Tittle : Sweet Family
Cast :
Oh Sehun
Kim Jongin
Oh Jonghun as HunKai son
Etc Other Cast
Warning : HunKai, Yaoi, Mpreng, Cerita abal, typo bertebaran, alur berantakan.
Disclaimer : Cast disini milik orangtua, keluarga dan agency mereka, Hwa Cuma pinjem nama mereka untuk di nistakan saja
Don't like Don't read
No SIDER, No Bash.
Jika ada yang ga suka cerita ini kalian tinggal mengklik symbol close pada computer kalian.
.
.
Happy
.
Reading XD
.
.
"umma." Teriakan seorang anak kecil berusia 4 tahun menggema di sebuah kamar yang di sinyalir kamar utama keluarga Oh.
Ini hari minggu dan sudah semestinya semua keluarga berkumpul dirumah saat ini karena libur, seperti Sehun dan Kai.
Pasangan sejoli yang sudah menikah selama 5 tahun yang sehari hari sibuk mengurusi perusahaan yang di wariskan ayah mereka masing masing membuat mereka tidak punya waktu menghabiskan waktu bersama.
Hanya hari minggulah waktu luang yang mereka punya dan di habiskan dengan jalan jalan atau dirumah menemani anak mereka Jonghun yang berusia 4 tahun.
"ayolah bangun umma." Tangan mungil Jonghun mencubit pelan pipi sang ibu yang masih beringsut memeluk guling yang berada di sampingnya.
"appa." Kini tangan mungil Jonghun beralih kesebelah kanannya dan mulai menjahili wajah sang ayah yang masih memejamkan matanya.
"aigoo Jongie, ini jam berapa ?" Sehun membalik tubuhnya dan menghadap Jonghun yang berada di antara dirinya dan Kai yang masih tertidur.
"appa, ini thudah jam 8 ayo kita main." Ucap Jonghun yang cara bicaranya seperti Sehun, cadel dan Sehun bangga akan itu berarti usahanya selama satu tahun membuahkan hasil yang memuaskan.
Oh Jonghun, anak laki laki berusia 4 tahun yang memiliki mata tajam Sehun, hidung mancung Sehun, bibir tebal Kai dan berkulit putih pucat Sehun adalah duplikat sejati Sehun.
Hanya melihat saja semua orang akan tahu jika Jonghun hasil kerja keras Sehun.
"appa masih mengantuk Jongie." Jawab Sehun sambil merentangkan tangannya dan memeluk Jonghun dan Kai.
"ayo kita main appa." Rengek Jonghun semakin kencang membuat Sehun bangkit dan duduk di samping Jonghun.
"Jongie ingin main apa ? ini masih sangat pagi kau tahu kan ?" Jonghun mengangguk anggukan kepalanya lalu tersenyum.
"kita main gelembung thabun appa." Sehun menghela nafasnya, ini masih sangat pagi dan ia harus bermain air di pagi yang cerah di hari minggu, Sehun tidak bisa membayangkan itu.
.
.
#####
.
.
"Hei Hei Hei mainnya sudah, kalian sudah 3 jam di dalam kamar mandi." Ucap Kai yang muncul di pintu kamar mandi Jonghun membuat Jonghun mempoutkan bibirnya.
"aahh umma tidak athik." Ucap Jonghun sambil merenggut kesal, Sehun yang memang sudah merasa kedinginan pun langsung keluar dari kamar mandi dengan keadaan menggigil.
"aku sudah siapkan air hangat di kamar mandi Hun." Ucap Kai saat Sehun melewatinya, Sehun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
"terimakasih sayang." Kai tersenyum lalu menatap Jonghun yang masih mempoutkan bibirnya.
Kai menghampiri Jonghun lalu mengangkat Jonghun dan membuang air yang ada di bathup lalu menggantinya dengan air yang baru.
"kau tahu, appa ingin membuat taman bunga di belakang rumah, kau ingin membantu tidak ?" Tanya Kai membuat Jonghun menganggukan kepalanya semangat, kerena taman bunga adalah taman kesukaannya.
Mengingatkannya pada taman di rumah sang kakek yang berada di China dan saat melihat bunga Jonghun akan mengingat nenek nya yang sedang tersenyum karena senyum neneknya seindah bunga yang sedang bermekaran.
"benarkah ?" Kai menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
"jadi sekarang Jongie mandi lalu sarapan dan setelah itu membantu appa, Jongie mau ?" Jonghun menganggukan kepalanya mantap sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Kai tersenyum melihat tingkah anaknya, lalu mulai memandikan Jonghun di dalam bathup yang sudah berisikan air hangat.
.
.
#####
.
.
"appa." Teriak Jonghun saat berlari menuruni tangga dan sudah mendapati Sehun dengan roti panggang dan susu hangat di depannya, lalu matanya menatap Koran pagi yang baru ia temukan tadi.
"jagoan appa." Sehun beringsut memeluk Jonghun dan mendudukannya di sebelahnya dan memberikan roti panggang yang sudah di buatkan Kai.
"sarapan dulu, setelah itu Jongie bantu appa ne." Jonghun menganggukan kepalanya lalu tersneyum dan mulai memakan roti bakar dan Kai muncul dengan segelas susu coklat hangat untuk Jonghun.
.
.
####
.
.
Setelah sarapan, Sehun memakaikan Jonghun sepatu bots kecil berwarna hijau dan celemek plastic berwarna sama agar tidak membuat Jonghun basah dan kotor.
Memakaikan sarung tangan berwarna hijau juga dan sekop kecil yang hanya cukup untuk menggali lubang kecil berada di tangannya.
Sedangkan dirinya hanya memakai celana sebatas lutut dengan kaos putih, tidak lupa sarung tangan dan sepatu bots yang sudah di gunakan Sehun.
"appa, ayo kita mulai." Sehun tersenyum lalu menganggukan kepalanya.
Sehun mulai memindah mindahkan pot pot kecil berisi tanaman sayuran, di hitung jumlahnya lalu tangannya mulai membuat rak pot dari kayu kayu yang tidak terpakai dari dalam rumahnya.
Sehun mulai memaku, memotong dengan gergaji lalu setelah jadi, Sehun menoleh kearah Jonghun yang tengah terduduk menyusun batu batu kerikil berbagai bentuk dan ukuran yang Sehun yakini di dapat Jonghun dari jalan setapak yang menghubungkan dapurnya dan taman belakangnya.
"Jongie." Jonghun menoleh kearah Sehun yang tersneyum.
"bisa bantu appa ?" Jonghun bangkit lalu menghampiri Sehun yang tengah berjongkok.
"apa yang bitha Jongie bantu appa ?" tanya Jonghun membuat Sehun terkekeh.
"pilihkan warna yang cocok untuk rak pot sayuran milik umma." Jonghun membulatkan mulutnya lalu mengangguk anggukan kepalanya.
Kening Jonghun mengerut dengan jari telunjuk berada di dagu, mengerjap ngerjap matanya sesekali, kira kira warna apa yang cocok ? begitulah yang ada di pikiran Jonghun.
"biru langit thaja appa."
"biru langit ?" Jonghun mengangguk anggukan kepalanya membuat Sehun tersenyum dan mengusak pelan kepala Jonghun.
"terimakasih atas bantuannya Jongie." Ucap Sehun lalu bangkit dan memasuki dapurnya lalu membawa satu kaleng cat besar dan beberapa kaleng cat kecil.
"naah, appa mengecat itu Jongie mengecat itu, nanti kalau sudah kita mulai memasang batunya dan mengaduk tanahnya." Jelas Sehun sambil menunjuk rak pot dua tingkat dan kumpulan batu yang tadi di gunakan untuk main Jonghun.
Jonghun tidak menyangka jika batu yang sebenarnya bukan di gunakan untuk membatasi tamannya nanti malah akan di pakai Sehun.
"warna apapun ?" Sehun menganggukan kepalanya sambil tersenyum lalu memberikan kuas kecil pada Jonghun.
"appa akan meminta pada umma mengeluarkan batu batu yang ada di ruang penyimpanan jika Jongie merasa kurang." Jonghun menganggukkan kepalanya lalu mulai membuka 6 kaleng cat yang di bawa Sehun dari dalam rumah.
"Jongie tahu cara menggunakannya ?" tanya Sehun membuat Jonghun menggelengkan kepalanya.
"begini, appa ajarkan dulu." Sehun mengambil alih kuas kecil dan mengambil batu kecil dan mencelupkan kuas ke kaleng cat berwarna merah.
"masukan sebentar lalu oleskan pada batu sampai warna merah nya rata, kalau Jongie mau mengganti warna, Jongie celupkan kuas ke ember yang berisikan air bersih, mengerti ?" Jonghun mengerutkan keningnya lalu mengerjap matanya dan tak lama kemudian tersenyum lalu menganggukan kepalanya mengerti.
"setelah selesai, panggil appa ne." Jonghun menganggukan kepalanya lalu tersenyum, Sehun pun ikut tersenyum dan mengusak pelan kepala Jonghun.
Sehun mulai mengecat rak pot untuk pot pot kecil yang berserakan di taman belakangnya karena Kai hanya mengurusnya saat ia sedang libur seperti saat ini.
Setelah selesai mengecat rak pot itu, Sehun menoleh kearah Jonghun dan tersenyum melihat anaknya dengan serius mengecat batu dengan berbagai warna agar terlihat cantik.
Setelah semua batu yang sudah di cat mengering Sehun mulai menyusun batu batu itu membantu kotak persegi di pinggir tembok dan berada di samping jalan setapak.
Sehun menoleh kearah Jonghun yang masih mengecat pun tersenyum hangat lalu kembali mengatur batu batu itu membentuk kotak persegi di sebelah jalan setapak yang lain.
Sehun mengaduk tanah itu dan mencampurkannya dengan pupuk lalu meratakannya di dalam batu yang sudah membentuk kotak persegi.
"Jongie ini mau di tanami bunga apa ?" tanya Sehun pada Jonghun, Jonghun langsung mendongakkan kepalanya menatap kantung bibit yang sudah berada di hadapannya.
"yang dithini mawar merah, yang dithana mawar putih appa." Sehun tersenyum lalu meminta Jonghun untuk melihat nya menanam bunga agar ia tahu caranya.
Jonghun menatap Sehun yang sedang menanam mawar dengan seksama dan mata yang mengertjap imut.
"Hoaa appa, apa bunga nya nanti malam akan tumbuh ?" Sehun mendelik dan menatap Jonghun lalu mengusap pelan pipi Jonghun yang terkena cat berwarna hijau.
"tidak dong, pertumbuhan itu butuh waktu seperti Jongie." Jonghun menganggukan kepalanya walau sebenarnya ia belum terlalu paham.
Setelah taman kecil mawar milik Jonghun selesai, Sehun kembali beralih pada rak pot milik istrinya tercinta.
Sehun mulai memindahkan pot pot itu keatas rak lalu tersenyum, rencana libur hari ini selesai dengan mudah.
"hooaa thelethai." Teriak Jonghun sambil mengacungkan sekop ke langit sambil tertawa.
"Jongie lelah ?" tanya Sehun membuat Jonghun menganggukan kepalanya sambil mempoutkan bibirnya.
"ayo kedalam, appa rasa umma membuat kue." Jelas Sehun sambil menggenggam tangan Jonghun dan memasuki dapur mereka.
.
.
#####
.
.
"umma." Teriakan Jonghun sukses membuat Kai yang sedang mengangkat kue terlonjak kaget dan membuat beberapa kue kering buatannya jatuh ke lantai dengan sangat tidak elitnya.
"astaga Jongie." Kai menatap ganas Jonghun membuat Jonghun memberikan peace sign pada Kai.
"maaf umma." Ucap Jonghun membuat Sehun mengusak pelan kepala Jonghun.
"ayo kita bersihkan dulu badan kita Jongie, setelah itu apa ?"
"makan kue." Teriak Jonghun sambil berlari menuju kamarnya membuat Kai menggelengkan kepalanya.
Sehun tersenyum lalu menghampiri Kai dan mengecup pelan pipi Kai membuat Kai berjengit kaget.
"aku belum mendapatkan morning kiss ku tadi." Kai memicingkan matanya malas menatap Sehun yang sudah terkekeh.
Kai mengecup pelan bibir Sehun lalu membalik tubuhnya dan membuat Sehun memeluk Kai dari belakang.
"aku mencintaimu Kai."
"yaak Oh Sehun, aku juga, jangan seperti ini nanti di lihat Jonghun." Sehun terkekeh lalu melepaskan pelukannya dan mengecup pelan pipi Kai.
"bersihkan tubuhmu Hun." Ucap Kai membuat Sehun menganggukan kepalanya lalu beringsut memasuki kamarnya.
.
.
#####
.
.
Setelah membersihkan tubuh mereka, Sehun sudah menggendong Jonghun untuk menghampiri meja makan dan mendudukannya di samping tempat duduknya.
"Jongie mau yang coklat." Teriak Jonghun membuat Kai memberikan kue coklat itu pada Jonghun dan Jonghun memakannya.
Kai juga memberikannya pada Sehun dan langsung di balas senyuman hangat dari Sehun.
"Umma." Kai yang sedang mengunyah kue keju mengangkat kepalanya dan menatap Jonghun.
"bagaimana caranya membuat adik ?"
Uhuk ! Uhuk !
Kai dan Sehun kompak terbatuk karena tersedak kue yang sedang mereka makan, bagaimana Jonghun bisa menanyakan hal seperti itu ?
"eumm… memangnya kenapa Jongie ?" tanya Kai membuat Jonghun tersneyum dengan mata berbinar, jika ibunya sudah mengatakan kenapa pasti Jonghun akan segera mendapatkan jawabannya.
"aku ingin tahu cara membuatnya agar aku bitha membuatnya."
Uhuk !
Sehun semakin terbatuk mendengar penjelasan Jonghun yang polos sambil mengerjap matanya, Kai menelan ludahnya susal lalu menatap Jonghun.
"aku ingin punya teman seperti Xiuhan umma, Xiuhan punya adik perempuan cantik bernama Xiao Lu, aku juga mau." Jelas Jonghun membuat Kai dan Sehun menatap Jonghun.
Kai dan Sehun tahu jika Jonghun merasa kesepian, mengingat hanya hari minggu saja mereka memilik jadwal bersama seperti ini.
"kau mau berapa adik eum ?" Kai menatap horor Sehun yang bertanya seakan akan membelikan adik untuk Jonghun.
"3 kalau boleh appa, dua perempuan thatu laki laki jadi 2 pathang." Kai menelan ludahnya susah mendengar pernyataan Jonghun.
Melahirkan Jonghun saja sudah menyiksa, bagaimana harus melahirkan 3 ? Kai langsung mengelus perutnya sambil meringgis.
Bekas operasi melahirkan Jonghun terasa nyeri saat membicaran soal melahirkan.
"appa akan memberikannya."
Kai membulatkan matanya menatap Sehun yang tersneyum hangat kearah Sehun yang tersenyum hangat kearah Jonghun yang sudah berjingkrak jingkrak kesenangan.
Sehun melirik Kai dan mendelik saat menatap sekitar tubuh istrinya di kerubungi hawa hitam dan Kai menatapnya tajam.
Sehun mengerti jika Kai kaget, lalu tertawakecil sambil menoleh kearah Jonghun, Sehun yakin jika memang sudah waktunya Kai akan bisa hamil lagi dan Sehun tidak akan memaksa untuk itu.
.
.
TBC or END ?
