Who is he?

The Half Blood Vampire

Remake: The Half Blood Vampire by Tania Mayang Sari

Tulisan miring itu isi fikiran Baekhyun.

Selamat membaca!

Mr. Fujimoto masih terus menerangkan materi kuliah sambil menuliskan kata-kata di whiteboard yang benar-benar tidak aku pahami, materi yang membosakan membuatku tidak berminat untuk menyimak. Aku lebih tertarik untuk memperhatikan sosok pria berambut coklat legam yang duduk didekat jendela, posisi duduknya yang menyerong membuatku dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Satu tahun yang lalu aku baru kembali dari China setelah menghabiskan tujuh tahun disana, aku sangat senang saat Eomma bilang kami akan kembali ke Seoul kampung halaman, dan disinilah aku sekarang sebagai siswa pindahan satu tahun yang lalu. Hal itu membuatku sibuk mengejar pelajaran yang tertinggal sehingga tidak pernah memperhatikan sekitar, bahkan teman-teman kelasku, kenyataan sebenarnya adalah aku tidak terlalu suka berbaur dengan orang baru. HA. Sampai beberapa hari yang lalu Luhan temanku satu satunya diuniversitas ini memberi tau tentang sosok teman kelasku yang 'kata'nya aneh

Namanya Park Chanyeol, pria yang daritadi terus aku perhatikan. Perlu diketahui jika beberapa hari terakhir Luhan selalu memberi informasi yang bahkan tidak aku minta tentang Park Chanyeol, aku sempat mengambil kesimpulan jika Luhan memiliki obsesi dengan Park Chanyeol. Walaupun tidak bisa dipungkiri, pria jangkung dengan telinga lebar itu benar-benar tampan membuat gadis atau pria manis di universitas ini sangat penasaran dengannya. Well, aku tidak termasuk salah satunya orang yang penasaran tentangnya hanya karena aku memperhatikan pria itu okay? Aku seorang pria normal. Tolong digaris bawah kata normal. Normal.

Ah ya, sebenarnya aku tidak tahu apa yang dimaksud Luhan dengan kata 'aneh'. Beberapa hari ini aku mengambil kesimpulan jika kata aneh yang luhan maksud itu karena Chanyeol tidak suka berbaur, dan wajahnya yang tidak bereksperesi, mungkin sikapnya yang terkesan dingin juga termasuk sehingga Luhan menyebutnya aneh. Sungguh, beberapa hari ini aku sering mengambil banyak kesimpulan yang tidak pasti.

Aku mengetuk-ketuk pelan ujung pulpen sambil menopang dagu memperhatikan Chanyeol. Terlalu banyak spekulasi yang aku ambil tentang pria berambut coklat itu. Dengan tiba-tia Chanyeol menoleh kearahku, oh damn. Sangat memalukan.

Dengan cepat aku membuang pandang kearah yang masih menyampaikan materi didepan kelas. Oh yatuhan wajahku memanas, aku bisa merasakan dengan jelas jika Chanyeol masih menatapku, aku benar-benar merasa ditelanjangi. Aku benar-benar takut, pandangannya sangat menusuk, dingin seperti pembunuh difilm horror yang sering aku tonton.

- The Half Blood Vampire -

Aku menyeruput capuccino yang ku pesan sambil terus membalik halaman buku yang cukup tebal. Saat ini aku sedang berada dikantin, untunglah tidak terlalu banyak orang.

"Hei Wuuu." Suara itu mengintrupsi kegiatan membacaku, akhirnya Luhan datang setelah lama aku menunggu.

"Kau darimana?" Tanyaku to the point.

"Bertemu dengan Soo Jun sajangnim." Jawab Luhan sambil menyeruput capuccino ku.

Aku terdiam sejenak, masih memperhatikan Luhan yang asik menyeruput capuccino gratis sambil memainkan ponselnyaa. "Lu.."

"Panggil aku gege atau hyung!" Aku mendengus kesal mendengar ucapan Luhan yang bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari ponsel. Luhan memang lebih tua dariku, tapi tetap saja aku tidak ingin memanggilnya dengan embel embel gege atau hyung. Aku tidak mau.

"Lu, aku rasa dia tidak aneh seperti yang kau katakan. Ya walaupun terlihat sedikit misterius." Gotcha! Luhan akhirnya menoleh mendengar ucapanku, aku rasa Luhan benar-benar terobsesi dengan Park Chanyeol.

Luhan memandangku sambil mengerutkan dahinya. "Tak aneh bagaimana? Apa kau pernah melihatnya bergabung dengan laki-laki dikelas kita?"

Aku menggeleng. Hilangkan kesimpulan tentang Luhan terobsesi dengan Chanyeol. Sepertinya aku salah.

"Apa kau pernah melihatnya datang ketika fakultas mengadakan acara?"

Aku menggeleng lagi.

"Apa menurutmu itu hal yang wajar? Kita sudah sekelas dengannya satu semester. Kurasa itu bukan waktu yang sebentar. Sangat aneh jika ia tidak berbaur."

Aku mengangkat bahu. "Entahlah, mungkin dia tipikal orang pendiam."

"Pendiam yang wajar itu seperti Seokjin. Walaupun pendiam ia tetap datang keacara fakultas atau setidaknya memiliki teman untuk mengobrol meskipun sepatah duapatah kata. Atau setidaknya dia menyapa orang yang ia kenal."

Aku terdiam, Luhan ikut terdiam. Bukan tidak ingin menyanggah atau membenarkan kata-kata Luhan, aku benar-benar lelah berspekulasi. Aku mengangkat bahuku lalu kembali membaca buku, percakapan ini sedikit membuatku tidak nyaman.

"Oh ya tuhan!" Luhan memekik tertahan membuatku memandangnya bingung.

"Ada apa?"

"Kurasa dia telah memperhatikan kita. Arah jam empatmu."

Perlahan, aku memutar tubuhku kearah jam empat. Deg! Kudapati Chanyeol tengah menatapku penuh selidik. Saat mata kami bertemu, ia lebih dulu memutus kontak. Aku kembali menatap Luhan.

"Biarkan saja." Ucapku berusaha setenang mungkin. Kalau tau seperti ini aku tidak akan memperhatikannya.

- The Half Blood Vampire -

Author POV

Sambil jalan menuju perpustakaan Baekhyun membalas pesan dari Luhan. Ia memasukan ponselnya kesaku, ah sejak kejadian dikantin kemarin Baekhyun ataupun Luhan tidak pernah membicarakan Chanyeol, itu membuatnya sedikit tenang.

Saat mengangkat kepalanya, Baekhyun mendapati Chanyeol yang sedang berjalan kearahnya, tentu saja Chanyeol dari perpustakaan, mengingat ruangan dilantai tiga hanya ada perpustakaan. Itu juga alasan mengapa tidak banyak siswa siswi yang memenuhi lantai tiga, lagipula perpustakaan bukan tempat asik.

Bulu kuduk Baekhyun meremang saat Chanyeol semakin dekat. "Hai Chanyeol." Baekhyun memberanaikan dirinya untuk menyapa, ia berfikir akan lebih canggung jika sudah melakukan kontak tapi tidak menyapa.

Langkah Chanyeol terhenti, ia menatap Baekhyun dengan tajam. "Jangan sok dekat denganku, aku tidak suka." Baekhyun menelan ludahnya kasar saat mendengar ucapan Chanyeol. Chanyeol berlalu.

'Tau begini aku tidak usah menyapa. Dasar aneh telinga lebar!'

"Siapa yang kau bilang telinga lebar?" Chanyeol berhenti. Baekhyun memutar tubuhnya. Ia melihat Chanyeol tengah berdiri menatapnya tajam.

"Huh?" Ucap Baekhyun sekenanya.

"Jangan bertingkah bodoh seperti itu nona Wu."

'Astaga dia benar-benar aneh dan menyebalkan!'

"Siapa yang kau sebut aneh dan menyebalkan?" Senyum kecil terlihat jelas dibibir Chanyeol. Bukan, lebih tepatnya seringai.

'Apakah dia membaca fikiranku? Ini gila!'

"Siapa yang gila nona?" Chanyeol tersenyum kecil.

'Apakah dia vampire yang bisa membaca fikiran?'

Mendengar isi pikiran Baekhyun, Chanyeol memutuskan untuk pergi. Melihat Chanyeol melangkah pergi membuat Baekhyun tidak ambil pusing. Baekhyun melangkahkan kakinya kearah perpustakaan, baru saja ingin memutar knop perpustakaan tangannya tertahan. Baekhyun menoleh, mendapati Chanyeol berada dibelakangnya.

"Hai nona, aku lupa mengingatkanmu tentang satu hal." Chanyeol menggenggam lengan Baekhyun dengan kuat, membuat sang empunnya meringis.

"A-apaa maksudmu?" Ujar Baekhyun berusaha setenang mungkin. Tangan Chanyeol sangat dingin, seperti es.

"Jaga fikiranmu, jangan ikut campur urusanku atau berfikir macama macam." Terang Chanyeol, Baekhyun mengangguk paham.

"Y-ya, sekarang lepaskan tanganku!" Baekhyun semakin meringin merasakan genggaman Chanyeol, ia bisa melihat dengan jelas jika Chanyeol menyeringai, dan jangan lupakan taringnya yang panjang terlihat.

"Ya, aku akan melepaskan mu setelah ini." Baekhyun menegang seketika saat Chanyeol mendekatkan taringnya keleher Baekhyun.

"S-Siapa k-kau sebenarnya? Kau v-ampire?" Baekhyun hampir tercekat saat menyebutkan kata terakhir.

"Kau tau, semua jawaban ada difikiranmu. Aku tidak perlu menjelaskan lagi bukan." Saat itu juga Baekhyun merasakan taring Chanyeol menancap dengan sempurna dilehernya.

"AAAAAARGHHH!"

Baekhyun membuka matanya, ia mendapati dirinya berada diruangan yang sangat familiar. Ya, dia ada diruang kesehatan kampus. Baekhyun memegang lehernya dengan perlahan, tidak ada tanda apapun.

"Itu hanya mimpi? Mengapa terasa sangat nyata?" Baekhyun bangkit lalu berjalan menuju sebuah kaca besar yang ada diruangan. Benar-benar tidak ada bekas apapun.

Pintu ruang kesehatan terbuka, ia bisa melihat dengan jelas jika Luhan khawatir padanya. "Baek, kenapa kau bisa pingsan?"

"Aku..." Baekhyun terdiam, tidak mungkin jika ia bilang yang sebenarnya bukan?

"Kau?" Luhan mengerutkan dahinya menunggu jawaban Baekhyun.

"Aku belum sarapan. Aku hanya sedikit lelah." Baekhyun tersenyum kecil, membuat Luhan menghembuskan nafas lega. Setidaknya Baekhyun pingsan bukan karena beban fikiran.

"Oh ya, tadi Chanyeol membawamu ke ruang kesehatan. Sepertinya aku harus membuang jauh fikiran jika Chanyeol orang aneh." Baekhyun hampir saja mengeluarkan bola matanya saat mendengar ucapannya Luhan, bagaimana mungkin Chanyeol membawanya?

- The Half Blood Vampire -

Sesekali Baekhyun tertawa mendengar lelucon Luhan. Saat itu mereka sedang berjalan menuju parkiran karena sudah tidak ada jadwal lagi. Tiba-tiba saja Baekhyun melihat sosok Chanyeol sedang jalan berlawan arah dengannya. Sejak ia pingsan, Baekhyun tidak pernah berbicara dengan Chanyeol, bahkan mengucapkan kata terimakasih. Baekhyun juga tidak berani melakukan kontak dengan Chanyeol.

"Hai Chan!" Sapa Luhan saat mereka berpas-pasan dengan Chanyeol.

Chanyeol tersenyum.

'Apa maksudnya senyum itu? Ia tersenyum pada Luhan sementara saat aku menyapa ia malah mengancamku? Benar benar kelewatan. Aneh'

"Ehem, Baekhyunie."

Baekhyun dan Luhan berhenti melangkah, lalu memutar tubuh menatap Chanyeol. Wajah mereka terlihat sangat bingung.

"Y-ya?" Tanya Baekhyun dengan takut. Sungguh ia benar-benar membenci dirinya sendiri, bagaimana bisa Chanyeol membuatnya takut, ia kan juga laki-laki.

"Jadi begitu caramu berterimakasih pada orang yang sudah menolongmu? Kau baru aja mengatakan aku aneh." Tanya Chanyeol seraya mengangkat alisnya.

Baekhyun menelan ludahnya, Chanyeol membaca fikirannya sama persis seperti yang ada dalam mimpinya.

'Kau membaca fikiranku.' Baekhyun mengetes Chanyeol.

"Ya. Kenapa kau diam?" Tanya Chanyeol, terselip jawaban untuk pertanyaan Baekhyun.

"Ah, ya maaf. Terimakasih Chanyeol-ssi sudah menolongku." Baekhyun sedikit membungkukan tubuhnya.

"Ya sama sama."

Setelah percakapan singkat Luhan dan Baekhyun kembali melanjutkan langkah mereka. Namun Baekhyun merasa kalau Chanyeol benar-benar bisa membaca pikirannya.

'Berbaliklah jika kau mendengarku.' Baekhyun membatin.

Dalam hati ia berharap jika Chanyel tidak berbalik. Ia pun berhati-hati menoleh kebelakang. Shit. Chanyeol menatapnya dangat tajam menusuk. Pria jangkung itu tersenyum, namun senyum itu hanya dibibir, matanya melihat Baekhyun seperti ini membunuh.

"Kenapa kau berhenti?" Tanya Luhan.

Baekhyun kembali menatap Luhan yang sudah lebih dulu beberapa langkah. "Aku.." Ucapannya terputus saat ia sudah tidak melihat Chanyeol. Kemana laki-laki itu?

"Kau mencari siapa?" Tanya Luhan bingung.

"Ah, bukan siapa siapa."

TBC!

Note:

Ah for the first time aku nge-remake cerita dari novel. Sebenernya cerita ini aku baca udah lama dari facebook salah satu fanbase Just Dreaming Justin Bieber. Dan beberapa hari yang lalu aku kepikiran untuk remake cerita ini, karena serius deh cerita ini seru banget. Fantasi sama romance-nya itu berasa banget. Aku harap kalian suka! Aku bener bener udah nulis ulang dengan beberapa kata yang aku edit dan menambah sedikit bumbu untuk CHANBAEK! YEY

Semoga cerita ini bisa membuat galau kalian hilang karena adegan kissing Chanyeol ya! HEHE jangan baper tolong. Tapi serius, semoga kalian suka, doakan aku juga bisa minta izin langsung sama author asli untuk remake cerita ini, aku sangat sulit mengubungi sang author.

Sumpah ini terakhir, just for your information nih, THBV ini udah ada novelnya so untuk kalian yang suka Justin bisa beli novelnya!

Jangan lupa reviwe! YIPIY