Disclaimer:
Touken Ranbu © 2015-2017 DMMゲームズ/Nitroplus
Honebami tidak sengaja berpapasan dengan Mikazuki ketika ia dan saudaranya sedang dalam perjalanan menuju ladang sayuran. Kebetulan saja saat itu adalah giliran keduanya piket mengurus kebun citadel.
"Ah, selamat pagi, Mikazuki-san! Anda sedang berjalan-jalan?" sapa Namazuo riang seraya berlari kecil menghampiri Mikazuki.
"Selamat pagi, Namazuo-kun. Seperti yang kau lihat, aku sedang berjalan-jalan menikmati udara segar pagi ini." Jawab Mikazuki sambil tersenyum.
Namazuo kembali membuka mulutnya. "Hari ini aku dan Honebami mendapat giliran mengurus kebun! Apa anda mau ikut dengan kami?"
"Humm, boleh juga." Ujar Mikazuki menerima ajakan tersebut, "Kebetulan aku juga ingin melihat bagaimana kondisi kebun kita saat ini."
"Kalau begitu, ayo!" seru Namazuo penuh semangat, "Bagi yang sampai paling akhir, maka dia yang harus menimba air~!"
Usai berseru demikian, wakizashi berpatil itu pun melesat dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Honebami dan Mikazuki jauh di belakang.
"Hei, tung-" terlambat, lele hiperaktif tersebut sudah lenyap dari jarak pandangnya. Honebami menghela napasnya pendek sebelum memutuskan untuk kembali melangkahkan kakinya.
"Hahaha, Namazuo-kun terlihat penuh semangat seperti biasanya, ya..." Mikazuki tertawa ringan melihat tingkah polah saudara Honebami tersebut.
Mendengar hal tersebut, langkah kaki Honebami tiba-tiba saja terhenti.
"...Mikazuki."
"Hmm?"
Terdapat jeda selama beberapa saat, "-Maaf."
"Ng?" Mikazuki memiringkan kepalanya, "Kenapa tiba-tiba meminta maaf?"
"Tidak apa-apa, hanya saja aku merasa kalau aku harus minta maaf." Balas Honebami lugas.
Mikazuki tidak langsung menanggapi balasan Honebami.
"Apa kau merasa bersalah padaku tentang ingatanmu?"
"..."
"Benar, ya?"
Honebami tidak perlu bergumam atau mengangguk untuk membenarkan jawaban tersebut.
Mikazuki merasa jika ia harus menceritakan sesuatu pada Honebami. Sambil berjalan secara beriringan, ia mulai mengungkapkan isi hatinya pada kawan lamanya tersebut.
"...Tak terasa sudah 2 tahun sejak aku datang ke sini dan bertemu kembali denganmu," tutur Mikazuki memulai ceritanya. "Waktu itu aku benar-benar terkejut sekaligus merasa senang saat melihatmu lagi, namun begitu mendengar jika kau tidak ingat padaku... jujur, aku merasa sangat sedih. Akan tetapi..."
Mikazuki memungut kelopak bunga sakura yang mendarat di pucuk kepala Honebami.
"Akan tetapi, dalam waktu dua tahun ini, aku bisa membuat kenangan yang baru denganmu. Dan hal itu sudah lebih dari cukup bagiku." Sambung Mikazuki menutup ceritanya.
Angin musim semi bertiup dengan lembut, menerbangkan kelopak-kelopak sakura ke udara yang sejuk.
"Jadi begitu..." gumam Honebami sambil tersenyum. "Kalau begitu mulai dari sekarang dan seterusnya, aku mohon kerja samanya, Mikazuki." Imbuh sang wakizashi seraya membenarkan posisi cangkul di pundaknya.
Mikazuki terhenyak di tempatnya selama beberapa saat.
'Ah... akhirnya dia bisa tersenyum seperti itu...' benak sang tachi dalam hati.
"Ngomong-ngomong, Honebami."
"Hm?"
"Cangkul itu terlihat sangat cocok denganmu." Komentar Mikazuki setengah bercanda.
Honebami tersenyum simpul. "Ya, aku tahu."
—FIN—
