ANSATSU KYOUSHITSU/ ASSASSINATION CLASSROOM milik Yuusei matsui bukan milik saya.

Summary : Hanya melihat mu tersenyum saja aku merasa senang. Dirimu lah cinta pertama ku Okuda-san

Warning : OOC, Typo bertebaran,EYD terlupakan, Alur kecepetan.

Ini dceritakan waktu di SMA Kunugigaoka, bukan di SMP Kunugigaoka (hoho biar mereka terlihat lebih dewasa) dan juga kelas E ada digedung utama..

.

.

Selamat membaca ^o^/

.

.

Disaat angin musim gugur mulai berhembus yang menggantikan udara panas menjadi lebih sejuk, dedaunan berwarna coklat mulai berguguran membuat jalanan aspal yang awalnya berwarna abu-abu menjadi berwarna cokelat tak karuan. Seragam musim panas yang terkesan pendek terganti kan seragam yang tertutupi oleh mantel tebal. Dengan langkah gontai para siswa-siswi memulai hari pertamanya sekolah dimusim gugur tahun ini.

Terlihat seorang pemuda dengan surai jingga yang menjadi mahkota kepala tampak memandangi jendela diruang kelas yang menyambungkan antara ruang kelas yang berada dilantai dua dengan alam diluar sana, senyum tipis menghiasi wajah tampan itu karena melihat sesosok gadis berkepang dua dengan kacamata yang selalu bertengger di hidungnya dan menghiasi mata itu. Gadis itu berjalan sambil bersendau gurau dengan temannya berambut hijau disampingnya,celoteh demi celoteh dilontarkan gadis berambut hijau sehingga membuat gadis berkepang dua tertawa tebahak-bahak. Tanpa sadar pemuda itu ikutan tertawa disaat gadis berkepang dua tertawa asyik dengan teman disampingnya.

"Asano-kun, kenapa kau tertawa sendiri ? ada yang salah dengan mu ?" Tanya khawatir seseorang disamping Asano. Ia merasa khawatir dengan Asano yang tertawa sendiri melihati jendela dipojok belakang kelas, orang itu kemudian mengikuti arah pandang Asano dengan rasa penasaran yang menyelubungi hatinya. Tapi, yang terlihat hanya jalanan yang tak ada satupun orang berlalu lalang yang dihasi oleh dedaunan berwarna coklat yang mengihasi jalan itu

"Fufu, tak apa Sakakibara-kun." Ucap Asano riang pada Sakakibara masih penasaran dengan apa yang dilihat Asano sampai-sampai bisa membuat seorang laki-laki yang sepertinya tak punya hati seperti Asano bisa tertawa seriang itu.

Asano merasa sedih saat melihat gadis berkepang dua itu sudah hilang dari pandangannya. Kaki panjangnya mulai dilangkahkan menuju ketempat duduknya di kursi paling depan. Diambilnya debuah buku tebal bertuliskan "Matematika kelas 3" dari tas nya yang ia taruh dibawah meja, hanya membuka-buka halaman-halaman buku selembar demi selembar dengan tidak ada niatan untuk membacanya. Otaknya hanya terisi oleh sesosok gadis berkepang dua yang telah di amati tadi dan yang juga gadis itu telah mengisi relung hatinya selama ia masih kelas satu. Bukannya tak berani mengutarakan perasaan pada gadis itu. Tapi, menurutnya hanya dengan memandanginya dari jendela dipojok kelas setiap hari saja ia sudah puas.

Bersambung~

Singkat banget ya di chapter pertamanya hehe...

Review please...