Mozaik
Summary: Kaulah padang bungaku. Kaulah pejuangku. Mozaik percintaan dalam berbagai biasan diantara Sakura dan Sasuke.
Warning: 3 POV yang disatukan. Tidak bermaksud mempersulit, namun seperti untuk kesenangan saja.
Masashi Kishimoto ©
Ajarkanlah aku kehangatan dan kelembutan.
"Kau lihat itu, Sasuke? Padang bunga sakura di hadapan kita?"
"Hn."
Padahal sesungguhnya aku sudah memiliki arano no sakura ku sendiri.
Yaitu kau yang tengah berdiri di sampingku.
Yang senantiasa cerah dan bermekaran untukku tak kenal musim.
Arano no sakura. Sakura Haruno.
===OO===
"Hei pinky. Kau tahu Ninja Senshi?"
"Tidak. Sepertinya tidak, Sasuke-kun."
Padahal kau tahu siapa ia.
Yaitu aku yang senantiasa mengacuhkanmu dengan dingin.
Aku yang selalu diam tak mengacuhkan semburat merah di wajahmu.
Ninja senshi. Sasuke Uchiha.
===OOO===
Aku diam-diam mencintai senyumanmu. Yang bisa menjadi lembut dan manis.
Namun…
Aku tak bisa mencintaimu karena ada seseorang yang lebih baik untukmu.
Dan aku tak bisa mencintaimu karena aku bukanlah yang bisa membuatmu bahagia.
Cinta itu dusta.
Agar kau ingat. Bahwa itu hanyalah bayangan. Ilusi belaka.
Dan agar kau merasakan sakit yang mendalam. Perlahan membunuh mentalmu. Biarkan.
Cukupkah bila aku mencurahkan perasaanku padamu? Akankah kau menerima cintaku apa adanya? Dan sekali lagi mundur.
Takut mendengar tolakanmu. Hal yang lumrah dalam hal bercinta.
Aku tak sadar. Bahwa aku hanya teman sampingmu. Bukan pendamping hatimu.
Selama ini ternyata tawaku hambar di depanmu.
Akulah satu-satunya yang bisa membahagiakanmu. Meski kau takkan pernah bahagia denganku.
===OO===
Sasuke, aku takkan lupa atas sebilah senyummu itu. Yang menurutku sangat berarti. Meskipun senyumku adalah kosong di matamu.
Karena... Akulah yang paling mencintaimu.
Karena... Kau lah yang paling semu diantara bintang-bintang.
Dan, aku percaya dengan kebahagiaanmu.
Diatas kebahagiaan pribadiku.
Bodoh. Mengharapkan cinta darimu.
Ya. Sesakit ini dan aku yakin kau tak pernah merasakannya.
Lagi -aku berusaha menyentuh hatimu. Setidaknya menyentuh bidangmu. Sudah cukup membuatku memanas.
Hanya dengan itu aku merasa bahwa perasaan ini pantas aku tertawakan –karena terlalu remeh.
===OO===
Akulah yang paling dekat dengan dirinya. Aku yang tahu segalanya akan dirinya.
Namun aku bukanlah orang yang paling dekat dengan hatinya.
Dan aku barusan berpikir bahwa akulah yang mampu menundukkan hatinya. Namun salah.
Seberapa keraspun usahaku untuk memilikimu adalah sia-sia. Maafkan aku Sakura.
===OO===
Kau lah orang yang paling mengerti diriku. Namun orang lain lah yang paling mengerti hatiku.
Tersenyumlah Sakura! Terimalah fakta. Bahwa ia berbalik memunggungimu. Menjauh.
Ternyata ia yang paling mengerti hatiku.
Namun…
Kau tak pernah peduli dengan hatiku. Bukan begitu Sasuke? Berarti selama ini akulah yang bodoh.
Atau… Akulah yang bodoh karena tak pernah merasakannya?
Jujurlah padaku dengan hentakanmu. Teriaklah, meledaklah, buat aku menyembah kepadamu.
===OO===
Kau tahu, betapa aku benci mencintaimu? Saat mata emerald itu menatapku. Itu biasan cinta untukku.
Aku benci mata emeraldmu saat menatap mata onyx ku. Karena itu membuatku berdebar, bodoh.
===OO===
Aku tak peduli akan tatapan menghina. Asalkan aku cukup bahagia dengan hujaman tersebut.
Ya. Kebahagiaan dibalik bayangan.
Aku bertanya, kapankah kau akan berpaling dan menatapku? Menatap diri yang butuh segala perhatian darimu. Aku tahu itu egois.
Berbaliklah, tatap aku. Katakan kau menyayangiku! Setidaknya dengan itu aku tahu... Bahwa ada seseorang yang memperdulikanku.
Sebenarnya untuk apa aku terus mengharap perhatian darinya?
Bukankah sebenarnya semua hidup dalam dunia monotone? Yang membedakan hanyalah cara mereka melarikan diri dari kebosanan.
Seharusnya aku tak pernah berharap. Iya kan? Seharusnya...
===OOO===
Kau terlalu banyak bersabar. Jangan sampai kesabaranmu itu menghancurkanmu.
Sasuke. Terimakasih sudah memberiku kesempatan untuk mencintaimu.
Sakura. Terimakasih karena sudah menyukaiku. Terimakasih.
Hanya sepenggal kata itulah yang membuat Sakura meneteskan tangisnya. Dan Sasuke yang tetap stoic.
===OO===
Sekarang aku telah kembali untukmu, Sakura.
Aku kembali -dan akan melindungimu. Aku rindu dengan senyummu yang menyebalkan itu.
Namun diam-diam senyum itulah yang paling menyakitiku ketika aku sedang sepi.
Mata emeraldmu yang selalu menatapku malu-malu dan teduh menyayat hatiku.
Karena aku rindu padamu, Sakura.
===OO===
Namun mata keduanya tidak pernah berbohong.
Bahwa mereka saling haus satu sama lain.
Selama inilah Sakura terus berusaha menjadi kuat.
Setidaknya, Sasuke akan melihatnya sebagai wanita.
Bertaruh, rasa cinta ini semakin tumbuh, semakin membunuh.
Membunuhku dengan rasa kebahagiaan yang ditimbulkan oleh cinta.
Karena kebahagiaan itu berubah. Menyandera hatiku.
Di dalam hidup setiap orang, ada tembok tinggi yang harus dipanjat.
Ulurlah hidup seperti kau mengulur benang kusut. Benahilah masa lalu, menikmati hari ini dan merancang masa depan.
Tataplah dirimu seperti menatap langit. Perbaiki apa yang salah, menikmati kelebihan dan kekurangannya, lalu beranjak menghargainya.
Cinta itu adalah semu, untuk apa repot-repot membiaskannya dalam jutaan kata-kata?
Karena hati kita sendirilah yang paling membutuhkan rasa itu.
Seberapapun indahnya cinta dilukiskan dengan warna, kalimat dan hati, cinta akan tetap semu.
Cintaku kepadamu adalah semu, Sasuke.
Cintaku kepadamu adalah semu, Sakura.
Seperti bintang. Cinta takkan pernah kau raih. Semu. Tipu daya. Keindahan sesaat.
Cinta lahir dari rasa mengagumi, sayang, dan hasrat ingin memiliki.
Meskipun. Kita tak bisa saling memiliki.
Biarkanlah rasa ini membuat air mataku mengering.
Hatiku telah mati. Tak ada lagi senyum tulus dari hati.
Namun…
Kurengkuh pelan angin dan membiarkannya mendesis di dadaku. Sampaikan salamku untuk Sakura.
Bahwa aku tak pernah lupa akan rona wajahnya. Aku akan selalu ingat tentang cintaku padanya di dalam jalan ini.
Jalan yang telah kupilih sendiri.
Tanpa guratan luka. Dengan perlahan kutanggalkan perasaan pribadi ini lewat hembusan angin. Biarkan aku menghilang.
===OO===
Tak bisakah kau merasakan getaran hatiku untukmu, Sasuke? Sedikit saja?
Maaf. Aku tak bisa, Sakura. Inilah diriku yang sekarang. Masa lalu kita hanya guyonan belaka.
Setidaknya tatap mataku! Lihat pancarannya dan kumohon -kembalilah!
Tidak. Dan takkan pernah lelaki itu kembali seperti dulu. Terhebat di antara sahabatnya. Tanpa cela. Kini tumbuh dengan dendam.
Dengan mudahnya senyum stoicnya hilang. Mata onyx nya yang berkilau tergantikan dengan dosa. Sasuke yang ia kenal telah tiada.
Pasrah -Sakura menerima semuanya. Takut, kecemasan, gemetar, semuanya.
Ia rela disakiti olehnya. Asal yang menyakitinya dalam bentuk mayat Sasuke.
Ya, Kami-sama. Sesakit inilah rasanya mencintai dirinya.
Kami-sama, bukalah hatinya. Biarkan aku menjangkau hatinya. Meski itu artinya mempertaruhkan nyawa. Biarlah aku merasakan pahitnya cinta.
Kau lupa, dengan wajahku yang merona setiap mengajakmu kencan semasa dulu? Lupa, denganku. Wahai Sasuke?
Meski aku tahu ini adalah salah. Dosa melekat kuat di jantungku -dan biarkan aku menikmatinya.
Perlahan kaca itu runtuh. Mengalir deras di pipinya. Sesakit inilah lembar percintaanku.
Rasa sakit itu tetap ada. Berkali-kali menyakiti mental. Dan lubang di fisik luar.
Sasuke. Aku tak rela kau pergi! Ingin rasanya menangis di bidangmu. Namun itu tak mungkin.
Karena, bahkan kau tak menganggapku wanita di matamu.
Bagimu, aku hanyalah simfoni masa kecilmu. Yang ingin kau buang jauh-jauh.
===OO===
Dan itu adalah salah. Karena aku mencintaimu. Gadis berambut permen karet.
Sasuke... Dengarkanlah. Tutup matamu dan sentuhlah hatiku dengan senyummu.
Sakura... Rasakanlah. Tutuplah matamu dan dengarlah kata hati ku.
Bahwa kita adalah satu.
Ya... Aku berhasil mendengarnya. Mendengar gemuruh hatimu, Sakura.
Ya... Aku bisa merasakannya, Sasuke. Di balik hembusan nafasmu.
Raven dan merah muda. Onyx dan emerald. Sasuke dan Sakura.
Cinta, jadilah satu. Buatlah agar kami menjadi satu darah daging di hadapan Tuhan.
Disinilah aku merenung. Mencoba memahami hatiku sendiri. Menghadapi cinta si pendusta.
Dan terimakasih Kami-sama. Kami berhasil berbagi tawa dan sedih. Dalam imajinasi masing-masing.
FIN
