Fanfiction

Cast : Jongin, Sehun

Genre : Romance, Drama, Fantasy

Warn : Sexual Content

Summary : Sehun baru saja membeli mainan baru yaitu seorang hybrid anjing manis bernama Jongin. Kini ia bisa menjadikan seluruh fantasinya menjadi kenyataan, termasuk fantasi masa kecilnya yang tidak ia sangka akan terwujud yaitu jatuh cinta. HunKai/SeKai/SeJong. Yaoi. Jongin!Hybrid. Rated M.

Part One

Day One

Sehun menegak cairan keemasan dari gelas kaca ditangannya, ia mulai bosan. Sudah lima belas menit ia menunggu tapi kenapa tidak ada orang yang segera melayaninya. Ditatapnya gadis berpakaian minim didepannya yang dari tadi hanya menunduk dalam-dalam.

"Selamat malam Tuan, mohon maaf karena sudah menunggu terlalu lama." Sebuah suara yang tergesa-gesa muncul dari balik pintu besar, seorang laki-laki tegap muncul dengan setelan rapi serba hitam.

"Ya, ya. Cepatlah, aku tidak punya waktu semalaman." Sehun berdecak tidak sabar.

"Tentu saja Tuan, silahkan." Laki-laki itu segera mempersilahkan Sehun untuk masuk kedalam pintu dimana ia tadi keluar. Lorong itu gelap, pencahayaannya yang jarang-jarang memberi kesan seram namun berkelas.

"Kenapa pesananku datangnya lama sekali?" Sehun bertanya pada laki-laki yang berjalan tidak jauh dibelakangnya.

"Ah, maaf Tuan. Kami hanya tidak ingin Anda kecewa jadi kami meminta waktu lebih panjang. Mohon maaf telah membuat Anda menunggu lama."

"Ya, lama sekali." Sehun berkata dingin. Tidak lama kemudian laki-laki itu menunjuk sebuah pintu coklat dengan banyak ukiran indah yang berkesan mahal. Sehun menyeringai lebar didepan pintu tersebut sebelum menggerakkan gagangnya.

"Dia bernama Kim Jongin. Kami menemukannya di kota kecil dipinggir pantai. Jongin benci udara yang dingin dan ruangan yang tertutup. Kesukaannya adalah pantai, berenang dan menjahit." Laki-laki itu menjelaskan dengan singkat sekilas tentang seorang—seseorang tidak tepat, mungkin seekor—lelaki muda berumur sekitar sembilan belas tahun yang bergelung diatas kasur besar memakai gaun tidur wanita. Sebagian besar tubuhnya menyerupai manusia, hanya saja ia memiliki ekor anjing dibagian belakang tubuhnya, lalu telinganya tidaklah seperti manusia melainkan seperti anjing.

"Jongin, bangun." Laki-laki disamping Sehun menyentuh kaki manusia setengah anjing itu pelan.

"Uhm.." Jongin membuka matanya. Matanya berwarna cokelat muda, seperti karamel. Jongin menatap dua orang didepannya dalam keadaan setengah tersadar.

"Kau akan pulang kerumah baru." Laki-laki itu berkata lagi.

"Ru-rumah baru?" Jongin bertanya tidak nyaman. Pandangan tajam Sehun padanya membuat Jongin bergerak tidak nyaman dalam duduknya.

"Iya, bersama Tuan ini."

"Bersama dia?" Jongin bergerak cemas, kenapa ia harus pulang dengan laki-laki tampan namun seram ini?

"Yang sopan Jongin. Panggil—"

"Tidak apa-apa. Aku memang meminta hybrid yang belum terlatih jadi tidak apa-apa." Sehun membuka suara.

"Baik Tuan. Saya akan meninggalkan Anda bersama Jongin." Laki-laki itu membungkuk dalam-dalam sebelum meninggalkan ruangan remang-remang tersebut. Sehun tersenyum lebar dihadapan Jongin, pesanannya lebih baik dari yang ia harapkan.

Jongin terlihat sangat bersih, tampan dan juga polos, memberi menggairahkan apalagi dalam balutan gaun tidur wanita yang tipis. Wajahnya yang gelisah dan tidak nyaman membuat Sehun semakin bersemangat, ia akan menjadi orang pertama yang menyentuh hybrid didepannya. Bayangkan betapa nikmatnya lubang ketat Jongin dan segala reaksi Jongin atas perlakuan yang pertama kali terima.

"Panggil aku Daddy Sehun."

"Da-daddy?"

"Iya. Mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku, dirumahku, dikamarku lebih tepatnya." Sehun menyeringai lebar.

"Kenapa? Jongin suka disini. Disini banyak permen cokelat." Sehun sedikit terkejut dengan ucapan lugu Jongin. Bukankah Jongin sudah sembilan belas tahun? Tapi kenapa ia masih berbicara seperti anak kecil?

"Daddy akan memberikanmu permen cokelat sebanyak yang kau mau." Sehun tidak mau ambil pusing mengenai hal itu. Jiwa anak-anak yang terperangkap dalam tubuh sembilan belas tahun, bukankah Jongin akan menjadi mainan yang sempurna untuknya?

"Sepuluh?"

"Seratus."

"Seratus? Sungguh? Daddy baik sekali!" Jongin tersenyum cerah, hilang sudah ketakutannya terhadap Sehun. Ekornya bergoyang-goyang riang.

"Kalau begitu ayo pulang." Sehun mengulurkan tangannya pada Jongin.

"Yeay! Ayo pulang!" Jongin menyambut uluran tangan Sehun dengan penuh suka cita. Sehun bersiul ketika melihat pantat Jongin yang sedikit tereskpos ketika akan berdiri. Seksi, sempurna.

"Jongin, bisa kau bantu Daddy sebentar?" Sehun berubah pikiran untuk segera membawa Jongin pulang. Ada sesuatu mendesak yang harus ia selesaikan.

"Tentu saja."

"Kulum penis Daddy." Sehun melonggarkan sedikit dasinya sebelum duduk diatas kasur.

"Hah?" Jongin mengerutkan alisnya tidak paham.

"Seperti ini.." Sehun menarik Jongin mendekat dan menyingkap gaun tidur sepaha itu kemudian memasukkan penis mungil yang tertidur itu kedalam mulutnya.

"Anghhh…Daddyyyyhhhh…geliii…ahhhh…" Jongin langsung menjerit begitu merasakan penisnya tiba-tiba terasa hangat dan begitu nikmat. Lidah Sehun yang membelai-belai batang penisnya membuat Jongin pening, betapa aneh sensasi yang baru pertama kali ia rasakan.

"Kau bisakan melakukan hal yang sama untuk Daddy?" Sehun melepas kulumannya namun tangannya menggantikan mulutnya pada penis Jongin.

"Bi-bisa Daddy." Jongin berusaha menjawab Sehun disela-sela desahannya menahan kenikmatan.

"Bagus." Sehun melepas jari-jarinya dari penis Jongin dan mendudukkan dirinya lebih santai diatas kasur. Menunggu Jongin mengulum penisnya. Jongin terlihat sedikit gugup ketika berusaha membuka celana Sehun, matanya terpaku pada gundukan didepannya yang terlihat luar biasa besar.

"Woah.." Jongin membelalakkan matanya begitu penis Sehun keluar dari celana dalam mahal Sehun. Penis itu belum benar-benar tegang, namun sudah membuat Jongin terkejut dengan ukurannya. "Kenapa punya Daddy besar sekali?"

"Dia bisa lebih besar lagi sayang.." Sehun bangga dengan kekaguman Jongin atas penisnya. Laki-laki mana yang tidak bangga?

"Benarkah? Bagaimana caranya?"

"Masukkan kedalam mulutmu, jilat seperti kau sedang makan es krim, gunakan lidahmu." Sehun menarik kepala Jongin dengan tidak sabar. Bibir Jongin yang mungil itu sungguh membuat libidonya naik dengan cepat, ia membayangkan wajah manis itu tersedak penisnya. Pasti sangat cantik.

Jongin dengan ragu-ragu memasukkan penis Sehun kedalam mulutnya. Sedikit aneh rasanya namun desahan Sehun yang menyebutkan namanya membuat hati Jongin tergelitik. Jongin memasukkan penis itu lebih dalam lagi, ia suka mendengar namanya keluar dari bibir Sehun dengan nada yang sensual.

"Anjing pintar..anghhh.." Sehun meremas rambut Jongin agar semakin dalam mengulum penisnya. Jongin bergumam senang dengan pujian Sehun, gumaman itu menghantarkan getaran yang memberi kenikmatan lebih bagi Sehun.

"Lidahmu Jongin..nghh.." Sehun menyuruh Jongin yang masih amatir untuk ikut serta menggunakan lidah dalam memuaskan penisnya. Jongin yang belum terlatih saja sudah senikmat ini kulumannya, bayangkan jika Sehun melatih hybrid itu dengan benar. Sehun akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa setiap harinya.

"Shit! Ahhh!" Sehun mengerang ketika cairan cinta keluar dari penisnya memenuhi mulut seksi Jongin. "Telan." Sehun memberikan perintah lagi begitu melihat Jongin kebingungan dengan cairan yang tiba-tiba memenuhi rongga mulutnya.

"Engh, rasanya sedikit aneh." Jongin mengerutkan keningnya. "Tapi Jongin suka! Itu tadi apa Daddy?" Jongin bertanya lugu pada Sehun yang masih membenahi celananya.

"Itu namanya sperma. Mulai sekarang kau akan minum sperma Daddy setiap hari. Kau mau?" Sehun mengusap kepala Jongin sebagai ungkapan rasa terima kasih.

"Mau!" Jawaban Jongin tentu saja membuat seringai muncul pada wajah tampan Sehun. Sungguh tidak sabar Sehun membawa hybrid lugu ini pulang ke rumahnya, ia ingin mencoba segala permainan yang otaknya bisa pikirkan. Ah, penis Sehun jadi tegang lagi.

"Jongin! Duduk yang benar!" Sehun mengacak rambutnya kesal. Perusahaan jual beli hybrid dimana ia membeli Jongin memang sudah memperingatkan jika hybrid yang belum dilatih akan sedikit sulit diatur.

"Baik Daddy!" Jongin menjawab patuh dan kembali duduk di sofa ruang tengah rumah mewah Sehun. Hanya beberapa detik sebelum hybrid itu bertingkah lagi.

"Jongin, kau mau Daddy hukum?" Sehun menatap Jongin penuh kekesalan. Habis sudah kesabarannya menghadapi Jongin yang baru saja beberapa jam dirumahnya namun sudah membuat banyak kekacauan.

"Tidak mau Daddy.." Jongin langsung terdiam dan berhenti menggigiti bantal yang menghiasi sofa dimana ia duduk.

"Kau harus Daddy hukum. Kau harus mulai belajar jika dirumah ini Daddy adalah yang berkuasa. Kau sepenuhnya milik Daddy dan akan selalu menaati semua perintah yang Daddy berikan padamu. Kau paham?" Sehun menggulung lengan kemejanya, ia harus memberi pelajaran pada Jongin agar tidak banyak melakukan ulah pada waktu-waktu mendatang.

"Paham Daddy." Jongin menunduk takut, ia merasa bersalah pada lelaki yang baru saja memberinya satu kantung besar cokelat lezat.

"Sekarang ikut Daddy ke atas." Sehun melangkah naik menuju kamarnya diikuti Jongin yang masih berjalan menunduk dibelakangnya.

"Tidur disana." Sehun menunjuk kasur besarnya ketika mereka sudah berada didalam kamar Sehun. Jongin sedikit bingung dengan perintah Sehun, katanya dia akan dihukum? Kenapa malah disuruh tidur? Harusnya kan dia mendapat pukulan dipantatnya? Well, tunggu saja Jong kau pasti akan mendapat pukulan dipantatmu nanti.

Jongin menidurkan dirinya diatas tempat tidur dengan canggung. Gaun tidurnya yang masih ia kenakan naik hingga hanya tersisa beberapa senti dari pangkal pahanya. Kaki jenjang itu terekspos begitu indahnya membuat pemilik baru si hybrid menggeram kesenangan.

"Buka kakimu." Jongin membuka kakinya.

"Lebih lebar." Jongin membuka kakinya selebar yang ia mampu.

"Good boy. Sekarang sentuh penismu." Jongin mengarahkan tangannya pada penis mungil yang sedang tertidur itu. Jongin hanya menyentuh penisnya sendiri tanpa memainkannya. Jongin masih tidak paham kenapa ia disuruh menyentuh sendiri penisnya.

"Gerakan tanganmu naik turun." Sehun menyeringai sambil memberi perintah.

"Anghhhhh…Daddyyyhhhhh…" Jongin terkejut dengan gelombang kenikmatan yang tiba-tiba ia rasakan, nyaris saja ia melepaskan kocokannya pada penisnya namun tatapan tajam Sehun membuat Jongin tetap memainkan penisnya seperti perintah Sehun.

"Nikmat Jongin?" Sehun duduk disebelah Jongin, menikmati pemandangan menakjubkan tersebut.

"Ahhh..mhhh..Daddy…aneh…nghhh..geli..shhh.." Jongin menambah kecepatan kocokan pada penisnya. Kepalanya menggeleng ke kanan dan kiri menunjukkan betapa banyak kenikmatan yang sedang ia rasakan.

"Ahn! Jongin masih mau.." Sehun tiba-tiba menjauhkan tangan Jongin dari penis mungil yang kini sudah berdiri tegak dan mengeluarkan sedikit cairan diujungnya.

"Akan Daddy ajarkan yang lebih nikmat lagi." Sehun menuntun tangan Jongin menuju lubang anusnya sendiri. "Sekarang masukkan jari-jarimu kedalam sini, lalu keluar masukkan."

"Da-daddyhhhh…nghhh..ahhhh..yahhhh…" Jongin dengan patuh melaksanakan perintah Sehun. Ia masukkan satu jarinya kedalam lubang hangatnya sendiri. Geli, nikmat. Seperti perintah Sehun, ia mengeluar masukkan jarinya tersebut membuat bibirnya terus mengeluarkan desahan seksi.

"Tambah satu jari lagi."

"Nyahhhh! Daddy! Anghhhh..mhhh..yahhh…" Jongin menghentakkan tubuhnya ke belakang ketika satu jari ia tambahkan ke dalam lubangnya. Sehun menarik nafas panjang melihat Jongin yang beronani didepannya, ia harus menahan dirinya. Terlalu dini untuk langsung masuk ke permainan inti.

Jongin mulai menggunakan instingnya, tangannya yang sedari tadi meremas seprai kasur kini ia gunakan untuk memainkan penisnya. Sehun menyeringai lebar melihat Jongin yang cepat belajar, ia biarkan Jongin merasakan kenikmatan itu sejenak sebelum hukuman yang sesungguhnya ia berikan.

"Daddyhhh…nikmathhh..agggghhh..tolong Jonginhhh…" Jongin semakin liar memainkan lubang dan penisnya sendiri. Gelombang kenikmatan seperti ini baru pertama kali ia rasakan, membuat Jongin kelabakan.

"Ahhh…mhhhmmm…Daddyyhhh..Jongin kenapa…ahhh.." Jongin merasakan aneh disekujur tubuhnya.

"Daddyhh..Jongin boleh b-berhenti..nhhh? Jongin mau..ahhh..anghhh…" Jongin merasa kepalanya pening. Sesuatu yang hebat seolah akan menyerang dirinya tapi ia tidak tahu apa itu.

"Teruskan. Jangan berhenti sampai Daddy perintahkan."

"Daddy..ahhh…Jongin mau…anghhh pipishhh..mhhh.."

"Shhh…Jongin harushh..shhh..ke toilet..ahhh…" Jongin menahan gelombang yang menerpa tubuhnya. Sesuatu akan keluar dari penisnya dan bagi Jongin rasanya seperti ingin buang air kecil. Jongin tentu saja tidak ingin pipis diatas kasur Sehun, ia tidak mau Sehun semakin marah padanya.

"Myahhhh! Daddy! Sakithhh!" Tubuh Jongin melengkung ketika Sehun tiba-tiba menghisap penis mungilnya dan juga menggenggam penisnya sangat erat dibagian pangkal. Membuat seluruh aliran darah pada penisnya berhenti.

"Daddy..hiks..sakithh.." Sehun masih menjilat-jilat kepala penis Jongin, memberikan kenikmatan dan juga rasa sakit disaat yang bersamaan. "Daddy..akhhh…sakithhh..tolonghhh…ahnhhnn..Jongin…ahh.." Jongin mulai menitikkan air mata, rasa sakit diantara kedua kakinya sungguh membuatnya nyaris gila. Ekornya bergoyang-goyang terlihat tidak nyaman.

"Ini hukumanmu Jongin. Kau harus belajar untuk mendengarkan Daddy." Sehun masih menggenggam penis mungil Jongin sekaligus berusaha menggapai laci disamping tempat tidur untuk mengambil pita merah.

"Hiks..lepaskan Daddy..ahhh..Jongin akan mendengarkan…anghhh..Daddy mulai sekarang..hhhh..hiks.." Jongin tidak bisa memberontak atas perlakuan Sehun padanya, seluruh tenaganya ia gunakan untuk menahan rasa sakit dipenisnya.

"Benarkah? Jongin berjanji akan selalu mendengarkan Daddy?" Sehun mengikat pangkal penis Jongin dengan pita merah kemudian tersenyum lebar. "Sangat cantik." Sehun berkomentar sambil meremas penis itu sekali lagi.

"I-iya..hhh..Jonginhhhh..janji..nghhh.." Jongin berusaha menggapai penisnya lagi untuk mencari kenikmatan namun dengan cepat Sehun menepisnya. Sehun dengan seringai lebar diwajahnya langsung menciumi kulit paha Jongin yang pasti sangat sensitif, tangannya meremas-remas pantat berisi Jongin.

"Kalau kau bisa menahan pipismu lebih dari sepuluh menit, Daddy akan memaafkanmu." Sehun ingin menyiksa mainan barunya lagi meskipun Sehun yakin jika Jongin tidak akan bertahan lebih dari beberapa menit jika ia memainkan lubang anus dan juga penisnya secara bersamaan.

"Kau bisa?" Sehun mengelus bibir lubang Jongin sensual.

"Nghhh…Daddyyhhhh..aahhhhhh…" Jongin tidak menjawab, ia seolah kehilangan kemampuannya berbicara.

"Baiklah, kita mulai." Sehun tersenyum lebar dan mulai menyiksa Jongin lagi. Diciuminya ujung penis Jongin yang dari tadi terus-terusan mengeluarkan cairan precum, kedua tangannya aktif menjelajahi kulit paha Jongin dan berakhir pada lubang ketat yang berkedut dan juga dua bola kembar yang terlihat sangat penuh.

"Nghhh…Jonginhhh…akan jadi anak baik…ahhhh…mhhmmm.." Jongin mencengkram seprai dibawahnya sambil memohon pada Sehun agar menyudahi hukumannya.

"Yahhhh…Daddyyyhhh…janganhhhh…gelihhh..ahhhh…" Tubuh Jongin menegang ketika lubangnya perlahan dilebarkan dengan telunjuk Sehun. "Jonginhhh..mau pipis Daddyhhh…anghhh…mhhhmmm…"

"Tahan." Sehun menambahkan satu jari.

"Nyaaahhhh….jangan penis Jongin juga…hhhh…mhhhmmm…hhhh…" Sehun yang tadi hanya sesekali menjilati kepala penis Jongin kini memasukkan seluruh batang penis Jongin kedalam mulutnya.

"DADDY! AKHHHHH!" Dada Jongin melengkung lagi saat Sehun memasukkan jarinya yang ketiga. Jongin kalah, seperti dugaan Sehun.

"Ckck, kau sudah pipis lagi?" Sehun berdecak, berpura-pura marah pada Jongin.

"Ma-maaf Daddyhhh…" Jongin memandangi penisnya yang berkedut menyakitkan tanpa perhatian Sehun. Jongin ingin penisnya dimanja lagi, ingin lubangnya diisi lagi.

"Daddy benar-benar kecewa padamu Jongin. Daddy harus menghukummu lebih lama lagi." Sehun bangkit dari kasur menuju lemari pakaiannya.

"Jangan Daddyhh..Jongin tidak bisa menahan pipis lebih lama lagi…hiks..sakithhh…hhh…" Jongin terisak kecil. "Jongin ingin ke kamar mandi..hiks..hhh.."

"Menungging." Sehun mengabaikan rengekan Jongin.

"Daddy—" Jongin baru akan memohon lagi namun wajah tegas Sehun menyurutkan niatnya. Jongin tahu jika Sehun tidak bisa dibantah.

"Good boy." Sehun mengusap rambut Jongin begitu hybridnya menunggingkan pantatnya ke udara. Ekornya yang bergoyang-goyang menunjukkan betapa tegang dan gugupnya Jongin sekarang.

"Daddy rasa lubangmu tidak butuh foreplay.." Sehun menyeringai senang melihat lubang Jongin yang sudah berkedut dan basah. Tanpa menunggu respon dari Jongin, lelaki tampan itu langsung memasukkan sebuah benda tumpul ke dalam anus ketat Jongin.

"DADDYYYYHHHHH! Hhhh..a-apa itu?" Jongin mengeluarkan suara antara menggeram, berteriak dan merintih secara bersamaan. Salah satu bagian tubuhnya tiba-tiba diisi sesuatu yang asing dan sesuatu itu seolah mengaduk-aduk isi perutnya.

"Ini mainan barumu Jongin. Daddy sudah membelikan Jongin mainan banyak sekali agar Jongin tidak bosan ketika Daddy sedang bekerja." Sehun berjalan menjauh dari tempat tidur untuk mengamati hasil kerjanya pada Jongin. Sempurna.

"Anghhhh…Daddyhhhhh…Jonginmhhh…ahhhh…" Tubuh itu bergetar. Tangannya mencengkram bantal erat-erat. Desahannya semakin keras. Pemandangan yang indah untuk mengawali akhir pekan yang menyenangkan bagi Sehun.

"Nikmat bukan?" Sehun berjalan mendekati Jongin lagi.

"Sa-sakithhh..ahhh..Daddy…tolonghhh…lepashh..hiks…mhhmm…yahhh…" Jongin menggelengkan kepalanya.

"Sakit? Mana yang sakit Jongin?"

"Pe-penishhh…ahhhh..ngghhhh…Jonginhhhmmmhh…" Jongin memandang Sehun dengan mata yang basah, memohon agar Sehun menyudahi rasa sakit yang menerpa seluruh tubuhnya.

"Penismu?" Sehun mendudukkan dirinya didepan pantat Jongin dan bergumam kagum. "Lubangmu benar-benar menelan habis vibrator ini Jong.." Sehun menekan-nekan sedikit bagian vibrator yang terlihat dari balik belahan pantat Jongin.

"AHNGGG! Daddyyyhhhhh…ahhhmmm…nyahhhh…" Teriakan putus asa Jongin membuat Sehun tahu jika titik spesial Jongin baru saja disentuh oleh sex toy tersebut.

"Daddyyyhhh..Jongin akan jadi anak baik…ahhhnnn…mhhggghhh…" Jongin benar-benar tidak tahan lagi dengan rasa nyeri pada penisnya. Pipinya sudah basah oleh air mata dan kakinya lemas. Jongin tidak tahu berapa lama lagi ia akan bertahan dengan posisinya saat ini.

"Daddy bisa pegang janjimu?"

"I-iyahhh…Jongin janjihh..mhhhmm.." Jongin merasa perutnya menegang. Keinginannya untuk orgasme sudah datang lagi hanya saja Jongin masih menganggap jika itu adalah sensasi ingin buang air kecil.

Sehun mendekatkan wajahnya pada penis Jongin, ia jilat cairan precum Jongin yang mengalir deras yang membuat teriakan Jongin semakin keras. Dengan baik hati Sehun melepaskan pita yang tadi ia ikatkan dengan erat pada penis mungil itu kemudian dikocoknya brutal.

"AAANNGGHHHH! DADDDYYYYYYHHHHH!" Jongin menjerit sangat keras. Tubuhnya melengkung ke belakang dengan indahnya dan matanya terpejam erat. Orgasme hebat baru saja Jongin rasakan, seluruh rasa sakit yang sejak tadi berkumpul diantara kakinya menjadi sebuah kenikmatan tiada tara.

Jongin menyukai sensasi menyenangkan itu, membuatnya merasa melayang dan yang jelas kenikmatan yang sangat intens hingga ia melihat bintang-bintang. Sehun menangkap tubuh Jongin yang sudah akan jatuh ke atas kasur, digendongnya tubuh itu menuju sofa.

"Daddyhhh..ahhh…Jongin minta maaf…ahhh…" Jongin berkata lemah pada Sehun yang duduk disebelahnya, mengusap pipinya yang basah oleh air mata. Vibrator dalam lubangnya masih bergetar membuat Jongin kesulitan mengucapkan kata-kata. Sehun melihat hal itu dan mengecilkan getaran pada anus Jongin namun tidak mematikannya.

"Jonginhhh..membuat kasur Daddy kotor..ahhh.."

"Tidak apa. Kau merasa nikmat tadi?"

"I-iya Daddyhhh..itu tadi apa? Anghh..kenapa pipis Jongin warnanya putih? Hmm.." Jongin bertanya polos pada Sehun, sesekali Jongin mendesah karena lubangnya masih saja diberi rangsangan walaupun tidak banyak.

"Itu bukan pipis Jongin, itu namanya orgasme." Sehun membelai lembut leher Jongin. Leher jenjang itu dipenuhi keringat, membuatnya mengkilat. Sangat seksi dimata Sehun. Jari-jarinya mulai turun ke dada Jongin. "Karena Daddy sudah memaafkan Jongin, Daddy memberikan Jongin sebuah orgasme. Daddy akan memberikan Jongin orgasme jika Jongin jadi anak baik."

"Ahh..Jongin akan jadi anak baik Daddy. Jongin suka orgasme." Sehun menyeringai lebar. Jongin suka orgasme? Dia juga. Jari-jari Sehun menarik kedua kaki Jongin agar naik keatas dengan posisi mengangkang. Sehun suka sekali memandangi lubang yang sebentar lagi akan nikmati.

"Jongin mau lagi?" mengelus pada Jongin sensual.

"Mau Daddy..hhhh.." Jongin yang masih sensitif langsung mengerang dengan sentuhan Sehun.

"Lepaskan celana Daddy." Sehun memberi perintah pada Jongin yang langsung dilaksanakan. Jongin sudah paham jika Sehun adalah penguasa tubuhnya, pikirannya dan hidupnya.

Celana Sehun tidak sempat Jongin lepaskan seluruhnya karena Sehun sudah menarik kepala Jongin agar mengemut penisnya. Jongin melakukannya dengan senang hati, Jongin ingin merasakan lagi cairan yang baru saja beberapa waktu yang lalu ia cicipi.

"Kau benar-benar suka penis Daddy?" Sehun menyeringai senang melihat Jongin yang mengulum penisnya penuh semangat. Jongin hanya menggumam sambil mengangguk, ia sungguh ingin merasakan cairan sperma Sehun lagi.

"Hmmm..anjing kecilku sungguh hebat.." Sehun membelai rambut Jongin, ia puas dengan Jongin yang mampu membuatnya sangat terbakar. Sejak dulu Sehun ingin sekali memiliki peliharaan hybrid yang mampu memuaskan seluruh hasratnya, dan tahun ini Sehun memutuskan untuk membeli sebuah hybrid liar agar ia bisa mendidik peliharaannya sesuai dengan keinginannya.

"Daddy..uhhh…" Jongin merengut kesal karena mainan kesukaannya dikeluarkan dari mulutnya. Jongin kan ingin minum cairan cinta Sehun lagi.

"Daddy akan membawamu ke surga.." Sehun rupanya tidak tahan lagi. Jilatan-jilatan kecil lidah Jongin pada penisnya membuat Sehun nyaris kehilangan kesabarannya. Didorongnya tubuh Jongin ke atas karpet tebal yang menyelimuti seluruh permukaan lantai kamar Sehun, kedua paha Jongin segara dilebarkan.

"Anghhhh…sakit Daddyyhhh..ahhh..yahhh…nyaaahhh…" Sehun memasukkan ujung penisnya ke dalam lubang Jongin yang vibratornya sudah dikeluarkan terlebih dahulu. Nikmat. Ketat. Basah. Sehun menarik nafas panjang agar ia tidak mencapai puncak saat itu juga karena lubang ketat Jongin baru pertama kali dilebarkan oleh benda sebesar penis Sehun. Bahkan vibrator tadi tidak cukup untuk melonggarkan lubang perawan Jongin.

"Ahhh…Daddyyyhhhh! Pantat Jongin sakithhh..ahhhh!" Air mata Jongin kembali mengalir saat Sehun menghentakkan seluruh penis besar itu kedalam lubangnya. Pedih sekali, namun Jongin juga merasa ada sensasi geli yang menjalar diseluruh tubuhnya ketika penis Sehun memaksa masuk kedalam lubangnya.

"Sialan! Kau sangat ketat! Ahhh.." Sehun memaki begitu seluruh penisnya sudah tertanam dalam tubuh Jongin. Sehun belum pernah mencicipi lubang senikmat milik Jongin, tidak salah keputusannya membayar mahal untuk memiliki hybrid seperti Jongin.

"Daddyyhhhh…ahhhhh!" Sehun tidak peduli lagi dengan Jongin yang menangis, memohon dan merintih dibawahnya. Pinggang Sehun langsung bergerak liar mengikuti nafsunya.

"Pe-pelan Daddyhhh..anghhh..yahhhh…mahhhhh.."

"Ahhh…Daddyhhh…ahhhh…mhhhmmm…shhhh…"

"Kau sangat nikmat…hhh…" Sehun mendekatkan bibirnya pada leher Jongin dan membuat tanda dengan bibir serta giginya

"Anghhhh…Daddy tolong Jonginhhh…disana…ahhh…" Dada Jongin membusung tiba-tiba, rupanya Sehun sudah menemukan titik spesial milik Jongin. Jeritan Jongin semakin kencang dan sensual. Jongin terus-terusan menyebut 'Daddy' dari bibirnya, membuat Sehun semakin beringas menusuk penisnya kedalam lubang Jongin.

"Ahhhhh…Daddyhhh…nikmat sekalihhhh…anghhhh…lagi Daddyyhhhh…" Jongin tidak ingin kenikmatan yang sedang ia rasakan usai. Jongin bisa merasakan Sehun menusuk tubuhnya sangat dalam dibawah sana, dan Jongin suka itu. Setiap gerakan Sehun membuat tubuh Jongin penuh kenikmatan.

"Daddyyy….lebih dalamhhh..ahhhh…"

"Jongin suka?" Sehun menatap wajah sensual Jongin yang memerah.

"Suka sekali Daddyhhhh…ahhhh…mhhhmmm…" Jongin menjawab sambil menganggukkan kepalanya cepat.

"Jongin mau merasakan ini setiap hari?"

"Mau Daddyhhh…Jongin mau sekalihh..ahhh…nyahhh…" Jongin melingkarkan kakinya dipinggang Sehun agar daddy-nya menyentuh dirinya semakin erat, semakin dalam.

"Good boy..hhh.." Sehun menaikkan kecepatan pinggulnya dan juga mulai menyentuh penis Jongin yang sedari tadi menggesek perutnya tidak teratur.

"Uhhh…nggaaahhhh…Jongin bolehh..ahhh..pipis Daddy? Ahhh.." Jongin bertanya diantara desahannya. Prostatnya yang sedari tadi ditusuk sudah menghantarkan terlalu banayk kenikmatan, dan kini Sehun ikut memainkan penisnya. Jongin bisa merasakan perutnya mulai terisi dengan sensasi aneh yang mulai terasa familiar.

"Tahan sebentar lagi Jongin, kau bisa?" Sehun menggeram begitu penisnya semakin dipijat oleh dinding anus Jongin.

"B-bisa..ahhh..Daddyhh..hhh..nghhh…" Jongin memejamkan matanya dan mencengkram lengan Sehun, ia berusaha sangat keras menahan orgasmenya seperti yang Sehun inginkan.

"Tatap Daddy, Jongin..ahhh…" Sehun menyuruh Jongin membuka matanya karena ia menikmati sorot mata tersiksa yang ada pada mata Jongin.

"Daddyyyhhh…Jongin..ahhh..Jongin…mhhhmmm…" Jongin sedikit malu melihat Sehun yang bergerak seperti hewan liar diatasnya. Keringat mengalir pada leher Sehun dan membuat kemeja putih yang masih Sehun pakai basah. Sehun terlihat sangat seksi sekarang, dan yang paling penting bagi Jongin adalah tatapan Sehun padanya. Tatapan Sehun sangat menghipnotis, sangat mendominasi membuat Jongin merasa malu dan bergairah disaat yang sama.

"Ahhh..Jongin tidak tahan Daddyyhhh…ahhh..please…hhh…"

"Daddy…Daddy…Daddy…AHHHHHHHH!" Jongin mengeratkan kaitannya kakinya pada pinggang Sehun saat puncaknya datang. Lubang anusnya berkedut dan menjepit keras penis didalam tubuhnya.

"Ahhh!" Sehun menekan penisnya dalam-dalam. Penisnya baru saja meledakkan jutaan sperma kedalam lubang hybrid yang baru saja dibelinya. Memuaskan, sangat memuaskan.

Sehun mengeluarkan penisnya dari lubang yang baru saja memberinya kenikmatan dengan perlahan. Sudah lewat tengah malam, dan Sehun harus segera istirahat agar staminanya terjaga untuk bekerja besok. Sehun punya banyak waktu untuk menikmati tubuh Jongin, ia tidak ingin terburu-buru karena baginya Jongin adalah mainan yang sempurna. Sehun akan menggunakan waktu sebanyak yang ia punya untuk menelusuri seluruh bagian tubuh Jongin yang sempurna.

"Jongin ngantuk Daddy.." Jongin berkata pelan begitu nafasnya sudah teratur sejak orgasme terakhirnya.

"Tidurlah." Sehun bangkit dari kasur untuk ke kamar mandi.

"Daddy mau kemana?" Jongin membuka matanya dengan penuh paksaan ketika merasa Sehun meninggalkan dirinya.

"Daddy mau ke kamar mandi."

"Temani Jongin tidur dulu, Jongin mau dielus-elus kepalanya." Jongin merajuk dengan wajah mengantuk. Sehun menghela nafas panjang dan naik lagi ke atas tempat tidur, menempatkan dirinya disamping Jongin lalu memeluk Jongin canggung.

"Jongin mau peluk." Jongin tiba-tiba meletakkan kepalanya di dada Sehun dan memeluk pinggang Sehun erat membuat Sehun sedikit terlonjak. Tangan Sehun mulai menyentuh kepala Jongin dan mengelusnya perlahan.

Sehun mengeluh dalam hati, belum pernah ia memperlakukan partner seksnya seperti ini. Selama ini Sehun akan langsung pergi meninggalkan ruangan jika ia sudah mencapai orgasme, dan kini ia harus mengurusi peliharaan barunya yang ternyata sangat manja.

Lelaki tampan itu mengira jika Jongin akan takut dengan dirinya dengan hukuman yang baru saja ia berikan pada Jongin. Sehun jadi bertanya-tanya, apa hukuman yang ia berikan pada Jongin tadi kurang kejam? Kenapa Jongin masih mau bermanja-manja dengan dirinya? Sehun kan inginnya jadi majikan yang ditakuti oleh peliharaannya, bukan yang malah mengeloni peliharannya seusai mereka bercinta.

Sehun lagi-lagi menghela nafas panjang, ia sendiri heran kenapa tadi ia begitu saja kembali naik ke atas tempat tidur dan membiarkan Jongin menempelkan tubuhnya seperti ini. Lama kelamaan, rasa kantuk mulai menyerang Sehun. Ia biarkan Jongin menghabiskan malam itu dalam pelukannya, malam pertama ia jatuh tertidur dengan orang lain didalam selimutnya. Sehun tidak tahu berbagi kehangatan ketika tidur akan senyaman ini.

To Be Continue

Daddykink lagi :

Supaya adil, Author selang-seling aja ya antara KaiHun sama HunKai hehe, bingung soalnya mau pilih yang mana hahaha. Kamis depan Author update yang KaiHun yaaa.

Seri HunKai yang ini semi BDSM ya, kalau engga kuat jangan dipaksakan hahaha. Author juga lagi men-challenge kemampuan menulis BDSM Author wkwk.

Semoga banyak yang suka dan jangan lupa tinggalkan review, kritik dan saran^^

Gomawo dan Selamat Malam Jum'at!