Love and War [ Part 1]

Author: IndriChoi

Cast:

Choi Siwon

Shin Hyohyun (OC)

Choi Minho

Cho Kyuhyun

Choi Sena (Minho's Mother)

Genre: Romance, Family, Hurt

Rating: PG-13

Length: Series

Recommended Songs:

Baek Jiyoung – Acacia

LEDApple – I'll be there for you

Lee Hi – Rose

Blog: di post juga di .com

This Story out from my mind! IndriChoisw. Just For fun ^^~~

Happy Reading...^^

.

Awan gelap itu mulai menutupi langit biru yang begitu luas, perlahan jutaan bulir air berlomba-lomba menjatuhkan dirinya ke bumi. Semakin lama semakin deras saja hujan itu membasahi bumi berpenghuni ini. Tampak seorang pria berpakaian hitam tengah berjongkok dihadapan pusara yang kini basah oleh air hujan yang baru saja turun. Pria itu tak beranjak sedikitpun dari sana, ia tak memperdulikan air hujan yang terus membasahi tubuhnya. Sementara seseorang tak jauh berbeda dengannya datang menghampirinya dan melindungi pria itu dari hujan yang sudah mengguyur tubuhnya.

"Sudah waktunya..." Ucap pria yang tengah memayungi pria itu. Pria itu lantas mengangguk dan perlahan menyentuh pusara itu.

"Aku akan kembali lagi nanti, Eomma" diusapnya pusara itu dengan sayang kemudian ia beranjak untuk berdiri.

"Kita pulang dulu hyung, kau harus mengganti pakaianmu" Pria itu berjalan memasuki mobil audi mewah miliknya.

"Kyuhyun-ah, apa keputusanku ini benar?" Pria yang kini duduk di kursi kemudi itu menoleh menatap pria di sampingnya, ia sudah menganggap pria ini sebagai Hyungnya.

"Hyung, kesehatanmu jauh lebih penting dari segalanya. Jangan memikirkan hal yang memberatkanmu" Pria bernama Kyuhyun itu menasehati pria itu.

"Arraseo" pria itu pasrah pada ucapan Kyuhyun yang ia tahu Kyuhyun adalah orang yang tak mudah untuk dilawan. Tapi itulah daya tarik seorang Cho Kyuhyun. Baginya Kyuhyun adalah adik sekaligus sahabat yang setia berdiri di sampingnya dalam keadaan apapun terutama dalam keadaan seperti saat ini. Kyuhyun melajukan mobil itu menuju kediaman pria yang duduk di sampingnya ini.

...

"Apa yang sedang kau pikirkan Yeobo..." seorang wanita paruh baya baru saja memasuki ruangan kerja suaminya, ia mengantarkan secangkir kopi panas.

"Aku hanya memikirkan keputusan Siwon yang akan pergi ke London, aku sangat ingin ia meneruskan perusahaan bukan malah pergi untuk menekuni hobi memotretnya itu." Wanita itu mendekati suaminya kemudian mengelus pelan tangan suaminya itu.

"Masih ada Minho yang bisa menjalankan perusahaanmu yeobo... Lagipula putramu bukan hanya Siwon seorang, Minho juga putramu." Wanita itu menatap sebal akan keinginan suaminya yang masih saja mengharapkan Siwon menjalankan perusahaannya.

"Tapi minho masih kuliah, itu mungkin akan memberatkannya" pria paruh baya itu menyesap kopinya.

"Itu bukan masalah, aku yang akan membicarakan hal ini pada Minho. Aku yakin putra kita itu akan menyetujuinya." Pria paruh baya itu mengangguk, baiklah tidak salahnya mencoba bagaimanapun Minho juga putranya.

Tok...tok...tok

"Maaf Tuan, Tuan muda baru saja sampai... apa Tuan ingin menemui Tuan muda?"

"Dimana dia sekarang?" tanya Kiho pada asisten Jung.

"Tuan muda baru saja memasuki kamarnya Tuan.."

"Baiklah, aku akan menemuinya. " Kiho beranjak dari duduknya. Choi Sena mencegahnya.

"Dia baru saja datang, biarkan dia istirahat sebentar..yeobo" Sena tak mau Kiho-Suaminya- menemui putra kesayangannya itu. kiho pun menuruti istrinya itu dan kembali duduk untuk mengerjakan beberapa berkas yang harus ia tandatangani. Sena mengangkat sedikit sudut bibirnya membentuk seringaian.

"Aku tak akan membiarkan hak putraku terambil oleh putra kesayanganmu itu yeobo" batin Sena.

Siwon baru saja memasuki kamarnya, besok ia akan pergi ke London untuk melakukan terapi. Ini jalan satu-satunya yang harus ia tempuh, ia tak mau semua orang mengetahui kondisinya terlebih Siwon saat ini sering mengalami gejala itu. Siwon mengambil handuk dan pakaian gantinya, kemudian ia menatap cermin besar yang terpampang dihadapannya.

Siwon tersenyum miris melihat pantulan dirinya. Dia terlihat seperti seorang yang lemah sekarang. Beberapa bulan lalu, tepatnya ketika baru saja menyelesaikan studinya di Inha University, Siwon mengalami sesak nafas yang cukup hebat ditambah keringat dingin keluar bersamaan dengan rasa sakit yang ia rasakan tepat di bagian dada.

Dokter memvonisnya memiliki sebuah penyakit yang cukup serius apabila tidak cepat ditangani maka ini akan membahayakan nyawanya. Cho Kyuhyun adalah orang yang pertama kali tahu kondisi hyungnya itu. Dia berinisiatif membawa Siwon untuk terapi di London, karena kebetulan kakaknya tinggal di sana.

Awalnya Siwon menolak tapi mengingat ia juga harus menyelidiki kematian ibunya 12 tahun yang lalu maka dengan dorongan akan hal itu Siwon menyetujui rencana Kyuhyun. Kyuhyun sudah menemukan dokter spesialis yang akan menangani penyakit Siwon. Ia juga sudah membuat janji dengan dokter tersebut.

Siwon adalah anak pertama dari keluarga Choi, ia memiliki seorang ibu bernama Choi Eunhee. Choi Eunhee memiliki seorang sahabat bernama Jung Sena, jung sena terlahir dari keluarga tak punya. Selama ini ia hidup dari keluarga Eunhee. Eunhee tinggal bersama Sena dan sudah menganggap Sena sebagai adiknya. Setelah Eunhee menikah dengan Kiho, Sena ikut juga dengannya. Sena merasa selama ini Eunhee selalu saja mendapatkan apa yang ia inginkan, baginya Eunhee selalu beruntung. Dia terlahir dari keluarga kaya kemudian menikah dengan orang kaya juga. Sena ingin sekali menggantikan posisi Eunhee di keluarga Choi, secara tak sengaja Sena memiliki pemikiran picik terlintas dibenaknya untuk menyingkirkan Eunhee dari kehidupan Kiho.

Selama pernikahannya dengan Kiho, Eunhee dikaruniai seorang putra yang tampan. Ia memberi nama putra kecilnya itu Choi Siwon yang berarti kesempurnaan. Eunhee merasa hidupnya sempurna karena kini ia telah melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Choi.

Kiho menghampiri istrinya itu, disampingnya ada seorang bayi kecil yang tengah tertidur. Kiho baru saja sampai dari perjalanan bisnisnya. Dan ia dikabari bahwa istrinya sudah melahirkan. Dengan segala hal yang dimilikinya tak sampai satu hari ia sudah kembali sampai di Korea.

"Ini putra kita?" Eunhee mengangguk lemah, Kiho mencoba menggendong putra kecilnya itu. Eunhee tampak terharu melihat suaminya itu menggendong putranya.

"Putra ayah tampan sekali, ia mirip denganmu Eunhee-ya.." Sena yang baru saja masuk ikut bergabung dan berdiri disamping Kiho.

"Aigoo keponakanku lucu sekali, apa aku boleh menggendongnya, kakak ipar?" Kiho memberikan Siwon kecil pada Sena, entah disengaja atau tidak Sena menyentuh halus tangan Kiho. Yang membuat pria itu sedikit berjengit. Sena tersenyum seolah ia tak melakukan apapun.

"Eonnie... putramu ini akan kau beri nama siapa?"

"Choi Siwon... namanya Choi Siwon." Kiho duduk disamping istrinya dan meraih tangan istrinya itu. kemudian mengecupnya.

"Gomawo... sayang kau telah memberikanku hadiah terindah dalam kehidupan pernikahan kita." Eunhee tersenyum, sementara Sena yang tengah menggendong Siwon kecil merasa muak dengan perlakuan pasangan ini.

Kiho menoleh pada Sena "Kau sudah pantas menjadi seorang ibu adik ipar.." Sena hanya tersenyum kaku.

"Ahh... kakak ipar bisa saja... mana ada pria yang mau denganku."

"Jangan bicara seperti itu, pada saatnya nanti kau juga akan menemukan pasangan hidupmu. Benarkan Yeobo?" Eunhee meminta persetujuan Kiho.

"Ne.." Sena sama sekali tak mengubah ekspressinya, tetap saja tersenyum kaku.

Siwon baru saja selesai berganti pakaiannya. Kyuhyun menyambutnya dengan memberikan dua buah tiket pesawat untuk keberangkatan mereka besok.

"Aku sudah membuat janji dengan dokter disana. Anggap saja ini liburan hyung, jangan jadikan ini beban." Kyuhyun menepuk pelan pundak Siwon. Siwon mengangguk kecil.

"Aku juga sudah menghubungi Noonaku untuk mempersiapkan apartemen selama kita tinggal disana."

"Kau bekerja keras untukku Kyuhyun-ah"

"Tidak masalah.." Kyuhyun beranjak dari duduknya kemudian mendekati bingkai Foto yang memajang foto wanita yang sangat berarti bagi Siwon.

"Hyung, berjuanglah demi bibi" Siwon ikut menghampiri Kyuhyun dan melihat foto itu.

"Eomma, aku akan berjuang!"

...

London, Inggris 15.00 pm

"Eonnie, apartemen ini untuk siapa?" Hyohyun yang tak tahu apa-apa mengikuti ajakan Ahra begitu saja. Saat ini mereka tengah berada di sebuah apartemen mewah.

"Besok, Kyuhyun dan sahabatnya akan tinggal di sini untuk beberapa waktu. Dia memintaku untuk menyiapkan apartemen untuk mereka. Hyohyun tampak mengangguk-nganggukkan kepalanya dan ber "O" ria. Ahra kembali berkeliling mengecek apartemen tersebut, Hyohyun mengikutinya dari belakang.

Hyohyun adalah gadis korea berusia 20 tahun yang beberapa bulan ini ikut dengan Ahra yang merupakan kakak kelas sekaligus pembimbingnya. Ahra menganggap Hyohyun sudah seperti adiknya sendiri, karena ia tak memiliki adik perempuan, ia juga cukup dekat dengan Kyuhyun. Ahra sendiri merupakan kakak kandung Kyuhyun. Beberapa tahun belakang ini, Ahra mencoba membuka bisnis desain interior di sini dan hasilnya cukup memuaskan. Dia juga pandai memainkan alat musik biola. Ahra sudah tinggal di sini selama 1 tahun terkadang ia harus bolak-balik London-Korea untuk urusan bisnis ataupun sekedar mengunjungi keluarganya di Korea. Tepat 1 tahun yang lalu Hyohyun bertemu dengan Ahra kebetulan saat ia kuliah di sini, Ahra menjadi pembimbingnya. Merasa memiliki kecocokan Ahra dan Hyohyun langsung akrab ketika mereka pertama kali bertemu.

Maka dari itulah ia membawa Hyohyun ikut bersamanya dan mempekerjakannya sebagai asisten yang akan membantu pekerjaannya. Hyohyun sendiri yatim piatu, ia kuliah hanya mengandalkan beasiswa. Hidup sendiri dan harus tinggal seorang diri di negara asing merupakan sesuatu yang cukup sulit ia jalani. Apalagi di awal kepergiannya ke sini Hyohyun harus kehilangan cinta pertamanya. Bukan karena jarak mereka yang memang harus terpisah jauh. Akantetapi, pria itu yang memutuskan hubungan dengannya. Sejak awal Hyohyun tahu bahwa dia bukanlah orang yang pantas bersanding dengan orang kaya seperti mantan kekasihnya itu. Dia cukup tahu diri dan membiarkan pria itu melepaskannya demi mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dan memiliki status yang sama dengan pria itu. Untung saja ia bisa mendapatkan beasiswa itu dan kini ia bisa sedikit berlega hati karena tak ada lagi orang yang akan mengusik hidupnya. Biarlah itu menjadi coretan hitam di atas lembaran kehidupannya.

Ahra sendiri sering menggoda Hyohyun dengan Kyuhyun. Menurut Ahra Hyohyun cocok dengan Kyuhyun. Hyohyun tak memberi komentar apapun. Ia hanya menganggap Kyuhyun seperti ia menganggap Ahra sebagai kakaknya. Hyohyun bukanlah tipe Kyuhyun. Sementara Kyuhyun hanya menanggapi godaan Noonanya dengan santai, ia tahu Hyohyun hanya menganggapnya sebagai kakak tidak lebih.

"Eonnie... berapa lama Kyuhyun oppa akan tinggal di sini?" Hyuhyun masih mengekor Ahra dari belakang.

"Aku tidak tahu pasti, yang jelas kedatangan Kyuhyun kemari pasti ada sesuatu yang harus ia urus di sini. Kau tahu Hyohyun-ah sahabat Kyuhyun yang akan datang bersamanya kemari adalah pewaris Choi group."

"Sebenarnya keluargaku dan keluarga Choi masih bisa dibilang memiliki hubungan keluarga, ya meskipun jauh tapi orang tuaku dan Kyuhyun sangat akrab dengan keluarga Choi" lanjut Ahra sambil kembali berkeliling. Hyohyun terdiam, ucapan Ahra seperti mengusik kembali ingatan Hyohyun akan sesuatu. Apa mungkin keluarga Choi yang dimaksud Ahra adalah keluarga Choi yang ia kenal? entahlah. Tapi itu cukup membuat Hyohyun merasa seperti tak akan pernah bisa memungkiri bahwa keluarga Choi cukup berpengaruh. Ahra menepuk pundak Hyohyun, membuat gadis itu sedikit berjengit.

"Kau melamun?" Hyohyun tampak baru menyadari bahwa saat ini Ahra sedang bertanya padanya.

"Ah! tidak eonnie"

"Kalau begitu kita kembali ke kantor, aku sudah menyuruh beberapa orang untuk membereskan apartemen ini."

"Baiklah eonnie" Hyohyun dan Ahra pun meninggalkan apartemen tersebut. sepanjang perjalanan Hyohyun masih saja memikirkan hal tadi. Ini membuatnya kembali mengingat kenangan pahit, Hyohyun tersenyum kecut dan mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil. Hyohyun paling membenci ketika ia harus kembali teringat sesuatu yang buruk dalam hidupnya. Dunia seolah tengah mempermainkan kehidupannya, dan itu yang tak ia sukai sangat tidak suka.

...

"Tuan muda, Tuan besar sedang menunggu anda di ruang kerjanya" Siwon tengah mengepak pakaiannya ke dalam koper sementara Kyuhyun tengah sibuk memainkan gadget kesayangannya. Siwon menoleh kearah Asisten Jung yang tengah berdiri di belakangnya.

"katakan padanya aku akan segera menemuinya" ucap Siwon yang kembali menyibukkan dirinya mengemasi pakaian-pakaian yang akan ia bawa selama ia pergi ke London.

"Baik akan saya sampaikan, saya permisi tuan muda" ucap asisten Jung meninggalkan kamar Siwon.

Siwon menghela nafasnya pelan, sementara Kyuhyun bangkit dari duduknya dan menghampiri Siwon. Kyuhyun menepuk pelan pundak Siwon sambil meremasnya pelan. Siwon menoleh kearah Kyuhyun, Kyuhyun hanya memberinya senyuman.

"Aku akan menemuinya" Kyuhyun menganggukkan kepalanya. Siwon berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang kerja di mana ayahnya sedang menunggu kedatangannya.

Siwon sampai di depan pintu ruang kerja ayahnya. Selama ini Siwon sering berselisih paham dengan ayahnya yang memang dikenal keras terhadapnya. Siwon mengulurkan tangannya menyentuh kenop pintu ruangan itu.

Ceklek!

Pintu itu terbuka Siwon pun masuk, disana dia melihat ayahnya tengah berdiri membelakangi nya. Perlahan Siwon menghampiri ayahnya, ia berdiri tepat di depan meja kerja sang ayah. Kiho menoleh dengan raut wajah yang terkesan dingin, ia pun berdiri di hadapan putra pertamanya dengan perasaannya sedih. Selama ini ia memang dikenal sebagai ayah yang cukup keras terhadap Siwon. ia dan Siwon sering beradu pendapat. Sejujurnya Kiho ingin putranya ini yang menjadi penerus untuk memimpin perusahaannya untuk menggantikan posisinya. Namun Siwon memiliki keinginan yang berbeda dengan ayahnya. Siwon memiliki ketertarikan terhadap photografi, itulah yang menjadi hobinya kini. Dan Siwon selalu saja menyatakan keinginannya itu tiap kali ayahnya meminta dirinya untuk mau pergi ke perusahaan. Kini dua orang yang sama-sama keras kepala itu saling berhadapan. Kiho menatap lekat wajah putranya, tak ada percakapan diantara mereka berdua. Dalam hati Siwon ingin berkata pada ayahnya ini, namun lidahnya kelu. Ia hanya mampu menatap ayahnya dalam diam.

"Besok kau akan berangkat ke London, tidak inginkah kau memeluk ayahmu ini" Kiho merentangkan kedua tangannya ke arah Siwon. Siwon menghampiri ayahnya dan mereka berdua saling berpelukan erat. Kiho menepuk-nepuk punggung putranya itu.

"Abeoji" ucap Siwon pelan. Kiho mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Abeoji tahu...ini pilihanmu abeoji tahu" Kiho melepas pelukan Siwon dan menepuk pelan wajah putra pertamanya itu. Kiho tersenyum getir, ia berusaha menghalau agar airmatanya agar tak jatuh. Siwon hanya akan pergi ke London, tapi Kiho merasa enggan membiarkan putranya ini jauh dari jangkauan pandangannya. Sekeras apapun Kiho terhadap Siwon pada dasarnya ia sangat menyayangi putranya itu. Siwon adalah buah cinta dirinya dengan Eunhee yang sampai saat ini Kiho selalu menempatkan Eunhee di hatinya, meskipun kini ia telah memiliki istri lagi yang tak lain sahabat bahkan sudah dianggap Eunhee sebagai saudaranya sendiri.

"Ini" Kiho menyerahkan sebuah amplop coklat pada Siwon. siwon menerimanya kemudian ia membuka amplop coklat itu. Didalamnya ada kartu kredit baru, serta kunci mobil yang sudah ia sediakan untuk Siwon selama putranya itu berada di London. Siwon menatap ayahnya.

"Kenapa abeoji memberikan ini padaku?"

"Jangan kau tolak abeoji mohon, kau disana dalam waktu yang tak bisa ditentukan. Abeoji hanya tidak ingin kau kekurangan apapun disana. Abeoji juga sesekali akan mengirim orang kesana untuk melihat kondisimu. Jika abeoji sempat, abeoji akan khusus mengunjungimu disana."

"Abeoji..."

"Kau tadi mengunjungi makam ibumu?" Siwon mengangguk. Kiho berjalan menuju meja kerjanya dan membuka laci. Ia mengeluarkan sesuatu dari sana. Sebuah kotak kecil berwarna merah kini tengah ia genggam.

"Ini kalung milik ibumu. Abeoji rasa kaulah yang pantas menyimpannya."Kiho memberikan kotak berisi kalung itu pada Siwon. Siwon pun menerimanya ia membuka kotak itu, diusapnya perlahan kalung itu.

"Selama disana makanlah yang banyak, kau terlihat sedikit kurus sekarang" Siwon mengangguk.

"Istirahatlah.." Siwon pun berbalik meninggalkan ruang kerja ayahnya.

Sementara itu tak jauh dari posisi Siwon yang baru saja keluar dari ruangan itu. sepasang mata tengah menatapnya tajam seringaian sinis terukir dari sudut bibirnya.

"Ayah dan anak sama saja"

...

Sena memasuki ruang kerja suaminya. "Yeobo,, sudah waktunya kau istirahat. Pekerjaannya besok saja kau urus kembali" Sena menghampiri suaminya sambil memijat-mijat pelan pundak suaminya.

"Kau pasti lelah" Kiho tersenyum pada sena.

"Baiklah... " Kiho pun berdiri dan Sena menuntunnya untuk beristirahat.

Sena tengah menyiapkan secangkir kopi untuk suaminya itu. "Yeobo.. ini minumlah" Kiho menerimanya dan menyesap kopi itu perlahan.

"Apa tadi Siwon menemuimu?" Kiho mengangguk.

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Tidak ada, aku hanya ingin mengobrol dengannya saja sebelum ia berangkat ke London. Memangnya kenapa?"

"Ah tidak.." Sena tampak tak senang dengan jawaban suaminya itu. Tapi mulai besok anak itu tidak akan ada di rumah ini. Itu artinya Minho akan menjadi putra satu-satunya di rumah ini. Sena menarik sudut bibirnya kemudian berbaring membelakangi suaminya.

...

"Bagaimana Hyung, semuanya sudah siap?" tanya Kyuhyun yang kini berada di kamar Siwon. Siwon sedang memasukkan berkas hasil pemeriksaannya ke dalam koper. Ini akan membantunya selama ia melakukan pengobatan disana. Tak ada yang tahu jika Siwon saat ini sedang sakit kecuali Kyuhyun. Kyuhyun yang selalu berada didekat Siwon. Semuanya Kyuhyun yang urus termasuk perjalanannya ke luar negeri saat ini yang dikira orang bahwa Siwon akan mewujudkan keinginannya disana. Padahal tujuan utama mereka bukanlah itu.

Selama orang-orang disekitarnya tak mengetahui apapun mengenai kondisinya, Siwon merasa dirinya aman. Siwon menoleh ke arah Kyuhyun. "Perjalanan kita mungkin akan memakan waktu kurang lebih 6-7 jam" Siwon menganggukkan kepalanya. Kemudian ia menurunkan tasnya dan menyeret koper tersebut keluar Kyuhyun mengikuti Siwon dari belakang.

Asisten Jung mengambil koper Siwon dan membawanya menuju bagasi mobil. Siwon dan Kyuhyun menuruni anak tangga. Dibawah sang ayah, ibu tiri juga saudara tirinya Minho sedang menunggunya. Siwon memang tidak cukup akrab dengan Minho, Minho sering menghabiskan waktunya di luar. Jadi Siwon jarang sekali mengobrol dengannya. Kiho menghampiri anaknya kemudian memeluk putranya itu sekali lagi.

"Jaga dirimu baik-baik" Siwon melepas pelukan ayahnya itu. kemudian Sena ikut menghampiri Siwon dan berlaga seolah-olah ia adalah ibu yang baik. Sena memeluk Siwon, sementara Siwon merasa enggan namun ia tetap memeluk ibu tirinya itu.

Minho juga ikut memberikan pelukan perpisahan pada Siwon. Minho terlihat sedikit cuek dan tak peduli. Ia memaksa tersenyum pada kakak tirinya itu.

"Kyuhyun-ah jaga Siwon baik-baik" Kyuhyun mengangguk.

"Pasti paman"

Siwon dan Kyuhyun memasuki mobil, mereka diantar oleh supir. Sebelumnya ia menoleh melihat ayahnya. "Abeoji aku akan kembali dan aku akan mengambil kembali hakku dan juga eomma" batin Siwon.

Mobil itupun melaju meninggalkan kediaman mewah keluarga Choi.

"Kau melihat tadi apa yang aku lihat?" tanya Siwon pada Kyuhyun. Kyuhyun mengangguk.

"Untuk itulah hyung, mulai sekarang kau harus lebih kuat"

"Tentu.." Siwon mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.

"Eomma...bantu aku"

Beberapa menit kemudian...

Mereka sampai di bandara Incheon. Siwon dan Kyuhyun menyeret koper mereka masing-masing memasuki area bandara.

...

Minho tengah duduk memainkan gadgetnya, Sena menghampiri putranya itu. "Minho-ya eomma sudah membicarakan ini dengan ayahmu, kau tahukan kakak tirimu itu tidak mau meneruskan perusahaan ayahmu, eomma mengusulkan agar kau yang meneruskan perusahaan. Bagaimana apa kau mau?" Minho menghentikan kegiatannya, ia menatap ibunya itu.

"Lagipula jika aku menolakpun eomma tetap akan memaksaku" ucap Minho.

"Eomma melakukan semua ini karena eomma sayang padamu Minho. Kau juga berhak berada di perusahaan ayahmu karena kau juga putranya."

"Sayang ? eomma bilang sayang padaku..eomma mengatur segalanya dalam hidupku termasuk masalah percintaanku."

"Dengar Minho-ya, eomma tidak ingin kau memiliki kekasih dari latar belakang yang tidak jelas. Kita ini orang terpandang. Kau harus mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari dia. Sampai kapan kau akan terus seperti ini Minho-ya?"

"Sampai Eomma berhenti mengatur kehidupanku!" Minho beranjak dari duduknya dan memilih pergi keluar rumah.

"Minho-ya kau mau kemana?" Sena menghela nafasnya kasar.

Minho memasuki mobilnya dan melajukannya menjauh dari sana. Minho sampai di sungai Han. Ia tak keluar dari mobilnya. Minho terdiam memandangi beberapa orang yang lalu lalang di sana.

"Seandainya aku bukan terlahir dari keluarga ini, pasti kehidupanku tidak akan sekacau ini" Minho menundukkan kepalanya di atas stir mobilnya.

"Aku merindukanmu ..." gumam Minho tubuhnya sedikit bergetar, Minho menangis. "Aku benci diriku sendiri, aku benci Siwon hyung, aku benci ayah dan aku membencimu eomma!, kalian semua membuat hidupku sulit." Minho mengacak rambutnya kasar kemudian memukul stir mobilnya cukup keras "AAAAA!."

Disini tapi tak disini lagi, disini

Tapi tak disini lagi

Seseorang yang mencintaiku

Apakah kau tahu isi hatiku?

Lalu apakah kau akan

Memelukku?

Aku bertanya padamu dalam hati

.

To be continue...

.

Ingin tahu tanggapan kalian soal FF ini seperti apa. Tolong di

komment ya :^)... #Bow bareng My Lovely Siwon^^b