MAIN GENRE :

Fantasy, Familylife, Adventure, Romance

MAIN CHARACTER :

-Oh Sehun as Oh Sehun (Sehun Roxie)

-Lu Han as Luhan Roxie (Oh Luhan)

OTHER CHARACTER :

-Park Chanyeol as Oh Chanyeol (Chanyeol Roxie)

-Byun Baekhyun as Oh Baekhyun

MAIN PAIR :

HUNHAN (Twincest)

OTHER PAIR :

-CHANBAEK (Daddy and Mommy)

Etc.

NOTE :

Ini murni karyaku sendiri dengan tokoh punya Tuhan dan keluarganya. Aku me-remake ceritaku sendiri yang menjamur di hardisk laptop.

WARNING :

YAOI, INCEST, MPREG, HAREM (for Luhan), TYPO BERCUCURAN

SUMMARY :

Takdir menolak kebahagiaan keluarga kecil ini. Bahkan perpisahan yang tak diinginkan harus terjadi. Ayah ibu terpisah tanpa tahu keduanya hidup atau tidak. Si Kakak dikurung dan hanya dijadikan pemuas nafsu raja. Lalu si Adik? Berusaha melawan takdir yang semena-mena pada dirinya dan kakaknya. Termasuk menghancurkan segalanya.

.

.

.

.

.

THE GIFT OF A CURSE

(Anugerah sebuah Kutukan)

.

.

.

.

.

Prolog : Keluargaku

.

.

.

.

.

Meski terlahir dari silsilah keluarga berkedudukan tinggi, nasib dan takdir pria itu tetap saja hanya satu hal : direndahkan!

Bukan ini yang Chanyeol inginkan. Pria bermata bulat, tubuh tinggi tegap, berparas tampan, kini begitu kuyu bersama amarah menggebu yang ditahannya. Di balik meja, duduk di kursi kayu, pria itu menyaksikan ketidakadilan terpampang angkuh di depannya!

Oh Sang Penguasa, lagi-lagi Chanyeol harus direndahkan karena sebuah kedudukan. Jika itu melibatkan dirinya sendiri, Chanyeol tidak mempermasalahkannya. Namun jika melibatkan keluarga kecilnya, itu lain cerita.

"Terdakwa Chanyeol Roxie sebagai Pangeran Ketiga Kerajaan Roxie, Putra kedua dari Raja Yunho Roxie dan Selir Oh Yoona, akan menjalani hukuman pemenggalan kepala sebagai konsekuensi hukuman berlapis. Pertama, bertindak memperkosa Ratu Jessica Roxie, yang merupakan Permaisuri Raja Kris Roxie. Kedua, kabur saat hendak ditangkap. Ketiga, mengambil bayi yang sudah dinobatkan sebagai Perhiasan Kerajaan Roxie."

Kepalan tangan dari seorang ayah membanting meja penuh murka. Bagaimana bisa dia menelan ketidakadilan yang dialami anak-anaknya? Chanyeol sama sekali tidak takut kehilangan apapun dalam dirinya. Yang dia takutkan justru suramnya masa depan anak-anaknya.

Apakah melindungi anaknya termasuk dosa besar?

"Sial! Bagaimana bisa aku tidak membawa bayiku kabur?! Dia anakku! Anak KAMI?! Siapa orang tua yang menginginkan anaknya menjadi Perhiasan Kerajaan hah?!"

Para pejabat dan menteri terdiam di kursi mereka. Menonton punggung lebar Chanyeol yang berdiri di tengah Ruang Pengadilan. Mereka tahu bagaimana obsesi raja mereka saat ini, Kris Roxie, atas penderitaan Chanyeol. Dari kecil, Raja Kris tidak terlalu menyukai Chanyeol. Alasannya sederhana, Chanyeol memiliki ramalan paling terang diantara Pangeran Roxie lainnya.

Jelas terlihat bagaimana Oh Chanyeol begitu marah karena tindakan manipulatif dari pihak Kerajaan Roxie. Siapa orang tua yang menginginkan masa depan anaknya bak boneka di kotak kaca? Anak sulungnya begitu cantik rupawan, persis istrinya. Meski laki-laki, tapi Chanyeol bangga memiliki anaknya itu. Berharap suatu saat nanti, sebagai ayah, dia bisa mengantarkan cita-cita besar si kembarnya di setiap tumbuh kembang mereka.

Tapi harapan indah itu pupus!

Chanyeol tak tahu harus bagaimana lagi sekarang...

Pria itu tak bisa lagi menahan sesak ketika hukuman dijatuhkan hanya karena, 'orang tua menculik anaknya sendiri'. Sungguh, tatanan Kerajaan sekarang gila semua!

Demi Sang Penguasa! Bagaimana Chanyeol tidak menculik bayinya dengan Baekhyun kalau baru lahir beberapa jam, bayi itu sudah dinobatkan sebagai Perhiasan Istana Roxie?

Sementara mayat sang istri, Oh Baekhyun, entah ada di mana. Chanyeol nyaris gila memikirkan bagaimana Kris dan bawahannya mengubur mayat Baekhyun. Chanyeol mengutuk kerajaan ini. Kerajaan di mana ia dibesarkan dan dilahirkan.

Kerajaan di mana ia bertemu Makhluk Vandesca mungil nan imut bernama Baekhyun.

Baekhyun...

Istri sekaligus keponakannya sendiri.

Taeyeon Ries ingin menangis rasanya. Dia hanya bisa duduk di salah satu kursi tamu, sambil memasang tudung jubah di kepalanya, untuk menutupi rambut keperakan miliknya. Keberadaannya akan menjadi ramai karena Peri Angsa jarang berkeliaran di luar Hutan Kengerian. Rambut peraknya ini benar-benar merepotkan.

Chanyeol diseret, rantai pada kedua tangannya ditarik kasar. Tubuh besar yang terlihat lemas itu menahan sakit dan berharap untuk terus terjaga. Kali ini Chanyeol diam. Dia menatap sendu saat tatapannya bertemu dengan Taeyeon. Wanita cantik itu benar-benar menangis lirih.

Melihat perlakuan yang Chanyeol dapat, membuat Taeyeon nyaris berdiri untuk protes. Namun dia ingat bahwa sebagian besar manusia tidak menerima keberadaan seorang 'peri'. Jadi dia mengurungkan niatnya.

Para pejabat dan beberapa penduduk kota Roxiena, menjadi saksi dari keputusan Sang Hakim atas kesalahan Chanyeol. Mereka hanya sibuk berbisik, menghina, menganggap Chanyeol adalah pangeran rendahan dan tak pantas menyentuh raja mereka.

Sementara beberapa penduduk mengintip dari balik kaca jendela ruangan. Mereka mengutuk keputusan Sang Hakim. Mereka tahu bahwa Pangeran Ketiga Roxie, Chanyeol Roxie, dibuang hanya karena masalah sepele dan manipulatif dari raja mereka saat ini. Mereka tidak rela pangeran mereka, Chanyeol Roxie, dihukum atas kesalahan 'hasil skenario' tersebut!!

Merekalah yang akan ditakdirkan menjadi pengikut keturunan Chanyeol, untuk memberontak Raja Kris.

Taeyeon melihat masa depan itu, dan tersenyum.

Takdir masih memihak pada kedua anak, dari kedua insan yang masa hidupnya akan berakhir.

Apa benar berakhir?

Taeyeon masih ragu apakah Oh Baekhyun, makhluk terindah di Hutan kengerian, meninggal dunia karena Kris bunuh.

Keesokan harinya, lima jam sebelum hukuman mati dilaksanakan di colloseum. Peri Angsa yang tak lain adalah Taeyeon Ries, datang mengunjungi penjara bawah tanah di area istana kerajaan.

"Taeyeon?"

Taeyeon kembali tidak tega melihat kondisi Chanyeol. Dia datang tak sendiri. Di gendongannya terdapat seorang bayi. Bayi tampan mempesona.

"Oh Sehun. Itu namanya."

"Anakku..."

"Dan kakaknya... Oh Luhan."

Senyum Chanyeol tak henti-hentinya tercurahkan untuk si bungsunya. Namun mengingat si sulungnya sendirian di tempat asing, membuatnya mengeratkan genggaman pada jeruji besi.

"Di mana Luhanku, Tae? Aku benar-benar ingin melihatnya sekali lagi..."

Taeyeon memejamkan matanya. Mengigit bibir menahan tangis. Suara serak Chanyeol membuktikan bahwa pria itu terjaga semalam suntuk untuk menerima hukumannya.

"Masih berada di pihak istana. Mereka akan segera meresmikan Oh Luhan sebagai perhiasan mereka."

"Lu..anakku...kasihan dirimu nak..."

Pria itu masih tampan meski tubuhnya terdapat luka cambukan, luka sayatan masih basah, lebam karena pukulan, luka bakar, dan baju tipis warna putih yang compang-camping hingga nyaris kecoklatan. Bola mata hitam setajam elang itu masih saja menjadi daya tariknya. Berkilauan oleh air mata. Menangis atas malangnya nasib keluarga kecilnya.

"Boleh aku tahu ramalanmu untuk kedua anakku?"

Taeyeon mengangguk lirih. Kemudian mencium pipi Sehun kecil.

"Mata Sehun dan Luhan mengalami kebutaan karena mereka dipisahkan begitu jauh. Mereka akan mendapatkan kembali penglihatan mereka setelah keduanya bertemu. Itu pun, jika Sang Penguasa menerima perjuangan mereka untuk bersama."

"Anakku..."

Chanyeol terus meracau sambil menangis, dia tak bisa memeluk anaknya karena tubuhnya yang kotor dan penuh luka. Belum lagi jeruji besi Chanyeol rangkul demi dekat dengan anaknya. Sehun kecil tak menangis, mata safir magisnya balik menatap mata hitam pekat sang ayah. Anaknya benar-benar duplikatnya versi bayi. Begitu tampan dan tegar. "Anakku... Berbahagialah nak... Jangan sampai berakhir menyedihkan seperti kami," doa Chanyeol.

Taeyeon memandang penuh tekad ke arah Chanyeol, "dia pasti bisa memberikan keadilan bagi kalian berdua."

Tubuh Chanyeol seakan membeku. Mata bulatnya membelalak dan semakin merah.

"Apa maksudmu, Tae?"

"Chan. Ketahuilah bahwa keduanya akan membawa kehancuran bagi Raja Kris!"

Chanyeol menunduk dalam. Terus menjulurkan tangan di sela-sela jerusi sambil mengelus rambut halus anaknya, "Sehun... Ayah tak ingin kau hidup dipenuhi dendam dan kebencian, sayang..."

"Takdirnya menjadi sumber malapetaka tak bisa diubah, Chan."

"TAE!" Geram Chanyeol. "Anakku adalah berkah tersendiri untukku dan Baekhyun. Tolong jangan mengatakan dia adalah SUMBER MALAPETAKA!" bentaknya.

Taeyeon memejamkan matanya, tak berani menatap balik tatapan tajam itu.

"Anakku harus bahagia. HARUS!"

"Walaupun kebahagiaannya adalah membuat Kerajaan Roxie dipenuhi kehancuran?"

Kali ini Chanyeol menyeringai.

Membuat Taeyeon tak berkutik bahkan hanya untuk mengalihkan pandangannya dari mata tajam itu. Apalagi setelah mendengar jawaban Chanyeol yang syarat akan ancaman...

"Ya."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kelahiran sebuah malapetaka.

Terbagi atas dua jantung berbeda rupa dan pesona.

Tatapan mata terajut oleh alam.

Mengikis rindu yang membuncah.

Penyatuan kisah terlarang dikutuk Sang Penguasa.

Gejolak dan gairah segera ditemui sepanjang perjalanan.

Rasa sakit dan sesak dikulum dalam satu ciuman yang menghinakan.

Desahan dan geraman tak ubahnya kutukan yang dianugerahkan.

Biarkan keduanya menyatu hanya untuk menghancurkan sebuah kerajaan.

Biarkan mereka menyatu bersama murka keegoisan.

Karena itulah takdir untuk mereka.

Itulah bentuk keadilan dari mereka,

Yang akan dipersembahkan penuh kesalahan,

UNTUK KEDUA ORANG TUA MEREKA.

~•••~

.

.

.

AUTHOR NOTE :

CHANBAEK BAKALAN JADI MAIN PAIR DI 2 CHAP AWAL!

Jadi mohon bersabar untuk nunggu momen HUNHAN di FF ini. #SUNGKEMKEHHS

Selamat datang di my NEW PROJECT!

Semua karyaku sebenarnya gak fresh ya! Udah menjamur malah di kulkas bernama laptop!!

Jadi, untuk mengolahnya kembali agar jamur-jamurnya ilang, ya kuolah lagi jadi lebih nikmat dengan EXO SEBAGAI MSG! #APASIH?!

Oke, semoga suka ya...

Review demi penyemangat!!

Salam hangat, si newbie, :3

Surabaya, 09 Januari 2019