Tittle : Magic In Love

Cast : -Kyuhyun

-Sungmin

-Cho Siwon

-Kim Heechul

-Cho Ahra

Rated : T

Genre : Romance-Fantasy

Summary : Sumngmin yang selalu berpikiran logis bertemu dengan namja penuh sihir dan kejutan, Kyuhyun. Tapi saat cinta butuh pengorbanan mampukan Kyuhyun mewujudkannya?

Warning : GS, Typo, ngawur, tulisan tidak sesuai EYD. NO LIKE, DON'T READ!

Happy reading ^_^!

Sungmin berlari tergesa-gesa menuju kampusnya. Ia ada kuliah pagi dan sekarang ia sudah terlambat 15 menit. Taruhan, kalau sampai 5 menit lagi ia belum sampai di kelasnya, ia pasti akan dapat nilai D di mata pelajaran Lee songsaengnim. Dan itu sangat buruk baginya. Yah, kau tahu sendiri Sungmin selalu ingin segalanya perfect. Tapi entah ada apa dengannya hari ini, ia kesiangan. Tidak seperti biasanya saja.

Tiiinn! Tiiinn! (anggap saja itu suara klakson mobil ya!)

Sungmin tersentak setelah mendengar suara klakson mobil yang secara sembarangan dibunyikan sang pengendara yang sepertinya tidak tahu sopan santun.

"Hei! Mau ikut denganku? Kau sedang terburu-buru kan?"

Seorang pria tampan—dengan rambut coklat madu dan sebuah kacamata yang bertengger di hidungnya yang mancung—memiringkan sedikit kepalanya keluar dari mobil Audi berwarna putih .

Sedangkan Sungmin yang tidak tahu siapa namja itu apalagi mengenal pria sok ganteng dan sok keren itu—menurutnya—pun kembali melangkahkan kakinya tergesa-gesa.

"Yakin tidak mau tumpangan?" namja itu kembali menghentikan mobilnya tepat di samping Sungmin. "Kau kuliah di SJ University kan?" lanjut namja itu, dan kali ini berhasil membuat Sungmin sedikit mempertimbangkan keputusannya.

"Ayo! Aku juga kuliah disana, kau bisa terlambat."

Bingo!

Bagaimana namja itu tahu kalau ia hampir terlambat?

"Dari jalanmu saja sudah kelihatan." Katanya lagi seakan-akan bisa membaca pikirannya.

"Jadi kau mau ikut atau tidak?"

"Ba-baiklah." Akhirnya ia menyerah. Ia tidak mau dapat nilai buruk dari Lee songsaengnim yang galak itu. Ditambah lagi ia juga tidak mau dipermalukan dengan cara diusir secara tidak hormat olehnya.

"Baiklah, let's go!" teriak namja-yang menurut Sungmin aneh—disampingnya.

Sungminnhanya bisa mencengkeram erat-erat seatbelt-nya (bener gak nih tulisannya?) karena pria itu kini tengah melajukan mobilnya secara brutal.

"Mm…tuan-"

"Kyuhyun." Potong Kyuhyun cepat.

"Mmm, baiklah tuan Kyuhyun, bisakah kau perlambat laju mobilmu? Ini terlalu berbahaya!" Sungmin berteriak, takut Kyuhyun tidak bisa mendengarnya.

Kyuhyun sempat tersenyum—atau menyeringai lebih tepatnya—sebelum kembali menambah kecepatannya.

Dan itu sukses membuat Sungmin menjerit dengan kencangnya. Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena tahu-tahu mobil itu kini sudah berhenti di parkiran kampus mereka.

Setelah naik mobil gila-gilaan itu, kini giliran Sungmin menumpahkan segala amarahnya. Perasaanya memang sudah tidak enak sejak awal. Kini bukan hanya penampilannya saja yang acak-acakkan, tapi juga jantungnya yang nyaris lepas saking kencangnya mobil itu melaju.

Plakk!

Sungmin menampar Kyuhyun yang langsung cengo setelah tadi sebelumnya sempat senang berhasil mengerjai Sungmin.

"Gomawoyo, atas tumpangannya. Itu tadi adalah pengalaman yang sangat menarik." Kata Sungmin meninggalkan Kyuhyun yang kembali cengo karena mendapat ucapan terima kasih setelah ditampar.

Masih ada dua menit lagi, Sungmin menyempatkan diri merapikan penampilannya yang acak-acakkan sebelum mengetuk pintunya.

"Jweosonghaeyo, saya terlambat." Kata Sungmin sesaat setelah pintu itu songsaengnim melirik jam tangannya kemudian melirik Sungmin sebentar sebelum mempersilakannya duduk.

Baru 15 menit kursi Sungmin terisi, seseorang kembali mengetuk pintu kelas yang sejak tadi hening tampa suara. Lee songsangnim memang sangat berbakat dalam membuat suasana kelas menjadi hening sampai pelajaran berakhir, karna kau tahu, ia bisa saja menendang pantatmu kalau kau berisik atau membuat keributan.

" annyeonghaseyo!" kata seseorang yang sepertinya Sungmin pernah mendengar suaranya. Daaan…

JDEEERR!

" Ooh, Kyuhyun-ssi! Kemarilah!" Kyuhyun mendekat.

" Perkenalkan dirimu!" lanjut songsaengmin setelah Kyuhyun berdiri di sampingnya.

"Saya murid pindahan dari universitas Kyunghee jurusan post modern music, Kyuhyun imnida!" Kyuhyun membungkukkan badannya memberi hormat kemudian menyeringai setelah melihat seorang gadis yang duduk dibangku paling belakang dan beruntungnya hanya ada dua bangku yang ada di belakang, dan kursi di samping Sungminlah satu-satunya yang kosong.

"Silakan duduk di kursi yang masih kosong, Kyuhyun-ssi."

Kyuhyun berjalan kearah Sungmin dengan tatapan yang sama sekali Sungmin tidak mengerti. Lalu duduk dengan santainya disana.

Sungmin masih belum percaya orang yang tadi pagi hampir saja membunuhnya kini ada di sampingnya. Ia sendiri bahkan tidak tahu apakah ini adalah sebuah keberuntungan bisa membalas dendam atau malah sebuah kesialan baginya.

"Sungmin-ssi! Apa kau mengerti dengan apa yang baru saja saya jelaskan?" tanya Lee songsaengnim galak sambil menatap Sungmin tajam. Dan tentu saja hal itu berhasil membuat Sungmin membeku ditempatnya.

"N-ne Songsaengnim." Jawab Sungmin gagap.

"Kalau begitu jelaskan!"

Sungmin POV

Mati aku! apa yang harus kukatakan sekarang ini? Aku bahkan tidak dapat mendengar apa yang baru saja songsaengnim katakan. Ahh, namja ini benar-benar bisa saja membuatku sial!

"Pada umumnya kandungan air dalam susu berkisar antara 82 – 90 persen, lemak antara 2,5 – 8,0 persen, kasein antara 2,3 – 4,0 persen, gula antara 3,5 – 6,0 persen, albumin antara 0,4 – 1,0 persen dan abu antara 0,5 – 0,9 persen."

Ha? Apa yang barusan kukatakan? Aku bahkan tidak bisa mengendalikan lidahku sendiri. Kenapa aku?

"Bagus, Sungmin-ssi."

"Terimakasih." Hanya itu yag bisa kukatakan. Hei! Aku bisa mengendalikan lidahku lagi! Aneh.

Kulirik namja disampingku yang sepertinya ia sedang tersenyum dengan ekspresi yang sangat menyebalkan.

Aku hanya menatapnya sebal. Tapi senyum apa itu tadi? Kenapa menurut felling-ku namja ini yang barusan melakukannya?

" Makanya jangan terus melihatku, kau bisa terpesona pada ketampananku." Kini dia mengatakan perkataan menyebalkan dengan ekspresi yang tak kalah menyebalkannya dari tadi.

Apa? hanya Karena aku melihatnya itu bisa membuatku terpesona? Hei jangan bercanda namja aneh!

Sekarang ia malah kembali melihatku dengan tatapan kasihan, ada apa sih dengan namja aneh ini?

"Apa kau mantan pasien rumah sakit jiwa?" tanyaku sesinis mungkin.

Ia tersenyum sebentar, "sebaiknya kau jangan mengulangi kesalahanmu kalau tidak ingin lidahmu bicara sendiri!"

Akusegera mengalihkan pandanganku kearah songsaengnim dan kembali mencoba konsentrasi. Kurasa dia memang mantan pasien rumah sakit jiwa, atau dia bukan mantan tapi masih jadi pasiennya. Kenapa rumah sakit jiwa di kota sebesar Seoul tidak bisa menjaga pasiennya agar tidak kabur sih? Tanyaku heran.

Skip time~ pulang kuliah

Kyuhyun pov

Aku sungguh penasaran dengan gadis yang tadi pagi kukerjai. Hahaha mukanya yang ketakutan sungguh membuatku senang. Apalagi wajah ketakutannya, hyaaa~ membuatku tak tahan saja ingin meremas pipi chubby-nya.

Dan yap! Inilah alasan utamaku berada disini sekarang. Berjalan mengendap-endap itu memang bukan style-ku, tapi ini harus kulakukan demi gadis manis bernama Sungmin itu. Ya, namanya Sungmin, manis seperti orangnya, Mmm… dalam keadaan tertentu sih.

Kurasa ia sedang tergesa-gesa , dan juga sendirian lagi. Dari yang kulihat seharian ini ia hanya melakukan semua aktifitasnya sendiri. Belajar sendiri, ke kantin seendiri, kemana-mana sendiri. Aku tidak amenegrti kenapa ada orang yang suka melakukan segala aktifitasnya sendiri, bukankah itu membosankan?

Sungmin terus berjalan—masih dengan tergesa gesa—menuju sebuah kafe, kalu aku tidak salah tebak sih. Dan aku tahu kalau ia sedang membutuhkan batuanku. Dan

Cling!

Sebuah mobil mewah berwarna puih sudah berada di depanku. Hahaha, kalian pasti bingung kan, kenapa aku bisa melakukan ini? Tapi meskipun kalian bingung, aku tidak akan membocorkannya sampai author memperbolehkanku menceritakannya kepada kalian. karena masalah yang terpenting sekarang ini bukanlah menceritakan identitasku, tapi mengentar Sungmin cepat sampai di tempat tujuan.

Tiiinn! Tiiiinn!

Kubunyikan klakson mobilku tepat disampingnya, dan bisa kupastikan ia akan marah-marah setelah ini.

"Apa kau butuh tumpangan?" kataku sambil tersenyum lebar kearahnya.

" Kenapa kau membunyikan klaskson sembaranag sih?" tuh, kan benar apa kataku. Dia marah,Tapi amarahnya jadi tidak kelihatan nyata karena ia mengatakannya dengan nada yang sama sekali tidak menarik. Datar dan teralu lirih, tidak ada tekanan *emangnya lagi nyanyi Kyu oppa?*.

" kau sedang terburu-buru lagi kan?" aku tidak terlalu memerdulikan amarahnya yang seperti orang bergumam.

Karena tidak mendapat respon yang kuharapkan, kubunyikan sekakali lagi klakson mobilku, sekarang ini aku tidak peduli kalau ada orang yang meneriaku orang mabuk gara-gara terus membunyikan klakson, tapi untungnya ini bukanlah jalan yang lebar dan ramai.

" Apa kau sedang pamer mobil mewahmu itu?!" teriaknya galak, ini baru namanya marah.

"aku sedang berusaha menolongmu."

"Apa aku pernah minta tolong padamu?" ucapnya ketus kemudian mempercepat langkahnya. Tapi tentu saja itu sia-sia Karena aku akan dengan mudah mengejarnya.

"naiklah,atau kau akan menyesal." Kataku sambil mengeluarkan smirk paling sempurna yang bisa kulakukan.

"Berhenti mengikutiku! Kenapa kau selalu mengikutiku? Apa sebenarnya hubungan kita? Apa kita ini teman? Apa kita ini saling mengenal? Apa sebenarnya maumu?" ucapnya kembali marah kepadaku.

"Karena kau adalah calon istriku."

Ahh! Apa aku kehilangan kewarasanku? Kenapa kata-kata itu meluncur begitu saja?

" jadi bagaimana? Kalau kau benar-benar tidak mau ikut aku akan memaksa." Kataku sambil kembali tersenyum smirk.

"kalau begitu aku memaksa." Kataku. Lalu…

Cling!

Sedetik kemudian ia sudah duduk manis di sampingku. Kulihat ia masih syok kemudian menatapku tajam.

"Yaa! Apa yang kau lakukan? Kenapa aku bisa ada disini? Turunkan aku!"

"Tenanglah, aku tidak akan mencelakaimu. Aku akan mengemudi dengan sangat lambat. Jadi turuti perintahku dan duduklah dengan manis. jangan banyak protes!" aku mulai menjalankan mobilku.

"Kenapa aku harus menuruti perintahmu? Memangnya kau siapa? Dan apa yang barusan kau lakukan padaku?" ia masih penasaran ternyata.

" kalau aku mengatakannya, apa kau akan percaya?" ia hanya mendengus kesal. "Baikalah, aku ini penyihir, apa kau percaya?"

TBC

Mian, bukannya