UNMEI

Haikyuu! ©Haruichi Furudate

Story by Seilurou

Warn! OOC, typo(s), mpreg

DLDR!

Enjoy Reading~

.

.


"Hey Tobio, boleh aku bertanya?" surai oranye menoleh kearah anak laki-laki disampingnya yang tengah membersihkan panahnya. Mereka berdua tengah duduk dibawah pohon disebuah bukit.

"Tanya apa?" jawab si surai raven tanpa mengalihkan pandangannya dari panahnya.

"Kenapa kau harus menguasai semua hal? Bermain pedang, memanah, memakai tombak, meracik obat. Umurmu kan masih 10 tahun"

"Kenapa kau ingin tahu?" datar. Anak laki-laki yang dipanggil Tobio itu malah balik bertanya membuat si oranye cemberut mendengarnya.

"Ck. Apa susahnya sih menjawab?"

"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi didepan. Ayahku mengatakan jika ada saatnya aku harus bisa bertahan sendiri tanpa ada yang melindungi. Untuk itu ia mengharuskanku menguasai semua hal agar aku dapat bertahan hidup. Kau pun juga sama, Shoyo"

.

.

.

Kerajaan Karasuno merupakan kerajaan yang makmur dipimpin oleh Kaisar yang sangat bijaksana. Kaisar Sawamura dengan permaisurinya, Koshi. Kaisar memiliki dua orang putra, Putra mahkota Kei dan pangeran Shoyo. Putra Mahkota sudah dilantik sejak usianya muda. Kecerdasannya membuat kaisar dan permaisuri tenang akan penerusnya nanti. Lalu pangeran Shoyo, putra kedua kaisar dengan Selir Shimizhu. Namun sayang, sebuah tragedi kudeta beberapa tahun lalu, mengorbankan selirnya atau ibu dari Shoyo yang harus gugur karena melindungi keluarga kaisar. Selama 3 bulan, pangeran Shoyo berkabung atas kematian ibunya. Hanya menjalani aktifitasnya didalam kediamannya. Karena hal itu, kaisar meminta permaisuri nya untuk membantu menyembuhkan luka hati sang pangeran kecil dengan memberi kasih sayang seorang ibu yang tentu dilaksanakan dengan senang hati oleh permaisuri. Lambat laun pangeran Shoyo kembali ceria seperti sedia kala. Tinggal di istana membuat semua kebutuhannya terpenuhi, para dayang siap melayaninya. Namun tidak dipungkiri, ia merasa kesepian. Diusianya yang akan menginjak 18 tahun itu, tak memiliki teman sebaya yang bisa diajak berintraksi. Ia tidak belajar di sekolah kerajaan umumnya, karena kaisar mendatangkan guru khusus untuknya, sama halnya Putra Mahkota Kei.

.

.

"Anak selir itu bisa saja menggeser kedudukan putra mahkota" Laki-laki paruh baya yang duduk dengan angkuhnya.

"Benar. Cepat atau lambat itu akan terjadi. Kita harus bisa menyingkirkannya, menteri"

"Bagaimana caranya? Kalian tahu, dia juga mendapat perlindungan dari permaisuri"

"Aku ada rencana"

.

.

Terjadi keributan di istana barat dekat kediaman putra mahkota. Ruang baca terbakar hebat. Kebakaran di ruang baca istana tersebut membuat seluruh penghuni istana panik. Mereka semua tidak tahu, jika kebakaran itu merupakan pengalih perhatian agar semua penghuni istana terfokus disana. Memanfaatkan kepanikan tersebut, pembunuh bayaran itu menyelinap masuk ke paviliiun Barat, kediaman pangeran Shoyo.

"Siapa kalian?!" Shoyo yang tampak melukis didalam kamarnya tersentak ketika melihat 2 bertopeng masuk kedalam. Pembunuh itu tak menjawab dan langsung menyerang Shoyo dengan belati yang dibawanya. Berkali-berkali pangeran Shoyo berhasil mengimbangi serangan sang pembunuh. Tanpa sepengetahuan Kaisar dan lainnya, Shoyo belajar bela diri, cara bertarung. Ia sebenarnya tidak diperbolehkan menggunakan senjata oleh kaisar, mengingat kejadian yang membuat ibunya meninggal. Namun sepandainya Shoyo menangkis dan menghindar, belati pembunuh itu berhasil beberapa kali mengenai tubuhnya. Ia ambruk. Suara dayang yang memanggilnya dari luar membuat para pembunuh panik dan segera melarikan diri melalui jendela. Shoyo membuka matanya, ia melihat luka-luka ditubuhnya, ia bangkit perlahan, menjawab panggilan dayang jika ia tidak ingin diganggu dulu. Shoyo mulai mulai membersihkan luka-lukanya sendiri. Untunglah ada beberapa bahan obat dikamarnya yang bisa digunakannya. Setelah selesai, ia membalutnya lalu menutupnya dengan hanfu luarnya. Ia menghela nafas. Lagi-lagi seseorang mengirimkan pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Sebenarnya ia tidak tahu apa kesalahannya. Apa ini ada hubungannya dengan politik di istana? Kenapa ia selalu menjadi target pembunuhan. Shoyo mengamati gelang disebelah kirinya.

"Kemampuanku selama ini tidak ada apa-apanya. Selalu saja berakhir penuh luka. Apa yang harus kulakukan, Tobio.."

.

.

Hai~

Ada fanfic kagehina nih, tapi baru prolog,

Ini OTP sepi sumveh. Masih ada ga sih shippernya?

Lihat respon readers dulu untuk menentukan apakah fanfic ini akan lanjut atau delete,

See ya~