Sungguh, sekarang aku menyesal.

Mengapa aku tidak memaksa untuk ikut orangtuaku ke Amerika saja?

Atau mungkin… memutuskan untuk tinggal di asrama?

Kurasa itu lebih baik, daripada harus menghabiskan waktu dengan orang yang menyebalkan seperti Yunho.

.

.

.

Proudly present:

"Crazy Thing: My Tutor! part. 1"

.

.

By:

Shin Ah Chan

.

.

Rated: T

.

.

Main cast:

Jaejoong JYJ

Yunho TVXQ

Heechul Super Junior

.

.

Cameo:

Yoochun JYJ and Changmin TVXQ as staff

Junsu JYJ as Jaejoong's friend

Eunhyuk, Sungmin, and Kyuhyun Super Junior as Jaejoong's friends

.

.

Warning: typo(s), alur kecepetan, abal, gender switch

.

Don't Like Don't Read!

.

.

Happy Reading!

.

.

Part One: Weird Princess

"Joongie-ah, dengarkan appa sebentar saja. Please."

Tuan Kim duduk di sofa di sebelah putri semata wayangnya yang sedang asyik menonton TV tersebut. Sedangkan yang ditatap—ia hanya cuek saja sambil sesekali memainkan rambutnya yang panjang.

"Joongie-ah."

Panggil Tuan Kim lagi. Yeoja itu—Kim Jaejoong, melirik malas ke arah appa-nya. Sungguh, ia tak ingin mendengarkan lebih jauh tentang apa yang akan dikatakan oleh appa-nya itu. Ia sudah tahu.

"Nah, Joongie-ah, appa tahu ini akan berat bagimu. Apalagi mengingat kau seorang yeoja yang baru berusia 15 tahun—"

Jaejoong memutar bola matanya sambil mendesah pelan. Tuan Kim terlihat sedikit khawatir melihat reaksi putrinya, akan tetapi ia terus menatap tajam ke arah Jaejoong.

"Appa harap kamu tidak menyusahkan selama berada di Jepang sendirian nanti." Lanjut Tuan Kim.

Setelah mengatakan itu, Tuan Kim segera beranjak dari sofa dan mulai mengemasi barang-barangnya. Jaejoong hanya mendengus sebal sambil mengganti-ganti channel televisi, berharap ada yang menarik.

"Joongie-ah, appa tahu kau rindu eomma-mu. Tapi, selesaikanlah dulu sekolahmu, baru bisa menemui eomma." Ucap Tuan Kim sambil memilih-milih kemeja yang akan dibawanya nanti. Jaejoong menatap sekilas ke arah appa-nya, lalu menyibukkan diri menonton televisi lagi. Ia tak ingin mempedulikan apapun untuk saat ini.

. . .

"Annyeonghaseyo, joneun Park Yoochun imnida, dan ini Shim Changmin." Sapa seorang namja berkulit putih susu yang tak bisa dielakkan lagi kalau ia tampan. Sedangkan yang seorang lagi adalah namja tinggi yang tampan, walaupun wajahnya sedikit kekanakan.

"Nuguya?" tanya Jaejoong tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari dua orang namja ini. Jelas saja ia kebingungan ketika mendapati mereka berdua berada di depan pintu apartemennya pagi-pagi sekali. Apalagi ini di Jepang, dan dua orang namja tadi berbicara dengan bahasa Korea.

"Lho, kan tadi sudah perkenalan." Jawab si namja tinggi sambil memasang angelic smile-nya.

"Maksudku, kalian itu err—siapa nama kalian tadi?"

Jaejoong menautkan alisnya sambil menunjuk-nunjuk ke arah dua namja itu.

"Yoochun dengan Changmin." Namja bernama Yoochun itu membenarkan perkataan Jaejoong.

"Whoever. Pokoknya kalian itu siapa pagi-pagi udah ada di depan rumah orang?" kata Jaejoong ketus. Namun, dua namja itu malah saling berpandangan dan melempar senyum satu sama lain. Tak lama, Yoochun mengeluarkan ID card dari dalam tasnya dan memberikannya pada Jaejoong.

"Kami adalah staf dari SM International School. Dan anda, Kim Jaejoong, sudah terdaftar sebagai murid VIP class untuk kelas 1 SMA, kami berdua kemari untuk menjemput anda." Jelas Yoochun. Seketika Jajeoong membulatkan matanya.

"MWO?" teriaknya spontan. Ia terus-terusan membaca satu persatu huruf yang ada di ID card tersebut.

SM International School

Private school from Elementary until Senior High School

With best quality and profesional tutor

Seoul, South Korean.

"Korea? Jadi aku harus sekolah di Korea?" Tanya Jaejoong lagi. Yoochun dan Changmin menganggukkan kepalanya cepat.

"What? Siapa yang berani mendaftarkanku di sini?" Teriak Jaejoong frustasi.

"Tentu saja Tuan Kim, Jaejoong-agashi. Biaya untuk mendaftar di sini tidak murah lho, agashi. Anda sungguh beruntung memiliki appa yang baik seperti Tuan Kim." Terang Yoochun tenang.

Jaejoong membulatkan matanya. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh appa-nya? Ia tahu kalau ia adalah anak yang bandel, tapi apakah harus sampai seperti ini?

"Nah, Jaejoong-agashi, sebaiknya anda segera bersiap-siap, karena kita akan segera berangkat."

. . .

Saat ini Jaejoong tengah berada di tengah-tengah ruangan audio visual SM International School. Yah, dia sudah tiba di Korea beberapa saat lalu dan segera dibawa kemari. Ia sudah capek untuk sekadar memberontak ataupun berteriak-teriak.

"Peraturan pertama, tidak boleh membawa handphone ke dalam asrama. Peraturan kedua, tidak boleh bermesraan dengan namjachingu/ yeojachingu selain atas izin tutor. Peraturan ketiga, selama pelajaran berlangsung tidak boleh berpelukan, berciuman, atau bahkan lebih dari itu selain atas izin tutor. Yang keempat, tidak boleh membawa namjachingu/ yeojachingu ke dalam asrama, lagi-lagi selain atas izin tutor. Yang kelima—"

"STOP!"

Jaejoong mengulurkan kedua tangannya ke depan. Ia kini mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Semua itu benar-benar peraturan yang tidak bermutu sama sekali!" protesnya.

Semua yang berada di ruangan—para tutor, pengurus OSIS, dan beberapa staf berpandangan satu sama lain. Belum pernah ada yang berani memprotes kata-kata tutor senior yang ada di sini.

Sedangkan yang membacakan peraturannya tadi—atau bisa kita panggil tutor senior, hanya memiringkan kepalanya sambil menatap Jaejoong dengan tatapan merendahkan. Sejenak ia menatap Jaejoong dari atas sampai bawah, lalu menarik salah satu sudut bibirnya—membentuk sebuah seringaian.

"Apa masalah anda, Jaejoong-agashi?" tanya tutor senior tersebut sambil melangkah menuruni podium. Ia mendekati Jaejoong dan membuat yeoja itu mundur beberapa langkah.

"Ng—hanya saja peraturan seperti itu kan saya tak akan membutuhkannya. Saya tak memiliki namjachingu, jadi—"

"Jadi anda bisa seenaknya menyuruh saya, tutor senior, berhenti berbicara?"

Semakin dekat namja itu dengan Jaejoong, seringaiannya tampak semakin lebar. Yang berada di ruangan tersebut selain mereka berdua hanya mampu menahan nafas. Mereka tahu betapa mengerikannya tutor senior ini saat marah.

"Ng—bukan begitu tutor seni—"

GREP. Tanpa disangka oleh orang-orang yang berada di sana—apalagi oleh Jaejoong, bahwa saat ini tutor senior tengah menangkap pinggang Jaejoong dan membawanya ke dalam sebuah pelukan.

"Tu-tutor senior?"

Bahkan Jaejoong yang bisa dibilang yeoja yang cukup sangar pun sampai tergagap saking kagetnya.

"Mulai saat ini, kau akan mendapat pelajaran privat dariku!" titah sang tutor.

Dua staf yang membawa Jaejoong kemari—Yoochun dan Changmin perlahan mengembangkan senyum mereka, mengabaikan Jaejoong yang menatap mereka dengan pandangan tak mengerti.

. . .

Jaejoong POV*

13 Desember 2011. Kurasa hari ini dan kemarin adalah hari sialku. Appa-ku mendaftarkanku pada sekolah yang aneh yang ada di Korea ini. Memang, gedung sekolah ini megah dan keren, apalagi fasilitasnya yang tak usah diragukan lagi. Akan tetapi, tutor-tutor di sinilah yang membuatku stress! Ditambah lagi handphone-ku disita. Shit!

Kabarnya aku ditempatkan pada kelas VIP yang ternyata hanya diisi oleh lima orang siswa saja. Mereka dididik langsung oleh tutor-tutor yang sudah senior di sini. Tutor senior di sini antara lain Choi Seunghyun-ssi, Bang Cheolyong-ssi, Lee Howon-ssi, Park Jungsoo-ssi, dan tak lain tak bukan adalah Jung Yunho!

Di hari pertamaku, di depan seluruh staf dan tutor, ia malah memelukku dan mengatakan kalau aku akan mendapatkan pelajaran privat darinya! Bisa dibayangkan betapa tak warasnya namja itu!

"Joongie-ah." Terdengar suara yang sangat tak asing lagi bagiku. Begitu kutolehkan wajahku ke asal suara, betapa kagetnya aku mendapati Jung Yunho sudah berada di depan pintu kamarku. Sungguh sangat disayangkan namja seperti dia malah panjang umur. Kututup buku diary-ku dengan cepat dan bersiap untuk membentak namja ini—hal yang sempat tak berani aku lakukan.

"Mwoya?" teriakku dari atas tempat tidur. Ia menyunggingkan senyumnya lalu beranjak mendekatiku. Setelah itu ia malah terlihat santai duduk di tepi tempat tidurku.

"Such a rich person. Kamar ini didesain khusus untuk memberikan kenyamanan pada siswa-siswi yang berada di kelas VIP. Tak ada teman sekamar, tak ada kecoak, dan yang paling penting, fasilitasnya yang terlengkap." Komentarnya sambil melihat ke sekeliling ruangan.

Aku hanya terdiam sebentar—malas menanggapi namja satu ini. Namun, saat aku berniat memperhatikannya, ternyata ia sedang menatapku. Cukup lama sampai ia memperhatikanku dari atas sampai bawah. Sungguh membuatku sangat risih!

"Where are you looking at? My privat tutor?" sindirku. Ia hanya terkekeh kecil menanggapinya.

Ia memperhatikan kamarku lagi, sebelum akhirnya berdiri.

"Jangan lupa kunci pintu sebelum tidur, jangan membawa namjachingu-mu kemari, oke?" godanya sambil berlalu pergi.

"Sudah kubilang aku tidak punya namjachingu! Dan sekarang masih siang, aku tak mau tidur!" teriakku frustasi. Sungguh, appa, ini adalah ide yang sangat buruk.

. . .

Sangat berbeda dengan opiniku kemarin. Kelas VIP itu keren. Sungguh keren, dan ini membuatku bersemangat kembali. Menurut kalian, bagaimana dengan ruangan berukuran 100 m2 dilengkapi dua whiteboard, LCD Proyektor keluaran terbaru, 4 speaker di masing-masing sudut, sebuah laptop pada masing-masing meja, dan full AC. Hebat bukan? Bagaimanapun aku belum pernah melihat yang seperti ini di sekolah lamaku.

Ups, aku melupakan satu hal yang sangat penting, yang membuatku begitu bahagia: menggunakan baju bebas!

Sungguh, sekolah ini akan benar-benar menjadi surga apabila tutor senior itu diberhentikan, atau paling tidak, ia tidak usah mengajar kelas VIP. Namun tampaknya akan sangat sulit, karena justru ialah yang menjadi penanggungjawab kelas VIP.

Author POV*

"Annyeonghaseyo, joneun Jung Yunho imnida. Dan saya adalah penanggungjawab kelas VIP ini. Kalian adalah siswa-siswi yang beruntung, karena berhasil mengalahkan ratusan siswa untuk dapat belajar di sini."

Jaejoong menautkan alisnya—bingung. Seingatnya, ia tak pernah menjalani tes ataupun hal semacam itu. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan mendapati teman-teman sekelasnya—tiga anak perempuan dan seorang anak laki-laki sedang tersenyum penuh rasa bangga.

'Apa mereka masuk kemari melalui jalur tes? Lalu kenapa aku tidak?' pikir Jaejoong bingung.

"Oh ya, sebagaimana peraturan yang sudah saya sebutkan kemarin, agar kalian selalu mematuhinya, karena jika kalian melanggar, maka saya sendiri yang akan turun tangan." Tegas Yunho sekali lagi. Seisi kelas mengangguk, namun Jaejoong hanya melirik malas.

'Peraturan yang tidak bermutu itu? Malas sekali.' Gerutunya dalam hati.

"And then, bisa kita berkenalan dengan maju satu-persatu? Can you introducing yourself?" Tawar Yunho yang segera disambut dengan anggukan lagi oleh para murid. Dan perkenalan dimulai dari satu-satunya namja yang ada di kelas—Cho Kyuhyun.

"Annyeonghaseyo, joneun Cho Kyuhyun imnida. Karena aku adalah satu-satunya namja di kelas, aku harap kalian para yeoja tidak mengejar-ngejarku sebagaimana sekolah lamaku dahulu." Terang Kyuhyun narsis. Sontak saja Jaejoong ilfeel, akan tetapi teman sekelas Jaejoong yang lain seperti Sungmin dan Eunhyuk malah tertawa melihatnya.

"Annyeonghaseyo, joneun Lee Hyukjae imnida. Tapi kalian bisa panggil aku Eunhyuk. Jika kalian berminat pada dance, maka kalian bisa menghubungiku. Bangaseupnida." Terang yeoja mungil dengan rambut blonde tersebut. Dari awal melihatnya saja Jaejoong sudah merasa ngeri, ia berpikir kalau style yeoja ini awut-awutan.

"Annyeonghaseyo, joneun Xiah Junsu imnida. Apa salah satu dari kalian berminat mengikuti ekstrakurikuler paduan suara bersamaku? Pokoknya, jika kalian berminat segera hubungi aku ya. Gamsahamnida." Kali ini yeoja dengan rambut sebahu dan badan yang cukup berisi. Suaranya sangat lembut dan indah akan tetapi Jaejoong malah menguap beberapa kali.

"Annyeonghaseyo, joneun Lee Sungmin imnida. Seperti yang kalian lihat, aku sangat suka warna pink, dan aku juga master of martial arts, jadi jangan terkecoh dengan penampilan manisku ini yah. Bangaseupnida yeorobun." Perkataan yeoja manis dengan badan cukup berisi tersebut berhasil membuat Jaejoong melirik malas ke arahnya. T-shirt warna pink, bando warna pink, dan rok warna pink, oh ayolah, terlalu matching!

"Dan yang terakhir, Kim Jaejoong-ssi."

Ucapan Yunho membuat Jaejoong sedikit tersentak. Padahal ia berniat untuk diam saja dan tak mengindahkan perkataan Yunho, akan tetapi seringaian Yunho membuat Jaejoong bergidik ngeri dan segera maju ke depan kelas.

"Annyeonghaseyo, Kim Jaejoong imnida. Bangaseupnida."

Sangat singkat, namun meninggalkan kesan yang cukup luar biasa dalam benak siswa-siswi yang lain. Pasalnya, mereka yang belum melihat Jaejoong secara keseluruhan karena ia terus menunduk atau menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya, kini bisa menikmati kecantikan Jaejoong. Yeoja itu cukup tinggi dengan surai madunya yang panjang bergelombang, ditambah dengan penampilannya yang stylish. Mau tak mau orang-orang akan mengakui kecantikannya yang menguar berlebihan itu.

"And now.. shall we start?"

Yunho tersenyum ramah membuyarkan pandangan keempat orang muridnya tersebut dari Jaejoong. Mereka semua segera mengangguk—termasuk Jaejoong, walaupun dengan alasan yang lain.

~Skip~

Breaking time*

"Jaejoong-ssi, tadi saat pelajaran bernyanyi, suaramu sangat indah. Bagaimana kalau kau masuk ke dalam klub paduan suara?" Junsu menggeser kursinya mendekati Jaejoong. Namun yeoja itu masih cuek dan berkutat dengan buku bahasa inggris-nya.

"Tidak, kalau menurutku gerakan dance-mu yang lebih hebat. Bagaimana kalau kau masuk klub dance saja?" kali ini Eunhyuk yang duduk di depan meja Jaejoong, mengerjap-ngerjapkan matanya untuk merayu yeoja itu. Namun sama saja, yeoja itu tak bergeming sama sekali.

"Jaejoong-ssi, kau punya gelang warna pink yang cantik, mau membaginya denganku?" Dan lagi-lagi hanya perkataan Sungmin yang bisa membuat Jaejoong melirik ke arahnya. Ia yang sadar sedang dilirik—bahkan ditatap tajam oleh Junsu dan Eunhyuk, malah nyengir dan membentuk huruf 'V' dengan kedua jarinya.

Jaejoong menghela nafasnya pelan sebelum berdiri dan menatap ketiga yeoja itu satu persatu.

"Junsu, Eunhyuk, Sungmin…"

Yang ditatap malah mengerjapkan mata mereka beberapa kali—berharap Jaejoong akan memberikan berita bagus. Akan tetapi, Jaejoong malah melirik sinis dan meninggalkan mereka bertiga. Saat ia sudah sampai di depan pintu, baru ia menoleh ke arah mereka bertiga yang belum bergeming sama sekali.

"Don't disturb me anymore. I will never choose anything even if it just one of you."

Setelah mengatakan hal nista seperti itu, Jaejoong segera meninggalkan kelasnya, dan mencari jalan menuju atap gedung. Ia sebenarnya mau saja berteman dengan mereka bertiga, hanya saja ia belum siap untuk mempunyai teman baru.

. . .

Dan disinilah Yunho sekarang. Sesekali ia menatap ke arah cermin, lalu merapikan rambutnya. Sesaat kemudian ia tampak tak puas, dan mengulangi kegiatan merapikan rambut lagi. Begitu terus menerus hingga ia tak menyadari ada dua telapak tangan yang siap menerjang punggungnya.

PLAK!

"Aiishh appo!" Rintih Yunho sambil memegangi punggungnya. Ia segera menoleh untuk melihat setan macam apa yang berani mengganggu ketenangannya di ruang kerja pribadinya. Ia tersenyum sekilas ketika menyadari siapa yang memukulnya tadi.

"Yunho-ah, jeongmal bogoshippeo." Ucap yeoja yang memukulnya tadi sambil memeluk punggung Yunho dari belakang. Yunho hanya tersenyum kecil untuk menanggapinya.

"Yunho-ah! Kau tidak merindukanku?" kesal yeoja itu sambil mempoutkan bibirnya. Yunho segera menggeleng kecil. Ia melepaskan pelukan yeoja itu lalu berbalik untuk menatapnya.

"Noona, sudah kukatakan bahwa hubungan kita telah berakhir, ne?" tegas Yunho sambil menatap lurus ke manik mata yeoja yang tak bisa dikatakan jelek—bahkan bisa dibilang sangat cantik. Yeoja itu mendecih sekilas, lalu mengalungkan tangannya pada leher Yunho.

"Yunho-ah, aku tak peduli. Yang penting kau bersamaku." Ucap yeoja itu sambil mengeratkan pelukannya pada leher Yunho. Perlahan ia mendekatkan bibirnya ke bibir Yunho. Namun hanya tinggal satu senti lagi, Yunho segera menjauhkan tubuh yeoja itu dari tubuhnya. Ia tersenyum manis pada yeoja itu, sebelum akhirnya berkata,

"Mianheyo, jeongmal mianheyo—" ucap Yunho sambil mengelus pipi yeoja itu.

"Aku sudah mempunyai seseorang yang kucintai." Lanjutnya sambil tersenyum lagi.

Yeoja itu memasang wajah masam sekaligus penasaran dengan perkataan Yunho. Seseorang yang dicintai Yunho?

"Oh ayolah, Yunho-ah! Kau hampir tak pernah menghabiskan waktumu selain untuk pekerjaan! Apa ia salah satu staf di sini?" selidik yeoja itu. Yunho menggeleng pelan.

"Lalu? Jangan-jangan ia murid di sini?"

Kali ini Yunho diam saja, ia bahkan tersenyum menanggapi pertanyaan yeoja itu. Merasa mendapatkan jawabannya, yeoja itu segera berdiri dan menatap Yunho dengan pandangan tak percaya.

"Ia muridmu? Di kelas VIP itu?" Teriaknya. Namun reaksi Yunho masih sama dengan yang tadi—diam saja. Dengan menahan geram, ia beranjak meninggalkan Yunho, dan berteriak,

"Lihat saja Yunho-ah! Akan kucari tahu siapa yeoja itu! Katakan padanya kalau ia harus berhati-hati saat mempunyai masalah denganku, Kim Heechul!"

Setelah mengatakan itu, yeoja itu—Kim Heechul, segera pergi meninggalkan ruangan Yunho. Namun Yunho tampak acuh, ia menarik salah satu sudut bibirnya—membentuk sebuah seringaian.

"Maaf saja, yeoja-ku itu bukan yeoja biasa."

.

.

.

.

.

.

ToBeContinued

.

.

.

.

Hyaaaaa ampun deh ini FF jadinya aneh banget

Chap ini sengaja dibikin pendek buat ngelihat respon dari readers ^^

Jeongmal mianheyo sebelumnya, karena Ahchan bukan cassie jadi nggak terlalu ngerti watak-wataknya oppadeul~

Tapi jangan salah menilai, Ahchan bikin FF YunJae bukan karena apapun, tapi karena ketertarikan Ahchan sama pair YunJae dan kecintaan Ahchan sama Jaeppa & Minppa ^^

Oh ya, maaf bagi yg minta sekuel A Little Thing Called Love sama We Meet Again on Seventeen,

Atau kelanjutan My Freakly Boy sama It's Complicated

Jeongmal mianhamnida, Ahchan belum bisaT-T semua masih tergarap setengah2… apalagi Ahchan lagi UTS #alasan

Ahchan tidak menyia-nyiakan ide yg mengalir, jadi Ahchan menggarap FF ini duluan…

Jeongmal mianhamnida readerdeul T_T

.

.

Pokoknyaaa, jeongmal gamsahamnida bagi yang mau meninggalkan review untuk fic ini^^

Bagi yang tidak, silahkan kok silahkan tak apa XD

.

.

.

.

Wanna review?

V

V

V

V