K I T A B R E A K D U L U, Y A?

A U T H O R

Sleeping Forest

-Shinju Risa

D I S C L A I M E R

Masashi Kishimoto-Sensei

-Vidi Aldiano

W A R N I N G S

Yaoi, Straight, OOC-ness, AU highSchool, Gaje-ness.

P A I R I N G S

SasuxNaru, NejixGaa, SaixSaku, ShikaxTem, ChouxIno, KibaxHina… SasuxDei (hehe) Dan, Bla-blaaaa.

.

.

Konoha Private School.

Seperti biasa, kelas 2.F selalu ramai di saat jam makan siang. Yah, motto anak kelas ini memang… Makan siang adalah waktu paling menyenangkan di sekolah!! Dapat kita lihat di sudut kiri ruangan, di samping jendela telah berkumpul sekelompok murid yang bersiap untuk makan siang.

"Ne… Sakura. Lo nggak makan bareng Sai~?" Ujar seorang cewek pirang panjang dapat kita identifikasikan sebagai Yamanaka Ino si wakil ketua kelas 2.F.

"Uhm…Gue males…" Jawab si lawan bicara, seorang cewek dahi lebar berambut pink, bernama Haruno Sakura itu datar.

Meja kecil di kelas mereka di susun dengan rapi membentuk persegi, Sakura dan Ino duduk berhadapan sementara di sampingnya telah di tempati oleh 2 orang manusia, salah satu anggota kelas 2.F tentunya.

"Ahh… Gue benci sayur!! Buat Lo ajah, deh Hinata!!" seorang cowok dengan muka kucing melemparkan sayuran ke kotak bento- seorang cewek pemalu bernama Hyuuga Hinata di hadapannya, "Eh-Ta-tapi… Naru…"

BUK!!! Sakura menjitak si kucing pirang di sampingnya.

"Naruto!!!! BAKA! Kalau lo nggak makan sayur, kapan Lo tinggi-nya?!!"

"Ehh!! Gue emang pendek! Da-Dan nggak ada hubungannya dengan SAYUR!!" teriak si kucing pirang itu kesal, asal kalian tahu saja dia ini adalah Pembuat Onar Nomer Wahid seantero Konoha Private School dengan Namaaaa…

"Namikaze Naruto!"

"WUAH!!!!"

Seorang siswa cowok jangkung berambut hitam kelam, berdiri penuh kemarahan di depan pintu geser kelas 2.F, dapat di kenali sebagai Ketua kelas 2.A yang bernama Uchiha Sasuke-SAMA!

"Gak usah Wuah-wuah, deh Lo Dobe!!! Ini semua salah Lo!!" katanya kasar sambil menyodorkan sekotak bento.

Naruto segera berjalan menghampiri si Uchiha, meninggalkan Ino dan Sakura yang berblushing di kedua pipi sambil menatap Naruto cemburu. Bagaimana tidak? Pangeran yang selama ini mereka kagumi, ternyata…. Hiksu!!

"Loh? Ini-kan bento yang gue kasih sama Lo tadi pagi? Kenapa?" kata Naruto menangkap kotak bento ke tangannya.

Si Uchiha mengernyitkan alis-nya penuh kemarahan, "Baka!! Lo bikin onigiri-nya MANIS!! Gue nggak bisa makan!!"

Seisi kelas menahan tawa, lalu pura-pura tidak tahu saat duo kucing berandalan itu menatap mereka dengan Death Glare. Kembali lagi ke masalah, Si kucing pirang menampakkan kerutan urat kemarahan di dahinya, lalu berteriak kesal menjawab si Uchiha.

"Gu-gue 'kan nggak TAHU~!! –La-lagian! Gue udah capek-capek bikinnnyaaa tauuu!!! Hargai dong!!"

"Heh! Kalo nggak bisa di makan kayak gini… Mau di hargai-gimana?!!"

"Ya, Udah! Gu-gue nggak mau bikinin Lo lagi besok!!"

"Ya, Udah!! Gue juga nggak minta!"

"Okeh!"

"Dasar Dobe!"

"Te-TEME!! Gue benci Lo!!"

BLAM.

Naruto menutup pintu dengan keras, mukanya berkerut merah menahan amarah. Ia menggenggam bungkusan bento sangat erat sambil berjalan seperti robot ke arah Sakura, Ino dan Hinata.

"Marahan lagi, deh…" Kata Ino, memakan Jamur Anoki dengan sekali lahap tanpa menoleh ke arah si Kucing yang sedang duduk menatap kotak bento Sasuke sedih.

"Udah-udah… Kita sama-an Naruto…" Ujar Sakura, mengelus-elus kepala si pirang pelan, tadi ngejitak sekarang ngelus… Cewek ini emang aneh, pikir Naruto.

"Uh…" Hinata tidak bisa berkata apa-apa, hanya dapat menatap Naruto dengan pandangan kasihan.

Ahh… Bukan hanya makan siang yang jadi rutinitas favorit kelas 2.F tetapi juga pertengkaran antara Naruto dan Sasuke. Meskipun tampak seperti musuh dua kubu berlawanan, aslinya mereka berdua itu pacaran loh… Temenan sejak SMP lalu pacaran tahun kemarin, yah… Bukan tipe pacaran romantis… Mereka selalu bertengkar-dan bertengkar~ entah kapan mereka menemukan saat romantis bersama. Uh…

"Mungkin lo harus ambil break dulu sama Sasuke deh, Naruto…" sela Ino pelan, Sakura menatap Ino dengan penuh rasa tanda-tanya.

"Kalo gini terus… Lo bisa nyakitin Sasuke dan diri-Lo sendiri." Sakura bertanya dalam hati, sejak kapan Ino bisa di andalkan dalam urusan cinta?

"Mu-mungkin juga…" Kata Naruto dengan nada kesedihan.

.

.

"Halo? Iya-iya… Udah-makan! Iya-iya… Aduh, salah semua…. Iya!!"

Klik!

Nara Shikamaru si Tuan Pemalas paling Ancur satu sekolahan ini menutup handphone-nya dengan kasar. Ia menghela napas, mengistirahatkan wajahnya di atas tangan lalu menatap manusia di depannya. "Kenapa?" ujarnya merasa terganggu.

"Hmpp… Telepon dari Temari, ya?" Si lawan bicara tertawa tertahan, meraih sumpit lalu membuka kotak bento-nya.

"Sialan Lo Kiba! Urusin ajah, si Hinata!" Shikamaru mengunyah takuan dengan ogah, benar-benar tidak berselera makan apalagi di tambah omelan si Temari. Pacar Shikamaru di sekolah sebelah, ahh… Kenapa ya gue pacaran ama cewek… Kenapa gue nggak ngikutin jalan-nya Sasuke ama Neji… Pikir si Pemalas itu dengan Malas.

"Aduh… Gimana,ya… Gue nggak bisa ngajak si Hinata jalan bareng! Si Neji itu rese' banget!" Inuzuka Kiba, si napas anjing dengan muka bertato segitiga melahap segumpal kroket kepiting, menatap sedih bento buatan Hinata si Kekasih hati, yang baru saja jadian bulan kemarin.

DUAAKK!!!

Shikamaru dan Kiba saling bertatapan ke asal suara, yang rupa-rupanya berasal dari dentuman tangan si Ketua kelas. Memukul mejanya dengan keras, mukanya berkerut menahan marah.

"Naruto…" keluh Shikamaru dan Kiba berbarengan, lalu kembali sibuk makan.

Yah… Bukan hanya di kelas 2.F saja yang kenal dengan rutinitas pasangan kucing, kelas 2.A juga sudah mengetahui hal 'lumrah' itu. Bagaimana, ya… Selain Sasuke adalah Pangeran di sekolah ini, Naruto juga nggak jelek-jelek amat… Bisa di bilang manis malah! Mukanya yang terkadang terlihat seperti cewek itu cukup menarik hati. Biarpun tidak mereka proklamirkan, hubungan pacaran mereka ini sudah cukup tercium oleh hidung-hidung penggosip seperti Sakura dan Ino. Dalam satu hari, kabar keduanya telah berpacaran tersebar di antara guru-siswa sampai Konoha Private School. Mereka pun sudah tidak dapat mengelak lagi, yah… Walau begitu, Sasuke dan Naruto menjalani hubungan mereka seperti anak kecil yang baru belajar merangkak. Sama sekali tidak mengerti bagaimana tata cara berpacaran yang Benar… Entah mereka tidak tahu atau tidak mau.

"Sebaiknya Lo break dulu sama Naruto, deh…" Si pemilik mata lavender di samping Sasuke berkata pendek, menatap pacarnya Sabaku no Gaara. Yang di bilangin Cuma menghela napas seraya menatap Gaara, Sasuke tahu… Kalau Naruto dan Gaara itu setipe, mungkin dia bisa memberikan sedikit solusi karena dia benar-benar ingin menghindari perpecahan di dalam hubungannya dengan Naruto.

"Nggak tahu." Kata Gaara pendek, melihat Sasuke lurus dengan mata hijau tenangnya, "Lo harus cari solusi-nya sendiri, Sasuke… Kalo nggak, mending lo ikutin sarannya dia…" Tangan pucatnya menunjuk Kekasih di hadapannya yang memiliki nama Hyuuga Neji (Sepupu Hinata plus wakil Ketua Kelas)

Uhh…

Kelas yang tadi-nya begitu ramai… Kini tampak begitu sunyi di dalam pikiran Sasuke.

Apa… Saran Neji benar,ya…

Apa… Gue harus ngikutin-nya, ya…

Apa… Naruto masih mencintai-gue?

Apa?

Yang harus gue lakuin?

.

.

Selama pelajaran Matematika, Sasuke sama sekali tidak dapat berkonsentrasi. Ia berkutat dengan pena di tangan, sambil mencoret-coret buku tulis di atas meja-nya.

PLUK!

Segumpalan kertas mendarat mulus di atas buku tulis Sasuke, segera Ia buka dan membaca sebaris tulisan yang sangat di kenalnya.

Hei, Sasu-chan! Lo mau nggak jalan sepulang sekolah? Kita ke Asakusa yuk?! –Sai-

Mata hitam Sasuke menatap sepupu jauhnya, Uchiha Sai di ujung ruangan dengan penuh tanya. Sementara Sai, yang hampir memiliki kesamaan muka sama si Pangeran hanya melengkungkan senyum-nya seolah menjawab muka tanya milik sepupu-nya.

Sasuke mencoretkan jawabannya di bawah tulisan Sai.

Ayo, kita pergi.

Ahh… Sasuke! Kenapa kamu melanggar perjanjian-mu sendiri… Kalau kamu nggak akan pergi ke tempat-tempat seperti itu? Terutama dengan Sai!!!

Gue Cuma ingin nenangin diri… Itu aja.

Pikir Sasuke, berusaha menghilangkan senyuman sedih seorang cowok pirang yang hadir di kepalanya.

.

.

Terpaksa… Aku mencintai diri-mu hanya untuk status palsu…

Setengah hati~

Ku jalani cinta

Karna ku tak suka dengan-mu…

Lagu 'Status Palsu' Vidi Aldiano, mengalun lembut di telinga Naruto yang tengah mengistirahatkan dirinya di bawah pohon taman Jigoku. Seperti biasa-nya, Naruto bekerja Part Time sehabis sekolah di sebuah Toko Kue Shiroiko. Sudah jelas 'kan… Naruto bukan berasal dari keluarga yang kaya, dapat di katakan miskin malah! Ayah yang bekerja sebagai Pekerja Lepas di Sebuah pabrik pembuat Boneka dan Seorang Kakak yang bekerja sebagai Suster di sebuah Rumah Sakit di kota. Mau-tak mau, Naruto sebagai anak terkecil harus berusaha atau paling tidak membiayai sekolah-nya sendiri… Kalian tahu, Konoha Private School adalah salah satu sekolah termahal seantero Jepang.

"Halo? Iya, Ayah… Aku mau kerja part time,nih! Apa? Ah… Nggak bisa-lah! Aku kan mau membiayai diri aku sendiri! Udah,ah… Jaa!"

Klik!

Lagi-lagi ayah melarang-ku bekerja… Bagaimana bisa? Membiayai makan sehari-hari aja udah berat… Ayah-ayah, seandainya ibu masih ada…

Kata hati kecil Naruto miris, ia pun memaksakan kaki-nya yang terasa berat sekali karena harus berjalan jauh dari sekolah untuk mencapai taman ini… Belum lagi harus ke tempat kerja-nya! Mana ada uang untuk naik kereta!

"YOSHH!! GANBATTE!!"

Sehat dan Stamina tubuh! Hanya ini yang aku punya!

Karena aku hanya bisa mengandalkan tubuh-ini… Kumohon… Bertahan,ya tubuh-ku!! Sedikit lagi! Setelah ini kita akan pulang ke rumah! Tahan ya..

Seraya berpikir seperti itu, ia mengayunkan kakinya lebih cepat lagi- cepat… sampai napasnya terengah.

Aku sudah tidak ada waktu untuk memikirkan hal yang lain lagi… Mungkin Ino memang benar…. Mungkin break dengan Sasuke adalah keputusan yang tepat.

.

.

"Sasu-chan… Jangan cemberut begitu dong!! Gimana cewek mau nge-hampirin kita kalo elo manyunn aja!"

"Jangan panggil aku SASU-CHAN!!! Dasar Play Boy cap kaki gajah! Lagian, lo tau 'kan gue gak suka cewek…"

Argumen demi argumen mengalir seperti air, seiring dengan berjalannya dua orang hampir serupa itu di kawasan kafe dan pertokoan Jalan Asakusa. Sai yang memaksa Sasuke untuk ikut sedikit menyesali keputusannya, sebab Sasuke manyun mulu nggak berhenti.

"Ah… Yah, udah deh… Capek gue dari tadi jalan kayak gini, gak dapet cewek sama sekali… Mending kita makan, yuk!" Sai segera menarik tangan Si Jabrik itu dengan kasar dan memaksa.

"O-Oi!!" Sasuke mendorong si Muka Senyum Palsu, berusaha menolak. Rupa-rupa kegiatan mereka itu mengundang perhatian sekelompok gadis-gadis SMA di pinggir jalan.

Seorang gadis memberanikan dirinya, berjalan dan bertanya pada Sai "Uhm.. Maaf Senpai, apakah senpai mau ikut Gokon bareng kita-kita?"

Senyum mengembang di muka Sai, dengan sekali anggukan ia mengiyakan ajakan tersebut bertolak belakang sekali dengan Sasuke yang mau berlari jijik meninggalkan Sai.

"Sasuke, ayolah… Ikut kita-kita! Gokon-gokon!!"

"Gokon pala lo kayak Singkong! Ogah!" tolak Sasuke kasar.

Yah… Kalian tahu, seorang Uchiha selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan 'kan? Sepertinya hal itu juga berlaku pada Sai. Seberapa kuatnya Sasuke menolak, semakin keras pula tarikan Sai padanya untuk mengikuti Gokon bersama gadis-gadis SMA itu di sebuah Kafe.

Manyun…

Hanya itu yang bisa Sasuke andalkan sebagai pertahanan terakhirnya, dia juga tidak bisa menampik bahwa gadis-gadis yang mengajaknya Gokon itu cukup manis-manis.

Kafe yang mereka kunjungi adalah salah satu Kafe penyedia Dessert terkenal di Asakusa, di karenakan orang-orang Jepang yang menyukai ke-privasi-an , tempat duduk mereka seperti bersekat-sekat. Di batasi dengan bambu kuning, sofa merah menyala mengitari sebuah meja persegi putih yang segera saja di tempati oleh mereka.

"Hay, Nama-ku Minamoto Karin!" Seorang gadis berkacamata dengan rambut merah gaya Harajuku mania berkata percaya diri sembari mengambil tempat duduk di samping Sasuke.

"…Hn…" Kata Sasuke ogah-ogahan.

Si Minamoto merengut menatap Sasuke, sementara teman di sebelahnya tertawa terkikik. "Hay Sasuke-kun… Namaku Dei-dei, Yoroshiku ne -Un!"

OH TIDAK….

Replika Naruto!! Lebih sempurna malah! Terpaku Sasuke melihat gadis berpakaian sailor itu, ia bahkan tidak berkedip. "…H-hn." Ia terbata membalas si 'replika'. Apakah ini adalah hukuman atau hadiah dari Tuhan? Sebab… Gadis bernama Dei-dei ini begitu mirip-nya dengan Naruto! Rambutnya pirang, tetapi Dei mempunyai yang lebih panjang, halus, mengkilau daripada milik Naruto, Matanya biru dan berbulu lentik dan yang lebih sempurna-nya lagi… Kulitnya begitu putih susu, jauh sekali dari milik Naruto yang kecoklatan akibat terbakar matahari…

"Ne Sasuke-kun… Apa kamu sudah punya pacar -Un?" Tanya si Dei lembut, tampaknya kepercayaan dirinya naik sebab Sasuke memperbolehkannya duduk di samping si Pangeran, bahkan Cowok satu ini tidak mengomantari gaya bicara-nya yang di akhiri dengan kata –Un.

Tangan Sasuke berhenti mengaduk-aduk Parfait di depannya, ia menatap Sai yang asyik bercanda ria dengan 3 cewek sekaligus. Ia pun tiba-tiba berpikir tentang Naruto….

Bagaimana mereka pertama bertemu dulu…

Bagaimana mereka berpacaran…

Dan hubungan hambar, tidak pernah berciuman… Meski telah berpacaran selama setahun…

Semuanya tampak begitu berantakan…

Ia tidak lagi bertanya, apakah Naruto mencintainya…

Ia bertanya… Apakah ia memang mencintai Naruto…

Apakah yang selama ini ia rasakan memang benar cinta…

Ataukah hanya simpati dan rasa persahabatan yang salah artian?

"Ti-tidak…"

Sai menatap Sasuke dengan mata dingin, akhirnya Sepupu-nya yang satu ini berhasil ia racuni… Tertawa kelam di dalam hati, sepertinya Uchiha memang di takdirkan menjadi Pengkhianat. Layaknya dia yang mengkhianati perasaan tulus Sakura dan Sasuke yang berhenti mempercayai perasaannya sendiri pada Naruto, lalu mengkhianatinya ke pelukan seorang gadis serupa. Namun, ia tidak begitu peduli… Lakukanlah, karena kau tak tahu mana yang salah yang benar. Kau itu benar-benar polos, ya… Sasuke.

"Eh? Beneran? Sasuke-kun yang segini gantengnya nggak punya pacar -Un? Bohong ah…" Dei tertawa manis seraya menatap lurus ke mata hitam si Pujaan , Sasuke merasa ia sedang melihat Naruto di dalam mata itu.

"Tidak ada."

"Kalau gitu… Mau nggak jadi pacarnya Dei –Un?"

PRANGGG!!!

Senampan gelas berisi pesanan Sai, terjatuh ke atas lantai. Pecah berkeping-keping, Sasuke ternganga… Bukan karena melihat beling-beling gelas yang bertaburan di atas lantai tetapi melihat siapa orang yang membawa nampan tersebut…

Orang itu menangis, pandangannya redup seolah tak percaya pada sekitarnya… Rambutnya yang pirang terkulai tak bersemangat, Mukanya memelas seperti anjing yang di tinggalkan di pinggir jalan. Dan yang paling parah…

"Na-naruto…"

BERSAMBUNG.

.

.

SLEEPING FOREST.

Tidurlah di dalam pelukan kami, lalu kau akan mendapatkan kepuasan dalam tidur abadi dan hidup selamanya dalam mimpi.

Shinju:: Yatta! Hay semuanya! Nama saya Shinju Risa! Anggota Sleeping Forest!

Yoroshiku ne!

Sleeping forest adalah sekelompok orang yang menyukai YAOI-YURI-STRAIGHT. Anggota kami lebih dari tiga, tetapi yang baru menulis Yaoi hanya 2 orang sekarang yaitu Aku dan Kuro! Hehe-hehe… Kami ini udah lama berkeliaran di dunia FFn, melihat-lihat apakah sudah waktunya kami menetas dan melebarkan duri-duri. Ternyata sudah! Kami juga nggak boleh kalah dari Kouhai-kouhai! Wakakaka…

Okeh deh!

Terima kasih udah yang mau baca fic Saya- Shinju Risa! Kalau mao ya review kalo mao flame juga boleh! Hehe~

JAA!!!

See YAA!!