MOS telah dilaksanakan. Dengan gembira, para calon murid kelas sepuluh melangkahkan kaki ke komplek sekolah.

Begitupun dengan para calon kakak kelas. Murid kelas 10 yang naik ke kelas 11, dan murid kelas 11 yang naik ke kelas 12. Sementara lulusan SMA sedang bersantai menunggu OSPEK Universitas pilihan masing-masing.

Pukul delapan pagi, mading di depan ruang guru sudah dipadati para murid. Ada daftar kelas yang tertera di sana.

"Yes gue sekelas lagi sama lu!" Salah satu teriakan bahagia seorang calon kelas 11.

"Aaahh sedih nih kita pisah, ntar kalau mau nyontek gimana..." Demikian kata seorang gadis kepada teman-temannya yang disinyalir pisah kelas.

Yang kelas sepuluh sebagian bengong. Tidak mengenal siapa saja calon teman sekelas adalah alasan utama. Namun ada juga yang senang karena bertemu kembali dengan teman semasa SMP pada satu kelas, dan juga sedih karena pisah kelas.

..

..

..

Kelas 11

..

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Friendship, General, Romance (seiring berkembangnya jalan cerita), Humor (saya ragu apa humornya kerasa atau nggak...)

T+ for language

Warning: sangat OOC, typos, Indonesian!AU, bahasa tidak baku dan kasar, genderbend, straight, Bokushi!Aka.

A/N: 1) Latar di Indonesia dengan keseharian anak SMA pada umumnya. 2) Beberapa terinspirasi dari kisah nyata yang sedikit diremake. 3) Berhubung ini di Indonesia, saya bingung apa nama panggilannya juga harus pakai suffiks (ex: Akashi-kun, Momoi-san; kayak di canon aja pokoknya). Saran? :')

..

..

..

Hari Pertama


"Sebelas MIA dua..."

Gadis baby blue itu melangkah di koridor kelas 11 yang ramai, dan akhirnya berhasil menemukan apa yang ia cari. XI MIA 2, kelasnya sekarang. Ia melangkah masuk dan menemukan suasana ramai dalam ruangan tersebut.

"Eh lu duduk bareng gua dong!"

"Bodo amat pokoknya tempat ini gue booking! Awas kalo ada yang nempatin."

"Dih lu enak udah dapet tempat duduk, sebangku. Lah gue sama siapaa?!"

Ampun, itu ada acara booking-booking segala. Dikira restoran.

Tetsuna Kuroko namanya; gadis baby blue yang langsung terperangah akan (calon) teman-temannya pada pertama kali bertemu. Tak ambil pusing, ia langsung mengambil tempat duduk di barisan paling depan, jajaran kedua dari pintu masuk. Barisan depan dikenal sebagai korban sekaligus para pencari materi karena biasanya para murid akan mencari tempat duduk bagian tengah atau belakang yang dianggap aman dari tunjuk tangan guru.

Baru saja ia hendak membuka novel yang ingin dibacanya, pundak sang gadis ditepuk.

"K-kuroko, boleh aku duduk di sini?"

Kouko Furihata. Teman satu kelasnya pada saat kelas 10 lalu. Tetsuna mengangguk. "Boleh. Tapi gapapa?"

"Ah, makasih." Dengan wajah sumringah, ia menempati bangku di sebelah Tetsuna. "Gapapa deh, lagian bangku bagian tengah penuh dan aku gak tau mau duduk sama siapa."

"Oh," responnya singkat. Tetsuna menenggelamkan diri dalam barisan kalimat novel. Sementara itu, Kouko sedikit canggung. Pasalnya mereka tidak terlalu dekat meski berada dalam satu grup pertemanan yang sama.

"Err―aku mau ke toilet bentar ya," ijinnya, dan hanya dijawab anggukan oleh yang bersangkutan.

Lama sekali ia terlarut dalam bacaannya, sampai tak menyadari ada seseorang yang berdiri di hadapannya dan tengah memperhatikan bacaannya.

"Hei."

Tetsuna mengangkat pandangan, dan masih memasang ekspresi datar pada wajahnya. Kontras sekali dengan si pemanggil yang menyunggingkan senyum.

"Ini novelnya Penerbit Summer yang baru kan? Boleh pinjem? Oh iya, Tatsura Himuro."

Murid tersebut langsung menyalami tangan Tetsuna.

"Boleh," angguknya sambil memberikan novel yang tadi dibacanya. Tatsura mengerjap. "Tapi kan kamu lagi baca?"

"Gapapa kok, udah ditamatin lima kali soalnya."

Langsung saja binar kebahagiaan memenuhi satu mata Tatsura―satunya lagi tidak kelihatan karena tertutup poni. "Makasih ya! Kubalikin besok!"

Ia langsung beranjak menemui temannya yang sudah melambaikan tangan untuk duduk bersama.

..

..

..

"... Gue duduk sama siapa..."

Begitulah ratapan salah satu gadis yang baru saja memasuki kelas dan mendapati semua bangku terisi penuh.

Kecuali satu di bagian tengah jajaran kedua, dan itu di samping seorang cowok.

"Udaah sana sama si Liu!" Tatsura ambil peran sebagai mak comblang atas kedua temannya yang kelihatan dekat sekali semenjak kelas 10.

"Apa sih―"

Kensuko Fukui hendak protes, tapi mau bagaimana lagi. Wei Liu sudah melambaikan tangan. Mau ditolak juga tidak enak―plus, mau duduk di mana lagi?

Dengan jantung dagdigdugserr, gadis itu memutuskan untuk duduk di sampingnya.

..

..

..

Semua bangku sudah terisi penuh. Berhubung guru kesiswaan menyuruh para muridnya untuk masuk, jadilah kelas XI MIA 2 mengisi bangku masing-masing.

Suasana ribut masih jelas terdengar, walau ada sesekali yang memecah dengan kelakar garing. Tetsuna sendiri masih memainkan ponsel di bawah meja sampai―

"Perhatian, semuanya."

Surprise, ia ternyata satu kelas dengan Seijuurou Akashi.

Iya, Seijuurou Akashi yang itu. Tajir. Ganteng. Punya segudang prestasi. Masuk organisasi MPK dan digadang-gadang sebagai calon ketua MPK selanjutnya.

Satu lagi: anaknya sengak minta ampun, plus tukang merintah orang.

"Di sini gue mau ngadain pemilihan perangkat kelas. Yang berminat, silakan ngajuin diri."

Satu kelas hening. Seijuurou agaknya mulai kesal juga. Dengan seenak jidat, ia mengeluarkan perintah. "Satsuki, maju sini. Kamu jadi sekretaris."

Gadis bersurai pink yang duduk di semeja dengan Ryouna Sakurai segera beranjak dan menghampiri pemuda itu dengan kedua pipi yang menggembung; sebal. "Jangan gitu dong."

Tuh kan.

Tapi mau melawan juga Momoi takut. Pemuda itu dikabarkan bawa gunting di saku. Daripada menolak, mending dijalani saja. Lagipula ia tidak keberatan mengurus dunia sekretariat. Satu spidol diambil. Satsuki mencatat daftar pengurus kelas di papan tulis, dengan tajuk Organisasi Kelas XI MIA 2

Ketua Kelas: Seijuurou Akashi.

Seorang cowok langsung bangkit. Tak terima. Protes. "Woy! Seenaknya aja lu memproklamirkan diri jadi ketua kelas. Kita belum voting, njir! Pede banget bakal kepilih!"

Ckris.

"Masalah?"

Guntingnya langsung bertindak. Menggores sedikit pipi si alis cabang yang tadi melancarkan protes.

Tuh kan. (2)

Wakil ketua:

Sekretaris 1: Satsuki Momoi (gue mau megang absen aja pokoknya :3)―tulis Momoi sebagai tambahan

Sekretaris 2:

Bendahara 1:

Bendahara 2:

Seksi Kebersihan:

Netra heterokrom Seijuurou mengedar pandang pada penjuru kelas. Lalu fokusnya jatuh pada,

"Shintarou, wakil ketua."

"Oke~" Satsuki mencatat.

"Hah―"

"Apa, protes?"

Gunting Seijuurou sudah siap-siap akan melayang ke arahnya. Shintarou Midorima menggeleng pasrah. "Nggak, gak jadi nanodayo."

"Terus sekretaris dua," Seijuurou mengumumkan. Tatsura mengacungkan tangan. Peran sekretaris yang dijalaninya selama setahun terakhir di kelas 10 membuatnya ketagihan. "Aku!" Usulnya sendiri.

Seijuurou mengangguk. "Tatsura Himuro," ujarnya pada Satsuki

"Sei-chan~"

Panggilan melambai di ujung sana membuyarkan ketakutan para murid kelas XI MIA 2. Sebagian menahan tawa, sebagian lagi sudah tertawa kencang.

"BHAHAHAAnjir panggilannya Sei-chan―"

Ckris. (2)

"Diem. Gue gunting mulut lu nanti."

Yuuya Miyaji langsung bungkam dengan wajah pucat.

Sementara entitas yang (menurut Seijuurou beserta teman-teman sekelasnya dulu) gendernya diragukan itu masih mengangkat tangan dan mengedip unyu.

"Sei-chan kyu mau jadi bendahara dongs~ Dijamin sekelas langsung pada lunas semuanyah!"

Menjadi teman sekelas membuat dirinya ingat bagaimana perilaku pemuda yang satu itu. Ia menyeringai samar.

"Baiklah. Satsuki, Reo Mibuchi bendahara satu."

"Roger!"

Para cowok―kecuali Seijuurou dan Reo tentunya―di sana langsung merasakan firasat buruk.

"Bendahara dua?"

Satu gadis mengangkat tangan. Tetsuna dan Kouko menoleh dengan sedikit tidak percaya. "Ogiwara?"

"Shigehiko Ogiwara, Satsuki."

"Siap!"

Di belakang bangku Tetsuna dan Kouko, Shigehiko nyengir.

Masih tersisa satu jabatan lagi. Seksi kebersihan. Seijuurou harus selektif, karena yang menjabat sebagai seksi kebersihan haruslah tegas apabila anak buahnya ada yang tidak piket, serta bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan kelas beserta alat-alatnya. Berhubung tak ada yang mencalonkan diri maka...,

"Kazuna."

Yang dipanggil sedang asyik bermain ponsel di bawah meja. Teman sebangkunya menyikut. "Takaocchi dipanggil ssu!"

Segera saja gadis itu mengangkat pandangan. "Eh, iya? Apa?"

"Kazuna Takao, seksi kebersihan," ujar Akashi pada Momoi.

"... EEEEHHH?!"

Semua jabatan sudah terisi. Seijuurou segera menutup pembicaraan.

"Karena ga ada yang protes, jadi gue anggap semuanya setuju. Terima kasih atas perhatiannya."

Ga ada yang protes pala lu.

Tetsuna menghela napas. 'Hari pertama ternyata gini banget,' batinnya.

..

..

..

[END]


..

[A/N]

Sekarang memang belum tahun ajaran baru- tapi entah kenapa kebelet ngepublish ff ini /padahalasihbanyakutangffmc

Ini kumpulan oneshoot Indonesian!AU chara kurobas. Beberapa terinspirasi dari pengalaman pas kelas 11 sih- ditambah sama pengalaman temen saya tentang kejadian yang berkesan.

Saya sudah mencantumkan warning di atas, tentang bahasa yang digunakan. Jadi maaf saja apabila ada bahasa yang 'kasar' (akan saya usahakan bahasanya tidak terlalu kasar untuk beberapa umpatan).