Disclaimer : Masahi Kishimoto-sama

Main Cast : SasuSaku


SAKURA PROV

Masihku ingat kejadian satu tahun lalu, tepatnya saat Sasuke menyatakan perasaannya padaku di lorong sekolah. Tapi ada yang selalu mengganjal di hatiku, aku masih bingung apakah dia benar mencintaiku? Karena sikapnya padaku tak sedikitpun menunjukan bahwa ia benar-benar menyayangiku. Kami memang sudah menjalin hubungan selama satu tahun, namun Sasuke tak pernah sekalipun menggandeng tanganku, mengajakku kencan berdua, apalagi merangkulku. Sorotan matanya padaku-pun berbeda, seperti tidak ada rasa kasih sayang didalam sana. Apakah Sasuke benar mencintaiku? Tapi apapun itu, yang penting aku mencintainya dan bisa memilikinya, itu cukup membuatku sedikit lega dan senang. Walaupun aku juga tau bahwa Sasuke menaruh perasaannya pada sahabatku sendiri.

Siang ini ada kelas musik yang harus aku bimbing, sebagai senior di Konoha Gakuen ini mewajibkan seluruh kelas 3 yang mengikuti extrakurikuler musik untuk mengajari junior-juniornya.

"Hai Sakura-senpai?" Sapa semua siswa-siswi saat aku memasuki lab musik.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan membungkukan badan, kemudian berdiri di depan kelas musik, mengeluarkan biolaku, dan mulai melatih para junior-junior yang baru masuk sekitar dua bulan lalu.

"Hari ini kita akan mempelajari sebuah symphony dari Toshiro Masuda-sama, yaitu symphony yang berjudul sadness and sorrow" Kataku kemudian mulai memainkan biolaku.

Semua terlihat mengikutiku, karena sebelumnya aku sudah memberikan mereka selembar kertas yang berisi chord symphony ini. Setiap gesekan yang dilantunkan dari setiap biola terdengar begitu indah, hati ini terasa sedikit nyaman setiap kali aku mendengarkan symphoni-symphoni dari musisi terkenal. Setidaknya dengan bermain musik, aku bisa sedikit melupakan Sasuke.

Tiba-tiba semua siswa menghentikan permainan biolanya dan membuat mataku terbuka. Aku melihat Sasuke yang baru datang. Rupannya dia sedikit terlambat. Aku dan Sasuke memang menggeluti bidang yang sama, yaitu musik. Tapi kami memilih alat musik yang berbeda, aku memegang biola dan klarinet, sedangkan Sasuke memegang piano dan gitar.

"GYAAAAA! Selamat siang Sasuke-senpai!" Teriak siswi-siswi itu histeris, sedangkan Sasuke hanya menutup telinganya dan langsung duduk di kursi paling depan.

Kulihat wajah Sasuke yang stoic itu, sepertinya ia sedang kesal dengan seseorang. Dia sedikit melirikku lalu kembali membuang mukanya ke arah jendela. Tak lama kemudian Hinata datang dengan baju yang terlihat kusut dan rambutnya yang sedikit berantakan. Terlihat bibirnya sedikit merah, pasti dia habis bermesraan dengan si dobe Naruto.

"Maaf Sakura-chan, Sasuke-san, aku terlambat!" Ucap Hinata membungkukan badannya kemudian duduk di belakang Sasuke.

"Kalau begitu kita mulai lagi latihan hari ini, tapi bukan symphoni yang tadi. Kita akan melanjutkan symphoni Beathoven yang kemarin, untuk sekedar melancarkan saja. Bukankah di perpisahan kelas 3 nanti kalian akan tampil?" Ucapku sambil tersenyum lembut dan di sambut oleh antusias para siswa-siswi-ku denga sangat baik.

"Baiklah kita mulai!"

END SAKURA PROV

.

.

.

.

.

.

Terlihat seorang gadis tengah melemparkan batu-batu kecil ke dalam danau sambil memeluk kedua lututnya, gadis berambut soft pink itu terlihat sangat bosan menunggu sesuatu. Setiap satu menit Sakura selalu melihat kesamping, memastikan orang yang sedang ia tunggu sudah datang atau belum, karena sudah lebih dari dua jam Sakura duduk di tempat yang mereka janjikan ini.

"Ayolah, cepat datang. Sebenarnya apa yang ingin Sasuke bicarakan padaku? Mungkin dia akan mengajaku berkencan. Haahhhhh, kalau benar pasti itu sangat menyenangkan! First date Sakura dengan Sasuke, pasti sangat menyenangkan" Racau Sakura sambil terus melempar batu-batu kecil yang ada di sekitarnya kearah danau.

Senyum gembira segera mengembang di wajah Sakura, saat melihat orang yang ia tunggu sedari tadi muncul dari balik pintu ruang teather.

"Sasuke-kun!" Sapa Sakura sambil melambaikan tangannya ke arah Sasuke yang sepertinya tidak terlalu meladeninya.

Sasuke kemudian duduk disamping Sakura, memberikannya sekaleng minuman jeruk dan menggenggam tangan Sakura erat.

Jantung Sakura terasa berdetak kencang, baru kali ini Sasuke menggenggam tangannya. Mungkinkah sikap Sasuke akan berubah?

"Sakura?" Ucap Sasuke merengkuh wajah Sakura yang sudah bersemu merah. Tak bisa di pungkiri bahwa Sakura sangat malu karena sebelumnya Sasuke tidak pernah bersikap seperti ini.

"Y-ya?Ada apa Sasuke-kun?" Tanya Sakura dengan jantung yang berdebar-debar tak karuan.

Sasuke tidak menjawab, dia langsung menarik Sakura dan melumat bibirnya dengan sangat liar. Sakura sangat kaget dengan sikap Sasuke yang tiba-tiba menciumnya, bahkan sekarang ciuman Sasuke semakin liar dan liar. Dia menggigit bibir Sakura agar mulutnya terbuka, kemuadian lidah Sasuke masuk, mengabsen satu persatu gigi Sakura dan mengoyak apa yang ada di dalamnya. Sakura hanya diam, menuruti apa yang sedang Sasuke lakukan padanya. Tak bisa Sakura pungkiri kalau inilah yang dia inginkan, ia ingin Sasuke menyentuhnya. Tapi semakin lama ciuman Sasuke semakin ganas, Sakura tidak bisa membiarkannya lebih dari ini.

"Hmmmppff...ahhhhh!" Sentak Sakura mendorong tubuh Sasuke kebelakang. Lalu beranjak menjauhi Sasuke yang sedang tersungkur de depannya.

"Kenapa?" Tanya Sasuke sambil mengusap saliva yang menetes dari ujung bibirnya dengan nafas yang terdengar memburu, "Kenapa kau menyudahi ini?" Lanjutnya.

"Aku kehabisan nafas, lagi pula kalau dilihat orang bagaimana?" Jawab Sakura sambil mengkerucutkan mulutnya.

"Sudahlah, ini tidak penting lagi" Sasuke segera beranjak dari tempatnya tadi, menuju sebuah kursi yang ada di bawah pohon momiji.

"Duduklah" Ucap Sasuke yang mempersilahkan Sakura duduk di sampingnya.

Dengan cepat dan banyak bicara, Sakura segera menuruti perintah kekasihnya, yaitu duduk di sampingnya.

"Kenapa kau tiba-tiba menciumku?" Tanya Sakura menatap wajah Sasuke yang sedang meneguk minuman jeruknya.

"Menurutmu?" Ujar Sasuke datar, tanpa melirik kearah Sakura sedikitpun.

"Karena kau mencintaiku!" Jawab Sakura dengan bangga dan bersemangat.

"Hn, terserah" Balas Sasuke dingin.

Sakura sedikit mengela nafas berat, lalu ia mengambil sebuah belati di tasnya dan pergi menuju pohon momiji yang ada di sebelahnya. Perlahan ia ukir pohon itu dengan hati-hati, mengukir sesuatu dengan sepenuh hatinya, karena setiap goresan yang ia berikan di batang pohon itu berharga.

"Selesai!"

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sasuke yang melihat Sakura tertawa gembira dengan tiba-tiba.

Sakura menggeleng dan langsung menarik tangan Sasuke untuk menunjukan apa yang dia buat tadi, dengan harapan Sasuke juga senang melihatnya.

SAKURA DAN SASUKE, di lingkari oleh ukiran berbentuk hati. Tulisan itulah yang Sakura buat tadi. Dan di saat Sakura berusaha menebalkan ukirannya, tiba-tiba Sasuke menampar tangannya hingga belati itu terpental jauh dari tangan Sakura.

"Itu menjijikan!" Tukas Sasuke yang kelihatannya tidak suka dengan apa yang Sakura buat tadi.

Sakura menatap tangannya yang memerah, matanya sedah terasa memanas siap untuk mengeluarkan air mata. "Memangnya salah jika aku ingin kebersamaan kita terukir disini?" Tanya Sakura tengan nada suara yang getir.

"Itu terlalu kekanak-kanakan! Dimana otakmu!" Jawab Sasuke setengah membentak, menatap Sakura yang tengah menundukan kepalanya dan menangis, tidak membuat hati Sasuke tergerak mengasihani gadis itu sedikitpun.

"Sasu... maafkan aku.." Ucap Sakura sambil mengusap air mata yang mengalir melewati pipi mulusnya.

"Sudahlah! Aku tidak ada waktu dengan ini semua!" Desis Sasuke yang langsung meninggalkan Sakura yang tengah menangis sendirian, bahkan tak peduli dengan apa yang tengah gadi itu rasakan saat ini.

Memang Sasuke tidak pernah sedikitpun mencintai gadis itu, menjadikan Sakura sebagai kekasihnya hanyalah salah satu alasan untuk mendekati kekasih sahabatnya. Hinata, yang selama ini Sasuke cintai adalah Hinata, bukannya Sakura. Namun Sasuke tau bahwa Hinata tidak menyukainya, maka dari itulah Sasuke memilih Sakura untuk menjadi pelarian, peli=arian terhadap perasaannya yang tidak tersampaikan.

Sejak saat itu, Sasuke dan Sakura lebih sering terlihat bersama. Namun sikap Sasuke yang dingin tidak berubah sedikitpun, perasaannya yang tidak tersampaikan membuat Sasuke menumpahkan semuanya pada Sakura. Tapi Sakura terlihat senang, senang karena Sasuke lebih sering bersamanya, senang karena Sasuke lebih sering menyentuhnya, walaupun Sakura tau ini hanyalah pelampiasan Sasuke karena tidak bisa mendapatkan Hinata. Ya, Sakura sudah mengetahui ini, Sakura sudah mengetahui bahwa gadis yang Sasuke cintai adalah Hinat bukan dirinya. Dan Sakura tau, ciuman liar yang di berikan Sasuke akhir-akhir ini hanyalah ciuman penuh nafsu ketika Sasuke melihat Hinata berciuman panas dengan Naruto.

Namun Sakura tidak ingin menyerah, pasti masih ada kesempatan untuk mengubah hati Sasuke, mengubah hati Sasuke untuk mencintainya, walaupun entah berapa lama waktu yang Sakura butuhkan, tapi Sakura ingin terus memperjuangkan hati Sasuke, pria yang sangat ia cintai walaupun pria itu tak pernah meliriknya sedikitpun.

.

.

.

.

.

.

Akhirnya hari ini datang juga, hari perpisahan kelas 3 yang telah lama Sakura tunggu-tunggu. Walaupun sebenarnya ia tidak ingin keluar dari sekolah ini, karena indahnya kenangan yang di berukan sewaktu ia berada disini, pasti sangat sulit di lupakan.

"Sakura-chan! Kenapa kau masih ada di sini? Bukankah kau harus berkumpul bersama yang lain aula untuk wisuda?" Tanya seorang gadis berambut blonde panjang dari ambang pintu kelas.

"Aku hanya ingin kembali mengingat kenangan yang pernah terjadi di kelas ini Ino" Jawab Sakura sambil menunjukan senyuman manisnya.

"Yahhh, pasti ini sangat sulit," Ujar Ino berjalan mendekati Sakura, "Di sekolah inilah kita dapat hal-hal unik, hihihi" Lanjut Ino tertawa kecil.

"Jadi, kau akan masuk universitas apa?" Tanya Sakura sambil memainkan penghapus papan tulis di tangannya.

"Aku, aku sudah terdaftar di universitas Harvard" Jawab Ino riang, "Kalau kau sendiri?" Tanya Ino balik.

"Rencananya aku kan masuk Konoha art university" Jawab Sakura, bola emerlarnya menjelajah kesetiap sudut kelas. Sebentar lagi ia akan meninggalkan tempat ini.

"Aku dengar Sasuke-kun juga akan masuk unversitas itu. Kalian memang sangat cocok, selain menyukai bidang seni, kalian juga memiliki hobi yang sama, yaitu bermain musik" Racau Ino dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

Sakura tersenyum simpul, benarkah ia sangat cocok dengan Sasuke?

"Ah ya Sakura, sebentar lagi kan kau akan tampil, sebaiknya cepat. Tidak baik lho membuat orang menunggu?"

"Ahahaha, iya aku lupa! Kalau begitu ayo, kau tak ingin ketinggalan penampilanku kan?!" Seru Sakura yang langsung menarik tangan Ino menuju aula sekolah, ia tidak sabar ingin tampil berdua bersama Sasuke.

"Pelan-pelan dong Sakura!" Protes Ino karena Sakura terlalu cepat berlari, membuatnya kewalahan mengikuti langkah cepat Sakura.

"Kau saja yang terlalu manja Ino, Berlari begini saja kau sudah kewalahan!" Balas Sakura dengan tempo berlari yang sama, walaupun Ino sudah meracau tidak karuan.

Sampailah Sakura dan Ino di pintu aula, ada banyak orang disana. Mereka sangat terlihat bahagia, senyum riang yang ditunjukan semua temannya membuat Sakura juga ikut bahagia. Langsung saja ia berlari ke belakang panggung untuk menyiapkan penampilannya nanti.

"Ya sekian penampilan murid-murid dari kelas musik, berikan tepuk tangan yang meriah!" Seru seorang MC di atas panggung, "Dan penampilan selanjutnya akan di menampilkan tiga orang yang sangat berbakat dari sekolah ini. Kita tampilkan... Sasuke Uchiha, Hinata Hyuga, dan Sakura Haruno! Silakan kalian tampilkan kehebatan kalian!" Lanjut MC itu dengan sangat bersemangat.

"WOOOAAAHHHH! PRIIITTTTTT" Gemutuh para siswa menyambut Sasuke, Hinata, dan Sakura yang sedang berdiri di atas panggung dengan alat musik masing-masing.

Sakura dengan biola, Sasuke dengan piano, dan Hinata dengan harpanya. Sungguh harmonisasi yang sangat mengesankan, membuat siapa saja yang mendengarnya terhanyut dalam melodi indah itu. Setiap alunan yang mereka lantunkan begitu indah, membuat semua orang di ruangan itu mematung terpesona, penghayatan symphony musik yang sangat indah dan menyejukan.

Sakura menatap Sasuke yang terlihat begitu menikmati irama musik yang mereka ciptakan ini, namun sekali lagi hatinya harus merasakan sakit yang teramat sangat, karena pandangan Sasuke hanya tertuju pada Hinata, bukan padanya. Sorot mata yang tidak pernah Sasuke berikan pada Sakura selama ini, sedang tertuju pada Hinata, sorot mata kasih sayang, penuh kelembutan dan perasaan. Sedikitpun Sakura tidak pernah melihatnya. Tapi dia harus kuat, bukankah ia sudah berhasil mempertahankan ini selama satu tahun?

Dengat sekuat tenaga Sakura menahan gejolak di hatinya yang memanas. Sasuke tak sedikitpun melepaskan pandangannya pada Hinata, hingga penampilan mereka selesai, Sasuke lebih memilih berdiri di samping Hinata dan menggenggam tangannya saat memberikan salam penghormatan. Namun Sakura tetap tersenyum, walaupun ia sangat cemburu dengan hal yang di lakukan Sasuke, ia tak ingin sedikitpun orang mengetahui bahwa hatinya sedang sakit, sangat sakit tepatnya.

"Penampilanmu bagus sekali Sakura-chan!" Seru Naruto yang langsung menepuk pundak Sakura saat Sakura turun dari panggung.

"Kau hebat!" Tambah Lee mengacungkan jempolnya mantap kearah Sakura.

"Terimakasih!" Balas Sakura tertawa canggung.

"Kalian hebat! Hinata, Sakura, dan Sasuke memang keren!" Seru Kiba dan Shikamaru hampir bersamaan.

"Kau hebat hime~" Ucap Naruto memeluk Hinata dan mengecup dahinya lembut, membuat rona merah di pipi Hinata merona.

"Te-terimakasih, Naruto-kun"

Sakura sedikit melirik kearah Sasuke, terlihat wajahnya sangat kesal melihat Hinata mendapat pelukan dan kecupan dari Naruto. "Sasuke-kun, ada apa?" Tanya Sakura merangkul lengan Sasuke.

"Cih, tidak berguna!" Decih Sasuke melepaskan rangkulan tangan Sakura di lengannya dan langsung pergi meninggalkan aula.

"Sasuke, tung-"

"Sudahlah Sakura," Kiba menarik tangan Sakura yang hendak mengejar Sasuke, "Kitakan ingin bersenang-senang, biarkan Sasuke mengurusi urusannya. Lebih baik kita menghabiskan waktu sebelum kita menempuh hidup baru." Tambah Kiba sambil menarik tangan Sakura kedalam orang-orang yang sedang menari-nari girang, berkumbul bersama Naruto dan kawan-kawan.

Setelah tiga jam acara berlalu, Sakura masih tidak bisa menemukan sosok Sasuke di dalam aula. Naruto dan Hinatapun entah kemana sekarang. Jadi Sakura memutuskan untuk mencari Sasuke, mungkin Sasuke sedang menenangkan dirinya. Dengan langkah ringan Sakura mulai menyusuri aula, lalu beralih mengitari gedung sekolah karena ia tak menemukan Sasuke di sekitar aula. Lorong kelas yang gelap tidak membuat Sakura berhenti mencari Sasuke, sebenarnya di mana pria itu?

"Kenapa kau tidak menyukaiku?"

"Ka-karena... Aku sudah mencintai pria l-lain"

Terdengar suara seseorang dari salah satu kelas kosong di gedung sekolah ini. Sakura mulai membuka satu persatu ruangan kelas, dan beberapa kali tak menemukan siapapun di dalam sana. Sampai akhirnya...

"Hinata, jadilah kekasihku!? Aku sangat mencintaimu!" Seru Sasuke sambil memeluk Hinata dengan sangat erat dan penuh perasaan.

"Ta-tapi, Sakura-can?"

"Aku tidak pernah menyukainya! Yang aku suka adalah kau Hinata, bukan Sakura! Jadi, jadilah kekasihku!" Tegas Sasuke mempererat pelukannya.

Pemandangan itu, seketika membuat hati Sakura benar-benar sangat hancur. Perih, sakit rasanya hati Sakura saat ini. Melihat Sasuke yang akhirnya menyatakan perasaan cintanya pada Hinata. Air matanya Sakurapun tak terbendung lagi, inilah kenyataan yang telah ada di depan matanya, bahwa Sasuke benar-benar tidak mencintainya.

"Sasuke..." Ucap Sakura membuka lebar ruangan kelas itu hingga membuat Sasuke dan Hinata kaget.

"Sa-sakura, i-ini.." Ujar Hinata berusaha menjelaskan.

"Jadi memang benar ya. Kau.. tidak pernah mencintaiku Sasuke. Hingks... Kenapa, kenapa kau tak katakan dari awal? Selama ini, aku mencoba bertahan walaupun aku tau kau mencintai Hinata, dengan harapan kau juga kan mencintaiku, Hingks... Tapi ini memang tidak bisa dipaksakan, dan aku menyerah... Aku tidak akan mengharapkan cintamu lagi Sasuke, berbahagialah dengan Hinata.." Isak Sakura kemudian langsung beralari pergi menjauh dari ruangan itu. Hatinya terlalu sakit untuk melihat ini semua, dan saat itu juga, telah Sakura putuskan. Ia akan pergi jauh dari kehidupan Sasuke, sangat jauh hingga Sasuke tak dapat menemukannya.

'Sayonara, Sasuke-kun...'

.

.

.

.

.

.

2 YEARS LATER

Seorang pria termenung menatap sebuah batang pohon. Tepatnya menatap ukiran yang terdapat pada batang pohon yang daunnya sudah mengering dan gugur berjatuhan, seperti hatinya saat ini yang sedang kesepian.

"Dimana kau Sakura..." Gumam pria bermata onyx itu, dengan jejak air mata yang membekas di wajah tirusnya.

Entah sudah seberapa banyak air mata yang Sasuke keluarkan untuk menangisi Sakura yang sekarang menghilang entah kemana. Semenjak kejadian dua tahun lalu, saat ia menyatakan perasaannya pada Hinata, Sasuke tak pernah melihat Sakura lagi, bahkan kabarnya saja ia tidak pernah tau.

Sasuke baru menyadari betapa berartinya Sakura dalam hidupnya, setelah Sakura pergi entah kemana, tak meninggalkan jejak bagai di telan bumi, Sasuke baru tau apa itu arti kehilangan. Penolakan Hinata membuatnya sadar akan tulusnya cinta Sakura untuknya, semua penjelasan yang di berikan Hinata benar-benar membuatnya sadar betapa sakitnya hati Sakura selama ini. Disaat Sakura masih ada di sisinya, Sasuke selalu mencampakannya, menyakitinya. Dan sekarang disaat gadis itu pergi, Sasuke dapat merasakan perihnya hati Sakura selama ini, dan sekarang hanya tersisa penyesalan yang tak berpenghujung.

Selama dua tahun ini, Sasuke berusaha keras mencari Sakura. Siang dan malam Sasuke tanpa henti mencari gadis bersurai pink itu, walau sebenarnya ia sudah sangat amat lelah, sudah sangat amat merindukan gadis itu lagi. Tapi apa, semua yang ia lakukan hanya sia-sia. Usaha kerasnya tak membuahkan hasil, Sasuke benar-benar tak dapat menemukan Sakura, sedikit informasipun tak ia dapatkan. Sungguh hatinya tersiksa dengan ini semua, ketika rasa cinta itu muncul, Sakura tidak ada di sisinya dan itu membuatnya sangat menderita. Apakah ini yang dinamakan sebuah karma? Karma karna Sasuke terlah menyakiti Sakura selama ini? Tapi Sasuke harus terus berusaha, berusaha menemukan cintanya walaupun ia harus mengobrak-abrik seluruh dunia untuk menemukan gadis itu.

"Aku akan menemukan-mu Sakura! Aku janji!"


HHUUUAAAAA! Akhirnya dapet juga chapie 1 nya, sekian lama ragu untuk publish story ini *Ragu apa emang pulsa modem lo abis!*

Maaf kalau sedikit gaje nih cerita, jadi di mohon riviewnya ya! Karena dari para readeslah San belajar :)