BoBoiBoy dan seluruh karakter yang terlibat di dalamnya itu milik Animonsta Studios! Saya hanya meminjam mereka dalam pembuatan fanfiksi ini.
Warning: Semi-Canon, BL, OOCness, possible typo(s), DLDR.
Prompt 1: Don't Think. Feel!
.
.
||.||.||.||
.
.
Hanya Fang saja yang mengetahui apa yang ia mau. Hanya Fang saja yang mengetahui kapan waktu yang tepat untuk ia berucap. Hanya Fang saja yang tahu semua tujuan yang akan ia gapai, dan salah satu tujuannya adalah untuk mengalahkan rivalnya dalam masalah kepopuleran. Ia selalu saja memikirkan bagaimana cara untuk merebut kepopuleran itu dari rivalnya itu–Boboiboy.
Jika dilihat dari penampilan, Fang lumayan keren dengan penampilannya. Rambut biru keunguan yang mencuat, tatapan bagai elang dari mata hitam dibalik lensa cekung yang diberi frame dan tangkai sebagai penyangga, helaian benang yang menutupi tubuhnya yang ditata dengan rapi, lengkungan seringai yang sering menghiasi wajahnya. Oh siapa yang tidak terpesona akan penampilannya itu.
Jika dilihat dari kepintaran, dalam hal ini Fang cukup unggul ketimbang Boboiboy. Ingat ketika Papa Zola mengadakan ujian Matematika dadakan itu? Fang mendapat nilai tiga puluh sembilan persen dalam ujian itu, di mana sepuluh persen lebih tinggi daripada hasil nilai ujian Boboiboy.
Jika dilihat dari kekuatan, tentu saja Fang yang lebih unggul dalam hal itu. Secara Fang memiliki Naga Bayangan sementara Boboiboy memiliki Naga Golem Tanah, di mana secara kekuatan masih lebih unggul Naga Bayangannya–pikirnya.
Setelah dipikir-pikir, Fang telah lebih unggul tiga poin daripada Boboiboy. Lengkungan seringai kemenangan terkembang jelas di wajahnya. Dengan begitu ia akan lebih mudah untuk merebut kepopuleran dari Boboiboy.
Tunggu, sepertinya Fang telah melupakan satu poin terpenting yang telah didapatkan oleh rivalnya itu.
"Fang! Sejak tadi kau diam terus? Mana tersenyum sendiri pula…" Lantunan kalimat dilontarkan dari bibir tipis Boboiboy, berhasil memecahkan lamunan dari pemilik nama yang dipanggilnya.
"Aku tersenyum sendiri bukan karena aku sudah gila." Fang mengalihkan pandangannya menuju lawan bicaranya. "Tapi karena aku sedang berpikir bagaimana cara aku lebih populer darimu…"
Dan jawaban yang didapatkan Fang adalah tawa lepas dari Boboiboy yang meledak begitu saja, dan hal itu berhasil membuat urat perempatan merah kecil bertengger manis di kepalanya. "Apa yang lucu, hah?!"
Perlahan Boboiboy menghentikan tawanya. "Tidak ada. Aku hanya tertawa karena kau masih saja memikirkan masalah sepele itu." Senyuman mulai terkembang di wajahnya. "Daripada kau terus pikirkan, lebih baik dirasakan saja!"
Pernyataan Boboiboy berhasil membuat Fang menaikkan sebelah alis matanya. "Maksudmu?"
Boboiboy tidak langsung menjawab. Perlahan ia mulai mendekati Fang dan dengan jari telunjuknya ia menyentuh tubuh Fang tepat di dada kirinya, dan hal itu berhasil membuat yang disentuh tersentak.
Fang sedikit menyirit, ia merasa dalam kepalanya ada sengatan listrik dari dalam. Kabel-kabel dalam otaknya mulai tersambung, membuat suatu gambaran dalam benaknya. Setelah mengetahui gambaran apa yang dipikirkannya, ia kembali tersentak sembari ditemani guratan merah di wajahnya.
Senyuman yang di wajah Boboiboy kini berganti menjadi seringai setelah mata cokelatnya menangkap wajah Fang yang mulai memerah, sementara Fang sibuk berperang dengan benaknya.
Semenjak tadi Fang terus saja memikirkan poin terpenting yang didapatkan oleh Boboiboy, namun akibat apa yang dilakukan oleh rivalnya itu akhirnya ia mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu.
Memang Fang lebih unggul tiga poin daripada Boboiboy, tapi rivalnya itu berhasil merebut satu poin terpenting darinya. Dan poin itu diyakini olehnya adalah perasaan yang terpendam.
.
*.*.*
.
Author's Note:
Pertama kali saya buat drabble-shot, targetnya sih bisa sampai seratus prompt, tapi kalau bisa lebih sih… Dan oh, ada yang mau menyumbangkan prompt pada saya? Barangkali bisa saya pakai karena saya tidak punya banyak prompt, tapi tenang saja, nanti saya cantumkan penname kalian kok^^
