Title: Road of Life

Pairing: main: Sasuke X Naruto, other: NejiGaa, LeeSaku, SaiIno

Genre: Romance(?)/Drama

Disclaimer: "APA KAU BILANG?" "Um, Naruto punya saia…?" "Chidori! MATI KAU!" "GYAAAAA \O,O'/"

Warning: Contain Shounen-Ai, possible Boys Love sooner or later. Surely possible OOC! Sexual Frustration *snicker* (poor Sasuke). THIS IS SASUNARU! Don't Like? It's Ur problem. Shoo! Stay away! Go away! Back off this instant! Get the hell out of this linkimmediately homophobics!

A/N

Sequel dari the FoxAngel, dan multi chap, everyone. Sorry banget lama datengnya. Jujur saia bkinnya repot banget. Di edit berkali-kali. Hapus dan ketik kembali. Sampai berubah cara penulisan dari Point of View 3rd person jadi 1st POV. Oh Yes, It's SASUKE POV! Hope U'll like it! Oh, lupa! Yang setuju ItaDei angkat tangan plus review[berarti Dei jadi kakaknya Naru]! ^w^

'thinking'

"dialogue"

Musik pengiring: Piece of Your Heart, by: Do As Infinity. Let's us enjoy the dish! ^^


Pagi berganti malam, malam berganti pagi. Dunia terus berputar dan kehidupan terus berjalan bagaikan roda. Semua itu berlaku terhadap semua makhluk hidup termasuk manusia. Hari itu tak ada bedanya dengan hari-hari sebelumnya bagiku. Di sinilah aku sekarang. Di dalam arus lalu lintas di sore hari sepulang sekolah. Sang Mentari tak lagi berada di atas kepalaku, namun merayap perlahan ke tempat peristirahatannya di ufuk barat. Aku memacu sepeda motor hitam-ku saat lampu berubah menjadi hijau.

Sore ini aku hanya ingin berputar-putar mengelilingi kota. Aku tak ingin pulang kerumah dan akan di paksa untuk pergi bersama seseorang yang masih berani menyebut dirinya 'kepala keluarga'. Aku tak akan pernah mengakuinya lagi sebagai ayah. Aku bahkan tidak ingat kapan kami menghabiskan waktu bersama seperti saat aku kecil. Oh aku ingat, saat perusahaan 'tersayang'nya berkembang seperti kelinci yang terus mengeluarkan anak.

'Pft, hebat'

Yang ada di pikirannya hanyalah Itachi. Tak peduli betapa-pun aku berusaha, apa yang aku perbuat tak akan pernah membuatnya bangga. Aku juga tak ingat apa dia pernah tersenyum padaku seperti yang Ibu lakukan. Tapi setidaknya Itachi masih lebih baik di mataku daripada orang itu.

Langit menampakkan semburat-semburat oranye di sana. Aku melirik arloji silverku. Kemudian memutuskan untuk berhenti di taman kota. 'Hn, satu-satunya tempat yang tenang'. Hey, aku belum makan siang ingat? Aku langsung tancap gas berkeliling kota setelah bel sekolah berbunyi. Bayangkan, jika kau mendapati dirimu dalam radius serangan lautan 'fans' kau pasti akan melakukan hal yang sama denganku.

Kau pasti kenal denganku, manusia berjenis laki-laki dengan tampang idaman semua orang. Anak dari The Great Uchiha Fugaku. Umurku 17 tahun. Dan aku tidak 'menyukai apapun'. Tapi, aku harus mengatakannya padamu. Seseorang menarik perhatianku beberapa waktu lalu. Lebih tepatnya dua minggu lalu. Yah, seorang berkulit karamel dengan mata bulat berwarna biru yang aku yakin langit dan laut-pun akan cemburu karena keindahannya.

Penari dari café itu tidak pernah meninggalkan pikiranku. Itu sudah cukup buruk bagiku-sebenarnya-, tapi oh Baka-Aniki selalu tahu saat-saat seperti ini dalam hidupku. Dia memilih untuk 'menggoda'ku dengan, ugh aku tak mau mengatakannya. Gara-gara kakak semata wayangku ini, sekarang aku bukanlah seorang cowok berpikiran 'innocent' lagi. Yah, meski aku sudah pernah lihat Blue Film, tapi hey! Sekarang aku sudah memasuki Dunia Kenikmatan Orang Dewasa setiap saat aku tidur! Tak jarang aku harus 'menyentuh diriku sendiri' di kamar mandi sambil memikirkan 'malaikat'ku.

Aku menggelengkan kapalaku sementara nafas panjang menemukan jalannya di antara mulutku, 'aku benar-benar harus menghentikan fantasi ini'.

Baka-Aniki sudah berkata padaku untuk mencoba melacak keberadaan my fox angel. Dan sebagai anak dari keluarga terpandang tak akan susah mencarinya. Tapi, aku tidak tahu namanya. Yeah, selamat Uchiha Sasuke kau telah memenangkan dua gelar untuk tahun ini; cowok perfect idaman semua orang dan cowok paling 'lemot' di mata orang lain. Harusnya waktu itu aku bisa menanyakan namanya. Mungkin karena pikiranku terlalu terpaku pada kulit yang sepertinya berteriak 'sentuh aku!' atau pipinya yang mempunyai goresan tipis di kanan kirinya atau matanya yang- STOP!

'Hhhh, Kami-sama bantulah hambamu ini'

Okay, mungkin inilah yang orang sebut dengan 'sexual frustration'. Aku benar-benar ingin bertemu dengannya lagi. Meski pikiranku berkecamuk seperti sekarang orang-orang tak akan ada yang menyadarinya. Aku selalu memasang topeng 'stoic'ku yang terkenal. Dan hanya satu-dua orang yang bisa melihat apa yang sebenarnya dalam pikiranku, di dalamnya antara lain adalah Itachi dan Okaa-san.

Sepeda motorku terparkir dengan manis di sana. Aku melangkahkan kaki-ku menjauh dan mencari salah satu penjual makanan di sekitar taman itu. Aku melihat penjual sandwich di pojok penglihatanku.

Perjalanan mengelilingi taman menjadi kegiatanku akhir-akhir ini. Sandwich yang malang kini menghuni perut laparku dan di ikuti oleh cola yang kubeli beberapa saat lalu.

Sebelum seseorang menarik my blondie waktu itu aku sempat memberikan secarik kertas padanya. Dan kalian pasti masih ingat malam aku tidak tidur dan menerima telepon. Sejak saat itu aku berusaha menghubunginya. Meski pada akhirnya tidak bisa. Aku jarang menerima balasan pesan darinya apalagi telepon darinya.

Aku bisa merasakan Sakura dan Ino tahu sesuatu tentang orang itu. Jangan bilang aku bodoh dengan mengatakan aku tidak berusaha bertanya pada dua orang itu. Aku bahkan sudah melancarkan 'blackmail' atau sogokan atau -apa- pun sudah aku coba. Dan semuanya tetap menjadi tanda tanya.

Mata berwarna onyx ini menjelajahi pemandangan di sekelilingku. Mengerjakan tugasnya menerima informasi dan menyampaikan ke otak. Sisa-sisa musim semi masih terlihat segar sore itu. Pepohonan rindang berwarna hijau. Bisa terlihat di sisi lain taman pohon Sakura berbunga penuh di tahun ini. Burung-burung bernyanyi membawa suasana di taman itu menjadi sempurna. Tak sedikit keluarga yang terlihat berpiknik di sana. Anak kecil berlarian bersama dengan teman mereka. Dan yang membuatnya sempurna adalah para pasangan yang membuatku teringat akan status 'jomblo'ku.

Oh Fortuna, seandainya saja kau mau berbaik hati padaku.

\^o^/ [CX*~AKU ADALAH PEMISAH RUANG DAN WAKTU, JANGAN LIHAT AKU~*=3] \^o^/

Tidakkah kalian sadar aku sudah out of character beberapa waktu terakhir ini? Aku rasa memang iya. Hanya saja orang-orang tidak sadar mungkin hanya Aniki saja yang baru menyadarinya. Meski aku tahu Neji juga bisa merasakan 'sedikit' perubahan di dalam diriku. Reaksinya? Hanya melihatku dengan tatapan yang tidak bisa aku 'baca' dengan sebelah alis yang terangkat seraya dia berkata, "semua orang akan berubah saat hati mereka memilih belahan jiwanya".(itu kenyataan para reader! XDD)

Entah telingaku masih bekerja dengan baik atau memang Neji juga berubah. Sejak kapan Neji yang 'semua karena takdir' bisa berkata demikian? Oh ya, kembali kepada kata-katanya. Mungkin si kepala merah waiter waktu itu penyebabnya.

Sekali lagi, aku duduk di dalam kelas menghadap jendela dengan tampang stoic terpasang sementara kami sekelas menunggu seorang sensei tercinta kami yang tak pernah sekalipun tidak telat.

Aku bisa mendengar pintu terbuka dan seseorang melangkah masuk. Tapi yang membuatku heran semua orang berhenti berbicara. Biasanya mereka terus mengobrol sekalipun Kakashi masuk ke kelas. Jangan tanya kenapa aku tidak memanggilnya dengan embel-embel 'sensei'. Seorang sensei harusnya menjadi panutan, tapi apa kalian setuju seorang Kakashi menjadi panutan? Yang akan terjadi adalah semua orang akan memiliki otak mesum dan membawa-bawa buku oranye berjudul Icha Icha kemana-mana. Oh tidak terima kasih.

Kembali ke permasalahan. Semua orang berhenti bicara. Biasanya itu saatnya Kakashi memutuskan untuk mengajar. Aku tidak terganggu dengan menolehkan wajahku untuk melihat apa yang terjadi. Aku tetap melihat awan putih melayang-layang di atas sana sambil berpikir 'kapan hari ini cepat berakhir'. Hingga sebuah suara yang melodious itu sampai dan bergetar di telingaku. Suara yang aku kenal.

"Hari ini kita mendapat murid baru, perkenalkan dirimu."

"Pagi, namaku Uzumaki Naruto salam kenal. Dan mohon bantuannya."

Bola mata gelapku melebar dan aku menolehkan wajah pucatku dalam se-per seratus detik (lebay deh). Oh, Kami-sama, the Lady-Luck of Fortuna, pernahkah aku memuji kalian betapa baiknya kalian padaku, di dalam hidupku? Tidak? Sekarang aku benar-benar berterima kasih. Aku memanjatkan terima kasihku pada-Mu.

Mata kami saling bertemu, beradu di dalam tatapan satu sama lain. Entah karena seragam itu atau memang 'malaikat' bernama Naruto ini berhasil membuat sisi lain dalam pikiranku bangkit ke permukaan? Membuatku secara tidak sadar menjilat bibirku sendiri dan menyunggingkan seringai trademark dari Uchiha muda ini. Aku bisa melihat dia memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah lain. Terlihat jelas dia melawan darah yang berusaha naik ke permukaan kulit karamel di kedua pipinya. Oh my little kitsune, jangan pikir kau bisa berpaling dariku.

Serigala ini tak akan melepaskanmu untuk kedua kalinya. Never.


Berikut adalah balasan dari review d'FoxAngel, tlong kalo review pake accout, reader, jadi saia bisa nge-bales. Btw, ini cuma prolog, jadi maap kalo pendek… ^^

-Lovelylawliet & Yue Ichihara: Okay, okay. Updetnya multichap. Mohon b'sabar utk menunggu kelanjutannya…

-NhiaChayang, Uzumaki Winda, Kyoka Amaterasu, GummyCherries: Sip! Saia lanjutin! Jngn lupa review!

-Jill: Gimana mnurutmu? Apakah level diatas sudah masuk dalam kategori 'mesum'nya Sasu-teme?

-UchiRasen & Kitsun: Aduh, ga usah pake '-senpai', saia masih newbie nih… Review lagi di fic ini dunk…? ^/^

-Sucker: HEH, pengecut, ga liat APA? tu rated M pake nama Sasuke U. ma Naruto U.? Kalo lu bukan pengecut harusnya lu pake nama asli ato account lu! Gue terima lu nge-flame cara nulis gue ato plot cerita gue. Tapi PENGECUT macam LOE GA PANTES NGE-HINA pairing SASUNARU! MATI AJA LOE!

-LemonKurangAsem: Aww, sory ya, buat lemonnya saia save dulu. Mungkin buat SasuNaru Day, saia tunggu review-mu! ^^

-AshuraDaiMaOu: um, maksudnya genre drama 'kan? Kalo di-samain ma sinetron, auh kurang enak tuh. Coz saia sendiri bukan konsumen sinetron… Btw, makasi udh review

-theHiddenFujoshi: Thanks buat kritik ! saia hargai buanget! Oh ya buat rate-nya sbnrnya tu buat 'safety' aja, tapi kaya'nya tetep ada yg nge-flame… TT_TT Hiks, Hiks

-Uzukaze Touru, Neko-san, Minamoto Narumi: thanks! Jngn lupa review lagi. Kalian kan udh daia blas dg PM ^^

OKAY! Sembah sujud saia dan Tori (burung peliharaan saia): Matur nuwun! Arigato! Thanks! Jangan lupa Review, kritik dan saran (halah) kami tunggu, y 'kan Tori? *chirp* *chirp*