warning: rada gaje, kemungkinan OOC dan typo

disclaimer: Resident Evil/Biohazard serta seluruh elemen di dalamnya milik Capcom seutuhnya.

Bagaimana rasanya melihat kematian teman-temanmu di depanmu? Bagaimana rasanya ketika kau tak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan mereka? Bagaimana rasanya ketika kau sadar bahwa itu terjadi karena mereka mengorbankan diri untuk menolongmu? Atau lebih buruk lagi, teman-temanmu mati kau tidak berpikir cukup cepat untuk menolong mereka?

Aku mengalami itu semua dalam beberapa malam yang gelap, dingin dan mencekam. Meski sekarang sudah menginjak pertengahan tahun 2013, peristiwa pertengahan tahun 1998 masih terbentang jelas di benakku, ingatanku yang paling dalam. Kengerian itu selalu hadir dalam mimpi burukku. Kengerian yang harusnya hanya ada pada film horor dan tak pernah terpikirkan bahwa aku akan mengalaminya sendiri.

Oh ya, maaf aku terlambat memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Chris Redfield, mantan anggota Angkatan Udara AS (United States Air Force), Marksman Tim Alpha S.T.A.R.S. (Special Tactic and Rescue Service) – unit khusus dari R.P.D. (Racoon Police Departement), dan sekarang anggota senior B.S.A.A. (Bioterrorism Security Assesment Alliance). Semua bermula dari Spencer Mansion, Racoon City. Didirikan di pegunungan Arklay, sepintas terlihat seperti mansion yang elegan dan memancarkan kemegahan klasik, tapi sampul memang belum tentu sesuai dengan isinya.

Di sanalah banyak teman – ah tidak, keluargaku menemui ajal mereka.