AWAL YANG BARU

Pagi yang cerah melingkupi Kota Seoul yang padat dihinggapi banyak orang. Slaah satu-nya adalah pria yang dikenal memiliki senyum sejuta watt, panggil saja DK alias Dokyeom alias Seokmin. Panggil apa saja bebas, yang penting tidak melenceng dari ketiga opsi tersebut. Seokmin asyik memainkan game terbaru-nya yang dia download semalam. Game ini seperti game kebanyakan yang memuat tema masakan. Seokmin sangat suka memasak, kadang saat pelayan di rumah-nya sibuk, ia bergegas menuju dapur dan memasak makanan yang ia pelajari di game yang ia mainkan. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk para pelayan di rumahnya.

Berterima kasihlah kepada Mr. Lee dan karena mereka tidak menyewa pembantu dalam jumlah banyak, sehingga tidak merepotkan Seokmin yang sedang melakukan kegiatan favorit-nya itu. Seokmin fokus kepada tablet tipisnya, dimana dia harus menghafal jenis bahan dan jumlahnya untuk dimasukkan ke dalam adonan.

CKIT...!

Seokmin dengan tidak elitnya mencium kursi pengemudi dan jangan lupakan nasib malang tablet kesayangannya yang terlempar kesamping tempat duduknya. Dengan kesal, ia mengambil tablet kesayangannya itu dan menyambar posisi Park ahjussi di depannya, "Park ahjussi, kena- " belum berhenti seokmin bertanya, park ahjussi langsung keluar.

Seokmin yang dipengaruhi rasa penasaran langsung keluar juga. Dilihatnya seorang wanita blonde berambut panjang tertidur. Isi tas itu berhamburan kemana-mana, skateboard yang digunakannya retak tapi tidak sampai patah. Ia pun melihat nametag si wanita. "chwe hansol?" gumamnya kecil. Ia merasa pernah mengenal nama itu, tapi ia lupa dimana dan kapan.

"pak, naikkan dia di mobilku. Dia satu sekolah denganku dilihat dari seragam yang ia kenakan." Seokmin pun masuk ke dalam mobil bersamaan dengan terangkatnya hansol dan dimasukkan ke dalam mobil. Park ahjussi melanjutkan perjalanannya, untung jalanan yang dilaluinya tadi masih sepi, meski ada orang yang melintas, tapi tidak cukup banyak.

Setelah menempuh beberapa menit, akhirnya mobil tersebut sampai di halaman sekolah yang bisa dibilang sangat luat. "Park ahjussi, biar aku saja yang mengangkat wanita ini, ahjussi langsung pulang saja, dan bilang kepada eomma aku akan pulang terlamabat.. ada extra kulikuler" , Park Ahjussi pun mengangguk tanda mengerti. Dengan cepat, seokmin mengambil tas hansol yang tidak terlalu berat. Ia keluar terlebih dahulu sebelum dirinya menggendong hansol ala bridal style.

Seokmin merasa beruntung karena keadaan sekolah masih sepi. Untung jarak ruang kesehatan dan pintu masuk tidak jauh, sama-sama di lantai 1, dan itu memudahkan seokmin. Diletakkannya hansol di ranjang. Ia mengamati luka di kaki hansol yang tidak parah, hanya lecet. Ia mengambil air hangat di kran air ruang kesehatan, mengelap luka itu bersih dan membubuhkan betadine diatas kapas yang dia ambil sekalian pada saat mengambil air hangat. Sentuhan terakhir, plester transparan. Voilaaa, seokmin sepertinya harus mendaftarkan dirinya sebagai anggota PMR. Tidak lupa ia meletakkan tas hansol di tempat duduk dan menyelimuti hansol dengan selimut yang diletakkan di bawah kaki hansol.

Setelah selesai dengan kegiatan PMR-nya, seokmin pun keluar, tetapi, sebelum benar-benar keluar, seokmin memperhatikan hansol lagi untuk beberapa detik dan ia pun dengan ditutupnya pintu ruang kesehatan, mata hansol pun terbuka. "Sun-ah"