Kuroko no Basuke belongs to Tadatoshi Fujimaki
14/02
By Lean Aviliansa
Warning : boyxboy, OOC, typos
Summary : Furihata yang terkenal seorang jomblo yang berparas imut, di hari kasih sayang tahun ini dia membuat suatu sumpah dan berharap semoga nasib jomblo nya akan segera berakhir.
Selamat membaca (~ '-')~
Angin malam yang bertiup lembut, sedikit dingin namun tak sampai membuat jari mengerut, sepinya jalan raya tak selaras dengan toko ramen yang ribut. Banyak tawa, amarah, dan kejahilan para pemuda yang berebut, berhasil menghadirkan tawa pada dua gadis yang ikut.
Hari ini baru saja dilaksanakan pertandingan basket jalanan oleh tim naungan para mantan anggota Kiseki no Sedai tak terkecuali tim dari Kyoto dan Akita. Mereka rela –bahkan sangat bersemangat- menempuh jarak sekian jauhnya menuju Tokyo untuk meramaikan pertandingan jalanan ini.
Rasa senang sangat terlukis pada wajah semua pemuda pemudi yang duduk di bangku SMA itu, walaupun masih ada sedikit perasaan takut yang dirasakan oleh beberapa pemain seperti Kawahara dan Fukuda saat melihat permainan para Kiseki no Sedai terutama Akashi Seijuurou. Berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Furihata Kouki. Bukan merasa takut tapi dia sangat kagum pada permainan Akashi, seakan ingin meniru apa yang dilakukan sang Emperor, tak lepas barang satu detikpun perhatian Furihata padanya. Namun bukan hanya itu alasan kenapa Furihata bisa menghilangkan rasa takutnya terhadap Akashi, sudah cukup lama terjalin pertemanan yang bisa dibilang akrab antara Furihata dan Akashi bahkan mereka sudah beberapa kali bertemu hanya berdua, yang mana pertemanan ini diawali dengan sebuah chat sosial media dilanjutkan saling bertukar e-mail, alasan yang klise memang.
Kini mereka semua memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah sehabis bertanding basket sambil menikmati ramen bersama. Terima kasih kepada inisiatif Aida Riko. Walaupun terdiri dari beberapa tim yang berbeda sekolah, tidak membuat masing-masing tim duduk dalam satu meja.
Lihat saja, di meja paling ujung duduklah para kapten kelas dua dan kelas tiga beserta Aida Riko. Sebelahnya adalah meja yang diduduki oleh mantan pemain Raja Tanpa Mahkota beserta Izuki dan Moriyama. Jajaran pemain pemain –yang belum dinotis- lain yang menduduki meja di tengah, dan di seberangnya adalah meja yang di duduki oleh Sakurai, Kagami, Tatsuya, Takao, Momoi, trio bench warmer Seirin dan mantan anggota Kiseki no Sedai.
Ditengah hiruk pikuk kegembiraan di warung ramen sederhana itu, terlihat Furihata Kouki yang tiba-tiba saja menekuk wajah sambil memainkan ramen pesanannya. Diamnya pemuda bersurai tanah itu berhasil merebut perhatian sang bayangan yang memang dari tadi memperhatikan Furihata yang ada di hadapannya. Menghentikan kegiatan makan ramennya, Kuroko memutuskan untuk angkat bicara,
"Furihata-kun, kau baik-baik saja?"
"Eh, ah, Kuroko. Ya, aku baik-baik saja." Sedikit terkaget Furihata menjawab pertanyaan Kuroko, tidak lupa diberikan pula senyum terbaiknya.
Eh
"Apa kau yakin, Furihata-kun?"
"Tetsu-kun benar, Furihata-kun. Apa kau merasa sakit?" Kini Momoi ikut mencemaskan keadaan Furihata.
"Aku benar baik-baik saja, Kuroko, Momoi-san."
Dialog diantara mereka bertiga kini sudah diperhatikan oleh etnitas lain di meja tersebut. Merasa ada yang salah pada sahabatnya, Kawahara mulai membombardir Furihata dengan banyak pertanyaan, seperti melupakan wajah-wajah yang dia takuti disana, sebut saja para Kiseki no Sedai, dia hanya ingin tahu apa yang membuat Furihata terlihat muram seperti itu. Dan tentu saja, Furihata tetap menjawab bahwa dia baik-baik saja, sangat terlihat jika dia sedang menyembunyikan sesuatu.
"Sebenarnya ada yang sedang mengganggu fikiranmu, iya kan, Furi?" Fukuda segera memotong pertanyaan Kawahara dengan pertanyaan lain. Sorot matanya begitu serius.
"Fukuda.."
"Eh, Furihatacchi kenapa-ssu? Kau galau? Ingin ke toilet? Tapi takut kalau sendirian? Ayo aku antarkan."
"Oi, Kise. Kau itu bodoh ya ?!"
"Eh! Kagamicchi, jahat -ssu."
"Dasar bodoh kau Kise. Dilihat dari manapun Chihuahua-kun tidak ingin ke toilet. Benar, kan, Bakagami?"
"Iya, itu ben- Woy, kau bilang apa tadi, Ahomine?!"
Terjadilah perkelahian diantara dua makhluk bod- antik itu, tak menghiraukan keributan yang dibuat oleh dua spesies kucing tersebut, mereka kembali menatap Furihata.
"Kau sedang memikirkan apa, Kouki?"
Uh, ditanya langsung oleh Sang Emperor membuat Furihata tidak bisa tidak menjawab dan terus menutupi kegalauan hatinya, dengan penuh kehati-hatian dalam merangkai kata, akhirnya Furihata menjawab,
"Mm...tapi kalian jangan tertawa ya."
"Hwahahahahahahahahahah!"
Dengan tidak berperi kemanusiaannya, empat orang bodoh sedang tertawa tak mengindahkan permohonan Furihata.
"Kagami-kun/Ryota/Dai-chan/Bakao, berhenti tertawa!" Seketika tawa mereka berhenti setelah merasakan aura mencekam dan mendengar bisikan dari neraka.
"Kouki, lanjutkan."
"Uhh, apa kalian tahu dua hari lagi itu tanggal berapa?"
Semua yang mendengarkan segera memasang wajah berfikir, berusaha mengingat hari apa ini, lalu tanggal berapa sekarang, dua hari setelah ini ada momen penting apa, semua sangat berfikir keras untuk hal yang -mungkin- tidak perlu difikir terlalu berat seperti sedang mengerjakan ujian sekolah, oh, bahkan ada yang memikirkan dua hari lagi dia bisa mendapatkan camilan apa saja dari supermarket setelah pulang sekolah, ya kalian tahu siapa orang itu, Midorima.
"Sumimasen, bukankah hari itu tanggal 14 Februari?" Sakurai yang sudah merasa sesak dengan udara mencekam yang dikeluarkan dari mereka yang sedang berfikir keras, terutama dari Aomine dan Kagami yang memang terkenal bod- ah sudahlah, menjawab dengan suara lirih.
"Ha? Memang ada apa di tanggal 14 itu?" Tanya seorang legam sambil mengorek kupingnya, jorok sekali.
"Ya ampun, Dai-chan. Aku heran deh kenapa Sakurai bisa suka padamu, hari itu adalah hari Valentine. Iya kan, Furihata-kun?"
"Ha? Memang apa hubungannya dengan Sakurai yang menyukaiku?"
"Karena kau bodoh, Ahomine-kun."
"Oi! Tetsu!"
Mendengar kata Valentine, kini meja yang diduduki orang-orang ajaib itu menjadi ramai kembali, terdengar percakapan-percakapan kecil antara dua individu, seperti,
"Ah, valentine, ya? Shin-chan, apa kau ingin coklat dari ku? Kau tentu saja menginginkannya kan? Baiklah aku akan membuatkannya untukmu dengan penuh cinta, muah."
"Berisik, Bakao." Terlihat semburat merah jambu pada pipi si Tsundere.
"Kagamicchi, sebenarnya aku ingin membuatkanmu coklat, tapi aku sangat sibuk dua hari kedepan dengan pemotretanku, apalagi kau tahu kan aku tidak bisa memasak. Nah, karena masakan Kagamicchi enak, bagaimana kalau Kagamicchi saja yang membuat coklat itu? Tehee."
"Kise, kau ini. Baiklah besok kita akan makan bersama coklat buatanku di apartemenku."
"Pasangan aneh." Komentar Kuroko.
"Muro-chin, aku juga ingin coklat." Si bayi titan tentu saja tidak ingin ketinggalan kesempatan untuk mendapatkan coklat.
"Iya, Atsushi. Besok kita akan membuatnya bersama, oke?" Dengan sangat ke-ibuan, si Ibu Titan membelai surai ungu Murasakibara.
"Sakurai, kau juga harus membuatkan coklat untukku." Sang ganguro pun ikut berbicara, setelah dia mengerti apa itu Valentine. Ya, dia bertanya apa itu Valentine dan apa yang harus dilakukan di hari itu, dengan sabar Momoi menjelaskan dengan se-sederhana mungkin. Kalian tahu lah sebesar apa kapasitas otak Aomine.
"Hai', sumimasen."
Seperti terlupakan, dengan sengaja Furihata meletakan gelas berisi ocha yang baru saja dia minum dengan agak ditekan sehingga menimbulkan bunyi 'tak' yang cukup keras untuk mengalihkan perhatian para love bird kembali padanya.
"Eh, Furihata-kun, kau tidak apa-apa? Apa yang membuatmu tiba-tiba menyinggung masalah hari Valentine?" Kuroko memutuskan untuk bertanya pada Furihata sambil meminum vanila shake. Lho, bukannya ini warung ramen ya? Kok bisa ada-
"Hei, Kuroko. Darimana kau mendapatkan vanila shake? Dan kenapa?" Kagami yang mengerti kegalauan author segera menanyakan asal-usul susu kocok yang ada di tangan Kuroko.
"Baru saja aku membelinya dari MajiBa, Kagami-kun. Dan ya, karena aku ingin meminumnya. Ah, ini tidak penting, Kagami-kun, yang penting adalah keadaan Furihata-kun." Kuroko kembali melayangkan tatapannya kepada Furihata. "Jadi, Furihata-kun?"
"Hah.." Furihata hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tidak bisa -dan tidak mau- menjawab pertanyaan Kuroko. Tapi tetap saja dia.. "Aku ucapkan selamat untuk kalian yang sudah pasti punya seorang yang spesial di hari Valentine besok. Seandainya saja aku seperti kalian." Ah, Furihata, tanpa sepengetahuanmu sebenarnya ada orang yang ingin menghabiskan hari Valentine bersamamu, tapi kau saja yang tidak peka.
"Jadi, Furihatacchi galau karena masih jomblo ya?" Entah kenapa pertanyaan Kise sangat menohok hati Furihata yang memang sudah rapuh."Bagaimana kalau aku kenalkan dengan para fans ku, aku kan baik hati?" Sambil memasang tampang berbangga diri Kise lalu memamerkan betapa dia dipuja oleh banyak gadis, dan tentu saja langsung tidak dipedulikan oleh yang lainnya.
"Aku heran, padahal kau kan cukup ganteng, Furi, imut pula." Kata Fukuda yang kemudian disetujui oleh Kawahara.
"Tenang saja, Furihata-kun. Suatu saat pasti ada orang yang terbaik buat kamu." Ucap Momoi menenangkan Furihata.
"Semoga kau benar, Momoi-san. Aku bersumpah, jika ada yang datang padaku dan memintaku menjadi pacarnya, aku akan mencintainya dan akan selalu melindunginya." Sambil mengepalkan tangan, Furihata mengucapkan janjinya dengan mata yang berapi-api.
"Walaupun yang datang padamu seorang laki-laki?" Tanya Midorima serasa memperbaiki letak kacamatanya.
"Eh...te-tentu saja. Tentu saja aku akan melindunginya dan menjadi laki-laki yang bisa diandalkan." Jawab Furihata tanpa ragu. Mendengar kalimat yang diucapkan Furihata mereka sontak tertawa dan tak lupa memberi semangat pada Chihuahua yang ingin segera dewasa. Mendapatkan ucapan semangat dan bahkan doa, membuat Furihata melupakan kegalauannya dan bertekad akan melaksanakan apa yang sudah dia ucapkan. Melihat pemuda bersurai coklat susu tersebut sudah kembali ceria, kini mereka tertawa bersama dan menikmati waktu kebersamaan yang jarang mereka dapatkan.
"Terima kasih, semuanya." Ucap Furihata dan tak lupa memasang senyum malaikatnya. Tanpa diketahui oleh dirinya, senyum tersebut sudah membuat jantung beberapa orang yang melihatnya menjadi berhenti berdetak untuk beberapa detik sebelum akhirnya berdetak kembali dengan tempo cepat.
"Ini adalah langkah awalmu, Chihuahua. Semoga kau berhasil dan selamat sehat wal afiat." Batin Aomine OOC meniru orang tua berjenggot di serial petualangan yang hanya bisa berkata -sok- keren saat pemeran utama memulai petualangannya.
To be continued...
Hai, hai, Lean kembali dengan tulisan yang absurd ! Sebelumnya terima kasih buat semua yang udah baca, review, favorit dan follow cerita Lean baik yang ini maupun yang lainnya. Arigatou gozaimasu
Oh iya, disini yang masih jomblo itu bukan cuma Furihata saja, ada Akashi, Kuroko dan Momoi yang nasibnya tidak berbeda jauh dengan Furihata.
Sebenernya takut juga bikin cerita berchapter, mengingat masa lalu, eh, mengingat tulisan aku yang sampai sekarang belum ada lanjutannya. *digebuk masa*
Tapi, untuk cerita kali ini bakal aku selesain kok, di chapter selanjutnya. Janji.
Oh, iya, btw hari ini pas banget aku posting 2 hari sebelum tanggal 14. Biar matching gitu sama ceritanya.
Sampai ketemu di chapter selanjutnya \(^o^)/
