Note : Character OOC—maybe. Jalan cerita merupakan Omake dari fanfic Scraft.Disclaimer : character milik Shizen No Teki-P
.
.
.
.
Wedding Dream
.
.
.
Seorang wanita berusia 24 tahun itu nampak disenangi oleh anak didiknya, ia saat ini bekerja sebagai guru TK, ia juga mengajar disalah satu kelas yaitu kelas Red.
Raut wajah manis anak-anak dikelas itu membuat nya bahagia.
Suatu saat nanti, aku harap aku punya anak yang manis seperti mereka.
"Ayano-cencei!"seorang gadis kecil berambut hijau itu mendatangi senseinya—Ayano Tateyama—sambil menarik seorang bocah lelaki berambut cokelat tua.
"ah,Tsubomi-chan. ada apa?"tanyanya sambil mengelus rambut gadis kecil itu, Tsubomi.
"ah,ini. Kousuke tadi diganggu sama Shuuya"lapor Tsubomi sambil menunjuk seorang anak lelaki yang memegang spidol hitam.
"hueeeehhhh"bocah berambut cokelat tua itu—Kousuke—menangis, Ayano sendiri terheran kenapa wajah murid nya itu ada lingkaran hitam di wajahnya lebih tepatnya di bagian mata, dan beberapa coretan kumis kucing dipipinya.
"Shuuya", Ayano tahu apa yang terjadi sekarang. Ia memanggil murid nya yang berambut pirang itu.
Shuuya mendekat dengan takut-takut.
"kenapa bisa Kousuke menangis?"Tanya Ayano sambil menepuk pelan kepala Shuuya.
"u-um, habisnya… Shuuya mau main superhero tapi tidak ada penjahatnya"jelas Shuuya.
"te-terus, hiks…. Hiks…. Shuuya mau aku jadi penjahatnya. Pa-padahal, hiks…. Kemarin aku sudah jadi penjahat. A-aku mau jadi superhero juga seperti Shuuya"sambung Kousuke, masih dengan air mata yang mengalir dengan derasnya.
"ukh, Kousuke berhenti menangis"Shuuya mencoba meminta maaf.
"iyah,cencei. Shuuya terus jadi superhero nya,huft"Tsubomi mengembungkan pipinya.
"heeeh"Shuuya dipojokkan.
"oh,begitu. Shuuya, boleh sensei minta spidolnya?"pinta Ayano ramah, Shuuya segera memberikan spidol itu padanya.
Srek'
"ce-cencei?!"ketiga bocah itu kaget dengan hal yang dibuat oleh senseinya.
Ayano, dia mencoret juga wajahnya dengan spidol itu. Kemudian ia sedikit menyingkap scraft merahnya.
"nah,sekarang kau juga jadi anggota rakuraku ranger,kan?"Ayano mengajak muridnya Kousuke, senyuman mengembang diwajahnya, dengan senang hati ia menjadi anggota rakuraku ranger yang dibuat Ayano.
"Tsubomi juga mau!"gadis itu juga mencoretkan spidol itu ke wajahnya, mengikuti pola seperti Ayano.
"ah,sekarang Tsubomi-chan jadi teman kami"
"benar,kita berteman sekarang"Tsubomi bersemangat.
"eehhh? Kita semua jadi superhero? Terus yang jadi penjahatnya siapa?"Shuuya kebingungan.
"Shuuya juga mau jadi anggota rakuraku ranger,kan? Nih"Tsubomi dengan manisnya memberikan spidol itu ke Shuuya, mata bocah berambut pirang itu berbinar.
"Shu-shuuya juga boleh ikut?"
"tentu"jawab Ayano ramah, Shuuya dengan cekatan mengikuti pola yang ia gambar pada Kousuke.
"yey, sekarang kita semua jadi anggota rakuraku ranger!"Kousuke melompat bahagia.
Samar-samar dari luar terdengar suara klakson mobil. "tunggu yah, Sensei akan mencari penjahatnya dulu". Semua mengangguk, dan Ayano segera beralih keluar sekolah itu.
…
"cencei,penjahatnya menakutkan?"Tanya Kousuke ketakutan.
"tidak,kok."jelas Ayano.
"kalau kita semua bersama-sama pasti kita akan menang, iya kan Tsubomi?"Tanya Shuuya menyakinkan.
"um,tentu!"jawab Tsubomi.
Melihat ketiga muridnya begitu antusias, Ayano benar-benar berbahagia.
"haha, jadi kalian disini rakuraku ranger!". Seorang pria bertopeng dengan jas yang ia kenakan muncul didepan pintu.
"ah,itu penjahatnya! Ayo kita hadapi"Ayano dengan senyum lebar, mulai bermain dengan anak didiknya bersama dengan pria bertopeng itu.
.
.
.
"ini minumannya"
"ah,terima kasih"
"aku tidak menyangka Shintaro datang disaat yang tepat".
Ayano, wanita itu langsung menyandarkan kepalanya dipundak Shintaro yang sedang meminum sekaleng coca-cola.
"Ayano,kau kelelahan? Sudah kukatakan, meskipun kau sangat menyukai anak-anak. Jangan sampai bermain terlalu bersemangat, bisa-bisa kau sangat kelelahan seperti sekarang", tegur Shintaro pada tunangannya itu.
"hehe,habisnya ada Shintaro juga. Jadi terlihat seperti bermain dengan anak sendiri"ucap Ayano kelepasan.
Dia langsung menutup mulutnya dan wajahnya memerah.
"heeh"Shintaro tersenyum menggoda dengan tunangan nya itu.
"a-apa?"Ayano mengerucutkan bibirnya, membuat Shintaro tak bisa menahan tawa.
"haha,tidak kok."Shintaro mengacak lembut rambut Ayano,membuat gadis itu memerah karenanya.
"ne,Shintaro. Apa sekarang kau lebih mencintaiku?"Ayano bertanya dengan wajah serius,ia ingin kembali memastikan cinta Shintaro.
"pe-pertanyaan bodoh!. Tentu saja,kan. Kalau aku sangat mencintaimu, lebih dari aku mencintai diriku sendiri dan computer ku"ucap Shintaro sambil memalingkan wajahnya.
"sudah 9 tahun lamanya aku hanya mencintaimu,tahu."sambung Shintaro dengan masih memalingkan wajahnya.
Ayano menahan tawanya, melihat tunangan nya bersifat malu-malu seperti itu.
"ne,Shintaro"panggil Ayano.
Shintaro menoleh.
Chu'
Wajah Shintaro merah padam, Ayano mencium nya. Yah,meski sudah terbiasa, namun ia sedikit kaget tadi.
"haah,merepotkan"ucap Shintaro, Ayano bingung.
Shintaro berdiri dari duduknya. Kemudian menarik tangan Ayano, agar gadis itu berdiri juga. Ayano pun mengikuti.
"kenapa Shintaro?"Ayano agak kecewa saat Shintaro mengatakan 'merepotkan'.
"hah, Ayano…."Shintaro mencium tangan kanan Ayano.
"kau mau menikah denganku?"lanjutnya.
"a-aku…."
"yah,aku tahu ini tidak romantic tapi—"
"eng, Aku-aku mau kok. Pahlawanku"senyuman Ayano mengembang lebar, sekaligus air mata kebahagian jatuh dari pelipisnya.
Shintaro tersenyum, kemudian mengecup singkat wanita nya itu.
Ia mengambil sebuah kotak merah, dan membukanya. Terlihat sebuah cincin yang sangat indah.
"terima kasih sudah mau menjadi calon pengantin wanita ku Ayano Tateyama"Shintaro segera mendekap tubuh Ayano.
"Shintaro…. Seharusnya aku yang berterima kasih karena kau mau menjadi pengantin pria-ku tanpa kupaksa seperti dulu,hehe"
Prok prok
Ah,orang-orang yang berada ditaman bertepuk tangan melihat lamaran Shintaro—yah meski terbilang tidak romantic.
Ayano dan Shintaro tersenyum dan berterima kasih pada para orang-orang ditaman.
.
.
Akhirnya, sebuah mimpi menjadi kenyataan. Gaun pengantin putih yang kuiidamkan sejak dulu, akhirnya bisa kukenakan. Dan melihat pengantin pria ku berdiri dengan gagahnya di altar.
"Ayano,ayo"Kenjirou Tateyama—Otousan—mempersilahkan diriku untuk menggandeng tangannya.
"otousan" aku menggandeng tangannya.
Ia menuntunku berjalan ke altar. Sehelai kain tipis yang menutupi wajahku masih kukenakan, sebuket mawar merah sudah kugenggam.
Otousan melepaskan rangkulanku. Shintaro dengan senyum tipis diwajahnya, mengulurkan tangannya padaku. Aku segera meraih tangannya yang besar itu, ia menggenggam tanganku erat seakan tak ingin melepaskanku barang sedetik pun.
"—apakah kau Shintaro Kisaragi mampu menerima Ayano Tateyama apa adanya sebagai pendampingmu dalam suka maupun duka?"
Shintaro mengangguk mantap dan menjawab, "Tentu"
"dan kau Ayano Tateyama, mampu menerima Shintaro Kisaragi apa adanya sebagai pendampingmu dalam suka maupun duka?"
Tanpa ditanya pun, aku akan sangat-sangat mampu menerimanya, karena aku telah memutuskan untuk memilihnya sebagai lelaki yang kucintai.
"Tentu"jawabku antusias.
"dengan ini, kunyatakan kalian berdua sebagai sepasang suami-istri"
Suara gaduh dari tepuk tangan para tamu menggema diseluruh gedung, air mata bahagia dari Otousan dan Okasan terlihat jelas, begitu pula aku.
Shintaro menaikkan kain tipis yang menutupi wajahku, dan menatap mataku dengan lekat. Ia menarik tanganku, lalu memasukkan sebuah cincin permata di jari manisku, dan sesudahnya, aku memasukkan juga dijarinya.
"Ayano Tateyama, sekarang kau telah menjadi istriku,yah? haha. Ah, aku salah. Bukannya sekarang sudah menjadi Ayano Kisaragi,hm?"
"Iyah,Shintaro…."
Lalu ia menarikku dalam ciuman yang singkat, namun begitu hangat dan menenangkan.
Ah,Tuhan. Terima kasih telah memberikan padaku seorang pria yang tulus mencintaiku. Aku sungguh mencintaimu, Shintaro.
-The End-
