Beautiful Mistake
Cast : Yesung, Kyuhyun And Other Cast
Genre : Fantasy, Romance (Maybe)
Pairing : KyuSung
Rate : T
Disclaimer : Semua Cast Milik Tuhan. Saya hanya meminjam nama.
Warning : AU, BOYS LOVE, OOC, TYPO, Etc.
Summary : Karena kesalahan yang ia buat, yaitu berteriak di depan sebuah mansion –yang kata masyarakat terdapat vampir di dalamnya- sang vampir yang sudah tidur selama 990 tahun malah terbangun. Lalu meminta pertanggung jawaban atas ulah lelaki itu.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
"Itu hanya lagenda, Hyuk-ah!" Geram seorang lelaki yang memegang senter sembari merapatkan jaket hitamnya karena angin dingin tiba-tiba saja berembus, terasa sangat tepat mengenai tengkuknya. Sementara pria manis dipanggil Hyuk tadi nampak bersikeras dengan keyakinan yang ia pegang.
Keyakinan bahwa di dalam mansion tua yang sudah tak terurus jauh di dalam hutan belantara itu terdapat seorang vampir. Vampir yang tengah tidur ribuan tahun lamanya.
Sambil terus berjalan melalui semak-belukar, lupur, serta menyeberangi danau. Ketiga orang lelaki berusia masih di bawah umur itu melihat sebuah bangunan bergaya jaman dahulu di kejauhan, bangunan yang kelihatannya masih kokoh namun berlumut dan sangat kotor.
"Benar ada! Rumahnya sudah terlihat!" Seru Hyuk Jae girang sambil berloncat-loncat dengan tangan menunjuk kearah bangunan yang hanya terlihat atapnya tersebut. Salah satu lelaki lain yang memakai jaket berwarna hitam berpadu dengan biru malam menghela napas. "Memang rumahnya ada kan?! Bukannya yang kita cari vampirnya? Bukan rumahnya?" Seru lelaki imut itu, mata sipitnya nampak semakin sipit dikarenakan rasa kantuk hebat.
Wajar saja mereka masih mengantuk –kecuali Hyuk Jae yang nampak bersemangat- ini adalah jam 1 dini hari, mereka malah datang kehutan ini untuk mencari kebenaran tentang lagenda vampir yang sangat popular di desa mereka. Konon katanya, jauh di didalam hutan terdapat sebuah mansion yang dulunya dijadikan tempat tinggal keluarga vampir, dan bangunan inipun dibangun oleh keluarga vampir tersebut. Dan mereka juga mengatakan, ada seorang vampir yang masih tinggal disana, tidur lelap layaknya bayi. Jika ingin melihat vampir tersebut, masyarakat mengatakan untuk datang kemansion itu tengah malam, jika kalian beruntung, kalian akan melihat peti mati di mana di dalamnya vampir tersebut tidur.
Namun sejauh ini, masih belum ada yang pernah melihat peti mati itu karena pintu depan mansion tidak bisa terbuka, bagaimanapun usaha yang kalian kerahkan. Lalu sekarang, ketiga lelaki berusia 16 tahun yang masih duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah itu ingin melihat sendiri dan membuktikan. Berterima kasihlah pada Lee Hyuk Jae karena berhasil membujuk kedua sahabat baiknya untuk menemaninya kesini. Lee Donghae dan Kim Yesung.
Mereka terus berjalan hingga tiba di depan gerbang mansion tersebut. Hyuk Jae yang sangat penasaran segera membukanya –ajaib! Tidak terkunci- Tanpa membuang banyak waktu mereka masuk. Donghae menyorotkan seneternya kesebelah kiri, merasa ada yang mengawasi mereka. Namun sejauh yang ia pandang hanya ada tembok berlumut.
"Wah! Besar sekali. Apa benar ini dibangun vampir?!" Tanya Kim Yesung, masih dengan wajah berbinar melihat seberapa besar mansion itu. "Apa semua keluarga vampir tinggalnya disini?" Tanyanya lagi, namun kedua temannya malah asyik sendiri. Seperti Hyuk Jae yang sibuk mengabadikan setiap detail luar bangunan ini dengan kamere digital yang ia bawa, sementara Lee Donghae sibuk menyorotkan senternya kemanapun ia mau.
"KALIAN INI! NIATNYA KESINI MAU APA, SIH?!" Seru Kim Yesung kesal. Hyuk Jae tersentak kaget karena suara Yesung barusan tidak bisa dikatakan pelan. "Ssshhh! Yesung, bagaimana jika vampirnya bangun karena suaramu?!" Donghae segera membekap mulut Yesung, namun segera ditepisnya.
"Aku tidak akan teriak kalau saja kalian menjawab pertanyaanku! Bukannya malah asyik sendiri," Yesung melipat kedua tangannya kedepan dada, kesal juga punya dua teman seperti mereka, diabaikan itu bukan perkara menyenangkan, kau tahu?! "Ohya?! Aku tidak dengar kau bicara.." Gumam Hyuk Jae polos. Donghae menepuk jidatnya. "Jangan marah Yesung.. Mungkin saja Hyuk Jae tidak menengarmu karena dia sibuk mengambil gambar. Kau tahu aku penakut, kan? Makanya aku menyorotkan senter kesekitar kalau ada apa-apa, ini tengah malam, loh! Mungkin karena itu kami tidak mendengar suaramu.." Jelas Donghae –sok- bijak. Yesung hanya mengangguk paham walau ia masih sedikit kesal.
"Baiklah, kalau begitu kau buka pintunya." Titah Yesung pada Hyuk Jae. Pemuda yang identik dengan gummy smile tersebut bergerak gesit menuju pintu di depan Yesung, kemudian memegang gagang pintu, bersiap menariknya. "Terkunci!" Seru Hyuk Jae kecewa. "Ah! Masa?!" Donghae turun tangan, ia mencoba membantu Hyuk Jae menarik-narik gagang pintu yang terbuat dari kayu jati tersebut.
"Hei! Bukannya kau bilang memang tidak ada yang bisa membuka pintu ini? Ya tidak mustahil kalau kalian tidak bisa membukanya dan menganggap ini terkunci." Celoteh Yesung tanpa ada niatan membantu kedua temannya. Hyuk Jae maupun Donghae kembali tidak mengubris perkataan Yesung, keduanya masih sibuk menarik-narik gagang pintu. "Sialan! Padahal aku hanya mau mengambil gambar peti matinya saja.." Keringat bercucuran dari pelipis Hyuk Jae. Semakin berusaha ia menarik gagang pintu itu, maka semakin terasa pula kalau pintu itu menolak untuk dibuka.
"Sial~" Seru Donghae sesudahnya, keringat mulai nampak didahinya. Napasnya memburu. "Kalau tak bisa dibuka, ya mau bagaimana lagi.. Kita pulang saja," Yesung mengambil senter yang tergeletak di lantai, berniat pulang dengan benda tersebut meninggalkan dua sahabat –yang menurutnya sama bodohnya- itu.
"Ya! Mau kemana kau?" Namun Yesung merasakan tarikan di jaketnya, itu membuat langkah yang akan ia ambi terhenti. "Apa?!" Tanya Yesung santai. "Sekarang giliranmu! Enak saja tidak mencoba. Ah! Tadi kau' kan teriak? Siapa tahu vampirnya kesal padamu dan memperbolehkanmu masuk.." Terang Hyuk Jae dengan hipotesanya.
"Baiklah, aku akan coba satu kali. Kalau gagal, kita pulang." Yesung mengantongi senter, kemudian berdiri tegap di depan pintu. Dengan satu tarikan napas dan satu tarikan pula pada gagang pintu... "Tuh'kan! Tidak bisa." Yesung tersenyum senang. "Coba lagi!" Kata Donghae.
"Kami mencobanya berkali-kali, masa kau hanya satu kali?! Tidak adil," Jelas Donghae, Hyuk Jae membenarkan. "Heh! Sekali tak bisa ya tidak bisa.." Yesung menarik-narik gagang pintu penuh tekanan serta emosi. Hingga..
TREEEETTT Pintu terbuka secara perlahan-lahan, dengan tangan Yesung yang sudah terjatuh lemas di sisi tubuhnya.
Kedua daun pintu besar penuh ukiran simbol-simbol tidak jelas itu terbuka lebar. Hyuk Jae melongok kedalam. Kesan pertama yang ia tangkap adalah, gelap! Kedua suram! Ketiga kelam! Ada aura mistis kuat yang ia rasakan. Dari sini tidak ada yang terlihat kecuali gelap-gulita.
"H-hey! Ye-Yesung, sepertinya vampir itu memperbolehkanmu masuk. Buktinya saja pintu yang selama beribu tahun tak ada yang bisa membuka ini malah terbuka di tanganmu. C-cepatlah masuk, bawa senternya. Kami menunggu disini sampai kau kembali." Hyuk Jae mangatakannya dengan gugup, keringat dingin karena takut mulai membashi tubuhnya. Donghae hanya bisa diam, takjub dengan pemandangan di depannya. Benarkah aku melihat apa yang tidak bisa orang lihat?! Benarkah aku berdiri di depan pintu yang tak dapat dibuka itu?! Mungkin kalimat inilah yang memenuhi kepala Donghae.
"I-iya, Yesung! Kami akan menunggu, k-kau masuklah.." Donghae mendorong-dorong pelan tubuh Yesung agar lelaki imut itu segera masuk kedalam, namun yang dilakukan Yesung hanyalah diam mematung. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin sudah menetes melalui dagunya, bibirnya kering dengan tangan yang terasa dingin.
"K-kenapa harus aku?! Bukannya yang ingin melihat peti mati vampir itu kalian?" Walau takut Yesung tetap berusaha tampil cool untuk menjaga imagenya. "Bagaimana jadinya jika yang masuk kami? Bukan kau? Padahal yang diperbolehkan masuk adalah KAU!" Tekan Hyuk Jae dengan semangat membara –walau yang ada semangatnya hanyalah dusta.
"T-tapi!"
"Tidak ada waktu lagi! Cepat masuk.." Akhirnya –dengan asalan keselamatan hidup mereka- Hyuk Jae mendorong Yesung masuk, hingga lelaki bertangan kecil itu terdorong cukup kuat. BRAK Pintu tertutup sempurna setelah Yesung masuk. Hyuk Jae maupun Donghae bahkan tidak memegang pintu secuilpun, dalam artian lain pintu itu tertutup dengan sendirinya!
"Hei! Hei! Kalian.. Teman macam apa? Hyuk Jae bodoh! Lee Donghae, kau idiot! Cepat buka pintunya... Hei~" Yesung meracau tidak jelas sambil memukul-mukul pintu. Perasaannya kacau, jujur ia sangat takut menoleh kebelakang. Apalagi saat menyadari ia sendirian di dalam sini –ah! Maksudnya- hanya ia yang manusia di dalam tempat ini.
"Ma-maaf Yesung. Tapi kami bahkan tidak memegang pintunya, pintu ini tertutup sendiri setelah kau masuk.." Suara Hyuk Jae terdengar. Yesung meremas rambutnya. "Ah! Sekarang bagaimana?" Desis Yesung frustasi. Lama ia menunggu balasan Donghae maupun Eunhyuk, namun tidak ada apapun yang terdengar.
"KALIAN DENGAR ATAU TIDAK! JAWAB AKU! AKU HARUS BAGAIMANA?" Jerit Yesung histeris. Rambutnya sudah benar-benar berantakan. Masih tidak ada jawaban apapun.
Satu detik..
Dua detik..
Yesung menyerah. Ia mengambil senter yang ia kantongi, kemudian menghidupkannya. Menyorotnya kebagian tembok, ternyata mansion ini terbuat dari batu, disusun hingga sangat tinggi. Ada jam tua yang menggantung disana, jam itu mati, dengan menunjuk ke angka 2 lewat 10. Barang-barang disana sangat megah, meski kuno, tapi Yesung akui jika dilelang maka akan dapat bermilyar-milyar won.
"Ooohh! Jadi ada tingkat lagi," Gumam Yesung saat tak sengaja menyorot sebuah tangga yang terbuat dari batu. "Aduuh! Bagaimana bisa aku mencari peti mati itu jika ruangannya sebesar ini.."
"Mana gelap lagi," Lanjutnya kemudian. Tak buang banyak waktu, Yesung mencoba mencari saklar lampu di tembok. Namun nihil, sejauh ia menyorot yang terlihat hanya deretan lilin. "Ah! Vampir mana tahu listrik."
Dengan melupakan rasa takutnya Yesung berjalan melalui ruangan yang ia rasa ruang tamu ini, ia terus berjalan hingga sampai disebuah ruangan. "Ruang tengah, mungkin." Tapi ia juga tidak menemukan tanda-tanda peti mati. Yang ia lihat hanya lemari.
"Apa mungkin di dalam lemari?" Pikir Yesung. Akhirnya ia mendekati sebuah lemari yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. Saat ia buka yang terlihat hanyalah benda-benda usang seperti gelas tinggi berisikan darah yang telah mengering.
Yesung berjalan lagi, memilih membuka lemari berikutnya. Kali ini ia menemukan secarik kertas tua, sangat tua dan hampir menjadi abu karena termakan waktu. Ia mengambilnya dengan hati-hati, menyorotkan senter ke arah kertas tersebut dan kemudian ia menemukan tulisan tangan. Itu huruf hangul. "Vampirnya asli Korea?!" Tanya Yesung bodoh.
Dear K...
Kami pergi sebentar Dear, kau tidurlah selagi kami pergi. Tenang saja, seluruh pintu sudah Dad beri mantra agar tidak ada yang bisa membukanya, kecuali kehendakmu.
Di lemari kami sudah menyiapkan 2 gelas darah untukmu saat bangun nanti.
Kami akan pergi sebentar, bangunlah 1000 tahun kemudian. Saat itu kami pasti sudah kembali.
Love You
Mom and Dad
Yesung mengernyit, nama yang ada di kertas tersebut tak dapat ia baca. Lagian, mengenai semua pintu sudah diberi mantra.. Seharusnya ia tak dapat masuk kesini, tapi~ Ah! Benar juga, di surat itu dikatakan 'KECUALI KEHENDAKMU!' Dalam artian lain, pintu tadi terbuka karena "Vampir disini sudah bangun?! Dan dia memperbolehkanku masuk?" Bisik Yesung. Tenggorokannya terasa terkecik saat menyadari kebenaran ini, udara serasa tak masuk dengan sewajarnya. Napasnya memburu.
"T-tapi, dimana vampir itu?" Yesung mulai panik. Pasalnya darah yang dimaksud 'Mom and Dad' yang ada disurat tadi sudah mengering, dan kemungkinan besar vampir yang sudah terbangun itu akan meminum darahnya karena lapar! Ya Tuhan.. Apakah masa mudanya akan mati sekarang ditangan vampir! Sungguh tidak elite.
Yesung membalik tubuhnya. Ia sudah tahu bahwa ia tidak akan dilepaskan dengan mudah, itu artinya ia hanya tinggal menunggu saat ia menemukan vampir itu dan kemudian si vampir menghisap habis darahnya. "Baiklah! Jikapun aku mati disini, tidak ada yang merasa kehilangan'kan?" Tanyanya pada diri sendiri.
"OKE! HEI! MR. VAMPIR~ APA KAU MENGERTI YANG AKU KATAKAN? HUM~ BAIKLAH, KALAU KAU MENGERTI, TOLONG BERI TANDA KEBERADAANMU." Teriak Yesung tanpa rasa takut. Suara teriakannya menggema memenuhi seluruh lorong mansion tersebut.
Yesung tetap diam di tempatnya, hingga kemudian ia melihat dua buah bola merah menatap kearahnya dalam kegelapan. Bola itu menyala-mati-menyala-mati dengan cepat tepat disebuah ruangan di depannya. "Apa itu kau Mr. Vampir?" Yesung melangkah hati-hati. Tepat 1 meter di depannya, dan tiba-tiba saja bola merah tadi menghilang.
Setelah menghilangnya bola merah, semua lilin yang ada di mansion itu menyala hingga terang-benderang seperti matahari disiang hari. Yesung memandang takjub sekelilingnya hingga matanya tepat berhenti di tengah ruangan, dimana disana ada sebuah peti mati berwarna hitam dengan tanda salib besar di tengahnya. "I-itu~ Sungguh ada?"
"Ah! Eotteokhae!?" Panik Yesung. "Apa aku harus teriak?" Lanjutnya. Namun tiba-tiba tubuhnya terpaku pada peti mati yang secara perlahan terbuka. Perlahan namun pasti, disana keluar seseorang dengan pakaian serba hitam, khas seperti pakaian vampir yang biasa hadir di film, drama, anime, atau bahkan manga.
Wajah vampir itu pucat, tapi bibirnya semerah darah, senada dengan warna matanya. Rambutnya juga berwarna hitam, disalah satu telinganya terdapat anting berbentuk salib.
"Sepertinya yang teriak di depan rumahku tadi itu, kau." Ia membuka suara, kedua taringnya mulai memanjang. Tubuh Yesung bergetar semakin hebat. "M-maafkan aku! A-aku bukan bermaksud mengganggumu, tadi-"
"Aku tidak mau mendengar apapun! Yang jelas kau sudah membangunkanku. Kau tahu, aku baru tidur 990 tahun!"
"B-bukankah itu waktu yang sangat lama? Kenapa kau mengatakan BARU?" Vampir tersebut berjalan, jubah hitam panjangnya terseret menyapu lantai nan kotor. "Mungkin jika aku manusia, aku hanya tidur selama 4 jam."
"Kita berbeda.. Aku, vampir.. Dan kau-" Vampir itu menggantung kata-katanya, ia semakin berjalan mendekati Yesung, hingga akhirnya ia berhenti di depan lelaki itu. Jika sudah begini maka Yesung kelihatan sangat pendek, bayangkan saja, tingginya hanya setinggi dada vampir itu. "Manusia!" Seru vampir itu sembali mendorong kepala Yesung dengan telunjuknya.
"Kita tidak sama.. Waktuku, waktumu, usiaku, usiamu, duniaku, duniamu! Sekarang! Itu semua berbeda. Tidak sama dengan beberapa ribu tahun lalu dimana vampir dan manusia hidup tanpa ada perbedaan."
"B-boleh aku tahu kenapa itu bisa terjadi?" Vampir itu berjalan melewati Yesung, menuju sebuah jendela besar. "Hanya karena ada vampir yang berkhianat. Kami –warga vampir- bersumpah tidak akan memangsa manusia ataupun menikah dengan manusia, namun salah seorang di antara kami berkhianat, ia menikahi manusia lalu meminum darahnya. Itu berlangsung berkali-kali hingga vampir half-bloodpun tercipta. Tapi kami sudah memusnahkan vampir half-blood itu beribu tahun lalu. Hingga sekarang yang ada hanya pure-blood."
"J-jadi.. Hubungan vampir dan manusia ditentang hanya karena takut terciptanya half-blood?! Lalu, kenapa kau berada disini sementara orang tuamu pergi?" Vampir itu berbalik. Mata merahnya terasa menusuk pandang.
"Ya! Half-blood bukanlah vampir, tapi juga bukan manusia. Dulu, jika ada half-blood yang memaksa bahwa ia adalah manusia maka akan dituduh sebagai penyihir lalu dibakar hidup-hidup. Itulah alasan kami memusnahkan half-blood dan menghindari terciptanya makhluk itu. Alasan aku berada disini.. Sebelum desa kalian ada, bangsa vampirlah yang menguasai tempat ini. Hidup dalam dalam damai dengan meminum darah hewan liar.. Namun sekitar 2000 tahun lalu, banyak pemburu vampir yang ingin memusnahkan kami.. Makanya Ayah dan Ibu bersama vampir lainnya membangun hutan belantara dan mansion ini. Sebelumnya tidak ada yang dapat menembus hutan, namun seiring berjalannya waktu, mantra yang melindungi hutan dan binatang buas yang kami sebarkan disana menghilang. Akhirnya mereka menemukan mansion ini.." Vampir itu melepas jubah hitamnya hingga hanya menyisakan pakaian hitam lainnya.
"Jadi, dulu! Desa kami itu tempat vampir? Ya ampun, aku baru tahu. Lalu, setelah ada yang menemukan mansionmu.. Apa yang terjadi?" Yesung menatap lekat vampir itu. Ia memang sangat suka mendengar cerita, sejak kecil ia selalu dibacakan cerita sebelum tidur, makanya saat besar ia masih saja suka mendengar orang bercerita.
"Banyak yang berusaha masuk.. Tapi selalu gagal karena simbol-simbol di dinding dan pintu, kami juga memantrai seluruh pintu dan jendela. Dan itu berhasil, tak ada yang pernah bisa menembusnya. Kecuali kami sendiri yang mengijinkan, barulah pintu terbuka. Jika yang tidak diijinkan bersikeras untuk masuk, maka dia akan langsung mati." Yesung memandang shock ke arah vampir yang sekarang ini sedang duduk menghadap dirinya.
"Apa!? Jadi kau mengijinkanku masuk? Apa alasannya?"
"Sudah kubilang! Kau mengganggu tidurku! Kau membuatku terbangun.." Yesung berkacak pinggang. Sungguh tidak percaya dengan apa yang ia dengar. "Teriakanmu, dasar bodoh!"
"Ah~ Sudahlah. Kemana orang tuamu?! Dia meninggalkanmu sendiri disini, apa tidak khawatir?" Yesung mengalihkan pembicaraan sembari matanya bergerak liar, mencari jalan agar dia bisa keluar secepatnya dari tempat ini. Kan janjinya hanya ingin melihat peti mati itu.
"Mereka meninggalkanku sendiri karena suatu alasan, aku sendiri tak tahu apa. Tapi mereka berjanji akan menjemputku saat aku terbangun 1000 tahun kamudian! Dan kau malah membangunkanku," Vampir itu berdiri. "Aku tahu, temanmu sangat ingin masuk kesini dan mengambil gambar peti matiku'kan? Heh, jangan harap." Vampir itu menyeringai lebar, sekarang warna matanya bukan lagi merah. Melainkan cokelat gelap.
"Jangan sok tahu! Kami hanya ingin membuktikan apakah lagenda desa kami itu benar, dan ternyata itu memang ada. Sudah! Kami hanya ingin memastikan itu," Bantah Yesung, matanya tak lepas dari vampir itu, mengikuti kemanapun ia bergerak. Sampai akhirnya sang vampir membuka jendela, udara segar memenuhi ruangan. Ternyata masih dini hari.
"Aku juga tahu, kau mencoba mencari jalan agar kau bisa segera keluar. Lalu setelah aku membuka jendela, kau berniat melompat. Apa aku benar?" Mata Yesung terbelalak. Vampir itu tahu persis apa yang ada dipikirannya. "T-tidak! Sudah aku bilang jangan sok tahu!" Lagi-lagi Yesung hanya bisa mengelak.
"Asal kau tahu. Pikiranmu terhubung ke otakku, bahkan jika aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan, aku tetap tahu apa maksudmu. Jadi jangan main-main," Peringat vampir itu. Yesung sungguh kehabisan kata-kata. "GILA!" Teriak Yesung langsung. Karena percuma ia menyembunyikannya dalam hati jika vampir itu tahu apa yang ia pikirkan.
"Teriakanmu seperti perempuan! Berhenti teriak!" Mulut Yesung menganga. Suara dari mana itu tadi? Suara itu menggema dalam pikirannya, namun tidak terdengar di ruangan ini, bahkan ia tidak melihat mulut vampir itu terbuka untuk bicara.
"Jika kau pintar, dan tahu telepati.. Maka, inilah itu.."
"Ah! Kau gila~ kau vampir TERTIDAK MENYERAMKAN YANG PERNAH AKU LIHAT! KAU BODOH! IDIOT! BERHENTI MEMBACA PIKIRANKU DAN BERHENTI BERLARIAN DIPIKIRANKU! BERHENTI JUGA BICARA DENGAN TELEPATIMU~"
"Kyuhyun... Panggil aku Kyuhyun.."
"Hee?!"
To Be Continue
Entahlah! Saya tidak tahu.. Yang jelas ide ini mengalir secara aneh.. Bahkan ini jadi dalam tak sempat dua jam *lol
Niat Review?!
