I Saw Him Everyday [나는 매일 그를보고]


Cast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun, and other EXO member

Pairing: ChanBaek

Length: Chaptered

Genre: BL/yaoi/boyxboy, romance, fluff, angst

Warning: typo, bahasa non baku


BAGIAN 1

Chanyeol selalu mengawali aktivitasnya dengan memutar sebuah kunci untuk membuka pintu ladang penghasilannya. Ia akan selalu menjadi yang pertama datang dibandingkan teman-teman seprofesinya. Tepat setelah pintu terbuka ia bergegas mengambil sapu dan menyapu seluruh isi ruangan, dilanjutkan dengan manata ulang barang-barang yang terpajang rapi disana. Setelah dirasa cukup, Chanyeol akan beranjak menuju ke halaman tempat ia bekerja, membersihakn daun-daun yang jatuh akibat angin musim gugur. Sesekali ia akan meringis saat angin tanpa permisi menerpa tubuhnya. Dingin.

Chanyeol suka udara pagi tapi tidak dengan anginnya. Chanyeol suka bangun saat matahari bahkan masi malu-malu untuk menampakkan diri. Dia akan bergegas membersihkan diri kemudian sarapan-jika dia masih mempunyai cukup makanan. Jam kerja Chanyeol di mulai pukul delapan pagi, namun ia lebih suka untuk datang satu jam lebih awal. Karna hanya dengan itu Chanyeol bisa melihat penyemangat hari-harinya.

*O*

Pukul 7.30 pagi, Chanyeol sedang asyik memandangi kaca minimarket dari dalam. Berharap seseorang yang sedari tadi ia tunggu akan lewat. Dan benar saja, tak sampai satu menit terdapat tiga remaja laki-laki yang menggunakan seragam SMA sedang berjalan melintasi minimarket tempat Chanyeol bekerja. Tubuh Chanyeol bergerak tanpa diperintah. Ia melangkahkan kaki keluar minimarket. Ia tidak puas hanya dengan melihat dari balik kaca, itu kurang nyata menurutnya. Ia berjalan mendekat menuju ketiga orang remaja tersebut. Satu diantara mereka yang membuat Chanyeol selalu semangat berangkat lebih pagi. Satu diantara mereka selalu berhasil membuat nafas Chanyeol berhenti hanya dengan sebuah senyuman tipis. Satu diantara mereka-yang menurut Chanyeol paling banyak bicara-mampu membuat Chanyeol lebih memilih pekerjaan dengan gaji pas pasan dari pada menjadi pewaris perusahan terkenal.

Dan disinilah dia, berdiri dengan jarak tak lebih dari satu meter. Chanyeol bisa melihat bagaimana bibir tipis itu tersenyum dan tertawa, bahkan tak jarang melempar kata-kata candaan kasar kepada teman-temannya. Chanyeol bisa mencium aroma khas yang menguar dari tubuh sang lelaki idaman, dan itu membuat Chanyeol merasa ia sedang menghirup zak adiktif imajinernya. Ia ingin melangkah lebih dekat, maraih tangan laki-laki itu dan menghirup aroma tubuhnya lebih dalam. Tapi Chanyeol lebih memilih untuk menundukkan tubuhnya, menjulurkan sebelah tangannya dan meraih sehelai daun berwarna coklat dan membuangnya ke tempat sampah. Untuk kesekian juta kalinya dalam tiga ratus enam puluh lima hari, akal Chanyeol menang melawan hati dan nafsunya. Ia masih cukup waras untuk tidak memeluk orang yang bahkan tidak mengetahui siapa namanya.

*O*

Chanyeol selalu menghafal semua brand barang-barang yang biasa dibeli oleh Baekhyun. Ya, Byun Baekhyun adalah nama anak laki-laki yang membuat Chanyeol gila selama satu tahun terakhir. Chanyeol mengetahui namanya saat awal musim semi, tentu saja dari nametag yang bedara di seragam Byun Baekhyun. Tapi untuk beberapa alasan ia akan berpura-pura tidak mengenal Baekhyun. Saat itu Baekhyun memesan air mineral dan meminta pegawai minimarket untuk membantunya membawanya sampai rumah.

"Terima kasih Chanyeol-ssi." Ucap Baekhyun ramah sembari melirik nametag yang berada di seragam Chanyeol .

"Terima kasih kembali, ngg?" ucap Chanyeol bingung. Akan terlihat aneh jika iya dengan jelas menyebutkan nama Baekhyun.

"Baekhyun, panggil saja Baekhyun."

"Ah ne, Baekhyun-ssi. Apakah anda yakin tidak ingin saya bantu membawanya sampai ke dalam?" Tanya Chanyeol ragu.

"Tidak perlu, anda sudah bekerja dengan keras." Sekali lagi Baekhyun tersenyum diiringi dengan matanya yang menyipit. Detik berikutnya Baekhyung terlihat kesusahan mengangkat galon air mineral memasuki rumahnya.

.

.

Saat Baekhyun memasuki minimarket dengan wajah tertekuk dapat dipastikan bahwa dia akan menuju meja kasir sambil membawa es krim strawberry berukuran cup jumbo ditambah dengan dua bungkus papero stick. Baekhyun membawanya langsung dengan tangannya, ia tak akan repot-repot mengambil keranjang belanjaan saat berkunjung ke minimarket-tak peduli seberapa banyak barang yang ia beli.

Chanyeol akan mengatakan bahwa minimarket sedang mengadakan promo dan memberikan Baekhyun sekotak chocopie gratis saat anak laki-laki itu terlihat kesusahan membawa es krim strawberrynya. Terkadang Chanyeol membiarkan Baekhyun memilih makanan ringan apa yang Baekhyun inginkan sebagai ganti dari chocopie apabila dia bosan. Dan di penghujung hari, Chanyeol akan mengeluarkan beberapa lembar won dari dompetnya dan memasukkannya ke dalam mesin kasir.

Sore ini Baekhyun kembali datang dengan penampilan yang sedikit berantakan namun masih terkesan imut. Ia mengenakan celana jeans selutut dan kaos supreme hitam yang sedikit kebesaran. Ia membuka pintu minimarket dengen bibir mengerucut lucu. Setelahnya, Baekhyun langsung menuju ke counter es krim mengambil brand es krim strawberry favoritnya disusul dengan mengambil dua bungkus papero stick. Sesampainya di depan meja kasir Baekhyun tertegun sejenak, memandangi sang penjaga kasir yang berbeda dari biasanya.

"Apa hanya ini saja yang akan kau beli?" Tanya seorang laki-laki di balik mesin kasir.

"Ya. Jonging-ah, Chanyeol hyung kemana?" Baekhyun menanyakan keberadaan lelaki tinggi yang selama ini melayaninya dari balik meja kasir. Ya, saat ini Baekhyun sudah cukup akrab dengan semua pegawai minimarket dan dia tidak perlu lagi menggunakan bahasa formal saat berbicara maupun memanggil nama lawan bicaranya. Pasalnya hampir setiap hari ia akan datang berkunjung kesini walaupun hanya sekedar membeli jus kemasan yang harganya kurang dari 10 won. Chanyeol sendiri yang meminta Baekhyun untuk memanggilnya dengan sebutan hyung, dan dua rekan kerja Chanyeol juga menginginkan hal yang sama dari Baekhyun.

"Chanyeol hyung? Ah, sepertinya tadi dia sedang keluar mengantarkan barang. Dan ini barang yang kau beli, kau pasti sudah hafal kan berapa harganya?" ujar Jongin dengan sedikit cengiran di wajahnya.

"Tentu saja haha.." Baekhyun mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya. "Ngomong-ngomong hari ini sedang tidak ada promo ya? Padahal aku sudah merencanakan akan mengambil chocopie." Baekhyun melanjutkan kalimatnya dengan nada kecewa.

"Promo? Promo apa?"

"Biasanya Chanyeol hyung mengatakan selalu ada promo saat aku membeli barang-barang ini." Baekhyun mengangkat plastik belanjaannya.

"Benarkanh? Tapi Baek-" Jongin berhenti sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya, ia ragu apakah ia harus mengatakan hal ini pada Baekhyun atau tidak. "Kami hanya memberikan promo kepada pelanggan yang barang belanjaannya lebih dari 5000 won."

*O*

"Chanyeol hyung, ayo keluar!" rengek Baekhyun sambil menari-narik lengan Chanyeol agar si pemiliknya mau melangkahkan kaki keluar dari balik meja kasir.

"Tidak bisa Baek, sungguh. Sejujurnya aku sangat ingin menonton bersamamu tapi bagaimana bila ada pelanggan yang datang?" Chanyeol menjelaskan dengan nada selembut mungkin sambil mengusap surai hitam milih Baekhyun.

"Tidak akan ada yang datang. Lagi pula kenapa hyung tidak menutup toko saja? Lihat lah semua orang asyik bersiap menonton pertandingan diluar." Baekhyun mulai mengurucutkan bibirnya tanda bahwa ia sedang tidak dalam mood yang bagus sekarang.

"Mianhae Baekhyun-ah. Kau menonton dengan Jongin saja ya?" tolak Chanyeol untuk kesekian kalinya.

"ARRRGHHH! Terserah kau saja!" Baekhyun melangkahkan kakinya kesal keluar minimarket dan membukan pintu minimarket secara kasar-walaupun tidak ada suara 'brak' yang ditimbulkan oleh kegiatannya itu.

Hari ini masyarakat kota Seoul khusunya daerah Seonggup-dong mengadakan acara nonton bersama pertandingan piala dunia. Semua jalanan sudah ditutup dan kendaraan jenis apapun tidak diperbolehkan untuk melintas. Orang-orang akan menonton pertandingan dari sebuah layar besar yang disediakan oleh pemerintah sambil duduk bersila di aspal jalan raya. Dan saat ini, jalanan depan minimarket Chanyeol sudah dipenuhi orang-orang yang duduk dengan memakai atribut piala dinuia serba merah-melambangkan warna kebangsaannya.

Baekhyun mendudukkan dirinya kesal dibarisan pinggir. Ia benci diacuhkan, terlebih yang mengacuhkannya kali ini adalah Park Chanyeol dan entah mengapa itu membuat kekesalan Baekhyun semakin berlipat ganda. Baekhyun ingin sekali duduk bergabung bersama Jongin dan Kyungsoo-teman sekelasnya-namun mereka begitu berada di tengah dan Baekhyun sedang malas untuk menerobos puluhan kerumanan manusia. Kyungsoo adalah teman masa kecil Jongin jadi tidak heran kalau mereka berdua terlihat sangat akrab.

Baekhyun sudah kehilangan moodnya untuk menonton. Ia sangat tidak fokus akan pertandingan yang dihidangkan di depannya. Baekhyun sibuk bergumam merutuki betapa besar rasa kesalnya terhadap Park Chanyeol. Baekhyun terus saja berbisik pelan mengatakan 'Chanyeol bodoh' sampai bibirnya kering. Saat Baekhyun sibuk dengan dunianya, seseorang berdiri di samping Baekhyun dan mengisyaratkan Baekhyun untuk bergeser ke sebelah kanan agar ia bias duduk disana. Baekhyun hanya mengangguk tanpa mengangkak wajahnya, ia terus bergumam tidak jelas. Tak lama kemudian, ia merasakan sesuatu yang dingin menyapa pipi kirinya. Sebuah caleng cola.

"Maafkan aku."

Baekhyun yang merasa diajak bicara segera menoleh dan mendapati wajah menyesal dari seorang Park Chanyeol.

"Tidak apa-apa. Aku yang salah karna sudah mengganggumu bekerja. Sudah sana kembali dan urusi pelangganmu, hyung!" Baekhyun mendorong-dorong tubuh Chanyeol agar berdiri dari tempatnya.

"Disana sudah ada Luhan hyung yang menggantikanku, jadi aku bias menemanimu menonton." Chanyeol membuka satu kaleng cola dan meminumnya.

Baekhyun mendengus, "Kukira cola tadi itu untukku."

"Kau mau? Bukankah setauku kau tidak suka minuman bersoda?"

"Saat hyung meminta maaf pada seseorang seharusnya hyung memberikan sesuatu agar orang itu mau memaafkanmu tapi-hey, dari mana hyung tau aku tidak suka minuman bersoda?" Tanya Baekhyun sok dramatis.

Chanyeol gelagapan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin ia akan mengatakan bahwa selama empat ratus lima belas hari ia mengamati gerak-gerik Baekhyun tidak pernah sekalipun ia melihat Baekhyun membeli sekaleng soda atau mengatakan bahwa Chanyeol tidak sengaja mencuri dengar saat Baekhyun mengatakan pada teman-temannya bahwa ia tidak suka minuman bersoda karna itu akan terus membuatnya bersendawa.

"Aku.. hanya tau saja." gumaman tidak jelas muncul dari mulut Chanyeol. "Tapi sebagai gantinya aku membawakanmu sesuatu." Chanyeol memberikan es krim strawberry ukuran jumbo kesukaan Baekhyun.

"Woah! Gomawo hyung!" teriak Baekhyun girang.

Selama pertandingan keduanya tidak pernah fokus. Chanyeol sibuk mengurusi detak jantungnya yang semakin keras-takut kalau Baekhyun sampai mendengarnya. Sedangkan Baekhyun, ia sibuk memakan es krim pemberian Chanyeol dan menebak-nebak apa yang membuatnya merasakan seolah ada jutaan kupu-kupu yang menggelitik lambungnya.

*O*

Baekhyun mulai meminum bir tepat tiga hari setelah ulangtahunnya yang ke delapan belas. Chanyeol yang mengetahui bahwa Baekhyun akan membeli bir di minimarketnya dengan tegas melarang Baekhyun. Ia mengancam tidak akan melayani Baekhyun dari balik meja kasir dan mengatakan kepada kedua rekan kerjanya untuk melakukan hal yang sama. Tapi Baekhyun tetap melawan dengan mengingatkan Chanyeol bahwa sekarang dirinya sudah legal secara hukum dan bahkan ia mengatakan akan membeli rokok minggu depan.

Chanyeol yang pada dasarnya tidak bisa-atau tidak tega-melawan keinginan Baekhyung akhirnya membiarkan namja yang lebih muda pulang dengan membawa5 kaleng bir dan menyilipkan satu bungkus aspirin ke dalam kantung belanjaannya. Kesokan harinya Baekhyun kembali berkunjung ke minimarket Chanyeol dan berterimakasih karna telah memberinya aspirin gratis.

Baekhyun menepati perkataannya untuk membeli rokok seminggu setelah ia membeli bir. Ia berdiri lama di depan rak khusus rokok karena tidak tahu harus memilih yang mana. Akhirnya Baekhyun meminta bantuan Chanyeol untuk memilihnya.

"Menurutmu mana rasa yang paling enak, hyung?"

Chanyeol tertawa mendengar ucapan Baekhyun, "memangnya kau pikir rokok seperti es krim?"

"Berhenti tertawa dan bantu aku memilih. Mana merk rokok yang biasa kau beli?"

Chanyeol mengambil sekotak rokok berwarna hitam dengan garis-garis berwarna hijau.

"Woah hyung, seleramu sungguh berkelas." Baekhyun terkagum-kagum saat Chanyeol memberinya rokok dengan harga paling mahal.

"Uangmu tidak cukup bukan? Jadi kurasa sebaiknya kau menghentikan niatan aneh mu untuk menjadi perokok aktif."

"Aku sudah menabung selama satu minggu untuk bisa membeli benda ini."

Setelah Baekhyun membayar rokok yang direkomendasikan oleh Chanyeol, ia langsung menyeret namja yang lebih tinggi keluar minimarket untuk mengajarinya bagaimana cara menghisap rokok dengan baik dan benar. Acara itu berakhir dengan Baekhyun yang memberikan rokok yang baru saja dibelinya kepada Park Chanyeol dan bersumpah tidak akan pernah lagi ia mengahbiskan uangnya untuk membeli gumpalan asap tidak berguna.

Chanyeol kembali memasuki minimarket dengan senyum mengembang. Ia memasukkan rokok dari Baekhyun kedalam tasnya. Hari itu ia tidak berhenti tersenyum karena terus memikirkan bahwa ia baru saja menerima hadiah dari Baekhyun.

.

.

.

TBC


Anyeonghaseyo yeoreobeun..

ini ff yaoi pertama yang aku publish di ffn.. sebenernya aku punya banyak ff yaoi tapi gak berani ng-publis soalnya ceritanya pasaran bgt/? -_- hehe

aku harap kalian suka..

untuk chapter-chapter awal bakalan bahas kebiasaan Baekhyun hehe jadi angst nya belom keliatan :P

Terima Kasih yang udh mau ngelirik ff ku dan mau baca, tapi tolong tinggalkan review ya :D

satu review kalian sangat berarti untuk saya...