Disclaimer : Square-Enix
Pairing : All Final Fantasy in One Story
Judul Cerita : Life Is a Live Part. 2
Genre : Drama, Romance, Fantasy
"Cerita setelah kejadian buruk yg menimpa 7th Heaven, kali ini kehidupan orang-orang 7th Heaven lebih nyaman dan tentram tanpa adanya Rufus & anak buahnya, Misteri kenapa Reeve ingin menemui Tifa akhirnya terbongkar dan Perasaan Cloud pada Tifa dimulai dari sini"
Chapter 1 : Kuliah atau Bekerja kembali?
4 bulan sudah berlalu semenjak kejadian buruk yang menimpa Tifa & orang-orang di 7th Heaven, kali ini 7th Heaven bertambah 1 orang yaitu Lightning. Ya, Lightning berencana keluar dari anggota YON yg dipimpin oleh Reeve, dan sekarang dia berusaha mencari tempat penginapan di daerah Midgar tapi nyatanya apa, Lightning tidak menemukan satu penginapan pun yg kosong. Dan akhirnya Lightning di usulkan oleh Reeve untuk tinggal di 7th Heaven.
Misteri kenapa Reeve ingin bertemu dengan Tifa karena Reeve ingin meminta maaf padanya, Reeve mengatakan kenyataannya pada Tifa bahwa Reeve adalah Keponakan Ayah Tifa. Tifa sedikit terkejut mendengarnya, Tifa sama sekali tidak tahu kalau Ayahnya mempunyai Keponakan, dan karena itulah kata-kata Reeve membuat Tifa setengah terkejut.
2 hari Lightning sudah tinggal di 7th Heaven, sekarang Lightning tidak terlalu canggung bicara pada Cloud karena sudah terbiasa, begitupun dengan yg lainnya. Banyak orang di 7th Heaven yg menyukai Lightning karena dia baik walaupun sedikit penyendiri dan cuek. Bahkan orang-orang di 7th Heaven sudah menganggap dia keluarga.
"Hmmm...keluarga, yah?" gumam Lightning di jendela kamarnya sambil tersenyum. "Semua orang disini menganggapku sebagai keluarga, aku merasa tidak enak jika aku tidak melakukan apa-apa disini"
Karena pendapat Lightning, Lightning pun turun ke lantai bawah berencana membersihkan meja dan gelas-gelas yg akan disediakan untuk pelanggan nanti. Setelah Lightning sampai di lantai bawah Lightning pun melihat Tifa yg sedang membersihkan gelas-gelas.
"Ada yg bisa aku bantu?" tanya Lightning pada Tifa
"Oh, ternyata kau Lightning, kau selalu saja bangun di pagi hari. Sepertinya kau orang yg sangat rajin yah?"
"Tidak juga, lagipula aku tidak enak tinggal disini jika aku tidak ikut bantu-bantu" jawab Lightning sambil mengambil gelas dan mengelapnya
"Hmmm, begitu.. ya sudah mau bagaimana lagi. Itu terserah padamu, lagipula orang-orang disini sudah menganggapmu sebagai keluarga, aku malah senang ada orang baru disini" kata Tifa sambil tersenyum.
"Terima kasih Tifa" jawab Lightning membalas senyuman Tifa
...
Cloud mulai bangun dari tidurnya, dia segera merapikan tempat tidurnya dan mejanya. Kamar Cloud memang selalu berantakan setiap harinya, tapi Cloud tentu selalu merapikannya dengan teratur. Saat Cloud merapikan mejanya matanya langsung tertuju pada buku Loveless, tidak diragukan lagi pastinya Cloud langsung menaruh buku itu di rak. Dan tidak lupa jika Cloud ingin keluar kamar di pagi hari, dia pasti melihat fotonya bersama keluarganya saat pertama kali berada di 7th Heaven. Ya, foto itu adalah foto Cloud bersama Tifa, Marlene, dan Denzel.
Setelah merapikan kamarnya Cloud mulai keluar kamar dan turun ke bawah untuk mandi karena kamar Cloud tidak ada kamar mandinya.
"Tumben sekali pagi ini tidak ada alarm dari Tifa.." Cloud mulai bergumam
Benar juga, pagi ini Tifa tidak membangunkan orang-orang di 7th Heaven dengan alarm panci dan sendok sayurnya.
Cloud mulai turun ke lantai 1 dan saat ingin menuju kamar mandi di belakang dapur alias Bar Cloud melihat Lightning dan Tifa. Pembicaraan dimulai dari Tifa.
"Tumben kau bangun pagi"
"Aku juga tidak tahu kenapa aku sekarang selalu bangun pagi" Cloud menjawabnya
"..Kau tidak membangunkan yang lain dengan Alarm?" tanya Cloud
"Untuk sekarang itu tidak perlu, aku hanya ingin yg lainnya menikmati tidurnya" jawab Tifa simple
Mendengar jawaban itu Cloud meng-iyakannya saja dan langsung menuju ke belakang untuk mandi. Saat Cloud melewati Lightning wajah Lightning sedikit memerah karena malu. Ya, Lightning memang sudah terbiasa dengan Cloud, tapi jika berdekatan dengan Cloud Lightning merasa malu dan grogi walaupun tidak saling bertatapan.
Cloud sudah menghilang dari pandangan Tifa dan Lightning.
"Hmmp.. apa dia selalu bersikap begitu?" tanya Lightning tiba-tiba kepada Tifa
"Hmm? Maksudmu Cloud?"
"Ya, dia terlihat dingin"
"Dia memang begitu, tapi dia orang yang baik yg pernah aku kenal" jawab Tifa sambil tersenyum dan wajahnya memerah
"Begitu.."
...
Jam sudah menunjukan jam 9 pagi, dan hari ini Bar mulai penuh oleh pelanggan, Tifa , Yuffie, Marlene, Sora dan tentunya Lightning mulai sibuk melayani pelanggan. Meracik minuman adalah pekerjaan Tifa, Marlene menunggu pesanan di telepon, Yuffie dan Sora melayani pelanggan jika ada yg memesan, dan Lightning mencuci gelas yg sudah dipakai oleh pelanggan.
Itulah kesibukan mereka setelah Bar dibuka kembali, Saat ini orang-orang di 7th Heaven mulai bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri demi mencari uang. Sekarang Vincent pun mulai bekerja di salah satu Penginapan di Sektor 8, dan tentunya dia menjadi salah satu yg melayani pengunjung sekaligus membersihkan ruangan.
Barret bekerja seperti biasa di kantornya, Denzel sekarang mulai bekerja di Cafe dekat Midgar, dia menjadi pelayan. Sebenarnya Tifa tadinya tidak setuju jika Denzel bekerja di luar, tapi Denzel tetap keras kepala dan tidak mau membebani Tifa di 7th Heaven. Makanya Denzel bekerja sendiri, tempat kerja Denzel tidak jauh dari 7th Heaven.
Dan untuk Cloud, dia... masih belum mempunyai pekerjaan karena dia sudah berhenti menjadi Kurir. Tapi kali ini Cloud sudah mempunyai fikiran untuk ke depannya. Kemarin Cloud pergi keluar untuk membeli salah satu makanan kecil di Supermarket, dan secara tidak sengaja ada orang yg memberikan selembaran Brosur Universitas. Universitas itu bernama Universitas Midgar Zolom. Tapi di balik itu Cloud juga ingin bekerja, dan tentunya dia penasaran dengan yg namanya Kuliah.
Jam sudah menunjukan pukul 03.00 sore, Cloud yg tadinya diam dikamar mulai ikut membantu Bar melayani pelanggan dan membantu Tifa membersihkan gelas yg kotor.
"Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu Cloud?" tanya Tifa di sebelah Cloud yg sedang mengelap gelas.
"..." Cloud hanya terdiam
"Cloud, ceritakanlah padaku. Aku akan mendengarkanmu" Tifa mulai bersikeras
Saat Cloud ingin menjawab dan menceritakannya tiba-tiba saja Tifa dipanggil oleh Lightning di meja pelanggan Nomer 7 "Tifa, 3 gelas Black Label di meja nomer 7!"
Dan tentu saja Tifa mulai bereaksi dan menjawab "Mohon tunggu sebentar" sambil memasang senyum indahnya itu.
Tifa mulai membalikan tubuhnya lagi kepada Cloud dan berkata "Ingat, jika pekerjaan disini sudah selesai kau harus menceritakan pdaku apa yg sedang kau pikirkan, Ok"
Cloud hanya menganggukan kepalanya.
...
Sore sudah berlalu, dan sekarang Bar tutup lebih cepat. Jam 6 Bar sudah tutup dan orang yg bekerja disini mulai merapikan bangku, meja dan lain-lain. Cloud sedang mengelap meja yg kotor bekas orang-orang minum tadi pagi dan siang. Tifa yg sedang mencuci piring sekarang sudah selesai dan dia langsung menghampiri Cloud yg sedang mengelap meja.
Saat itu orang-orang yg bekerja di Bar ada di dapur untuk merapikan meja Bartender, Yuffie dan Lightning. Sora sudah beristirahat di kamarnya dan mungkin sudah tidur.
"Jadi, ceritakanlah" kata Tifa mendekati Cloud
"...Ini sebenarnya bisa dibilang penting tidak penting, tapi apa benar kau akan mendengarkanku?"
"Tentu saja, aku mulai penasaran"
"Kau tahu, aku juga ingin mendapat pekerjaan.. tapi pemikiranku berubah saat melihat Brosur ini" Kata Cloud sambil menunjukan selebaran Brosur Universitas kepada Tifa
Melihat selebaran itu Tifa langsung merasa senang, "Wow Cloud! Kau dapat brosur itu darimana? Bisa aku lihat?"
Sebenarnya Tifa sangat ingin kuliah dari pada bekerja, mungkin karena Tifa sudah merasa lelah dia ingin pergi kuliah dan melatih otaknya sedikit untuk belajar.
"Apa sekarang kau mengerti? Aku hanya butuh saranmu, menurutmu apa aku cocok untuk kuliah atau bekerja?" tanya Cloud sekaligus meminta saran pada Tifa
"Soal itu.. kenapa kau tidak kuliah bersamaku!?" saran pertama Tifa pada Cloud, wajah Tifa mulai memerah malu "Tentu saja kau bisa sambil bekerja Cloud, bayaran kuliahnya tidak begitu mahal"
"..." Cloud mulai diam dan berpikir
"Mau ya!? Ya ya ya!?" tanya Tifa senang sambil wajahnya memerah
"Hmmp.. bagaimana yah, aku malu jika aku kuliah" jawab Cloud ragu
"Kau tidak perlu malu Cloud, aku tahu kau orang yg sulit bersosialisasi.. tapi setidaknya kau ikutlah denganku" saran kedua Tifa pada Cloud
Cloud mulai terdiam lagi dan berfikir.
"..Jika kau kuliah, siapa yg akan meracik minuman disini?" kata Lightning tiba-tiba muncul dari belakang Tifa
"Soal itu.. benar juga" jawab Tifa sambil menundukan kepalanya
"Baiklah, sudah kuputuskan. Aku akan ikut denganmu kuliah, Tifa" kata Cloud yakin
"Hah? Tapi jika aku kuliah siapa yg meracik minuman di Bar?" tanya Tifa
"Pekerjaan itu serahkan saja padaku dan Lightning, tenang saja. Aku sudah membaca resep-resep enak di Internet!" jawab Yuffie meyakinkan Tifa
Mendengar itu Tifapun sedikit setuju, tapi Tifa sangat ingin kuliah bersama Cloud. Dia ingin berdua dengan Cloud, dan tentunya mencari pendidikan yg lebih di luar sana.
"Hmmm.. Baiklah, aku akan Kuliah" kata Tifa tersenyum melihat Cloud
"T-Tunggu dulu! Jika kau kuliah-" perkataan Lightning dipotong oleh Yuffie
"Tenang saja Light, ada aku disini. Kau tidak perlu khawatir!"
Sebenarnya Lightning sedikit keberatan dengan pendapat Yuffie, apalagi Cloud akan jauh dari pandangan Lightning, Lightning menyukai Cloud, tentu saja. Lightning jatuh cinta pada Cloud pada pandangan pertama saat di Good Pizza. Lightning bersikeras tidak menyetujui Cloud kuliah.
"Pokoknya aku tidak mau Cloud kuliah" kata Lightning
"...Kenapa?" tanya Cloud
"Karena...karena..." Lightning mulai grogi menjawabnya
"Aku mengerti Lightning, kau berfikir Bar nantinya akan berantakan jika tidak ada aku kan?" tanya Tifa
"T-Tidak, bukan itu maksudm-... sudahlah, baiklah aku mengerti" Lightning mulai meng-iyakan saja.
"Maaf jika aku membawa keributan, aku akan berusaha menjaga Bar dengan baik" Lightning mulai meyetujuinya, karena dia merasa tidak ada gunanya memaksa. Apalagi Lightning adalah orang baru du 7th Heaven.
...
Keesokan harinya pukul 08.00, Tifa seperti biasa membuka Bar dan bekerja, orang-orang lain pun begitu, Tifa dan Cloud mulai berencana untuk mendaftar di Universitas Midgar Zolom besok.
"Kita mau berangkat jam berapa besok?" tanya Tifa pada Cloud di meja bartendernya
"Terserah padamu" jawab Cloud
"Entah mengapa Cloud, aku tidak sabar menunggu dimana kita Kuliah bersama" kata Tifa tersenyum memasang wajah merah karena malu.
"Tifa..." wajah Cloud juga mulai memerah karena sudah membayangkan jika Kuliah nanti bersama Tifa
Oke saya akhiri dulu chapter 1 ini yah. Maaf jika ada kesalah pahaman dalam kata-kata atau penulisan :D
Fic ini bagaimana? Bagus? Jelek? Tolong pendapatnya di Review yah ;) aku butuh saran dan Review dari kalian sang pembaca! ;)
