butuh kritik dan saran buat fic ini.
Maka dari itu.. Review please
