Disuatu senja, kita saling berbagi keceriaan.
Naruto is Masashi Kishimoto's
Senja dan Pukulan
by Emmie Fleuretta
"Kau adalah Sasuke…
"…hn. Bodoh." Uchiha Sasuke menyenderkan tubuhnya pada pohon besar dilapangan tempat biasanya tim tujuh berlatih. Kedua tangannya ia silangkan didepan dada, dengan tatapannya seperti biasa, terlihat mengintimidasi kepada Naruto yang kini tengah berkonsentrasi untuk memusatkan chakra pada telapak kaki didepannya, dengan membelakanginya.
Langit kini telah ditimpa oleh bias-bias jingga kemerahan yang tak ditutupi oleh sedikitpun awan. Koak-koak burung gagak terdengar bersahut-sahutan. Walaupun senja mulai menghampiri, Sasuke tetap menunggu Naruto yang merengek untuk ditemani berlatih selama Jiraiya pergi bertapa untuk menulis novel-novel mesumnya. Bagi Sasuke, ini waktu yang tepat untuk mencela kekonyolan yang pasti akan dibuat Naruto.
.
.
Kedua alis Naruto berkedut, tanda ia tengah berkonsentrasi dengan keras. Tubuhnya yang dipaksakan bergetar kencang karna konsentrasi Naruto yang main-main. Melihat itu, Sasuke mendengus melihat kekonyolan Naruto yang sama sekali tak dapat berkonsentrasi.
Dan tiba-tiba saja, Naruto berbalik. Tangannya menuding tepat pada hidung Sasuke. Tangannya yang sebelah berkacak pinggang. Siap untuk mengomel, "Sasuke kau mengangguku saja!"
Kelopak mata Sasuke yang sebelumnya tertutup, terbuka secara cepat menampakkan onyx kelam miliknya. "Aku tidak menganggumu." Sasuke mengangkat bahunya acuh. "Kau saja yang kelewat bodoh."
Naruto menggeram. Kedua tangannya ia kepal kuat-kuat, seakan-akan menunjukkan bahwa ia sedang menahan nafsu tak tertahankan untuk menonjok Sasuke saat ini. "Apa hubungannya dengan kebodohanku? Ini hanya masalah konsentrasi!"
Kedua tangan Sasuke yang mulanya disilangkan didepan dada, dimasukkan kedalam saku celana ponggol putihnya. Kakinya ia langkahkan mendekat ke Naruto. "Terserah kau sajalah." ia menyeringai. "Jadi, apa yang kau lakukan hingga kau dapat berkonsentrasi?"
"Aku memikirkan ramen! Dan aku akan segera konsen!"
Sasuke mencela. Kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku celananya dikeluarkan perlahan. Dengan perlahan pula, cahaya kebiruan dari tangannya berpencar. "Lihat ini… sejak kapan ramen bisa membuat seseorang konsen?" tampak Naruto takjub, sedangkan Sasuke mengerutkan keningnya. "Bodoh. Sebenarnya apa yang kau tahu, dobe?"
Tiba-tiba saja, Naruto mengulum senyum. Sebersit kilatan jahil tampak dimata yang sewarna dengan langit biru.
Mendekatkan dirinya pada Sasuke, Naruto memasang wajah super takjub. Tangannya ia rentangkan lebar. "Wah…" ia berseru kagum ketika jarak diantara mereka benar-benar dekat. "Yang aku tahu sih… kau adalah rivalku. Sekaligus sahabat terbaikku, Uchiha Sasuke."
Sasuke terpaku. Chakra yang terpusat pada tangannya mulai berpencar tak tentu. Membentuk sebuah bentuk tak beraturan.
Hening setelahnya.
…1 detik.
….2 detik.
….3 det—
BUAKH!
Detik berikutnya Sasuke terpelanting lumayan jauh dari tempat sebelumnya ia berdiri. Sedangkan Naruto bersorak-sorai kegirangan melihat Sasuke yang terpelanting karna tonjokan tepat didagu darinya. Ia berloncat-loncat nista.
"Lihat! Katanya kau hebat! Gitu saja sudah kehilangan konsentr—"
BUAKH!
Naruto merasakan tengkuknya mendapatkan sebuah pukulan keras.
"Lihat, kau terlalu ceroboh."
Ah, sialan.
Naruto bangkit kembali. Dan melayangkan tinju-tinju pada Sasuke. Ada yang terpeleset dan ada pula yang kena. Seperti saat ini…
BUAKH!
"SASUKE! Ittai!"
Oh… ternyata Naruto yang kena pukulan dari Sasuke. Poor, Naruto.
…kau adalah sahabat terbaikku."
HEHEHE. -bingung mau bilang apa. Ini cuma... fic yang kalo ga dibuang rasanya sayang juga T.T Dan kata kata awal dan akhir itu abaikan aja deh -.-
RnR pleaseee?
