Holaaa~
Yuu-chan balik lagi nih dengan janji sequel dari 'Meeting You' :D
Maaf ya lama, happy reading XD
.
.
Keep Believing
.
.
Cahaya matahari pagi mulai memasuki kamar Astrid melalui sela-sela jendela, disusul dengan suara jam weker yang memekakan telinga.
Kriing… Kriing… Kriiing…
"Uugh… Pagi sudah datang, ya ?" Aastrid terbangun dan menyeka matanya perlahan,
Gadis yang sekarang berumur 19 tahun itu kemudian bangkit dari tempat tidurnya.
Kamar Astrid tidak jauh berubah, masih dipenuhi dengan buku-buku dongeng dan novel tebal, namun beberapa sudah mulai agak terlihat rusak karena sering dibaca.
"Aah.., mimpi itu lagi..," ujarya sambil mengingat=ingat mimpi yang terus terulang,
Mimpi pertemuannya dengan Jack Frost, guardian yang ia temui saat baru naik ke kelas 2 SMA dulu.
"Jack.., kamu dimana?" Astrid menghela nafasnya pelan,
Sudah pasti kalau ia sangat merindukan Jack.
Astrid menatap dengan pandangan nanar ke arah jam yang sebentar lagi menunjukan angka 7, ia hampir telat mengikuti upacara kelulusan !
"Ah, siaaal !" Astrid memekik karena panik, ia lalu meloncat dari ranjangnya dan mulai bersiap-siap.
Udara pagi itu cukup dingin, matahari tertutupi oleh awan, mungkin karena ini pertengahan bulan Desember.
Astrid berlari tergopoh-gopoh ke ruang makan dengan seragam kelulusannya yang sudah dirapikan terlebih dahulu, diberi parfum, dan ia juga menyematkan pin sekolah di dada kanannya.
"Ah, akhirnya..," ibu Astrid menatapnya dengan haru,
"Kau akan lulus dan kuliah kedokteran di Kanada.."
"Yes, mom.., tapi aku akan pulang sebisa dan sesering mungkin, kok !" hibur Astrid sambil tersenyum lebar,
"Ibu mengerti, ayo cepat sarapan dulu.. Ayah akan mengantarmu ke sekolah."
Tap.. Tap.. Tap..
Suara langkah Astrid terdengar berat saat keluar dari mobil ayahnya, ia agak gugup dan takut terlambat di hari spesial ini.
"Hei, Oakwood !" panggil sebuah suara, Astrid segera menoleh,
Ternyata itu Josh Frendich, ketua di kelasnya.
"Aku kira kamu tidak akan datang, sleepy head !" ledeknya sambil tertawa lebar,
"Berhenti memanggilku seperti itu !" Astrid merasa kesal,
"Ya, yaa.. Di hari istimewa ini, sebaiknya kamu jangan mengigau soal tokoh dongeng dulu, ya !" Josh mewanti-wantinya,
"Bicaralah sesukamu..," Astrid tidak menghiraukannya dan berlalu menuju gerombolan siswi.
"Astrid ! Ah, akhirnya kita lulus !" pekik seorang gadis berkepang dua saat Astrid mendekat,
"Iya, Lizzie.. Aku akan pergi ke Kanada 3 hari setelah kelulusan ini.., bagaimana denganmu ?"
"Aku akan kuliah di London saja, jurusan musik sesuai cita-citaku sejak dulu~"
Astrid tersenyum hangat melihat teman sebangkunya sejak SD itu bisa meraih mimpinya, menjadi pemain piano profesional.
Astrid memperhatikan sekitarnya, semua orang berwajah ceria saat itu, sedangkan ia sendiri muram.
"Huh.., kenapa aku ?" tanyanya dalam hati.
"Astrid, kalau nanti sudah kuliah.., jangan kekanak-kanakan lagi, ya !"
"Iya, kamu selalu heboh kalau membicarakan tokoh dongeng yang tidak nyata begitu.."
"Kamu sudah dewasa 'kan.."
"Jurusan kedokteran ? Orang sepertimu cocoknya jadi guru TK !"
Kata-kata menghina disana-sini mencerca Astrid, tapi ia hanya diam dan tidak melawan.
Astrid sudah beberapa kali ditegur ibunya pula soal buku dongeng dan tokoh khayalan yang selalu ia bicarakan,
"Astrid, ini sudah saatnya kamu beranjak dewasa !" nasihat ibunya, berulang-ulang.
Astrid menundukkan kepalanya dengan raut wajah sedih.
"Aku tidak mau dikata-katai lagi.., aku tidak mau.. Aku harus melupakan dongeng dan Jack.., harus !" gumamnya sambil mengusap air mata yang sedikit mengalir di pipinya.
Sementara Astrid mematung di tengah kerumunan, seorang pemuda berkulit pucat memperhatikannya dengan raut wajah sedih.
"Mungkin sudah saatnya Astrid melupakanku.."
.
.
~TBC~
.
.
Mwahaha, yang baca tinggalkan jejak (alias review) :D
Tunggu up date, ya~
