Title : Napeun! Napeun Namja!

Rate : M

Genre : Romance, Hurt Comfort

Pair / Cast : HAEHYUK – Donghae is Seme, Eunhyuk is Ukee ^_^

Warning : FF rate M lho.. yang gk suka adegan2 begituan mending gk usah baca deh.

Little boundage. Little rape. Kwkwkwkwk.. selamat menikmati ^_^

.

.

.

Zreess, zreess ( suara kereta)

" Haahhh~ hari ini benar-benar hari sialku ternyata. Ughh~~" keluh seorang namja manis dengan bibir terpout lucu setelah ia berhasil mendapatkan posisi –sedikit- nyaman di dalam kereta, tentunya setelah ia melewati ratusan orang yang berdesakan di dalam sana. Walaupun badannya terbilang kecil dalam ukuran namja, tetapi ia tetap tidak mau mengalah. Ia sudah lelah menjalani aktivitas sekolahnya. Kini, dalam perjalanan pulang, masa iya dia harus mengalah pada orang yang sama-sama egois dalam memperebutkan tempat berdiri. Bahkan jika sudah nekat, Hyukjae bakalan rela dan iklas bila harus mendorong nenek-nenek di pinggir sana. Kkkk~ ^_^'

" Uuughh.. seharusnya tadi aku pulang naik bus saja. Eommaa~" ini sudah kesekian kalinya Hyukjae mengeluh.

Greb

" Eoh?"

Hyukjae – namja manis itu- terkejut karena sesaat ia merasakan ada sesuatu yang menempel di pantatnya. Namun ia tidak mau ambil pusing. Mungkin tidak sengaja, pikirnya polos.

Greb

Nyuuuutt

" Eenghhh.. emph!" Hyukjae sempat melenguh. Namun sejurus kemudian ia menutup mulutnya rapat-rapat. Sialan! Di saat-saat seperti ini pantatnya seperti diremas. Ini pelecehan!

Benar saja, saat salah satu tangan Hyukjae merembet ke belakang, ternyata ada sebuah tangan -yang seenak jidat si pemilik tangan- menempel indah di pantatnya. Bahkan kini tangan itu mulai meremas-remas salah satu bongkahan pantat miliknya itu. Tentu saja hal ini harus dihentikan. Akhirnya ia memutuskan untuk mengusir tangan itu. Dan berniat beranjak dari tempatnya berdiri. Belum ada satu langkah, tubuhnya ditarik oleh seseorang. Tentu saja Hyukjae berontak. Namun sepertinya kekuatan lengan-lengan yang menariknya tersebut terlalu kuat.

'Siapa saja tolong..' batin Hyukjae merana. Pasalnya sekarang bukan hanya pantatnya saja yang digerayangi, namun leher yang menjadi bagian tersensitifnya pun juga ikut diendusi oleh orang mesum itu. 'Sial! Sial! Sial! Hiks, eomma~'

" Emh, lepashh.." bisik Hyukjae pada si pelaku. Ia mencoba memelankan suaranya agar tidak terdengar oleh yang lainnya. Hyukjae pun berusaha untuk melihat siapa orang yang berani memperlakukannya seperti ini. Namun sesaat kemudian matanya terbelalak saat mengetahui siapa orang tersebut. Yang tak lain adalah Lee Donghae. Seorang namja tampan yang terkenal 'bad boy' di sekolahnya. Pantas saja sedari pagi tadi ia selalu merasa ada seseorang yang memperhatikannya. Ternyata Lee Donghae.

" Donghaeehh.." sekuat tenaga Hyukjae berusaha untuk tidak mendesah. Tubuhnya bahkan menggeliat-menggeliat agar bisa terlepas dari jamahan Donghae.

" Ssstt.. tenang dan nikmati saja, Hyukkie chagi"

LICK

" Engh~" bukan hanya mengendus. Donghae kini tengah menjilati cuping telinga Hyukjae.

" Kau benar-benar harum sayang."

Sumpah! Kali ini bulu kuduknya berdiri semua saat mendengar suara Donghae. Menggelikan! Namun nikmat~ PLAK! SADAR Lee Hyukjae! Kau sedang –hampir- diperkosa saat ini.

Keadaan saat itu yang memang sudah tidak nyaman, kondisi kereta yang penuh sesak dan gerah, menambah suhu badan Hyukjae meningkat. Apalagi tangan yang sedari tadi meremas-remas pantat Hyukjae, kini bergeser ke atas. Mengusap-usap perlahan tubuh bagian depan milik Hyukjae. Bertepatan dengan jari-jari Donghae yang hendak membuka kancing seragam Hyukjae, kereta berhenti. Mereka telah tiba di stasiun. Mendapatkan peluang, Hyukjae segera mendorong keras Donghae ke belakang. Ia pun segera melarikan diri.

" Yak! Tunggu!"

Drap, drap, drap.

" Mwo? Dia mengejarku? Aish eotohkae?"

Panik! Hyukjae panik! Ia terus berlari.

" Yak! Lee Hyukjae!"

" Kyaaaaa!"

" Kau tidak akan kulepask.."

TIIIINNNN...

BRAK!

" Hosh..hosh.. hosh.." Hyukjae menghentikan larinya dan menengok ke belakang. Matanya membulat saat melihat tubuh Donghae terpelanting ke pinggir jalan.

" Do-Donghae?"

Jujur, saat ini ia sangat ingin menolong teman satu sekolahnya itu. Namun rasa takut masih melingkupi dirinya mengingat apa yang baru saja dilakukan oleh Donghae kepadanya. Matanya pun berair.

' Mianhae.. mianhe..' Hyukjae berlari meninggalkan tempat itu.

.

.

Dua hari kemudian..

Setelah insiden di kereta lusa kemarin, Hyukjae memutuskan untuk tidak berangkat sekolah. Ia masih takut bila harus berhadapan dengan Donghae lagi. Namun karena hari ini ada ujian harian, maka dengan sangat amat terpaksa Hyukjae berangkat ke sekolah. Ia bahkan tidak memberitahu orang tuanya tentang kejadian itu.

" Hyukkie kau darimana saja?" tanya Sungmin teman sebangku Hyukjae saat ia sampai ia di kelas.

" Aku sakit Minimi." jelas Hyukjae singkat. Bukan berniat untuk sombong, namun hari ini Hyukjae merasa malas untuk berbicara.

" Jinja?"

" Ndee, tapi sekarang sudah sembuh kok." Hyukjae tersenyum dengan terpaksa.

" Syukurlah"

" ... "

" ... "

" Hyuk."

" Hm?"

" Kemarin, saat kau tidak masuk, ada murid yang dinyatakan meninggal karena kecelakaan."

DEG

Aktivitas hyukjae sedari tadi –bermain hape- terhenti seketika. Ingatannya berputar balik pada kejadian dua hari yang lalu. Dimana ia melihat Donghae tertabrak mobil hingga terpental jauh. Jantungnya berdegup kencang.

' Jangan-jangan..jika memang benar dia, maka aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri. Tapi.. itu pasti Donghae.'

" Uk.."

" Yuk"

" Hyuk?"

" Hyukjae!"

" Ah? Iya? Iya, ada apa?"

" Kau melamun rupanya."

" Hehehe, aniya. Mianhae Minimi. Lalu, siapa nama.."

TEETTTT... TEETTTTT...

Bel masuk berbunyi, membuat Hyukjae mengurungkan pertanyaannya dan bersiap untuk mengikuti pelajaran. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia benar-benar memikirkan keadaan pemuda mesum itu.

SKIP~

" Haaahh~ pulang malam lagi." Gumam Hyukjae dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Namun sedari tadi ia merasa ada yang aneh. Seperti ada yang mengikutinya dari belakang. Sesekali ia menengok ke belakang untuk melihat siapa orang itu. Tapi tidak ada siapapun. Bulu kuduk Hyukjae pun berdiri. Karena takut, Hyukjae memutuskan untuk mempercepat langkahnya.

BRAK!

" Eomaaa! Aku pulang!" dengan nafas terengah-engah, Hyukjae membuka pintu dengan tidak santainya. Bahkan ia langsung menuju kamarnya, tanpa menjawab pertanyaan dari sang eomma.

" Hyukkie, kau sudah makan?" tanya eomma Hyukjae sekali lagi. Namun tidak ada jawaban apapun dari anak manisnya tersebut. " Kenapa anak itu?"

:: Hyukjae POV ::

" Uuughh.. kenapa aku jadi merinding begini ya? Hiks, eomma, Hyukkie takut~ eothohkae? Sebenarnya siapa yang sedari tadi mengikutiku? Haaahhh.. sudahlah, untung saja aku sudah sampai rumah. Tidak mungkin kan orang itu mengikutiku sampai ke dalam kamar ini?" ujarku seraya menyelimuti tubuh rampingku. Tidak peduli masih memakai seragam, aku memutuskan untuk tidur saja.

Ada apa ini? Kenapa perasaan ini muncul lagi? Kusibak cepat selimutku. Kupandangi setiap sudut kamarku.

" Tidak ada siapa-siapa disini. Uughh, kenapa aku jadi paranoid seperti ini sih?" kembali kuputuskan untuk tidur. Aku tidak mengerti ada apa sebenarnya? Aku bahkan tidak menonton film horor. Tetapi kenapa aku selalu merasa ada seseorang yang memperhatikanku? Sudahlah Hyuk. Tidur, tidur, tidur.

:: Hyukjae POV End ::

SKIP

" Engh.. Hooaammm... sudah pagi rupanya." Hyukjae mengerjapkan mata dan menggeliat. Namun disaat ia membalikan badannya kesamping, matanya membulat.

" Aku pasti mimpi." Gumamnya.

" Morning, Lee Hyukjae."

" Do-Donghae?"

" Yes my dear."

" ... "

" ... "

" ... "

" Waeyo Hyukkie? aku tampan bukan?"

" Kau.. kau! Bagaimana bisa kau masuk ke kamarku!" tanya Hyukjae dengan sedikit berteriak. Ia pun segera mendudukan tubuhnya. Pertanyaan Hyukjae tidak segera dijawab oleh Donghae. Namja itu malah mempoisiskan tubuhnya dengan nyaman disamping Hyukjae.

" Yak! Jawab aku!"

" Sssstt.. kau berisik sekali chagi."

Karena geram, Hyukjae bangkit dari kasur dan dengan kasar menyeret Donghae untuk berdiri. ' Ugh, kenapa tubuhnya berat sekali.'

Alih-alih berhasil, badan Hyukjae malah terpelanting ke depan karena tarikan dari Donghae. Sehingga mau tidak mau ia jadi memeluk si namja ikan itu.

" Dong..hae.."

Terpesona. Mata yang sendu itu mampu mengikat perhatiannya.

" Nde, Hyukkie.."

" ..."

" Wae? Terpesona, eoh?"

Dengan bodohnya –tapi imut- Hyukjae mengangguk. Membuat Donghae tersenyum geli.

" Apa kau berniat untuk... melanjutkan aktivitas kita di kereta waktu itu? Hm?"

Deg!

" M-mwo?" lagi-lagi matanya membulat lucu. Entah kenapa akhir-akhir ini dia suka sekali melakukan hal itu.

Sekilas, kejadian-kejadian tiga hari yang lalu muncul lagi di pikirannya. Sesak dan gerahnya berdiri dikereta, cumbuan Donghae, hingga kejadian dimana tubuh Donghae terpelanting di jalan raya.

Dengan cepat, Hyukjae beranjak dari posisinya –di atas tubuh Donghae-.

" Kau!"

" ..." Donghae diam menunggu kata-kata apa yang akan dilontarkan Hyukjae.

" K-kau.. sudah mati.."

" ..."

" D-Donghae, kau.. sudah mati bukan? Ke-kecelakaan itu?" pandangan Hyukjae mulai mengabur. Selain air mata yang menggenang di kedua bola matanya, kepalanya juga tiba-tiba terasa pusing.

" Nde. Aku memang sudah mati. Dan asal kau tau..." Donghae menggantung kalimatnya. Bahkan seringaian muncul di wajahnya kini.

" Aku.. akan membalas dendam, kepadamu, Hyu-kkie.." itulah kata-kata yang terakhir didengar oleh Hyukjae. Karena seketika itu juga, pandangan Hyukjae menggelap. Tubuh ramping itu jatuh dan tergolek tak berdaya di lantai kamarnya. Dan, Hyukjae pinsan.

.

.

" Dia sudah bangun."

" Syukurlah.."

" Hyukkie? hyukkie?"

" Gwaenchana sayang?"

Sayup-sayup, suara kekhawatiran dua orang namja yang tak lain adalah orang tua Hyukjae terdengar di telinga namja manis itu. Ia membuka kedua kelopak matanya dengan perlahan. Setelah beberapa saat, kesadarannya mulai pulih. Ia pun memandangi kedua orang tuanya dengan tatapan heran.

" Appa? Eomma?"

" Syukurlah kau sudah siuman sayang. Kami benar-benar khawatir padamu. Sebenarnya ada apa Hyukkie? Apa yang telah terjadi? Apa kau sakit, hm? Kepalamu pusing? Eomma menemukanmu tergeletak di lantai pagi tadi. Apa yang kau rasakan sekarang?" begitulah serentetan pertanyaan yang dilontarkan Mrs. Lee.

" Ternyata aku pinsan. Hmm.. Gwaenchana eomma. Sepertinya Hyukkie hanya kecapekan. Tapi sekarang sudah baikan kok. Jangan terlalu khawatir nde, eomma." Jelas Hyukjae sembari tersenyum, berharap eommanya tenang dan tidak khawatir lagi.

" Bagaimana bisa eomma tidak khawatir. Kau anak eomma satu-satunya. Anak eomma yang sangaaaattt manis. Kkkk~"

" Ish, eomma!"

" Hahahahaha! Lihat itu honey, wajah Hyukkie memerah. Kau memang pandai menggodanya." tawa Mr. Lee.

" Ish~ kalian jahat! Uugh!" karena malu Hyukjae pun membalikan badan membelakangi kedua orang tuanya. Tak lupa ia naikan selimut tebalnya sampai ke kepala. Lucu sekali. Model ngambek seperti anak kecil.

" Aigoo, aigoo.. anak eomma malu eoh? Sini, sini eomma cium." Mrs. Lee semakin menjadi (?). Dengan gemas, ia menggoyang-goyangkan tubuh Hyukjae. Agar anaknya mau berbalik lagi. Namun sepertinya Hyukjae tidak akan mengalah kali ini. Ia berusaha sekuat tenaga agar tidak kalah dengan eommanya.

" Hahahahaha! Sudah, sudah. Hentikan itu. Biarkan Hyukkie istirahat yeobo. Kau ini.."

" Hhhmmmhh, arraseo~" dan akhirnya kedua orang tua Hyukjae pun meninggalkannya sendiri. Tepat setelah pintu ditutup, suara seorang laki-laki menyapa indra pendengaran Hyukjae. Membuat Hyukjae mau tak mau menoleh ke asal suara.

" Dasar anak eomma." Suara ejekan itu begitu Hyukjae benci. Ia pun menatap garang si pemilik suara.

" Kau! Kenapa kau masih di sini? Pergi!"

" Hahaha! Wae? Kau tidak akan pernah bisa mengusirku. Kau lupa? Aku ini hantu. Aku bisa kemana saja, sesuai keinginanku."

" Kau.." Hyukjae benar-benar dibuat geram saat ini. " Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?"

" Ck! Kenapa masih bertanya? Tentu saja kau."

" Eoh?" mata Hyukjae membulat. Tanda bahwa ia tidak mengerti.

Sebenarnya Donghae merasa gemas dengan ekspresi yang dikeluarkan namja manis di depannya itu. Tapi demi misinya, dia harus mengurungkan niatnya tersebut.

" Kau. Yang kuinginkan sekarang ini adalah kau."

" ..."

Donghae yang tadinya bersender pada dinding kamar kini mulai mendekati Hyukjae yang terduduk di ranjang. Entah karena loading otak Hyukjae memang lama atau apa, Hyukjae bahkan tak menyadari bahwa jarak antara Donghae dengan dirinya kini sudah semakin menipis. Ia bahkan tak memberikan respon apapun saat Donghae mulai menaiki ranjang miliknya itu. Hyukjae hanya memandangi Donghae. Namja maskulin itu perlahan-lahan mendekatkan tubuhnya pada tubuh si namja manis. Berbisik dengan perlahan namun terdengar... mmhhhh... begitu.. eksotis.

" Tubuhmu. Aku sangat mengiginkan tubuhmu, Hyukkie."

LICK

Deg.

" Engh.."

BRUK!

Setelah menjilat telinga Hyukjae dan mendengar suara lenguhan yang dikeluarkan oleh namja manis itu, libido Donghae mulai terbakar. Ia pun mendorong kasar tubuh ramping itu. Menindihnya dan tanpa babibu lagi, Donghae melumat bibir Hyukjae.

" Emmpphhh.. ahhh.. engghhh.."

Sruuulppp..

Setelah berhasil membuka belahan bibir Hyukjae, Donghae menjulurkan lidahnya. Menjilati setiap sudut ruangan di mulut Hyukjae. Bahkan suara hisapan yang dilakukan Donghae pada lidah Hyukjae terdengar begitu eksotis.

" Aaaahhhh..haahhh..hahhh.."

Hyukjae tak tahan. Ia butuh oksigen. Dengan keras ia menepuk-nepuk dada Donghae. Wajahnya memanas.

' Bagaimana bisa ia melakukan ini? Bagaimana bisa ia tidak terlihat oleh siapapun namun dapat kusentuh. Bahkan lidahnya.. ugh~' begitulah isi pikiran Hyukjae sesaat ia mengambil nafas tadi.

" Well, tidka buruk juga." Donghae mengusap sudut bibirnya. Dan seringaian kembali tercetak di wajah tampannya.

" Jangan pikir ini akan berakhir dengan cepat Hyukkie. karena kita akan melewati waktu-waktu yang menggairahkan disini. Dikamar ini."

Tidak menunggu lama, Donghae melucuti paksa pakaian Hyukjae. Namja manis itu memang meronta habis-habisan. Bahkan ia berteriak-teriak meminta tolong. Namun tak ada satupun yang dapat mendengar suaranya. Ini karena ulah Donghae. Ia dapat membuat kamar Hyukjae kedap suara hanya dengan sekali jentikan jari. #sumpah author ngarang.

" Hentikan, kumohon, hiks.."

Tak peduli pada isakan Hyukjae, Donghae tanpa persiapan apapun segera memasukan miliknya yang tegang ke dalam lubang Hyukjae.

Perih. Tentu saja. Hey! Hyukjae masih perawan asal kau tau! Lubang yang masih sempit itu, tanpa persiapan, tanpa lube, dimasuki oleh benda tumpul yang ukurannya WOW seperti itu. Siapa yang tidak akan menjerit kesakitan? Kau juga tau rasanya bukan? Sakit. Perih. Seolah-olah tubuhmu dibelah menjadi dua secara paksa. Belum lagi, dinding-dinding lubang Hyukjae yang sifatnya kering, harus menerima setiap gesekan kasar dari penis milik Donghae. Sudah pasti rasanya..

" Hiks. Hentikan! Appo! Eomma! Appa! Hiks.. appo Donghae!"

" Ughh nikmat. Tapi.. ke-kenapa sedikit perih?" karena merasa ada yang aneh, untuk sesaat Donghae mengeluarkan miliknya dari dalam lubang Hyukjae. Ia tidak peduli pada darah yang telah merembes keluar dari lubang Hyukjae. Ia malah sibukk membasahi penisnya dengan salivanya. Setelah siap, ia masukan kembali penis miliknya. Dengan menciumi bibir Hyukjae, Donghae menggerakan pinggulnya dengan keras. Sehingga ujung penisnya mampu menumbuk titik kenikmatan Hyukjae. Membuat semua rintihan kesakitan Hyukjae berubah menjadi erangan nikmat.

" Akh! Akh! Akh! E-enak~.. emmhh... ahh.. Haehhh.." jemari Hyukjae mencakari punggung Donghae karena tak bisa menahan gejolak dalam dirinya. Ini terlalu nikmat. Ingat, Hyukjae adalah pemula. Ia bahkan baru tau kalau seks bisa seenak ini.

" Eemmmhhhh.. yessss... lagiihh.. disanahh.."

" nikmat bukan? Rasakanlah bagaimana penisku berulang kali menumbuk prostatmu. Ahhh.. dan jangan khawatir, ini akan berlangsung lama, sayang."

JLEB, JLEB, JLEB.

.

.

TBC

haaaahhhhh akhirnya jadi juga part satunya. cha~ mianhae atas kekalapan author. ini hanya cerita fantasi yang terlalu dibuat-buat oleh author. bwakakakakak. semoga suka ndeee.. mian kalau bahasanya gak bagus. kan lagi belajar. gak papa doongs.

last word.. review please. *BOW*