Alunan musik itu kembali terdengar dan mereka kembali menari, menari tanpa terkendali seolah-olah tubuh mereka takut kehilangan kesenangannya. Menghancurkan segala penghalang demi mendapatkan kepuasan hasrat yang tak tertahan.
Naruto " Masashi Kishimoto
Genre: Drama/ Western
Rated: T+
Pair: Sasuke. U/ Hinata.H
Typo(s), OOC sangat dijamin.
I Hope You Like
Let It Go" Presented by Yume Guran
Amsterdam.
Bulir embun kembali turun menyatu dengan udara pagi yang sedikit menusuk.
Disebuah kamar tepatnya diatas ranjang, wanita itu menggeliat pelan didalam dekapan prianya seolah meminta izin untuk melepaskan diri, sedangkan sang pria hanya mempersulit pergerakannya dengan mengeratkan pelukan itu. Kembali, kulit polos mereka bergesekan lagi.
Seperti malam-malam sebelumnya, mereka saling menumpahkan hasrat yang tak tertahankan. Memanjakan diri masing-masing, demi mencapai kepuasan.
Hinata, wanita itu hanya menghela napas dalam ketika dirasakannya tidak ada tanda-tanda pria dihadapannya ini melepaskannya.
"Sasuke," Panggilnya lirih.
"Hn." Sahutan penuh ambigu yang di dapat dan Hyuuga Hinata menggelengkan kepalanya pelan seolah tidak menerima kata itu. Cukup lama Hinata terdiam sampai akhirnya, "Ada apa?" Sasuke bersuara –lagi.
Hinata tersenyum kecil dan memainkan telunjuknya di dada bidang polos tanpa penutup dihadapannya.
"Aku ingin mandi," Ujarnya kalem setelah itu pelukan yang membelenggu tubuh mungil nya mengendur.
"Aku yang mandi, 'kan." Balas Sasuke dengan tenang. Lagi, Hinata menggeleng, "Aku bisa mandi sendiri."
Sasuke tersenyum kecil mendengarnya, "Sesuai permintaanmu, Young Lady."
Dan Uchiha Sasuke pun benar-benar melepaskan pelukannya.
Amsterdam merupakan Ibu Kota Belanda, di saat musim semi seperti ini sudah tidak diragukan banyaknya Bunga Tulip yang sedang berlomba-lomba untuk bermekaran.
Dan di Kota inilah Uchiha Sasuke dan Hyuuga Hinata dibesarkan.
Meskipun terkenal dengan Bunga Tulipnya tak dapat dipungkiri bahwa mereka terkenal juga dengan sifat Liberalnya, dimana banyaknya kaum penyuka sesama jenis diperbolehkan menikah.
"Goedemorgen," Hinata terkejut saat tiba-tiba ada sebuah tangan melingkar di pinggangnya.
"Jangan seperti itu lagi." Setelah mengetahui si pemilik tangan nakal itu, Hinata mendengus.
"Seperti apa?" Sasuke memulai aksinya dengan mengecup bahu Hinata yang terbuka.
"Datang tiba-tiba." Setelah itu Hinata tak mendapat sahutan dari Sasuke.
Hening yang mereka rasakan, sampai akhirnya suara baritone Sasuke memecahkan kesunyian itu.
"Kapan kau mau menerima lamaranku, hm?" Tanyanya.
Karena tak kunjung mendapatkan balasan dari Hinata di baliknya tubuh itu sehingga menghadap kearahnya.
"Kapan?" Tanyanya sekali lagi.
Hinata menunduk, jujur saja dia selalu menghindari soal ini. Jika sudah membahas masalah ini sudah dipastikan hanya akan berakhir dengan kemurkaan Sasuke.
"Sampai aku siap." Sedikit bergetar namun Hinata mencoba untuk menjadi kuat saat ini.
Terdengar helaan napas berat dari Sasuke, "Sampai kapan kau mau membuatku menunggu." Ia tahu itu bukan pertanyaan melainkan hanya sebuah ungkapan yang melambangkan rasa frustasi yang dialami Sasuke.
Setelah itu Sasuke meninggalkannya sendiri tanpa mengatakan sepatah katapun.
Hinata memandang pantulan dirinya sendiri di cermin kamarnya, Sedangkan Sasuke sudah kembali ke Vila utama Uchiha.
"Mevrouw?" Hinata tersentak saat mendengar panggilan dari pelayannya.
"Iya?" Hinata menoleh kearah pelayan pribadinya –Jullie Hansont.
"Kereta anda sudah siap." Tutur Jullie halus.
"Ah, iya. Ayo kita pergi." Senyum Hinata langsung merekah dan bergegas keluar kamar.
"Apa anda yakin tidak ingin memberitahu Tuan muda Sasuke akan hal ini?" Jullie bertanya dengan hati-hati.
Hinata terdiam, sebenarnya tadi pagi ia ingin mengajak Sasuke akan tetapi semuanya memburuk hanya karena masalah pernikahan.
"Tidak apa-apa." Setelah menerima jawaban dari Nonanya, Jullie menyuruh kusir untuk berangkat.
Hinata segera turun ketika ia sampai pada tujuannya –Keukenhof.
Setiap tahun lebih tepatnya saat Musim semi Hinata selalu kesini untuk melihat Bunga Tulip yang bermekaran, Keukenhof terletak di sebelah selatan Belanda yakni di Kota Lisse, butuh waktu satu jam untuk kesini dari Amsterdam menggunakan kereta kuda.
Hinata pun memulai jalan-jalannya, tak sedikit orang yang menyapanya karena sudah tidak awam lagi bahwa orang Belanda sungguh masyarakat yang terbuka dan ramah. Berkali-kali ia mendengar kata, 'Goedemiddag' yang dituturkan untuknya.
"Hinata!" Hinata langsung menoleh kearah sumber suara, disana dibelakang Hinata seorang laki-laki berkulitan memanggilnya untuk mendekat.
"Naruto?" Hinata berjalan kearah laki-laki itu.
"Hei, sudah lama tidak bertemu." Naruto mulai mengeluarkan senyum lima jarinya.
"Iya, sudah lama sekali sekitar 3 tahun lamanya." Balas Hinata sambil tersenyum lembut.
"Bagaimana keadaanmu?" Kali ini Naruto bertanya dengan suara sedikit pelan.
"Seperti yang kau lihat, aku masih bernafas." Jawaban Hinata sontak memicu tawa laki-laki dihadapannya ini.
"Hahaha, iya. Kau masih sama seperti dulu. Tetap cantik." Kalimat Naruto mampu membuat Nona Hyuuga ini bersemu merah.
Bertemu dengan Naruto disini adalah sebuah kebetulan yang manis, pikirnya.
"Hei, kau melamun." Naruto mengguncang bahunya pelan.
"Ah, tidak kok." Hinata tersenyum kecil, memandang Naruto dari dekat seperti ini benar-benar membuatnya sedikir merasa lebih baik.
"Bagaimana dengan Ino?" Tiba-tiba Hinata ingat dengan sepupu Naruto yang pernah menjadi teman satu kamarnya semasa di asrama putri dulu.
"Oh dia sudah menikah." Naruto menjawabnya dengan semangat, "Dan katanya sebentar lagi aku akan punya keponakan." Cengiran itu kembali mampir ke wajah tampannya.
"Begitu ya." Entah kenapa akhir-akhir ini Hinata sedikit sensitif dengan kata 'menikah'
"Mau kutemani jalan-jalan?" Naruto menawarkan diri dan anggukan dari Hinata seolah menyetujui tawarannya.
Keduanya pernah bertemu di sebuah toko musik klasik, dimana saat itu Hinata sedang berniat melarikan diri dari Vila utama Hyuuga dan Naruto datang, mereka berkenalan dan saling berbagi masalah dan hebatnya dua-duanya sama-sama sedang melarikan diri, Naruto melarikan diri karena tidak mau dijodohkan sedangkan Hinata melarikan diri karena memang merasa terkekang dengan peraturan Hyuuga.
Di perjalanan keduanya terus berbincang-bincang melepas rindu seperti kawan lama pada umumnya.
Tanpa di sadari hari sudah hampir petang dan Hinata pun pamit pulang kepada Naruto.
"Ah, waktu cepat sekali berlalu jika bersamamu." Hinata tersenyum mendengarnya, Naruto mengatakan itu dengan ekspresi yang dibuat-buat sesedih mungkin.
"Terimakasih untuk hari ini Naruto." Hinata berjalan kearah kereta kudanya sambil sedikit mengangkat gaun panjangnya.
"Sama-sama, dag!" Naruto melambaikan tangannya.
Setelah sampai di kediamannya Hinata langsung membersihkan diri.
Di pandangnya lekat-lekat pantulan dirinya di cermin besar yang sedang dibantu para pelayannya untuk menggunakan gaunnya, tiba-tiba pintunya terbuka dan masuklah Nyonya Hyuuga ke ruangan itu.
"Tinggalkan kami." Dan para pelayan itu langsung izin keluar kamar.
"Tidakkah ini terlalu kendur." Hinata hanya pasrah ketika Ibunya membuka kembali gaunnya dan mengencangkan ikatan tali korsetnya dengan kejam. Hinata bahkan merasakan udara yang dia hirup begitu sedikit.
"Begini jauh lebih baik." Setelah mengatakan itu Ibunya keluar kamar meninggalkan Hinata yang sedang tersiksa dengan korsetnya.
Namun sebelum benar-benar keluar, Ibunya mengatakan sesuatu.
"Bergegaslah turun, jangan sampai membuat keluarga Uchiha menunggu terlalu lama." Dan pintu itu benar-benar tertutup.
Tidak lama kemudian Sasuke masuk, memeluk Hinata dari belakang.
"Siapa dia?" Kali ini nada suara Sasuke terdengar sangat dingin.
Hinata mengerutkan dahi nya, "Apa maksudmu?" Hinata membalikkan tubuhnya menghadap Sasuke.
"Siapa dia?" Sasuke mengulangi pertanyaannya.
Hinata menatap wajah Sasuke dan mata bulan itu membelalak saat melihat tatapan Sasuke yang begitu dingin.
Sasuke mendekatkan wajahnya ke telinga Hinata.
"Kurasa, sekarang aku tahu alasan mengapa kau selalu menolak lamaranku." Kemudian Sasuke meninggalkan Hinata yang masih tidak mengerti dengan ucapannya.
* Goedemorgen adalah ucapan Selamat Pagi.
* Goedemiddag adalah ucapan Selamat siang.
* Dag adalah ucapan selamat tinggal yang bisa disebut seperti dah atau dadah.
* Mevrouw adalah panggilan Nona disana, panggilan ini bisa untuk wanita yang sudah menikah atau pun masih lajang.
Trus untuk Ke kota Lisse sebenarnya, dari Amsterdam ke keukenhof hanya membutuhkan waktu 30 menit dengan bus tapi karena saya menggantinya dengan kereta kuda *biar lebih oke* Maka waktuh tempuhnya saya tambah jadi 1 jam hahaha.
Maaf sebenarnya saya tidak terlalu mengerti dengan hal beginian tapi hanya dgn modal nekad saya buatnya, jadi harap dimaklumi jika ada kesalahan.
Yuk, dibenerin jika ada kesalahan apapun bentuknya saya terima.
RnR, pliss :D
