Night Story
RATED : M
GENRE : DRAMA AND ROMANCE
SUMMARY : Bingung mau bikin summary kayak apa... Penasaran langsung baca aja... Full Lemon... Don't like, don't read...
REMEMBER VOCALOID IS NOT MY OWN
So, Enjoy reading !
" Hyaah...Le-len... Be-berhenti " Pinta seorang gadis dengan suaranya yang imut.
" Kau sangat imut nee-chan... Karna itu aku tidak bisa berhenti.. " balas sang adik, sambil mencium telinga sang kakak dengan lembut. " Aku sudah tidak bisa menghentikan diriku lagi nee-chan... " lanjut nya, dan langsung menyentuh kedua payudara sang kakak yang masih terbungkus handuk, dan mulai meremas nya perlahan.
"Ti-tidak... Em... Len.. ! He-hentikan..! " Perintah nya, namun tak di gubris.
30 menit yang lalu ( 18.20 )
" Tadaima... " Ujar Len, sembari melepas sepatu nya, dan merapikan nya di rak sepatu.
" Rin neechan.. " Panggilnya, namun tak ada jawaban. Len berjalan kearah ruang tamu, namun tak melihat neechan nya di sana.
" Neechan.." panggilnya lagi, sambil berajalan ke dapur. Neechan nya pun tak berada didapur. Akhirnya, Len memeriksa kamar sang kakak. Len membuka pintu kamar sang kakak dengan seenak jidat nya. Neechan nya pun tak berada di kamar. " Mungkin neechan belum pulang... " Pikirnya, dan menutup pintu kamar sang kakak. Dia berjalan ke kamarnya. Mengambil handuk, dan menuju kamar mandi.
Dibuka nya pintu kamar mandi yang tak terkunci. Dan terlihat lah neechan nya yang sedang bertelanjang bulat, dengan balutan sabun di seluruh tubuh. Rin melihat adik nya yang sedang mengamati tubuhnya dengan pandangan mesum, dan lalu berteriak keras.
" KYAAAA ! KELUAR ! DASAR MESUM ! " Teriak nya, sambil menutup pintu kamar mandi.
Len yang melihat pemandangan menakjubkan itu, hanya bisa bersemburat merah, dan sedikit darah yang mengucur turun dari hidung nya.
" Neechan sangat cantik... " Kata nya dalam hati, sambil membayangkan tubuh bugil sang kakak, dengan wajah memerah. Ketika sedang asyik melamun, Rin keluar berbalut kan handuk putih yang menutupi daerah dada hingga paha nya.
" BAKA ! " Bentak nya, sambil melempar botol shampo kearah Len, hingga tepat mengenai kepala nya.
" Ouuch... Sakit neechan... " Kata Len, sambil mengusap-ngusap bagian kepalanya yang terkena lemparan botol shampo.
" Itu salah mu ! Harus nya ketok dulu pintu nya ! Jangan seenak nya masuk ! " Bentak Rin lagi, dengan sedikit semburat merah di kedua pipinya.
" Gomen, gomen... Habis, neechan tidak ada di mana-mana sih... Jadi langsung saja kubuka.. " Balas Len, dengan mulut yang memanjang kedepan, dan mata yang terus melirik paha neechan nya.
" Rin neechan, ngomong-ngomong masih ada sisa sabun di paha neechan... " Kata Len, dengan wajah, dan pandangan mesum pada neechan nya.
Rin menunduk, dan tidak melihat sisa sabun di mana pun. " Ti-tidak ada kok ! " Balas Rin, dengan wajah polos nya. Len tersenyum mesum pada Rin, dan berkata " Khu..khu... Neechan hanya tidak melihat nya. " Setelah berkata begitu, Len lalu menyentuh kaki Rin.
" Kyaa ! Apa yang kau lakukan dasar mesum ! " Jerit Rin kaget, dan menebas tangan Len dari kaki kanan nya.
Len dengan cekatan dan pantang menyerah, kembali menyentuh kaki kanan Rin, dan kali ini bergerak naik hingga ke paha Rin yang masih terasa basah.
" hyaaa ! Jangan sentuh paha ku ! " Kata Rin, dan bergerak mundur hingga kembali masuk kekamar mandi. Len bergerak masuk, mengkuti Rin. Ketika kedua nya sudah didalam, Len menutup pintu dan mengunci nya.
Rin panik, dan merinding melihat tingkah laku adik nya. " a-ada apa dengan nya ? " Tanya Rin dalam hati.
Len, menatap neechan nya, dnegan pandangan srigala kelaparan. Tawa nya, membuat Rin merinding. " Le-len, a-ada apa dnegan mu ? Kau terlihat menakutkan... " Kata Rin ragu-ragu
" Khu..khu...khu... Neechan kelihatan menggiurkan... " Jawab nya, sambil memasang senyum srigala.
"A-apa maksud mu ? " Tanya Rin, sambil menutupi tubuhnya dengan kedua tangan nya.
Len berjalan mendekat, dan berkata " Paha putih neechan, dada neechan yang sudah mulai besar, dan yang paling menggiurkan, bibir kecil neechan !" Katanya, lalu dengan cepat, menerkam bibir kecil dan lembut itu.
"Hya... Um.. e... He-m..hentikan ! " pinta Rin sembari berontak. Len dengan cepat menahan kedu atangan Rin, dan mendorongnya, hingga menempel di dinding kamar mandi.
"Uh.. Um... em... Ber-mn..hen... mn...ti...mm... " Pinta Rin sekali lagi, berharap Len melepaskan nya. Tak diduga, Len melepaskan ciuman panas itu, dan melihat sang kakak yang kehabisan oksigen, dengan wajah sayu, dan bibir yang basah. "Hentikan Len... " Kata Rin, dengan wajah memohon nya.
Len, memperdekat jarak wajahnya, dengan Rin, lalu berkata " Neechan ingin aku berhenti ? " Tanya nya dengan kembali menunjukan senyum serigala nya. Rin mengangguk dengan cepat. " .. Berarti neechaan harus memuaskan ku dulu... " Ujarnya, dan langsung menyerang leher jenjang Rin.
" Kyaaa ! Ja-jangan disitu ! Em.. uh.. mn...mm...nm... " Pinta Rin namun tak digubris, Len malah asyik menjilat, menggigit dan mengisap leher putih nan jenjang itu, meninggalkan bekas-bekas merah.
Kedua tangan Rin masih berusaha memberontak, dan menjauhkan Len dari leher nya. Namun, apa daya, Len jauh lebih kuat.
Setelah puas memberikan tanda kepemilikan di leher Rin, Len kembali mencium bibir sang kakak, dengan lebih ganas dan bernafsu. Digigit dan dijilat nya bibi mungil dan lembut itu, membuat bengkak dan merah, juga basah. Len berhenti sebentar untuk melihat ekspresi neechan nya.
Nafas yang tak teratur, wajah yang memerah, dan mata yang sayu, membuat Len tak ingin berhenti melahap neechan nya. " Buka mulut mu Rin neechan... " Printah nya, dnegan suara yang tak sabaran
Rin dengan spontan menggelengkan kepalanya, dan menutup mulutnya rapat-rapat. Len sudah menduga akan seperti itu, dan karna itu, dia sudah mempersiapkan sebuah cara untuk membuat neechan nya membuka mulut. Dilepasnya genggaman tangan kanan Rin, dan lalu meremas bokong Rin, dan menempelkan miliknya yang sudah cukup tegang pada milik Rin. " Hyaa.. hmp... mm...nm...ng...hm... " Rin menjerit kaget dan langsung di serang Len.
Len memasukan lidah nya di dalam mulut Rin, dan mulai bermain-main dengan nikmatnya. Di mainkan nya lidah Rin, dan mulai memeriksa seluruh bagian mulut Rin.
Rin kehabisan pasokan oksigen, dan mulai mendorong tubuh Len dengan menggunakan tangan kanan nya yang bebas. Len malah lebih merapatkan tubuh nya, dengan tubuh Rin, hingga membuat dada Rin, menempel di dada bidang Len. Len merasakan kedua putting Rin yang sudah mulai mengeras. Dilepasnya ciuman panas itu, dan mulai menggerayangi dada Rin.
" Hyaah...Le-len... Be-berhenti " Pinta Rin dengan suaranya yang imut.
" Kau sangat imut nee-chan... Karna itu aku tidak bisa berhenti.. " balas sang adik, sambil mencium telinga sang kakak dengan lembut. " Aku sudah tidak bisa menghentikan diriku lagi nee-chan... " lanjutnya, dan langsung menyentuh kedua payudara sang kakak yang masih terbungkus handuk, dan mulai meremas nya perlahan.
"Ti-tidak... Em... Len.. ! He-hentikan..! " Perintah nya, namun tak di gubris.
Len mulai merasa terganggu dengan keberadaan handuk itu, lalu dengan kasarnya melepas dan melemparnya kesembarang tempat. Terihat tubuh putih Rin, bersih tanpa sehelai benang pun.
" Kyaaa ! Kembalikan handuk ku ! Len mesum ! " Jerit Rin, dengan semburat merah, dan nada tinggi.
" Neechan cantik sekali... khu..khu..khu.. " Ujar Len, sambi mengamati tubuh putih dan seksi Rin dengan pandangan mesum.
"Jangan melihat ku dengan pandangan mesum mu ! " Jerit Rin, dengan wajah nya yang memerah, sembari berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangan.
Padangan Len, terhalang oleh kedua tangan Rin, di tariknya kedua tangan Rin, dan merapatkannya di dinding kamar mandi dengan sedikit kasar. "Kyaa... ugh.. Sakit... Le-lepaskan aku, dasar Len mesum ! " Jerit Rin. Len tak memperdulikan kata-kata neechan nya, yang nyaring, dan mulai menggerayangi leher jenjang nan putih. " Ugh.. um... mnn... Ja- mn... em...nn... "
Len, memberikan beberapa kissmark di leher Rin. Len mulai bergerak turun, hingga menyentuh dada kenyal dan empuk Rin yang sudah mulai besar. Puting bewarna pink nya menegang keras. Len mengisap putng itu, seperti bayi, dan mulai memainkan dnegan lidahnya. Jeritan dan desahan pun tak terelakan dari Rin. Tubunya merasa aneh. Geli, namun nikmat. " Hyii, em... a-apa yang ka- mm...u ah... ti-tidak mn... ah.. boleh ! " Ucap Rin dengan terbata-bata dan perasaan aneh yang menggerayai tubuhnya.
Len berhenti memainkan puting nikmat itu, dan melepas kedua tangan Rin yang sedari tadi di genggam nya dengan erat. Terlihat bekas merah di lengan Rin. Rin terengah-engah, dan berusaha mengatur nafasnya. Tangan kanan Len, bergerak menyentuh paha putih Rin, dan tangan kirinya menyentuh bagian terintim Rin.
" Hyiiiaa..! Jangan sentuh bagian itu! Mesum ! " Teriak Rin, dengan tangan nya yang berusaha melepas tangan Len yang menyentuh bagian terintimnya. Len melepas kedua tangan nya yang telah menggerayangi tubuh Rin. Len lalu menggendong Rin ala Bridal stlye dan membawa Rin keluar dari kamar mandi.
" A-ap yang kau lakukan ! Turun kan aku ! Lepas kan ! mesum ! mesum ! mesum ! " Jerit Rin sambil meronta-ronta. Len melempar neechan nya di kasur, dan kembali menyentuh paha putih nan mulus, lalu bergerak naik hingga menyentuh bagian intim milik Rin sekali lagi.
" Kyaahn.. ! Jangan sentuh lagi... ! " Jerit Rin sekali lagi. Jari tengah Len berhasil menyentuh klitoris Rin dan itu membuat getaran aneh namun nikmat pada tubuh Rin. " Aahh... Hnnn... Ja-jangan sentuh itu ! Rasanya aneh..." Ujar Rin, dengan tubuh yang sedikit gemetar, dan nada suara yang parau.
" Ho'oh... Neechan sudah sebasah ini.." Kata Len, ketika jari-jari nya merasakan cairan pada vagina Rin. " Apa neechan merasa terangsang, saat ku sentuh klitoris neechan ? " Tanya Len dengan senyum liciknya.
" Ti-tidak... bu-bu... hnn... kaan, mmn... begi...nnh tu... ah.." Balas Rin dengan terbata-bata dan menahan desahan nya. Rin terus merapatkan kedua kakinya, dan itu membuat Len tak bisa bergerak bebas untuk lebih merangsang neechan nya. Kedua tangan neechan nya di ikat menyatu, agar tak mengganggu aktifitas Len. Di buka paksa kedua kaki neechan nya, dan terlihat dnegan jelas vagina Rin yang basah dan bewarna merah muda berkedut-kedut.
" Ukh ! Lepaskan ! Mesum ! Mhnn ! " Bentak Rin
" Lihat Rin neechan, cairan mu membasahi jari-jari ku... " Kata Len, dan menunjukan jari-jarinya yang basah dan lengket. " Ti-tidak... " gumam Rin sambil menggeleng-gelengkan kepala nya.
" Tapi tak apa neechan... Karna cairan mu terlihat lezat... " tambah Len, lalu menjilat jarinya yang berlumuran cairan putih. " Jangan Len ! " kata Rin, dengan muka merah merona. Len kembali tersenyum licik. Jari-jarinya mulai bermain lagi dengan vagina Rin. Di elus nya pelan, dan dirasakannya tonjolon kecil yaitu klitoris Rin yang sudah mengeras.
" Kyuuunh... Aaahn... mmnh... " Desah tertahan Rin.
Dijepitnya klitoris Rin dengan jari tengah dan telunjuknya, membuat Rin menjerit kaget. " Rin neechan, lebih mesum dari ku... Lihat, klitoris mu sudah sangat keras... Apa neechan merasa terangsang ? khu..khu...khu.. " Kata Len, dengan tetap memainkan klitoris itu.
" Kyaaahn... Mmh... uuhn... hmm... uumn... " Desah Rin, tanpa bisa membalas perkataan Len.
Seulas senyum licik terlihat menghiasi wajah Len. Di otak nya, tersimpan berbagai hal mesum yang hendak ia lakukan pada neechan nya. Tangannya yang bebas meremas kembali dada kenyal dan lembut milik Rin, sambil dimainkan puting yang sudah mengeras itu. Dirinya bergerak kebawah, hingga tiba di vagina Rin. Dilihatnya vagina basah dan terlihat menggiurkan itu, berkedut-kedut siap di lahap.
" Ja-jangan lihat ! " Kata Rin, sambil berusaha menutup kedu akakinya yang dibuka paksa oleh Len. Namun apa daya, kekuatan Rin kalah dari Len. Len mencium lembut klitoris Rin. Gataran seperti sengatan listrik pun dirasakan Rin. Len tak berhenti sampai situ saja, di jilat nya, dan di mainkan nya dengan sangat menikmati.
" Afuuu ! kuu ! Nn Ku ! Nn Nnf... Nnn Nha... Ti- tidak... ke-keluar ! Nnn... nnha... " Desah Rin
Len yang mengetahui itu, segera menjilat nya dengan lebih kasar dan cepat, membuat desahan Rin semakin terdengar jelas. " Aaah... Tidak be-berhenti ! Hhnn... mmnn... hmmmn... ke-keluar ! A-aku mau keluar ! Aaaaah ! Haaah ! " Jerit Rin, bersamaan dengan keluarnya cairan.
Tubuh Rin melemas. Nafanya tak karuan. Wajahnya merah merona. Suara nya yang terengah-engah sanat imut di telinga Len. Di jilat nya cairan itu. Desahan pun tak terelakan. Namun kata-kata penolakan tak terdengar lagi. Rin sudah lelah untuk menolak lagi, dan memilih untuk menerima semua nya. Len membuka celana nya yang sudah terasa sempit, karna miliknya yang sudah menegang. Di posisikan penis nya di vagina Rin. " Uuuh... be-benda apa ini ? mmm.. " Tanya Rin dengan polos. " Nikmati saja Rin neechan, dan kau akan tau benda apa yang akan memasuki mu.. " Balas Len, dan mulai menusuk penisnya masuk kedalam vagina Rin yang sempit dan basah. " Uuukh.. Arrgh... Be-benda apa itu Len ! Sa-sakit... aahrg.. " Kata Rin dengan rasa sakit yang pertama kali ia rasakan. " Ups, seperti nya milik mu kurang basah neechan.. Baiklah, aku akan membuat lebih basah lagi. " Balas Len, lalu menarik penisnya dari vagina Rin, dan mulai menusuk 2 jari nya masuk kedalam vagina Rin menggantikan penisnya.
" Hyaaaah ! Mmmh... Aaaah... Nnnnh... Ah.. ah " Desah Rin beserta jerit kaget nya.
Di maju mundurkan kedua jari nya di dalam Rin, membuat desahan kenimatan yang semakin keras. " Wah... wah.. Neechan menikmati kedua jari ku .. " Kata Len, dengan senyum licik nya, dan gerakan yang semakin cepat juga kasar. Jari-jari Len, terasa di pijat. " Aaaaah... ke-keluarr... " Jerit Rin pada klimaks kedua nya.
Jari-jari Len basah dan lengket. Di lihat nya, dan di jilat nya dengan rakus. Kembali di posisikan penis nya, dan dengan sekali kasar menusuk masuk ke dalam vagina Rin. Jerit sakit terdengar. " ke-keluarkan Len ! sakit ! Uuugh... "
" Neechan didalam sangat nikmat... Sempit dan basah... membuat penis ku tambah tegang dan keras.. " Balas Len, sambil meremas kembali dada Rin dnegan kasar. Di gerakan penis nya kasar dan intens. Rin terus mendesah eroris dan mulai menikmati setiap gerakan Len didalam nya. Ketika sudah puas dengan posisi nya, Len mengubah posisi. Di buat nya Rin bergaya seperti anjing, dan mulai ditusuk dengan sangat kasar. Desahan pun tak terelakan. Desahan-desahan itu membuat Len tambah bersemangat untuk menggenjot miliknya lebih kasar dan cepat.
Tak berapa lama, Rin meraskan akan keluar lagi. " Le-len, aku- hhnnn.. mau... ke-keluar lagi... aah... nmmmm. Hnn... " Ucap Rin dengan suara erotis nya
" Keluarkan lah neechan, " Jawab Len, dan malah menggenjot lebih, dan lebih kasar lagi dari sebelum nya. Penis nya merasakan kenikmatan seperti di surga. Pijatan yang tak akan pernah ia rasakan di mana pun. Rin menjerit bersamaan dengan keluarnya cairan kenikmatannya. Len berhenti dan mengeluarkan penis nya yang telah basah oleh cairan Rin. Tubuh Rin terjatuh dan nafasnya terengah-engah. Badan nya terasa sangat lemas. Len tak membiarkna neechan nya tidur sebelum dirinya klimaks. Kembali Len memasukan penis nya, dan mulai memaju mundurkan dengan intens. " Be-berhenti Len ! Aku baru saja keluar ! Hmmm... aaah... Ahhn... " pinta Rin. Len tak menjawab dan tetap fokus pada aktifitas nya. Di jepitnya klitoris Rin, membuat vagina Rin menyempit dan seperti memijat penis Len, membuat nya semakin ingin keluar.
" Aah.. Rin neechan, aku akan keluar.. ugh... mn... " Kata Len sambil menikmati
" Jangan di dalam ! Aaaahh... " Kata Rin. Namun sayang semua nya terlambat, Len telah mengeluarkan cairan nya di dalam vagina Rin, dan membuat Rin kembali klimaks. Kedua cairan itu pun bercampur menjadi satu. Len segera mengeluarkan penis nya, dan melumuri dada serta wajah Rin dengan sisa cairan miliknya yang bewarna putih.
Len pun berbaring di sebelah Rin. Memeluk neechan nya, dan mencium lembut bibir mungil itu. Rin berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, dan akhirnya tertidur akibat kelelahan.
TO BE COUNTINUED
Fuiiih... akhinrya selesai juga.. Butuh waktu lama untuk menyelesaikan fic ini... Terganggu oleh tugas-tugas sekolah... Mohon maaf bila ada typo, dan penggunaan bahasa indonesia yang salah. Saya masih sangat amatir... Bila ada kritik dan saran, akan saya tunggu dengan sabar.. heheh... ^o^ sekian, terima kasih telah mau membaca cerita gaje dan mungkin banyak typo nya... heheh... mohon review nya...
