Toothbrush
A fanfic by SKYLINE
Pair : MinYoon!. Slight VKook
Genre : Friendship, Romance
Rate : T
Warning BL!
Inspired by DNCE's song 'Toothbrush'
.
.
.
.
.
.
"So baby you don't have to rush, you could leave a toothbrush at my place"
Pukul setengah sembilan malam dan mereka baru pulang dari kampus, tugas memaksa mereka pulang selarut itu. Min Yoongi semester empat jurusan musik dan Park Jimin semester tiga jurusan bisnis.
Jimin berjalan menuju parkiran sambil mengumpati dosennya yang memberikan tugas banyak sekali hingga membuatnya pulang selarut ini. Ia lelah, sungguh. Jika membunuh orang itu tidak dosa dan tidak masuk penjara mungkin sudah ia bunuh dosen tersebut. Saat melewati aula Jimin melihat sosok pemuda manis berambut hitam yang tidak asing baginya.
"Yoongi hyung!" panggil Jimin dengan nada berteriak
"Jimin, akhirnya kau pulang juga"
"Hyung menungguku?, kenapa tidak bilang"
"Aku sudah mencoba menelfonmu berkali-kali tapi tidak bisa" Jimin mengecek handpone di sakunya
"Oh ponselku mati hyung, maaf"
"Taehyung bilang kau pulang jam delapan, aku juga. Jadi aku menunggumu disini"
Mereka berdua berjalan menuju parkiran sambil membicarakan dosen-dosen killer. Sesekali Jimin tertawa kencang mendengar cerita Yoongi tentang dosennya yang seperti Rock lee di anime Naruto atau dosen yang menjanjikan Yoongi nilai A jika Yoongi mau berkencan dengannya. Itu lucu sekali menurut Jimin.
Sesampainya diparkiran, Jimin mengambil helm yang berada dimotornya dan memakaikannya dikepala Yoongi.
"Aku bisa pakai sendiri, Jimin" Yoongi memutar matanya jengah.
"biar romantis hyung, aku selalu bawa dua helm. Persiapan kalau-kalau Yoongi hyung nebeng hehe" Ucap Jimin dengan cengiran lucu dari bibirnya
"romantis kepalamu" Yoongi menjitak kepala Jimin.
"sudah ayo pulang, aku menginap diapartemenmu saja, kasihan kalau kau harus mengantarku ke flat, terlalu jauh, nanti kau lelah, lagipula aku sudah terlalu mengantuk".
Jimin dan Yoongi adalah sahabat sejak Senior high school, mereka berasal dari luar kota. Jimin dari Busan, ayahnya yang mengirim Jimin ke Seoul untuk belajar bisnis. Ayahnya memiliki apartemen yang cukup mewah di Seoul untuk Jimin tinggali. Sementara Yoongi berasal dari Daegu, keluarganya tidak begitu kaya dia mendapat beasiswa di Seoul dan tinggal di sebuah flat kecil dipinggiran kota. Pertemuan pertama mereka adalah saat mereka dihukum membersihkan toilet karena terlambat masuk sekolah. Ditoilet juga mereka berkenalan, sejak saat itu mereka menjadi akrab dan berteman baik hingga sekarang.
"Yoongi hyung sudah sampai"
"Hooamm~ oh? Sudah sampai ya Jim" Yoongi berucap sambil menguap. Sepertinya ia ketiduran saat diperjalanan.
Sesampainya di apartemen Jimin, mata Yoongi melebar. Tidak, dia tidak sedang melihat hantu. Dia melihat bungkus makanan, mainan dan pakaian bertebaran dimana-mana.
"Jimin…." Ucapnya dengan nada rendah
"Hehe , maaf hyung aku lupa membersihkannya" Jawabnya dengan nada tidak bersalah sama sekali.
Yoongi memijit pangkal hidungnya. Ingin sekali dia marah dan menenggelamkan Jimin di Sungai Han namun dia terlalu lelah. Jimin itu, selalu saja begini. Tidak bisa mengurus tempat tinggal dengan benar, makan juga sembarangan. Sejak SMA Yoongi sering menginap disini jika ia pulang terlalu malam dari sekolah, karena flat yang dia tinggali jauh dari sekolah dan juga kampusnya sekarang. Namun Jimin juga sering menyuruhnya menginap, untuk menemaninya saat kesepian. Kata Jimin sih begitu, tapi nyatanya Yoongi disuruh bersih-bersih dan memasak untuk Jimin. Dan sepertinya sekarang ia harus membantu Jimin bersih-bersih.
Setelah selesai membersihkan kekacauan di apartemen Jimin, Yoongi langsung merebahkan tubuhnya diranjang Jimin. Tak lama kemudian Jimin ikut merebahkan tubuhnya disamping Yoongi. Yoongi nampaknya sudah terlelap menuju alam mimpi. Jiminpun akan segera menyusul Yoongi ke alam mimpi. Namun sebelum itu, Jimin membenarkan letak selimut Yoongi lalu mengecup keningnya seraya mengucapkan 'selamat malam'. Tanpa Jimin tau jika Yoongi belum sepenuhnya terlelap. Mereka memang tidur bersama, karena hanya ada satu kamar di apartemen Jimin.
.
.
Pagi telah datang, mentari telah menampakkan sinarnya. Yoongi terbangun dari tidurnya , mengucek pelan matanya. Saat netranya telah terbuka sepenuhnya yang dia lihat adalah senyum manis Jimin yang berdiri didekat jendela.
"pagi hyung"
"pagi jim"
"mau pulang? Kau ada kelas siang ini?"
"Iya"
Selalu saja begini. Saat menginap diapartemen Jimin Yoongi selalu pulang pagi-pagi, ingin mandi katanya. Jimin sudah berkali-kali bilang padanya untuk mandi diapartemen Jimin tapi Yoongi menolak dengan alasan 'sikat gigimu hanya satu Jimin aku tidak ingin tertular kuman, bakteri dan virus dari air liurmu yang menempel disikat gigi'.
Setelah Yoongi keluar. Jimin tersenyum getir dan berkata "Kan sudah aku bilang, tidak usah terburu-buru kau kan bisa tinggalkan sikat gigimu disini".
.
.
.
Yoongi telah sampai diflatnya, dia langsung melesat menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu dia mendudukan dirinya dimeja makan dan menyantap roti bakar dengan olesan selai strawberry diatasnya.
"Menginap diapartemen Jimin hyung lagi?" tanya Jungkook, roomatenya.
"iya, semalam sudah terlalu larut untuk pulang"
"Hyung, kenapa tidak mandi disana sekalian, aku tau kau membawa sikat gigi". Yoongi bertanya dalam hati darimana Jungkook mengetauinya
"aku belum siap kook". Entah belum siap apa yang Yoongi maksud .
"lebih baik kau urus saja Taehyungmu itu, tidak usah sok jual mahal berikan saja nomor ponselmu agar dia berhenti mengemis padaku".
Kim Taehyung teman sekampusnya pernah berkunjung ke flat Yoongi. Taehyung melihat Jungkook disana dan setelah mengetaui jika Jungkook adalah roomate Yoongi, setiap hari ia merengek pada Yoongi meminta nomor ponselnya. Taehyung bilang Jungkook adalah pemuda bergigi kelinci yang selalu memberinya diskon diminimarket. Jungkook juga sering menceritakan pemuda tampan mempesona yang selalu datang keminimarket tempatnya bekerja, dan ternyata itu Taehyung. Heol dunia ini sempit sekali pikir Yoongi. Yoongi menyuruh Taehyung mendekati Jungkook dengan usahanya sendiri. Terakhir ia melihat Taehyung mengantar Jungkook pulang, mengacak surai Jungkook pelan dan mengecup bibirnya singkat sebelum pergi. Yoongi tersenyum melihatnya.
.
.
.
.
Yoongi mendapat pesan dari Jimin. Jimin menyuruhnya menginap malam itu, tak lupa Jimin menyuruh Yoongi membawa sikat gigi agar dia tak perlu repot pulang keflatnya pagi-pagi sekali hanya untuk mandi. Namun Yoongi menolak, lagi.
Hingga pada suatu malam. Hujan deras mengguyur kota Seoul. Yoongi baru pulang dari kampus dan sialnya dia tidak membawa payung, ponselnya pun mati, double sial. Bus terakhir menuju flatnya pun sudah lewat ,triple sial. Akhirnya dia memutuskan untuk menaiki taksi dan menuju ke apartemen Jimin.
Yoongi menekan bel dengan kencang, dia kedinginan akibat berlari dari kampus dan menunggu taksi dipinggir jalan. Tak lama kemudian Jimin membuka pintu
"Astaga Yoongi hyung, kau kedinginan!" ucap Jimin panik dan langsung berlari menuju kamarnya untuk mengambil handuk dan baju ganti untuk Yoongi.
"ini hyung, keringkan badanmu dulu setelah itu gantilah pakaianmu"
"terimakasih jim"
"tidurlah, kau tampak kurang baik, aku masih ada tugas"
Jimin mengerjakan tugas diruang tengah hingga tanpa sadar ia tertidur disana sampai pagi menjelang.
Jimin hendak memeriksa keadaan Yoongi. Namun sebelum ia sempat mengetuk pintu, Yoongi sudah terlebih dahulu membukanya. Jimin tertegun melihat penampilan Yoongi.
"When you standing there in your underwear
And my t-shirt from the night before"
Surai hitam yang acak-acakan, kaos kebesaran milik Jimin yang mengekspos sebagian bahunya, celana pendek diatas paha yang memperlihatkan kaki indahnya, dan juga mata mengantuknya yang sangat lucu. Bohong jika Jimin tidak tergoda dengan semua itu. Bohong juga jika dada Yoongi tak bergejolak melihat tatapan Jimin terhadapnya saat ini.
"With your messed up hair
And your feet still bare
Would you mind closing the bedroom door"
Jimin tersadar dari lamunannya. Diraihnya pipi Yoongi dengan sebelah tangannya. Sedangkan tangan lainnya ia gunakkan untuk memeluk pinggang Yoongi.
"Yoongi hyung, kau tau? Jantungku selalu berdetak lebih cepat setiap berada didekatmu, mereka benar soal 'cinta datang karena terbiasa' awalnya aku tak percaya namun semakin lama berada disampingmu aku yakin aku sedang jatuh cinta, aku mencintaimu". Jimin mulai menyadari perasaannya ketika menginjak tahun terakhir di SMA. Saat dia mendapat tekanan dari ayahnya untuk lulus dengan nilai terbaik, Yoongi memberinya semangat. Saat Jimin sakit Yoongi yang selalu merawatnya. Yoongi mengetaui segala kelemahan dan keburuka Jimin. Yoongi adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki. Namun salahkah jika Jimin berharap hubungan mereka bisa lebih?.
Jimin mengelus pipi Yoongi pelan. Perasaan lega menyelimuti hati Jimin. Akhirnya ia dapat mengutarakan isi hatinya. Jimin sudah siap jika Yoongi menolaknya, Jimin siap jika hubungan mereka menjadi canggung setelah ini.
Namun tanpa Jimin duga Yoongi berkata "Dan kau tau Jimin? Kenapa aku selalu pulang keapartemenmu disaat ada belasan temanku yang lain menawariku menginap di tempat mereka? Karena aku, telah jatuh dalam pesonamu. Aku tau kau selalu membenarkan letak selimutku, aku tau kau selalu mengecup keningku sebelum tidur aku tau Jimin. Dan aku tau, aku juga mencintaimu".
Jimin mengelus pipi Yoongi dengan ibu jarinya.
"Jadi Yoongi, bisa kau tutup pintu kamarnya?" Jimin berujar dengan suara pelan tepat disamping telinga kiri Yoongi. Setelah pintu kamar tertutup sempurna, Jimin memojokkan Yoongi hingga punggungnya menabrak pintu kamar. Dibelainya kedua pipi Yoongi, kemudian mencium bibir Yoongi dengan lembut, sangat lembut.
"jadi Yoongi hyung, tidak usah buru-buru pulang. Tinggalkan saja sikat gigimu disini" Yoongi tersenyum. Dia tau jika perkataan tersebut mengandung sebuah arti tersirat. Lalu mereka kembali terlarut dalam ciuman panjang.
.
.
Setelah acara pengakuan didepan pintu kamar Jimin tadi. Jimin memutuskan untuk mandi. Yoongi sedang menonton acara musik kesukaannya, dia bilang ingin mandi nanti saja. Setibanya dikamar mandi, senyuman Jimin mengembang, dia melihat sebuah sikat gigi berwarna neon blue berada disamping sikat giginya yang berwarna tosca didalam mug kecil berwarna putih. Ya, itu sikat gigi Yoongi. Tapi kapan Yoongi menaruhnya disana? Jimin yakin semalam sikat gigi Yoongi tidak ada disana.
"YOONGI HYUNG BISA KAU KEKAMAR MANDI SEKARANG"
Dengan langkah malas Yoongi berjalan menuju kamar mandi.
"Ada apa?"
"Sikat gigimu hyung!" ucap Jimin semangat sambil menunjuk sikat gigi Yoongi
"Iya, itu sikat gigiku. Lalu kenapa?"
"Kapan kau menaruhnya disana?"
Yoongi menarik napas dalam sebelum berucap.
"Aku, selalu membawa sikat gigi didalam tasku"
"Lalu kenapa kau selalu pulang pagi-pagi dengan alasan tidak mau berbagi sikat gigi denganku?"
"Saat itu aku belum siap" Jimin berpikir apa maksud jaeaban Yoongi
"Aku belum siap Jimin. Aku tau saat kau bilang 'kenapa tidak tinggalkan saja sikat gigimu disini' itu artinya 'kenapa kau tidak tinggal disini saja, bersamaku' . Tapi setelah kau menyatakan perasaanmu, aku sudah siap, aku sudah siap tinggal bersamamu. Jadi aku menaruh sikat gigiku disini"
"Tapi kapan kau menaruhnya?" tanya Jimin masih penasaran
"Tadi, saat kau buru-buru kedapur mengambil minum, Setelah kita berciuman" jawab Yoongi santai
Jimin kembali mengingat ciuman mereka tadi membuat pipinya sedikit memanas dan berakhir tersenyum seperti orang bodoh. Bibir Yoongi terasa manis, bahkan lebih manis dari pasta gigi rasa strawberry yang sering ia telan saat madih kecil dulu. Jimin tidak akan bisa pernah melupakan manisnya bibir Yoongi.
"Apa yang kau pikirkan?" Yoongi memukul pelan kepala Jimin.
"sudah, lebih baik sekarang sikat gigimu!" Yoongi menyerahkan sikat gigi tosca yang sudah ia beri pasta gigikepada Jimin. Yoongi juga ikut menggosok giginya. Jimin memandang pantulan wajah Yoongi dari cermin. Yoongi sangat lucu dengan banyak busa di mulutnya, Jimin tersenyum melihatnya. Lalu dia kembali melanjutkan acara menyikat giginya yang sempat tertunda.
"we don't need to keep it hush, you could leave a toothbrush at my place"
.
.
.
.
.
.
"Taetae hyung, Yoongi hyung bilang dia sudah bersedia meninggalkan sikat giginya diapartemen Jimin hyung" ucap Jungkook semangat
"Wah itu bagus, akhirnya mereka bersatu" Taehyung menjawab dengan senyuman
"tapi… taetae hyung"
"kenapa kookie?"
"kau…. Tidak berniat memintaku meninggalkan sikat gigiku di apartemenmu?"
END
Note : jadi waktu itu aku lagi gosok gigi, terus tiba-tiba kepikiran Yoongi lalu terciptalah fanfic ini.
So, mind to review?
