WELL, TELL ME YOUR NAME
[ CHAPTER 1 ]
AUTHOR : HADI EKO SISWANTO PUTRO (Hadhi ESP)
PAIRING : HUNHAN
CAST : Bisa bertambah sesuai Chapter ...
GENRE : FANTASY, ROMANCE
LENGTH : CHAPTER
DISCLAIMER : Member EXO milik keluarga mereka, SM entertainment dan tuhan, Fanfiction ini murni milik saya pribadi dari hasil pemikiran otak saya yang terbatas dan imajinasi liar saya ini, JANGAN COPAS atau PLAGIAT...
maaf ya kalo alur kecepetan.
Oiya, banyak banget TYPO disini... harap maklum ya !
WARNING : Mohon Jangan jadi SILENT READERS !
^^ Happy Reading ^^
Pagi ini begitu membosankan untukku, ya seperti biasanya aku berangkat sekolah menggunakan Bis, menikmati kota seoul dari balik kaca Bis, melihat manusia-manusia yang berkutat dengan kesibukannya masing-masing. Mataku menangkap satu kejadian diluar sana, ada seorang gadis yang ditodong oleh seorang pria dengan sebuah pisau lipat ditangannya, mungkin dia ingin mencuri barang milik gadis itu. Aku sebenarnya ingin membiarkannya, namun naluri menolongku kuat. Akhirnya aku langsung memberhentikan Bis yang tengah jalan itu, aku langsung keluar dari dalam Bis. Dan berlari kearah gadis yang sedang diancam dengan pisau itu.
"Hey, Lepaskan wanita itu." Teriakku pada pencuri itu. Aku tidak tau apa yang kulakukan saat ini, yang aku tau hanya ingin menolong saja.
"Hey, bocah tengik, kau ingin mati, hah?." Seru Pencuri itu lantang, sambil mengacungkan Pisau kearahku. Aku sedikit bergidik, namun aku tetap bertahan ditempatku.
"Iya." Kali ini aku benar-benar diluar akal sehatku. Hahaha, menantang seorang pencuri dengan pisau ditangannya. Mungkin, aku terlihat konyol, menantang maut yang sebentar lagi akan menjemputku. Lagi-lagi aku tetap bertahan ditempatku.
Pencuri itu mendekatiku, dia langsung memegang kerah baju seragamku. Pisau yang dipegangnya didekatkan kewajahku. Aku bisa melihat kilauan pisau yang terpapar matahari itu, sungguh menyilaukan mata.
"Terimalah ajalmu, bocah Tengik." Pencuri itu mendekatkan pisaunya dileherku. Ajaib sekali pisau itu, baru menyentuh kulitku saja, aku merasakan perih yang terasa dileherku.
"Kim Donghyun, cepat pergi dari sini. Polisi akan kemari." Teriak seorang pria dari sisi kananku, dengan pandangan panik kearah pria dihadapanku. Bukan hanya aku yang menoleh kepria itu namun pria yang sedari tadi mencengkram kerah seragamku juga menoleh kearahnya. Aku membalikkan wajahku menatap Pria yang akan membunuhku itu.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Sebelum aku pergi, aku akan membuatmu mati disini." Tukas Pencuri itu padaku.
"Kim Donghyun." Kataku menyebutkan namanya, pria itu menghentikan gerakan tangannya yang akan menusukkan pisau keperutku. Matanya membulat, mungkin dia terkejut karena aku menyebutkan namanya. Aku menyeringai, "Matilah kau."
Badan pencuri itu bergetar, urat-urat ditubuhnya membesar, mukanya memerah karena darah diwajahnya terbendung disana. Pisau yang dipegangnya jatuh ketanah, kedua tangannya memegangi lehernya sendiri. Dia tersungkur ditanah, berguling-guling tiada arah. Bagaikan seekor ayam yang terpotong lehernya. Nafasnya bergemuru cepat, tangannya mulai lemas dan Mati.
Gadis yang ingin dicuri tadi terperanjat tidak percaya dengan apa yang dia lihat, bukan hanya dia tapi temannya tadi juga. Mungkin aku harus berterima kasih pada teman si pencuri yang sudah Mati ini, berkat dia aku bisa tau siapa nama pencuri yang akan membunuhku tadi.
"Kau.. bagaimana kau.. bisa..." teman si pencuri itu mencoba berbicara denganku, mungkin apa yang dia lihat tidak masuk diakal pikirannya, namun begitulah kenyataan yang dia lihat. Temannya mati tanpa harus kusentuh.
Aku tidak menggubrisnya, aku langsung berlalu dari tempat itu. Aku harus segera kesekolah. Oiya, mungkin aku belum memperkenalkan diriku pada kalian, namaku Luhan, Xi Luhan. Ya, aku adalah blasteran Korea-China. Ibuku orang China asli yang menikah dengan Ayahku yang orang Korea. Pasti kau ingin tau tentang kejadian tadi. Akan kuberi tahu.
Aku bisa membuat orang sakit dan mati hanya dengan menyebutkan namanya, terdengar hebat bukan. Iya memang hebat, kamu bisa membunuh orang yang tidak kau sukai tanpa harus menodai tanganmu dengan darah korbanmu. Namun, kau harus berhati-hati dengan mulutmu sendiri, karena ketika kau emosi dan menyebutkan nama orang itu, dalam sekejap mata, orang itu akan mati dalam hitungan detik. Namun, ada pengecualian, ya, pengecualian. Hal ini tidak akan berlaku pada orang yang ku sayangi dan aku Cintai. Aku cukup senang akan hal itu.
Mungkin kau akan berpikir aku itu Psycho, karena membunuh orang lain tanpa rasa bersalah dan berdosa. Hahaha, hey, itu menyenangkan sobat. Iya, menyenangkan, karena kau bisa menyingkirkan orang yang kau tidak suka selama lamanya dari dunia ini.
Pasti kau bertanya tanya dari mana aku bisa mendapatkan kekuatan mengerikan seperti ini. Aku sudah menduganya kau akan sangat penasaran, aku juga tidak tau darimana hal seperti ini hinggap dan menetap ditubuhku. Yang aku ingat dulu, ketika aku sedang bermain dengan kucing milik sepupuku, Sparkle, dia mencakarku dan mengggigitku saat aku ingin memberi dia makan. Karena saking kesalnya aku berkata "Sparkle, Matilah kau." Sedetik kemudian kucing itu dijemput ajalnya dan mati seketika.
Aku kaget bukan kepalang, sampai sampai sepupuku, Baekhyun, menuduhku meracuni kucingnya. Dari hari itu, aku begitu Shock sampai tidak ingin keluar dari kamarku untuk beberapa hari. Tapi, setelahnya aku mulai menikmatinya. Menikmati membunuh siapa pun yang aku benci.
- WELL, TELL ME YOUR NAME –
Aku memakan Ddobokki dihadapanku dengan malas dikantin sekolah, sambil melihat kumpulan Namja yang bermain Basket disana, ya seperti biasanya aku tidak punya teman. Karena mereka menganggap aku ini aneh. Ya sudahlah, aku tidak memperdulikan itu. Yang aku tau hanya tetap bersekolah dan mengejar cita –citaku.
"Hai Namja manis, sendirian aja." Goda seorang Namja yang menurutku tampan.
"Sudahlah, pergi kau jangan ganggu aku." Sergahku, malas dengan Namja-Namja yang hanya menebar ketampanannya.
"Kasar sekali, aku hanya ingin berkenalan denganmu. Hey Namja manis." Serunya, mungkin dia agak kesal dengan perkataanku padanya.
"Aku tidak mau kenalan denganmu. Hey Namja pahit." Balasku pada Namja itu. Dia hanya terkekeh dengan perkataanku, sungguh Namja yang aneh.
DUKKK
Sebuah bola basket menghujam kepalaku, sakit sekali. Bola itu menumpahkan Ddobokki miliku. Aku hanya diam sambil mengusap-usap kepalaku.
"Kau baik-baik saja?." Tanya Namja yang tadi menggodaku, Khawatir. Aku diam saja tidak menjawab kekhawatirannya padaku.
"Hey Bocah, tolong lempar bola basketnya kesini." Teiak seorang Namja jangkung dari lapangan Basket itu. Aku mengambil bola basket itu dan membawanya Namja yang menggodaku pun mengikutiku dari belakang. Sesampainya ditengah lapangan Basket aku lempar Bola itu kearah Namja Jangkung itu.
"Nih." Seruku saat kulempar bola itu, dengan sigap Namja Jangkung itu menangkapnya. Dia tertawa terbahak-bahak, semua teman-temannya pun ikut tertawa. Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
"Hebatkan Lemparanku, aku bilang juga apa, lemparanku pasti akan mengenai kepala anak ini. Dan ternyata berhasil, hahahaha. Mana uang kalian." Tawa Namja jangkung itu, teman-temannya memberikan dia uang. Brengsek, ternyata aku dijadikan taruhan dan kepalaku dan makananku jadi korbannya.
"Namja Brengsek." Seruku, dan Alhasil membuat mereka yang daritadi tertawa langsung diam seketika, aku suka suasana seperti ini.
"Kau bilang apa? Aku Brengsek?." Sungut Namja tinggi itu. Dia mendekatiku dan menarik kerah seragamku dengan kedua tangannya. Dia menatapku penuh emosi, bisa kubaca dari tatapan menusuknya kedalam mataku.
"Iya, Kau Namja Brengsek, tidak tau malu bisanya menggunakan orang lain sebagai taruhan untuk mendapatkan uang. Cih, manusia rendahan." Tukasku pedas padanya, bisa ku prediksi dia akan sangat marah dengan ucapanku yang terbilang cukup tidak mengenakan ditelinga.
BUKKK
Satu bogem mentah mendarat telak dipipiku, aku tersungkur ditanah, kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir disudut bibirku. Aku memegang sudut bibirku, kulihat darahku disana. Hilang sudah kesabaranku. Aku bangkit dari tanah dan berdiri menatap Namja jangkung itu tajam.
BUKKK BUKK BUKK
Kali ini tiga bogem mentah berturut turut menghujam wajahku, aku pun tersungkur kembali ketanah. Tidak hanya pukulan tapi tendangan yang mengenai dada dan perutku pun diberikan Namja Jangkung itu. Aku menegerang kesakitan, terasa begitu ngilu disekujur tubuhku.
"Hey, apa yang kau lakukan. Hentikan." Cegah Namja yang tadi menggodaku, dia ternyata baik.
"Kau mau apa? Kau ingin ku habisi juga, hah?." Ancam Namja Jangkung itu, Namja yang menggodaku itu pun hanya diam, takut.
"Sudahlah Park Chanyeol, dia sudah babak belur seperti itu. Ayo kita pegi saja, bisa gawat jika ada guru yang melihat." Salah satu Namja Jangkung itu mencoba menghentikan pemukulan itu.
"Tapi aku belum puas berurusan dengan Namja dengan mulut sok bijaknya itu." Sungut Chanyeol penuh emosi.
Aku berdiri dari tanah, aku menyeka bibirku yang penuh darah dengan kasar. Lagi-lagi aku harus berterimakasih pada orang yang sudah menyebutkan nama Namja yang Brengsek ini.
Aku menyeringai, "Park Chanyeol." Kataku menyebutkan namanya. Dia memandangku tajam, seolah-olah dia tidak rela jika namanya aku sebut.
"Kenapa kau sebut namaku? Masih kurang luka lebam diwajahmu, hah?." Tukas Chanyeol padaku.
Aku tersenyum lalu menggelengkan kepalaku "Tidak, tidak ada apa-apa." Iya, jika aku membunuhnya sekarang, akan terlihat aneh. Karena sekarang banyak sekali orang yang memperhatikanku dan Chanyeol. Sebenarnya aku ingin membuatnya Mati sekarang juga namun, tapi otakku menyuruhku untuk bersabar menanti waktu yang tepat untuk membunuh, Park Chanyeol.
- TO BE CONTINUED –
Ini FF buat yang Request HunHan Couple ...
Dan ini baru Projected aja...
Kalo ga begitu berminat sama FF ini ya saya Bakar abis FF ini ... hahahaa
Tergantung bagaimana Respon dari Readers aja ...
Kalo Responnya baik ya Lanjut,,
Kalo Responnya Jelek ya saya musnahkan FF ini...
OK, makasih yang udah baca,,,
Makasih yang udah komen ... semoga dapet pahala.. Amiennnn
