- Tittle : Our Love Story
- Chapter : 1
- Author : Tasha & Ririn
- Genre : Romantic & Friendship
- Ratting : T
- Timeline : Trio golden's forth year (yang telah aku hancurkan turnamen triwizard nya *digampar reader* XD)
- Note :
Warning ! : Typo berkeliaran/Collab-Fic/OC/gaje
Heyhoo! :D ketemu lagi sama tasya! #krikkrik -_-
kali ini aku pengen banget share fanfic aku yang temanya cinta XD #ceileeh
sebenarnya fanfic ini bukan buatan aku murni ^.^ ini fanfic aku buat bareng kakak-ku tercinta, kak Ririn Sabrina :D (mau kenal? add her at ?id=100001678928202 ) ^.^ jadi dia aku minta bikin yang bagian sudut pandang Ririn-nya :D pokoknya keren deh! #plakk, pemuja diri sendiri -_-"
jadi disini ceritanya tentang kisah cinta kita ^.^ awalnya aku sama Ririn cuma pengen ngejodohin si Mione sama Cedric. eh, dengan berjalannya waktu Ririn jadi naksir sama seorang cowok terus aku yang awalnya emang udah jadian sama si Draco (aku sadar bermimpi terlalu tinggi -_-) jadi ada problem-problem. padahal yuleball di depan mata! .
mau tau kelanjutan cerita aku, kak Ririn en Mione? #mau dong! XD
ceck this out! ^.^
Okay ..
_._._._._._._._._._._._._._ HAPPY READ, ENJOY ! _._._._._._._._._._._.
Our Love Story
Sudut Pandang Tasha (Tasha POV)
"kau tahu, ini akan hebat!" bisik-ku antusias pada Ririn dalam pelajaran Herbology kami. Herbology adalah salah satu pelajaran bagi kami untuk bertemu karena memang tak banyak kesempatan bagi Hufflepuff dan Gryffindor untuk bertemu dalam satu kelas.
"kau yakin?" Ririn menatapku ragu "aku tak yakin ini akan berhasil"
"ayolah.." paksa-ku "please..." dia menatapku pasrah dengan tangan yang masih sibuk dengan gillyweed-nya.
"kami akan membantu, kami akan membantu!" Septhy dan Risma, dua anak Gryffindor yang heboh itu muncul dengan senyum lebar terukir diwajah keduanya.
"kalian akan membantu atau malah akan menghancurkan?" Ririn menyahut sinis dan kami tertawa.
_._._._._._._._._._._._._._
"bukan-kah dia cantik" Cedric membisikan sesuatu pada-ku saat makan siang sebelum pelajaran Herbology itu "dia cantik, pintar, dan seorang prefek. Sama seperti-ku... "
Aku membelalakan mata-ku tak percaya. "kau serius?" aku terlonjak dari bangku panjang dimeja Hufflepuff ini. Cewek yang dimaksud Cedric, cewek yang sedang duduk di meja Gryffindor dengan salah satu sahabat-ku Ririn, adalah sepupu-ku, Hermione! "kau tahu, dia itu my relative?!"
"well, sudah kukira sebelumnya" ia menatap-ku "kalian memiliki nama belakang yang sama" ia tersenyum kecil "bantu aku, pleasee.."
Aku meringis. Cedric tentu cowok yang baik untuk Hermione. Tapi aku yakin ini tak akan mudah. Well, selama ini aku hanya mengetahui Hermione jatuh cinta pada buku-buku tebal-nya. Bukan dengan cowok mana-pun. Aku akan meminta sedikit bantuan pada Ririn. Atau mungkin banyak.
_._._._._._._._._._._._._._
Aku, Ririn, Septhy dan Risma berlari-lari sepanjang koridor menuju great hall. Kami pasti telah terlambat pesta makan malam ini kurasa. Terlalu lama men-diskusikan-kan tentang Mione dan Cedric. Buku-buku pelajaran masih kami bawa karena belum sempat kembali ke common room setelah pelajaran terakhir tadi.
Di ujung tangga utama, aku sekilas melihat Mione yang berlari tergesa-gesa menyusuri lorong-lorong menuju lantai atas. Apa yang dia lakukan? Mengapa tak ikut pesta makan malam.
"Mione!" teriak-ku kencang hingga membuat ruang ini bergema.
"apa? Mana?"
"Brug!" tiba-tiba kami semua terhenti. Ririn terjerembab kelantai dengan semua buku miliknya yang bertebaran di lantai. Aku masih memperhatikan sosok tinggi yang menubruk Ririn tadi.
Ternyata Olive. Oliver Wood. Keeper Quidditch tim Gryffindor yang sekaligus menjabat sebagai kapten.
"Oh, i'm so sorry" Oliver menjulurkan tangannya menawarkan bantuan kepada Ririn untuk bangun. Ririn menggapai tangan Oliver dan berdiri perlahan. Kulihat ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Oliver.
Secara bersamaan Ririn dan Oliver menunduk bermaksud untuk memungut-munguti buku-buku Ririn yang terjatuh. Namun "duk!" kepala mereka malah berbenturan. Samar-samar kudengar suara kikik-kan. Mungkin Septhy dan Risma. Dan jelas saja kiki-kan itu membuat wajah Ririn merona.
"maafkan aku maafkan aku!" Oliver terlihat kikuk lalu secepat kilat memunguti semua buku-buku milik Ririn dan menyerahkannya "kalian terlambat pesta makan malam rupanya?"
Kami kembali berjalan menuju great hall, kali ini dengan lebih lambat.
"akan kami usahakan" ujar Septhy sebelum kami berpisah, mereka menuju meja Gryffindor sementara aku menuju meja Hufflepuff. Aku memandang mereka terheran-heran. Ririn, Septhy dan Risma duduk di sebelah Mione?! Apa mata-ku telah sedikit rabun untuk mengira sepupu-ku sendiri orang lain? Kulihat Mione tengah asyik berceloteh ria dengan Yougie sebelum menyadari kehadiran Ririn. Kelihatannya mereka cukup akur malam ini. Well, biasanya mereka memang selalu adu mulut, layaknya Mione dan Ron.
Aku duduk, secara kebetulan, disebelah Cedric.
"hai Tasha" sapanya dengan mulut penuh dengan puding
"hey Ced" aku mengambil pumkin juice dihadapanku dan menyeruputnya.
"bagaimana dengan..."
"kami sedang mengusahakannya" potongku dan langsung mengisyaratkan agar dia melihat kearah Mione yg kelihatannya sedang memperhatikannya.
'Oh Tuhan! Ku harap mereka berhasil!' batinku cemas
Tiba-tiba Ced berpaling, menatap wajahku. Matanya mencerminkan rupa terkejut, cemas plus takut "Dia menatapku!" jeritnya dalam bisikan "bagaimana expresinya?" tanyanya khawatir dengan kulit yang mendadak berubah sepucat mayat.
Hermione memandang kami dengan wajah aneh. Terkejut. Kaget. Tidak percaya. Tidak suka dan kesal mungkin.
Ya ampun! Ini pertanda buruk!
Dari jauh Ririn menatapku dengan isyarat 'kita harus bicara' dan dia perlahan berjalan keluar great hall. Aku cepat-cepat bangkit dan mengikutinya. Aku tak ingin larut dalam kekhawatiran Ced.
"bagaimana?" tanyaku walau kufikir aku sudah tahu jawabannya.
"Hmmft.. dia hanya terkejut saja. Berkata cepat yang tak sepatah katapun aku mengerti maksudnya. Ia menatapku dengan tatapan menyeramkannya." Dia menghela nafas "sudah ku duga..."
_._._._._._._._._._._._._._
Sudut Pandang Ririn (Ririn POV)
"Herm, tarik nafas dan bicaralah yang jelas! Aku tak bisa mengerti sepatah kata-pun yang kau ucapkan!" keluhku tak sabar dengan keringat dingin yang mulai bercucuran didahi-ku.
"keep it in your mind! Aku sama sekali tak tertarik dengan Ced atau siapalah itu namanya. Aku tak peduli, tak ingin tahu dan terserah kalian mau bilang apa." Repet Hermy dengan tarikan satu nafas, masih memandangku tajam. Mukanya memerah yang kuyakin karena marah dan sesekali memandang ke meja hufflepuff, tempat Cedric dan Tasha duduk dengan tatapan kesal yang aneh.
Percuma saja. Ini tak akan berhasil. Tasha pasti akan sangat kecewa.
_._._._._._._._._._._._._._
"ATTENTIOOON" ucap profesor Julian setelah mengarahkan tongkat ke leher-nya dan berujar sonorus. Sontak, semua wizards disekelilingku yang tadinya riuh, kini meredam seketika.
"Bulan depan, sekolah sihir tercinta kita ini akan mengadakan Yuleball" seketika gemuruh para wizards memenuhi great hall. Ini hebat!
"Yuleball ini..." Profesor Julian melanjutkan dengan suara bernada tinggi karena mulai riuhnya ruangan besar ini "...ditujukan untuk mempererat persahabatan dari keempat asrama..."
"waah... it's amazing!" sambut Leoni dengan senyum merekah dibibirnya.
"menurut kalian, keempat asrama Hogwarts ini bisa bersatu tidak?" tanya Tatha yang duduk disebelahku dengan penasaran
"just wait and see.. jadi tak sabar nih menunggu satu bulan lagi" sambung Yougie dengan penuh antusias setelah profesor Julian memberitahukan tanggal pelaksanaannya.
"Yougie, ayo kita lomba siapa yg lebih dulu mendapatkan couple tuk ke YuleBall nanti!" tantang Surya dengan wajah nyengir.
"okee siapa takut..!" jawab Yougie penuh percayadiri
"Hermy, kira-kira ada tidak yah yang mau mengajak kita ke Yuleball?" godaku sambil menyikut lengan Hermy
"hmm... maybe yes maybe no.." jawab Hermy dengan nada Cuek
"andai ada seorang pangeran yang mengajakku ke YuleBall" bisik-ku penuh harap.
"pardon me? Kamu bicara pada-ku?" tanya mione keheranan
"ooh.. e.. e.. nothing" jawab-ku gugup.
_._._._._._._._._._._._._._
"wow... Hogsmeade lebih ramai yah dari biasanya..!" ujar Tasha seraya memperhatikan seluruh penjuru Hogsmeade yang ramai oleh para wizards.
"pasti mereka ingin berburu perlengkapan untuk Yuleball!" jawab-ku antusias. "Hermy... kamu mau beli apa aja tuk ke YuleBall?" tanya-ku penasaran. Dari tadi tak terdengar suara Hermy.
"umm... Nothing" jawab Hermy singkat
"WHAT? kamu tak berminat yah sama YuleBall" tanya Tasha keheranan
"hai" Luna menghampiri kami dengan mengenakan sweeter warna-warni nya "sudahkah kalian mendapatkan pasangan?" tanya Luna dengan nada misteriusnya.
"aku dan Hermy sih belum, tapi Tasha pasti bersama Draco! Senaangnya yang sudah punya boyfriend..." semburku sambil melirik Tasha. Tasha hanya nyengir malu-malu.
Kami menuju ke sebuah bangunan bertuliskan'partylized', yang pasti menjual pernak-pernik pesta jika dilihat dari namanya.
"hai!" Ron dan Harry berlari mendekati kami. Kulihat Ron sedikit terperanjat ketika melihat Hermy ada bersama kami.
"Hermy? Tertarik juga kau rupanya pada Yuleball?" ejeknya sambil sedikit nyengir.
"jangan mulai lagi Ron" Harry berusaha memadamkan api amarah yang mulai membara di mata hermy.
"aku tak tertarik sesungguhnya! Aku hanya menemani Ririn dan Tasha berburu perlengkapan disini" jawab Hermy dengan nada kesalnya.
"kita disini kan untuk have fun! Bisa tidak kalian berhenti bertengkar untuk hari ini... saja!" pinta-ku dengan nada memelas.
"sepertinya tak bisa.."
"tidak mungkin bisa.."
"dan tidak akan pernah bisa!"repet si kembar Weasley yang tiba-tiba muncul dengan gaya bicara estafet ciri khas mereka.
"kenapa sih kalian selalu muncul dimana-mana!" sembur Ron dengan nada jengkel.
"ooh tidak... aku di marahi rony..." ledek Fred dengan nada yang dibuat-buat.
"lest go fred! Sepertinya ada yang tidak menginginkan kehadiran kita disini!" seru George seraya menarik tangan Fred dan mereka menghilang di kerumunan pengunjung Partylized.
_._._._._._._._._._._._._._
_._._._._._._._._._._._._._
A/N ::
sebelum lanjut ke chapter 2, review please :3
